Anda di halaman 1dari 24

INTRA UTERIN FETAL DEATH

PUTI RISANI
1110313009
DEFINISI

Kematian janin adalah janin yang mati dalam


rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih
atau kematian janin dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih

Intra Uterine Fetal Death (IUFD) merupakan


kematian janin yang berkaitan dengan ekspulsi
komplet atau ekstraksi hasil konsepsi dari Ibu,
pada durasi yang tidak dapat diperkirakan di
dalam masa kehamilan, dan merupakan
terminasi kehamilan yang tidak diinduksi
EPIDEMIOLOGI

angka insidensi kematian janin di seluruh dunia diperkirakan mencapai


rentang 2,14 3,82 juta jiwa

angka ini mengalami penurunan pada tahun 2009, yaitu sejumlah 14,5%.

mortalitas perinatal di Indonesia berkisar 24 dari 1000 kehamilan kondisi


kesehatan janin memiliki kontribusi tertinggi dalam mengakibatkan
mortalitas perinatal dibandingkan dengan faktor maternal
ETIOLOGI

FAKTOR IBU

FAKTOR FAKTOR
JANIN PLASENTA
DIAGNOSIS
anamnesiS penderita mengeluhkan gerakan janin berkurang dan
perutnya tidak bertambah besar, bahkan semakin mengecil.

PF tidak terdengar denyut jantung janin, serta pada pemeriksaan


pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri
menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkar perut ibu mengecil.

Diagnosa pasti ultrasound, dimana akan tidak tampak adanya gerakan


jantung janin.

Bila kematian janin sudah berlangsung lama, dapat dirasakan krepitasi,


yakni akibat penimbungan gas dalam tubuh janin.

Pemeriksaan hCG urin menjadi negatif setelah bebrapa hari kematian


janin.
TATALAKSANA
Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, sebaiknya diobservasi dahulu dalam
2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnosis konfirmasi

70-90% observasi lahir spontan

Bila kematian janin telah ditegakkan, dilakukan pemeriksaan tanda vital ibu, dilakukan
pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, dan gula darah.

Persalinan pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2 minggu, umumnya terjadi
tanpa komplikasi.

Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan dengan oksitosin atau
misoprostol. Tindakan perabdominal dilakukan bila janin letak lintang. Induksi persalinan
dapat diberikan kombinasi oksitosis dan misoprostol. Hati-hati pada induksi dengan uterus
pascaseksio sesarea ataupun miomektomi, dapat menyebabkan ruptur uteri.

Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan misoprostol secara vaginal (50-100 g
tiap 4-6 jam) dan induksi oksitosin. Pada kehamilan diatas 28 minggu dapat diberikan dosis
misoprostol 25 g pervaginam/6 jam.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. WY
Umur : 24 tahun
No. RM : 10.04.12
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk : 4 Juli 2017

Anamnesis
Seorang pasien wanita umur 24 tahun datang ke Ponek RSUD dr.
Adnaan WD Payakumbuh pada tanggal 4 Juli 2017 pukul 18.40 WIB,
kiriman dari bidan dengan G2P1A0H1 parturient aterm kala I fase
aktif + Susp. Anak Besar.
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari dirasakan sejak 8 jam yang lalu
Keluar lendir campur darah dari kemaluan sejak 8 jam yang lalu
Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada
Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada
Tidak haid sejak 9 bulan yang lalu
HPHT : lupa TP : sulit ditentukan
Gerak anak dirasakan sejak 5 bulan yang lalu
RHM : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-).
ANC : kontrol ke bidan Puskesmas 4x sejak usia kehamilan 2 bulan (usia kehamilan
2,4,6 dan 8 bulan)
RHT : Mual (-), muntah (-), perdarahan (-)
Riwayat menstruasi : Menarche usia 13 tahun, siklus haid teratur 1 x 28 hari,
lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut per hari, nyeri haid tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM
dan hipertensi.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit keturunan,
menular dan kejiwaan
Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 2013
Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan : 1/0/0
Tahun 2013, laki- laki, 3600 gram, cukup bulan, Vacum Ekstraksi,
dokter, hidup
Sekarang
Riwayat Kontrasepsi : Tidak ada
Riwayat Imunisasi : TT 1 kali di Puskesmas (bulan ke 6)
Riwayat Pendidikan : Tamat SMA
Riwayat Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Riwayat kebiasaan : Alkohol (-), narkoba (-), merokok (-)
Pemeriksaan Umum Kulit : tidak terdapat kelainan
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : compos mentis Kepala : tidak terdapat kelainan
kooperatif Rambut : tidak terdapat kelainan
Tinggi Badan : 156 cm
BB sekarang : 69 Kg
Mata : konjungtiva anemis (-), sclera
BB sebelum hamil : 57 kg ikterik (-)
LILA : 26 cm Telinga : tidak terdapat kelainan
BMI : 23,45 kg/m2
Hidung : tidak terdapat kelainan
Status Gizi : cukup
Vital sign: Tenggorokan : tidak terdapat kelainan
Tekanan Darah : 120/70 mmHg Gigi dan mulut: caries dentis (-)
Nadi : 88 x/menit
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Nafas : 20 x/menit
Temperatur : 37 0C
Edema : -/-
Anemia : -/-
Ikterus : -/-
Perut
Dada
Inspeksi : perut tampak membuncit
Paru sesuai usia kehamilan, sikatrik(-)
Inspeksi : simetris, kiri = kanan Palpasi
Palpasi : fremitus kiri = kanan L1 : TFU 3 jari bpx teraba massa keras,
Perkusi : sonor dikedua lapang paru bulat, melenting
Auskultasi : vesikuler, kiri = kanan, L2 : teraba tahanan terbesar disebelah
wheezing -/-, ronki -/- kiri, bagian terkecil disebelah kanan
L3 : teraba massa besar, lunak, tidak
Jantung terfiksir
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak L4 : tidak dilakukan
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial
MCLS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas Punggung : tidak ada kelainan
normal
Auskultasi : irama teratur, murmur (-), Alat kelamin
gallop (-)
Inspeksi : V/U tenang, PPV(-)
VT : 1 jari sempit, portio tebal 1,5 cm
posterior, ketuban sulit dinilai, bagian
terbawah janin masih tinggi

Anus : tidak ada kelainan


Anggota gerak: tidak ada kelainan
Status Obstetrikus :
Abdomen
I : perut tampak membuncit sesuai dengan kehamilan aterm
Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+), sikatrik (-)
Pa :L1 : FUT teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus
Teraba massa besar, lunak, noduler
L2 : teraba tahanan terbesar disebelah kanan
Teraba bagian-bagian kecil janin disebelah kiri
L3 : teraba massa besar, keras, terfiksir
L4 : Sejajar
FUT : 38 cm TBA : 4030 gr His : 3-4x/40/S
Pe : Tympani
Au : BU (+) N, DJJ : 135-145 x/menit
Genitalia
Inspeksi: V/U tenang, ppv (-)
VT : 7-8 cm, Ketuban (+), Teraba kepala UUK melalui HII-III
Diagnosa :
G2P1A0H1 parturien aterm kala I fase aktif + Susp Anak Besar
Janin hidup tunggal intra uterine presentasi kepala UUK melintang HII-III

Sikap :
Kontrol keadaan umum, tanda vital, his dan DJJ
Informed consent
Nilai Ulang 2 jam lagi

Rencana : Partus Pervaginam


Pukul 20.25 WIB
Anamnesa: Keluar air-air yang banyak dari kemaluan berwarna keruh, pasien merasa
kesakitan dan ingin mengejan, Gerak anak (+)
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : compos mentis cooperatif
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 37 C
Abdomen :
His : 3-4x/40/K
Bunyi jantung Anak : 130-140 x/menit
Genitalia :
I : V/U tenang, ppv (-)
VT : lengkap, ketuban (-), sisa keruh, teraba kepala UUK depan HIII-IV
Diagnosa :
G2P1A0H1 parturient aterm kala II + Susp.Anak Besar
Janin hidup tunggal intra uterine presentasi kepala UUK depan HIII-IV
Sikap :
Kontrol KU, VS, His, DJJ
Pimpin mengejan

Rencana : Partus Pervaginam


Pukul 20.30 WIB
Dilakukan episiotomi
Lahir kepala sampai leher dengan tenaga mengedan ibu sendiri,
namun tidak terjadi putar paksi luar distosia bahu
Pukul 20.33 WIB
Lahir bahu Manuver MC.robert dan Massanti
Lahir seorang bayi perempuan, dengan :
Berat Badan : 4070 gram
Panjang Badan : 52 cm
APGAR Score : 6/8
Plasenta lahir spontan, lengkap, 1 buah, ukuran
18x16x3,5 cm, berat 600 gr, panjang tali pusat
60 cm, insersi parasentralis. Perdarahan selama tindakan
: 100 cc.
Diagnosis Post Tindakan :
P2A0H2 Post Partus Pervaginam dengan Manuver
Mc Robert + Massanti ai distosia bahu . Anak dan Ibu baik
Sikap:
Awasi Pasca Tindakan, awasi perdarahan
IVFD RL drip oksitoxyn : methergyn = 1 : 1
FOLLOW UP
Tanggal 5 Juli 2017, pukul 08.00 WIB
Keluhan (-), demam (-), perdarahan pervaginam (-), ASI +/+, BAK (+), BAB (+)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Komposentis Kooperatif
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36.7C
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
Inspeksi : tidak tampak membuncit
Palpasi : Fundus uteri teraba 3 jari di bawah pusat, kontraksi
baik, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), Defense
muscular (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Genitalia : vulva dan uretra tenang, luka episiotomi baik, PPV (-),
lokhia (+)
Ekstremitas : edema -/-, Refleks Fisiologis +/+, Refleks Patologis
-/-
Diagnosis :
P2A0H2 Post Partus Pervaginam dengan Manuver Mc Robert +
Massanti ai distosia bahu NH I
Ibu dan anak baik
Sikap :
Kontrol keadaan umum, tanda vital, perdarahan
pervaginam
Diet tinggi kalori tinggi protein
Breast care dan vulva hygiene
Mobilisasi dini

Terapi :
Amoxicillin 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Vitamin C 1 x 1 tab
SF 1 x 1 tab
Metil Ergometin 3 x 1 tab

Rencana :
Boleh pulang
DISKUSI
Seorang pasien wanita umur 24 tahun datang ke
Ponek RSUD dr. Adnaan WD Payakumbuh pada
tanggal 4 Juli 2017 pukul 18.40 WIB, kiriman dari
bidan dengan G2P1A0H1 parturient aterm kala I fase
aktif + Susp. Anak Besar.
nyeri pinggang menjalar ke ari-ari + keluar lendir
campur darahsudah ada tanda tanda persalinan
kala I fase aktif
pukul 20.25 keluar air-air yang banyak dari kemaluan
berwarna keruh, pasien merasa kesakitan dan ingin
mengejan kala II presentasi kepala UUK depan HIII-
IV
Pukul 20.30 WIB lahir kepala sampai leher dengan
tenaga mengedan ibu sendiri, namun tidak terjadi
putar paksi luar distosia bahu Manuver
MC.robert dan Massanti.
posisi McRoberts : ibu terlentang memfleksikan
kedua paha sehingga posisi lutut menjadi sedekat
mungkin dengan dada, dan merotasikan kedua kaki
ke arah luar.
Manuver ini pelurusan relatif dari sakrum terhadap
vertebra lumbal disertai dengan rotasi simphisis
phubis ke arah kepala ibu serta pengurangan sudut
kemiringan panggul
suprasimphisis ke arah posterior harus ditekan
menggunakan pangkal tangan (Manuver Massanti).
Penekanan bertujuan untuk menekan bahu anterior
agar mau masuk ke simphisis. Sementara aisten
melakukan penekanan lakukanlah tarikan pada
kepala janin ke arah posterokaudal.
Disimpaksi bahu depan dengan menggunakan dua
cara yaitu eksternal dan internal.
Disimpaksi bahu depan secara eksternal : manuver
massanti, sedangkan disimpaksi bahu depan secara
internal : manuver rubin.
Manuver Rubin : (masih dalam manuver McRoberts)
masukkan tangan pada bagian posterior vagina
tekanlah daerah ketiak bayi bahu berputar menjadi
posisi obliq atau transversa
dengan bantuan penekanan simphisis bahu bayi
semakin abduksi sehingga diameternya mengecil.
Pukul 20.33 WIB Lahir seorang bayi perempuan,
dengan berat badan 4070 gram, panjang badan 52
cm dan APGAR Score 6/8. Plasenta lahir spontan,
lengkap, 1 buah, ukuran 18x16x3,5 cm, berat 600
gr, panjang tali pusat 60 cm, insersi parasentralis.

Anda mungkin juga menyukai