Oleh:
Preseptor:
PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas segala Rahmat, Berkah dan Karunia-Nya. Shalawat dan salam
penulis dapat menyelesaikan Clinical Science Session ini dengan judul Terapi
Universitas Andalas.
sebesar-besarnya kepada preseptor dr. Beni Indra, Sp.An yang telah meluangkan
terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
serupa dimasa yang akan datang. Penulis berharap Clinical Science Session ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis. Amin Yaa Rabbalalamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Cairan tubuh adalah larutan encer yang mengandung elektrolit dan non-
elektrolit, dan terdiri atas kompartemen intrasel dan ekstrasel. 1 Total cairan tubuh
yang mengambil 55-72% massa tubuh, beragam menurut jenis kelamin, umur dan
kadar lemak.2 Sifat membran sel yang permeabel terhadap air menjadikan
partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut
kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut
osmolalitas serum adalah natrium, yang aktif secara osmotik, dan pemberi
hidup semua organisme.3 Kelainan akibat perubahan volume dan komposisi cairan
Oleh karena itu, sebagai calon dokter dan tenaga yang terampil, dokter
dengan terapi cairan dan elektrolit agar dokter muda dapat mengaplikasikan
mencakup anatomi cairan tubuh, komposisi cairan tubuh, kebutuhan cairan tubuh,
perubahan cairan tubuh, gangguan keseimbangan air dan elektrolit, terapi cairan,
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Pada bayi prematur
jumlahnya sebesar 80% dari berat badan; bayi normal sebesar 70-75% dari berat
badan; sebelum pubertas sebesar 65-70% dari berat badan; orang dewasa sebesar
50-60% dari berat badan. Kandungan air di dalam sel lemak lebih rendah dari
pada kandungan air di dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang
intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel (CES). Kompartemen CIS membentuk sekitar
dua pertiga dari cairan tubuh total. Meskipun setiap sel mengandung campuran
cairan kecil ini cukup serupa sehingga secara kolektif dapat dianggap sebagai satu
CES dapat dibagi lagi menjadi plasma dan cairan interstisium. Plasma, yang
membentuk sekitar seperlima dari volume CES, adalah bagian cair dari darah.
Cairan interstisium, yang mewakili empat perlima dari kompartemen CES, adalah
cairan di ruang antarsel. Cairan ini merendam dan melakukan pertukaran dengan
sel.5
Dua kategori minor lain masuk dalam kompertemen CES: cairan limfe dan
cairan trans-sel. Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan insterstisium
ke plasma melalui sistem pembuluh limfe, tempat cairan ini difiltrasi melalui
kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun. Cairan trans-sel terdiri dari
sejumlah volume cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel
spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melakukan fungsi khusus. Cairan
bentuk dan memberi makan mata); cairan sinovium (melumasi dan berfungsi
Secara garis besar, komposisi cairan tubuh yang utama dalam plasma,
2.4.1 Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
2.4.2 Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
2.4.3 Diet
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
2.4.4 Stress
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
secara mandiri.
2.4.6 Tindakan Medis
2.4.7 Pengobatan
2.4.8 Pembedahan
mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atan membran
tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran
tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif.
membutuhkan energi.
2.5.1 Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak
mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick s law of
2.5.2 Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut
lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume
yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul
substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut meningkat, konsentrasi
air akan menurun.Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang
semipermeabel dengan larutan yang volumenya sama namun berbeda konsentrasi
zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat pelarut dari larutan dengan
konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut
2.5.3 Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar
berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
Gangguan cairan tubuh dapat dibagi dalam tiga bentuk yakni perubahan :
a. Volume,
b. Konsentrasi, dan
c. Komposisi.
dengan yang lainnya sehingga dapat terjadi bersamaan. Namun demikian, dapat
juga terjadi secara terpisah atau sendiri yang dapat member gejala-gejala
tersendiri pula. Yang paling sering dijumpai dalam klinik adalah gangguan
volume.6,11
Defisit Volume
Pada keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan menimbulkan tanda
gangguan pada susunan saraf pusat dan jantung. Pada kehilangan cairan yang
lambat, lebih dapat ditoleransi sampai defisit volume cairan ekstraseluler yang
berat.6,11
Dehidrasi
sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium
cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan
menyebabkan kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan intravena glukosa
yang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal
dalam darah dari 4 mEq menjadi 8 mEq, tidak akan mempengaruhi osmolaritas
cairan ekstraseluler tetapi sudah cukup mengganggu otot jantung. Demikian pula
halnya dengan gangguan ion kalsium, dimana pada keadaan hipokalsemia kadar
Ca kurang dari 8 mEq, sudah akan timbul kelainan klinik tetapi belum banyak
histerektomi)
c. Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang
2.7.1 Dehidrasi
jumlah cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, aasupan yang tidak
a. Dehidrasi hipotonik
b. Dehidrasi hipertonik
c. Dehidrasi isotonik
a. Hipotensi, takikardi
b. Vena-vena kolaps
c. Capillary refill time memanjang
d. Oliguri
e. Syok ( renjatan)
a. Pada anak yang diare yang banyak minum air atau cairan hipotonik atau
a. Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik ( natrium, laktosa ) selama diare
b. Kehilangan air >> kehilangan natrium
c. Konsentrasi natrium > 150 mmol/ L
d. Osmolaritas serum meningkat > 295 mOsm/L
e. Haus, irritable
f. Bila natrium serum mencapai 165 mmol/L dapat terjadi kejang
Tabel 2.4 Beberapa gangguan elektrolit
Ion dan batas CES Terganggu (mEq/L) Gejala-gejala Penyebab
normal (mEq/L)
Natrium (136-142) Hipernatremia (>150) Haus, kulit kering dan Dehidrasi, kehilangan
mengkerut, penurunan cairan hipotonik.
tekanan dan volume
darah, bahkan kolaps
sirkulasi.
Hiponatremia (<130) Gangguan fungsi SSP Infuse atau ingesti
(intoksikasi air solusi hipotonik dalam
kanfusi, halusinasi, jumlah besar.
kejang, koma,
kematian pada
beberapa kasus.
Kalium (3,8-5,0) Hiperkalemia (>8) Aritmia jantung berat. Gagal ginjal,
penggunaan diuretic,
asidosis kronik.
Hipokalemia (<2) Kelemahan dan Diet rendah kalium,
paralisis otot. diuretic dan
hipersekresi
aldosteron.
Kalsium (4,5-5,3) Hiperkalsemia (>11) Kondusi, nyeri otot, Hiper paratiroid,
aritmia jantung, batu kanker, toksisitas vit.
ginjal, kalsifikasi pada D, suplemen jalsium
jaringan lunak. dengan dosis yang
sangat berlebihan.
Hipokalsemia (<4) Spasme otot, kejang, Diet yang jelek, kurang
kram usus, denyut vitamin D, gagal
jantung yang lemah, ginjal, hipoparatiroid,
aritmia jantung, hipomagnesemia.
osteoporosis.
Tujuan Terapi cairan yaitu untuk mengganti cairan yang hilang, mengganti
cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki
perfusi jaringan. Misalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan
resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian infus normal saline (NS), Ringer
Asetat (RA),atau Ringer laktat (RL) sebanyak 20 ml/kg selama 30-60 menit.
berikut :
Terapi Cairan
Resusitasi Rumatan
elektrolit yang normal melaui urine, IWL, dan feses serta membuat agar
darah yang hilang, Pengganti cairan yang hilang melalui fistel, maag slang
dan drainase.14
komponen darah)
darah)
komponen darah)
4) Kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi ( karena heat stroke, demam dan
diare).
merupakan larutan dimana molekul organik kecil dan inorganik dilarutkan dalam
air. Larutan ini ada yang bersifat isotonik, hipotonik, maupun hipertonik. Cairan
kristaloid memiliki keuntungan antara lain : aman, nontoksik, bebas reaksi, dan
murah. Adapun kerugian dari cairan kristaloid yang hipotonik dan isotonik adalah
Cairan kristaloid yang paling banyak digunakan adalah normal saline dan
ringer laktat. Cairan kristaloid memiliki komposisi yang mirip cairan ekstraselular
koloid maka kristaloid sebaiknya dipilih untuk resusitasi defisit cairan di ruang
intersisial.
ringer laktat dengan jumlah besar dapat menyebabkan alkalosis metabolik yang
yang rendah atau memiliki kadar natrium yang tinggi. Namun penggunaannya
Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa
vaskuler dengan lebih sedikit cairan dari pada larutan kristaloid. Sedangkan
larutan kristaloid akan keluar dari pembuluh darah dan hanya 1/4 bagian tetap
tinggal dalam plasma pada akhir infus. Koloid adalah cairan yang mengandung
daripada plasma akan menarik pula cairan ke dalam ruang intravaskular. Ini
2.9.3 Albumin
manusia. Albumin dibuat dengan pasteurisasi pada suhu 600C dalam 10 jam untuk
pemberian.8,17,18,19
2.9.4 Dekstran 16
sempit. Dekstran untuk pemakaian klinis tersedia dalam dekstran 70 (BM 70.000)
dan dekstran 40 (BM 40.000) dicampur dengan garam faal, dekstrosa atau Ringer
laktat.
dibatasi sampai 1 liter (1,5 gr/kgBB) karena risiko terjadi perdarahan abnormal.
urine dalam 24 jam. Molekul- molekul yang lebih besar dieksresikan lewat usus
mungkin kurang dari 0,02 %. Dekstran 40 hendaknya jangan dipakai pada syok
hipovolemik karena dapat menyumbat tubulus ginjal dan mengakibatkan gagal
ginjal akut.
2.9.5 Gelatin
Gelatin dibuat dengan jalan hidrolisis kolagen sapi. Preparat yang umum
pelarut NaCL isotonik dengan Kalium 5,1 mmol/l dan Ca 6,25 mmol/ L.
daripada koloid yang lain. Berkisar dari kemerahan kulit dan pireksia sampai
pelepasan histamine yang mungkin sebagai akibat efek langsung gelatin pada sel
mast.
diekskresikan lewat ginjal dalam urin, sementara itu gelatin dapat menghasilkan
diuresis yang bagus. Sebagian kecil dieliminasikan lewat usus. Karena gelatin
tidak berpengaruh pada sistem koagulasi, maka tidak ada pembatasan dosis.
Namun, bila terlalu banyak infus, pertimbangkan adanya efek dilusi. Gelatin dapat
diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal bahkan pada pasien yang
infark miokard yang masih baru terjadi, gagal jantung kongestif dan syok
normovolemik. 8,17,18,19
2.9.6 Hydroxylethyl Starch (HES)
diterima kanji hidroksi (HES ) untuk pengantian volume paling mungkin akibat
PENUTUP
Tubuh mengandung 60% air yang disebut juga cairan tubuh. Cairan tubuh
metabolisme sel. Komponen cairan tubuh selain air, cairan tubuh mengandung dua
jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang
menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan anion
dalam larutan adalah selalu sama ( diukur dalam miliekuivalen). Non elektrolit
merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan.
secara osmosis dan difusi. Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut)
melalui membran semi permeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih
rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Difusi adalah
proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari larutan
merupakan suatu proses yang memompa ion natrium keluar melalui membran sel
dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.
Tatalaksana terapi ciran terdiri dari terapi cairan resusitasi, terapi cairan
nutrisi. Terapi cairan intravena, adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh ,
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Jenis- jenis cairan yaitu cairan kristaloid
dan cairan koloid. Cairan koloid dibagi menjadi koloid alami dan koloid sintesis