TINJAUAN PUSTAKA
A. Kader Kesehatan
1. Pengertian Kader
Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih
oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,
1983).
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
maupun masyarakat setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan
Kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela. Kader secara sukarela bersedia
tanpa menuntut imbalan berupa uang atau materi lainnya. Namun ada juga kader
a. Peran Kader
menjalankan suatu peran, jadi peran dapat diartikan suatu konsep diri seseorang
1990).
mudah disampaikan kepada masyarakat melalui kader. Karena kader lebih tanggap
untuk menjalankan posyandu (Nurpudji, 2006). Peran kader secara umum adalah
yang optimal. Wujud peran serta kader dalam bentuk tenaga dan materi. Kader juga
dilakukan di posyandu. Selain kegiatan posyandu kader juga berperan di luar itu
kesehatan.
kesehatan lainnya.
b. Tugas Kader
1) Tugas Kader pada saat persiapan hari buka posyandu meliputi beberapa hal
berikut :
2009).
a) Meja I (Pendaftaran)
b) Meja 2 (Penimbangan)
Kader melakukan pencatatan pada buku KIA setelah ibu dan bilita mendaftar
dan ditimbang. Pengisian berat badan kedalam skala yang sesuai dengan
umur balita.
d) Meja 4 (Penyuluhan)
Diketahuinya berat batasan anak yang naik atau yang tidak naik, ibu hamil
dengan resiko, pasangan usia subur yang belum mengikuti KB, penyuluhan
kesehatan, pelayanan IMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi pil bulanan,
kondom.
e) Meja 5 (Pelayanan)
tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya di
beberapa negara :
ringan.
melahirkan.
4) Menolong persalinan.
Sudan).
14) Pemberian tentang perlunya follow up pada penyakit meular dan perlunya
memastikan diagnosis.
Banyak faktor yang mempengaruhi kader untuk aktif yaitu dipengaruhi oleh
beberapa faktor dari luar maupun dari dalam kader itu sendiri. Faktor yang berasal
dari luar yaitu pekerjaan dari kader karena kader bukan hanya bekerja satu kali dalam
satu bulan tapi diluar jadwal kegiaan posyandu kader bertugas mengunjungi peserta
posyandu. Faktor yang mempengaruhi peran serta kader kader dari dalam adalah
tingkat pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun dari
orang lain, baik individu maupun masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
menerima pengetahuan, sikap dan prilaku/ motivasi baru. (Rahman, A., 2008)
Kader melakukan pekerjaan atau tugas secara sukarela secara umum memiliki
tanpa memperoleh kompensasi kader tetap setia melakukan tugasnya. (Prang, R.,
2012).
3. Pembentukan Kader
disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan
pelatihan kader. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5
Tim pelatihan kader melibatkan beberapa sektor, namun secara teknis oleh
kepala puskesmas dengan pelatihan harian oleh staf puskesmas yang mampu
2) Persiapan posyandu.
4) Keluarga Berencana.
5) Imunisasi.
6) Gizi.
7) Penanggulangan diare.
dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka. Salah satu tugas bidan dalam
bidan siaga)
desa, suami siap antar jaga (SIAGA), satgas gerakan sayang ibu (Meilani, N.
dkk, 2009).
B. Posyandu
1. Pengertian Posyandu
upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak (Karwati, dkk, 2010).
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana dari masyarakat oleh masyarakat dan
untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan dan pembinaan teknis dari petugas
pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Wahyuningsih, H.P., dkk, 2009).
Jadi Posyandu adalah suatu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
atau UKBM yang kegiatannya sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat (Depkes RI,
2011).
Tujuan dari Posyandu meliputi 5 kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) dan
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
1) KIA
2) KB
3) Imunisasi
4) Peningkatan gizi
5) Penanggulangan diare
6) Sanitasi dasar
Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan
dengan rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih . Akan tetapi program utamanya
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali
pertahun rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih dengan cakupan 5 program utama
(KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50% sudah ada program tambahan.
4) Posyandu Mandiri
Posyandu sudah sampai pada tingkat mandiri ini berarti sudah dapat melakukan
kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus dengan program
tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK (Depkes, 2011).
3. Sasaran Posyandu
4. Manfaat Posyandu
Kegiatan Posyandu sangat bermanfaat bagi semua baik bagi masyarakat, bagi
kader pengurus posyandu, tokoh masyarakat, bagi puskesmas maupun bagi sektor
C. Imunisasi Campak
tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai
kuman tertentu. Kebal terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit
Imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar membuat zat anti untuk mencegah terhadap
vaksin campak pada anak bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak.
Imunisasi dapat diberikan pada usia 9 bulan secara sub kutan (Karwati, dkk, 2010).
2. Jenis vaksin
Ada 2 jenis cara pengambilan virus untuk pembuatan vaksin yaitu vaksin
yang berasal dari virus hidup dan dilemahkan dan vaksin yang berasal dari virus
yang dimatikan. Contoh vaksin dari virus yang dilemahkan yaitu vaksin BCG, vaksin
polio dan vaksin campak dan vaksin dari virus yan dimatikan yaitu vaksin polio,
Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut
yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secara subkutan
dengan dosis 0.5 ml pada anak usia 9 bulan. Di negara berkembang imunisasi
sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal
rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (Maternal
antibodi) ternyata dapat menghambat terbentukya zat kebal campak dalam tubuh
anak, maka untuk Indonesia vaksin campak diberikan mulai usia 9 bulan, dan pada
diberikan usia 6-7 tahun yaitu program BIAS di sekolah. (Satgas Imunisasi, 2011).