Anda di halaman 1dari 6

Uji Antioksidan dengan Metode DPPH dan Uji Saponin terhadap Ekstrak

Teripang Holothuria atra

Subhan Haikal Ehsan


1
Departemen Biologi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
1
subhan.haikal@yahoo.com, 2yasman.si@ui.ac.id

Abstrak

Teripang telah diketahui banyak memiliki manfaat biologis, seperti antikanker, antifungal, antivirus, dan antioksidan.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa saponin pada ekstrak kasar
Holothuria atra (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Senyawa radikal bebas DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas
antioksidan sedangkan pereaksi Liebermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa saponin. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar H. atra mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
rendah dari pembandingnya, Acanthaster sp. (Echinodermata) dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 739,194 g/ml dan
102,946 g/ml. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kurang kuat dengan nilai
IC50 secara berurutan 511,35 g/ml, 373,776 g/ml, dan 491,8 g/ml. Uji saponin terdeteksi positif pada semua fraksi kecuali
fraksi etil asetat.
.

Kata kunci: antioksidan, DPPH, ekstrak kasar, Holothuria atra, saponin.

1. PENDAHULUAN scabra dan sepertiga bagian lainnya dengan air laut.


Tursina (2011: 36)[6] juga telah meneliti potensi
Penelitian tentang bahan alam dan antifeedant ekstrak H.atra dan Bohadschia
senyawa bioaktif dari biota laut telah banyak marmorata terhadap ikan karang dan
dilakukan dan telah berkembang sejak tahun 1970- menyimpulkan bahwa ekstrak teripang tersebut
an. Lebih dari 15.000 struktur senyawa bioaktif dapat berperan sebagai antifeedant terhadap ikan
telah ditemukan terdapat pada biota laut. Senyawa karang.
bioaktif biota laut dapat diisolasi dari alga, spons, Senyawa yang banyak diperkirakan
moluska, Echinodermata, Tunicata, Cnidaria, dan berperan dalam manfaat-manfaat ekstrak teripang
ikan (Dewi 2009: 3)[1]. tersebut adalah triterpen glikosida. Triterpen
Salah satu biota laut yang telah diketahui glikosida adalah senyawa yang termasuk dalam
memiliki senyawa bioaktif dan dapat dimanfaatkan kelompok saponin dan telah umum diketahui
adalah teripang (Yusron 1991:53)[2]. Teripang sebagai sea cucumber saponins. Senyawa-senyawa
(Holothuroidea) sudah sejak lama banyak bioaktif penting lainnya yang terdapat pada teripang
dimanfaatkan di wilayah Indo-Pasifik bukan hanya antara lain chondroitin sulfate, eicosapentaenoic
untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi juga acid, dan ganglioside (Kaneko et al. 2003)[7].
dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional Dari sekian banyak penelitian tentang
khususnya di wilayah Asia Timur. Teripang dapat manfaat teripang tersebut, masih sedikit laporan
dimanfaatkan sebagai obat karena memiliki penelitian tentang aktivitas antioksidan pada
manfaat-manfaat biologis seperti antifungal, ekstrak teripang. Baru-baru ini, Cucumaria
antivirus, antitumor, anticoagulant, anti- frondosa, spesies teripang yang umum terdapat di
angiogenic, neuritogenic, dan immunomodulatory pesisir Samudera Atlantik Utara, dan teripang
activities (Husni et al. 2009: 2)[3]. Hasil penelitian Stichopus japonicus telah diteliti dan diketahui
Suriyanto (2010: 34)[4] menunjukkan bahwa empat memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa fenolik
jenis teripang Holothuria spp. dari Pulau Penjaliran diperkirakan adalah senyawa yang paling berperan
Timur (Kep. Seribu, Jakarta) memiliki bioaktivitas dalam aktivitas antioksidan ekstrak teripang
yang tinggi atau toksik terhadap Artemia salina tersebut (Mamelona et al. 2007: 7)[8]
karena memiliki nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Indonesia sebagai negara beriklim tropis
Selain memiliki fungsi sebagai obat, dengan perairan dangkal yang luas menyediakan
senyawa bioaktif teripang juga bermanfaat dari habitat yang baik untuk perkembangan berbagai
aspek ekologi, seperti antifouling dan antifeedant. macam jenis teripang, salah satunya adalah teripang
Selvin & Lipton (2004: 252)[5] menyimpulkan Holothuria atra yang banyak dan umum ditemukan
bahwa ekstrak Holothuria scabra dapat mencegah di perairan Indonesia (Arnold & Birtles 1989:
terjadinya penempelan kaki Patella vulgata pada 227)[9]. Penelitian yang dilakukan oleh Suriyanto
cawan petri yang telah diisi dengan 1 ml ekstrak H. (2010)[4] dan Tursina (2011)[6] menggunakan H.

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013


atra sebagai bahan penelitian dan dari kedua 2. METODE PENELITIAN
penelitian tersebut diketahui bahwa ekstrak H. atra
bersifat toksik terhadap Artemia salina dan Pengambilan sampel teripang Holothuria atra
memiliki potensi antifeedant terhadap ikan karang. dilakukan di rataan terumbu Pulau Pari, Kep.
Belum adanya penelitian tentang aktivitas Seribu, Jakarta. Sampel diambil sebanyak 28
antioksidan ekstrak H. atra membuat penelitian ini individu dengan kisaran ukuran 15--17 cm,
perlu dilakukan untuk lebih mengetahui potensi dikeluarkan organ bagian dalamnya, kemudian
manfaat senyawa bioaktif yang terdapat pada ditimbang dan diawetkan dengan metanol dalam
ekstrak H. atra. botol sampel.
Teripang dari Suku Holothuriidae banyak
terdapat di perairan Indonesia. Teripang yang Ekstraksi
tergolong ke dalam Suku Holothuriidae adalah Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi.
Actinopyga, Bohadschia, Labidodemas, dan Sampel yang telah diambil ditiriskan kemudian
Holothuria (Arnold & Birtles 1989: 227)[9]. dihaluskan dengan blender. Sampel yang telah
Penelitian mengenai senyawa metabolit sekunder halus kemudian direndam dengan metanol pada
teripang pernah dilakukan di Indonesia oleh beaker glass 1 liter, dihomogenkan dengan
Suriyanto (2010)[4] dan Tursina (2011)[6]. sonikator, dan didiamkan semalaman. Filtrat yang
Suriyanto pada tahun 2010 melakukan penelitian terbentuk nantinya akan disaring. Proses ekstraksi
mengenai uji toksisitas ekstrak teripang dari tersebut diulang hingga filtrat tidak berwarna.
Kepulauan Seribu terhadap larva Artemia salina Filtrat yang telah dikumpulkan, diuapkan dengan
menggunakan uji Brine Shrimp Lethality Test rotary evaporator dan dikeringkan dalam oven
(BSLT). Hasil penelitian Suriyanto (2010: 34)[4] pada suhu 40 C.
menunjukkan bahwa ekstrak kasar teripang Uji kualitatif antioksidan
Holothuria atra di Kepulauan Seribu terbukti Ekstrak kering dilarutkan dalam metanol lalu
bersifat aktif (toksik) terhadap uji BSLT dengan dipipet menggunakan pipa kapiler kemudian
nilai LC50 sebesar 77, 063 g/ml. Tursina (2011: ditotolkan pada pelat KLT. Penotolan dilakukan
36) telah meneliti potensi antifeedant ekstrak berkali-kali pada titik yang sama hingga terbentuk
Holothuria atra terhadap ikan karang dan zona penotolan berdiameter 0,5 cm untuk
menyatakan bahwa ekstrak H. atra dapat berperan mendapatkan hasil yang optimum. Larutan DPPH
sebagai antifeedant terhadap ikan karang. disemprotkan ke pelat KLT secara merata
Chairunnisa dan Hakam (2011)[10] juga telah kemudian didiamkan sejenak. Reaksi antara DPPH
meneliti potensi ekstrak kasar H. atra sebagai dan ekstrak pada pelat KLT diamati dan
senyawa pencegah kanker, dan menyimpulkan didokumentasikan. Hasil positif aktivitas
bahwa ekstrak H. atra pada dosis 0,331,32 g/kg antioksidan ditunjukkan dengan zona penotolan
bb memiliki aktivitas pencegahankanker dengan yang tidak terwarnai ungu oleh larutan DPPH atau
parameter penurunan jumlah mikronukleus pada terbentuk warna kuning pucat (hampir putih)
2000 sel eritrosit polikromatik mencit (Chairunnisa dengan latar belakang ungu.
2011: 35)[10]. Akan tetapi, penelitian tentang Uji kuantitatif antioksidan
aktivitas antioksidan pada ekstrak H. atra dari Kep. Aktivitas antioksidan ekstrak H. atra diukur dengan
Seribu, Jakarta belum pernah dilakukan. Oleh mereaksikannya dengan senyawa radikal bebas
karena itu, penelitian tentang aktivitas antioksidan DPPH (1,1 Difenil-2-Pikrilhidrazil) sesuai dengan
ekstrak H. atra perlu dilakukan untuk lebih metode Blois (1958)[11]. Konsentrasi larutan
mengetahui potensi manfaat senyawa bioaktif yang DPPH dalam metanol p.a pada saat pengujian
terdapat pada ekstrak H. atra. Selain itu, adalah 50 g/ml. Ekstrak kering teripang dilarutkan
pemeriksaan fraksi-fraksi ekstrak kasar H. atra juga dengan metanol p.a dan dibuat seri konsentrasi
yang diperoleh dengan pelarut-pelarut tertentu perlu uji sebesar 2,5; 6,25; 12,5; 25; dan 37,5 g/ml. Seri
juga dilakukan untuk mengetahui fraksi manakah larutan uji direaksikan dengan larutan DPPH pada
yang paling dominan dalam uji aktivitas tabung reaksi yang berbeda, dikocok hingga
antioksidan. homogen, diinkubasi pada suhu 37C selama 30
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menit dan diukur serapannya pada panjang
aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer
Holothuria atra dan mengetahui fraksi ekstrak hingga didapatkan absorbansi DPPH sisa pada
kasar H. atra manakah yang paling dominan dalam setiap konsentrasinya.
uji aktivitaas antioksidan. Hipotesis penelitian ini Penghitungan % inhibisi dan nilai IC50
adalah terdapat aktivitas antioksidan pada ekstrak Nilai IC50 dihitung berdasarkan persentase inhibisi
Holothuria atra dan terdapat fraksi ekstrak H. atra terhadap radikal DPPH dari masing-masing
yang dominan dalam uji aktivitas antioksidan. konsentrasi larutan sampel dengan rumus:

!"#. !"#$%& !"#. !"#$%&


% !"!"!#! = ! 100 %
!"#$%"&' !"#$%&

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013


Setelah didapatkan persentasi inhibisi (y) dari terbentuk di corong pisah tidak berwarna. Fraksi
masing-masing konsentrasi (x), titik-titik (x,y) etil asetat dan air yang telah didapatkan kemudian
diplot pada bidang koordinat kemudian ditentukan masing-masing diuapkan menggunakan evaporator
persamaan y = mx + c dengan perhitungan secara dan selanjutnya dimasukkan ke oven hingga kering.
regresi linear dimana m dan c adalah konstanta, x Uji antioksidan dan uji saponin terhadap fraksi
adalah konsentrasi sampel (g/ml), dan y adalah Uji antioksidan dan uji saponin terhadap fraksi n-
persentase inhibisi (%). Aktivitas antioksidan heksan, etil asetat, dan air dilakukan untuk
dinyatakan dengan Inhibition Concentration 50 mengetahui fraksi teraktif yang mengandung
(IC50) yaitu konsentrasi sampel (x) yang dapat saponin di antara ketiganya. Fraksi teraktif adalah
meredam 50% radikal DPPH (y=50). Jadi, nilai IC50 fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
sama dengan nilai x saat nilai y = 50. Persamaan yang ditunjukkan dengan nilai IC50 terkecil. Uji
regresi linear didapat dengan menggunakan kualitatif dan kuantitatif antioksidan serta uji
program Microsoft Excel 2007 setelah membuat saponin dilakukan dengan prosedur yang sama
kurva antara % inhibisi dan konsentrasi sampel. dengan prosedur yang dilakukan pada ekstrak kasar
Identifikasi saponin teripang.
Uji saponin pada penelitian ini dilakukan dengan
metode uji busa. Uji busa dilakukan dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menempatkan 0,5 gram ekstrak ke dalam tabung
reaksi yang telah berisikan akuades 10 ml, dikocok Bobot ekstrak kasar Holothuria atra
dan ditambahkan satu tetes larutan asam klorida 2 yang didapat yakni 1,39% dari bobot basah sampel.
N. Tabung reaksi tersebut didiamkan dan Proses maserasi yang dilakukan pada penelitian
diperhatikan ada atau tidaknya busa stabil. Sampel belum sepenuhnya selesai. Ekstrak kasar yang
mengandung saponin jika terbentuk busa stabil digunakan adalah hasil maserasi sebanyak tiga kali.
dengan ketinggian 1--3 cm selama 30 detik. Maserasi tidak dilakukan hingga selesai karena
Fraksinasi keterbatasan waktu penelitian yang dimiliki penulis.
Ekstrak metanol Holothuria atra dilarutkan dalam Walaupun demikian, persentase bobot ekstrak kasar
air 400 ml dan dihomogenkan di dalam round flask H. atra masih sesuai dengan penelitian yang
kemudian dituang ke corong pisah. N-heksan 400 dilakukan Elyakov (1973: 327)[12] yang
ml ditambahkan ke corong pisah kemudian dikocok menyatakan bahwa persentase ekstrak kasar H. atra
hingga terbentuk emulsi kedua pelarut lalu berkisar antara 0,5--2,5 % dari berat basahnya.
didiamkan hingga terbentuk dua fraksi nyang dapat Acanthaster sp. dijadikan pembanding
diketahui dari perbedaan warna keduanya yaitu pada penelitian karena termasuk ke dalam filum
fraksi air pada bagian bawah dan fraksi n-heksan yang sama dengan Holothuria atra, yaitu
pada bagian atas. Klep yang terdapat di bagian Echinodermata dan aktivitas antioksidannya telah
bawah corong pisah dibuka hingga semua air keluar diteliti sebelumnya oleh Rahim pada tahun 2012.
dari corong pisah dan ditampung dalam round flask. Ekstrak kasar Holothuria atra memiliki aktivitas
Fraksi n-heksan yang masih berada di corong pisah antioksidan yang lebih rendah daripada
dituang ke round flask lainnya. Fraksi air yang telah pembandingnya. Artinya, Holothuria atra tidak
ditampung dalam round flask dituang ke corong lebih berpotensi dijadikan sumber antioksidan
pisah lau ditambahkan n-heksan yang baru. daripada Acanthaster sp..
Pengocokan dan proses yang sama dengan Total bobot fraksi yang didapat adalah
sebelumnya dilakukan. Proses tersebut dilakukan 12,5 gram dengan fraksi n-heksan sebagai fraksi
hingga fraksi n-heksan yang terbentuk di corong dengan bobot terbanyak yakni 8,5 gram. Hasil uji
pisah tidak berwarna. Fraksi n-heksan yang telah aktivitas antioksidan secara kualitatif menunjukkan
didapatkan kemudian diuapkan menggunakan ketiga fraksi memiliki aktivitas antioksidan. Uji
evaporator selanjutnya dimasukkan ke oven hingga kuantitatif juga menunjukkan bahwa ketiga fraksi
kering. memiliki aktivitas antioksidan yang nilainya lebih
Fraksi air yang diperoleh dituangkan ke corong besar dari nilai aktivitas antioksidan ekstrak kasar
pisah kemudian ditambahkan 400 ml etil asetat. Holothuria atra. Nilai aktivitas antioksidan dari
Corong pisah dikocok lalu didiamkan hingga ekstrak kasar H. atra dan ketiga fraksinya dapat
terbentuk dua fraksi yaitu fraksi air pada bagian dikatakan kurang kuat karena menurut Blois
bawah corong pisah dan fraksi etil asetat pada (1958)[11], suatu senyawa adalah antioksidan yang
bagian atas. Klep dibuka hingga fraksi air keluar kuat jika memiliki nilai IC50 kurang dari 200 g/ml.
dari corong pisah kemudian ditampung dalam Hasil serupa juga didapatkan dari
round flask dan fraksi etil asetat dituang ke round penelitian Althunibat dkk. pada tahun 2009[13].
flask lain. Fraksi air yang telah ditampung dalam Althunibat dkk. meneliti tentang aktivitas
round flask dituang ke corong pisah lalu antioksidan ekstrak tiga jenis teripang di Malaysia
ditambahkan etil asetat yang baru kemudian yaitu Holothuria scabra, H. leucospilota, dan
dikocok sama seperti proses sebelumnya. Proses Stichopus chloronotus. Hasil penelitian tersebut
tersebut dilakukan hingga fraksi etil asetat yang menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak kasar ketiga

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013


jenis teripang tersebut berkisar antara 2 mg/ml Tabel 1. Uji antioksidan dan uji saponin ekstrak
sampai 10 mg/ml. Penelitian aktivitas antioksidan dan fraksi Holothuria atra
H. atra dari Laut Merah juga telah dilakukan oleh
Esmat dkk. (2012)[14]. Esmat dkk. menyatakan Sampel Uji Nilai Uji saponin
bahwa aktivitas antioksidan ekstrak H. atra rendah Holothuria kualitatif IC50
terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai 17,01 % atra antioksidan (g/ml)
pada konsentrasi 600 g/ml namun tinggi terhadap Ekstrak kasar + 739,194 +
radikal NO dengan nilai 93,42 % pada konsentrasi Fraksi n- + 511,35 +
600 g/ml. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai heksan
aktivitas antioksidan dapat berbeda tergantung dari Fraksi etil + 373,776 -
metode yang dipakai. asetat
Uji saponin juga dilakukan untuk Fraksi air + 491,8 +
mengetahui apakah senyawa yang berperan sebagai
antioksidan didominasi oleh senyawa saponin. Hal
tersebut dilakukan karena senyawa metabolit Gambar 1. Persamaan regresi ekstrak kasar
sekunder yang umum dijumpai pada teripang metanol Holothuria atra
adalah triterpen glikosida (Careaga dkk. 2009:
60)[15] yang merupakan senyawa saponin,
sehingga dapat diketahui apakah triterpen glikosida ekstrak kasar
y = 0.0678x + 0.474
(saponin) atau justru golongan senyawa lain yang R = 0.7226
10
berperan dominan dalam aktivitas antioksidan.

persentase inhibisi (%)


Hasil uji saponin menunjukkan bahwa
5
ekstrak kasar, fraksi n-heksan, dan fraksi air positif
mengandung saponin sedangkan fraksi etil asetat
negatif. Saponin adalah senyawa polar yang secara 0
0 20 40 60 80 100 120
teori pada proses fraksinasi akan terbawa ke dalam
fraksi yang juga bersifat polar, yaitu fraksi air. konsentrasi lar. uji (g/ml)
Hasil uji saponin fraksi air menunjukkan bahwa
hasil tersebut sesuai dengan teori. Penyimpangan
terjadi pada uji saponin fraksi n-heksan yang Gambar 2. Persamaan regresi fraksi n-heksan
memberikan hasil positif padahal n-heksan adalah Holothuria atra
senyawa non-polar. Pengocokan pada corong pisah
terlalu lama dan pemisahan fraksi air dan n-heksan
dinilai terlalu cepat sehingga diduga ada komponen fraksi n-heksan
fraksi air yang masih terjebak dalam fraksi n- y = 0.0971x + 0.3991
R = 0.89033
heksan. 6
persentase inhibisi (%)

Fraksi air yang positif saponin memiliki 4


nilai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar
491,8 g/ml. Nilai tersebut lebih kecil 2
dibandingkan dengan fraksi etil asetat yang negatif 0
saponin, dengan nilai IC50 sebesar 373,776 g/ml. 0 10 20 30 40 50 60
Hasil tersebut memberikan asumsi bahwa senyawa konsentrasi lar. uji (g/ml)
selain golongan saponin merupakan senyawa yang
berperan dominan dalam aktivitas antioksidan.
Senyawa selain saponin yang bersifat antioksidan
Gambar 3. Persamaan regresi fraksi etil asetat
dan juga larut di air (polar) atau pelarut semi polar
Holothuria atra
(etil asetat) adalah fenol, flavonoid, dan alkaloid
(Sayeed 2007: 15)[16]. Nilai aktivitas antioksidan
tertinggi di antara ketiga fraksi ditunjukkan oleh fraksi e;l asetat
fraksi etil asetat dan fraksi air, sehingga dapat y = 0.1214x + 4.7736
persentase inhibisi (%)

disimpulkan bahwa senyawa yang berperan 15 R = 0.57043


dominan dalam aktivitas antioksidan ekstrak H. 10
atra adalah golongan senyawa yang bersifat atau
5
cenderung bersifat polar.
0
0 20 40 60
konsentrasi lar. uji (g/ml)

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013


[5] J. Selvin & A.P. Lipton. 2004. Antifouling
Gambar 4. Persamaan regresi fraksi etil air activity of bioactive substances extracted from
Holothuria atra Holothuria scabra. Hydrobiologica. (513):
251--253.
[6] L.M. Tursina. 2011. Uji antifeedant ekstrak
fraksi air kasar teripang Holothuria atra dan
y = 0.1002x + 0.82
R = 0.86626
Bohadschia marmorata terhadap ikan karang
10 di perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu
persentase inhibisi (%)

5
DKI Jakarta. Skripsi Sarjana S1 Departemen
Biologi FMIPA Universitas Indonesia,
0 Depok: xii + 48 hlm.
0 10 20 30 40 50 60 [7] M. Kaneko, F. Kisa, K. Yamada, T.
konsentrasi lar. uji (g/ml) Miyamoto & R. Higuchi. 2003. Structure of a
new neuritogenic-active ganglioside from the
sea cucumber Stichopus japonicus. European
Journal of Organic Chemistry (10): 1004--
1008.
4. KESIMPULAN [8] J. Mamelona, E.M. Pelletier, K. Girard-
Lalancette, J. Legault, S. Karbourne & S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Kermasha. 2007. Quantification of phenolic
teripang Holothuria atra dan fraksi-fraksinya cntents and antioxidant capacity of Atlantic
memiliki aktivitas antioksidan. Fraksi yang sea cucumber Cucumaria frondosa. Food
memiliki aktivitas antioksidan tertinggi adalah Chem. 104: 1040--1047.
fraksi etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 373,776 [9] P.W. Arnold, & R.W. Birtles. 1989. Soft
g/ml. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sediments marine invertebrates of Southeast
senyawa yang berperan paling dominan dalam Asia and Australia: a guide to identification.
aktivitas antioksidan ekstrak H. atra adalah Australian Institutes of Marine Science,
senyawa yang bersifat polar atau cenderung bersifat Australia: xvi + 272 hlm.
polar. [10] N. Chairunnisa. 2011. Uji potensi ekstrak
kasar teripang Holothuria atra Jaeger sebagai
pencegah kanker melalui uji mikronukleus
UCAPAN TERIMAKASIH pada susmsum tulang mencit (Mus musculus)
jantan galur DDY. Skripsi Sarjana S1
Terima kasih kepada Bapak Dr.rer.nat Yasman, Departemen Biologi FMIPA Universitas
M. Sc. selaku pembimbing serta Ibu Dra. Setiorini, Indonesia, Depok: xi + 51 hlm.
M. Kes. dan Ibu Nova AnitA, M. Biomed. atas [11] M.S. Blois. 1958. Antioxidant determinations
saran dan masukan selama penelitian. by the use of a stable free radical.
Biochemistry 181: 1199--1200.
DAFTAR ACUAN [12] G.B. Elyakov, V.A Stonik, E.V. Levina, V.P
Slanke, T.A. Kuznetsova & V.S. Levin. 1973.
[1] A.S. Dewi. 2009. Biologically active A comparative study of the glycoside
secondary metabolites from tropical marine fractions of Pacific sea cucumbers. Perg.
invertebrates. Thesis S3 Oseanography-The Press. 44B: 325--336.
faculty of graduate studies The University Of [13] O.Y. Althunibat, R. bin Hashim, M. Taher,
British Columbia, Vancouver: xiv + 104 hlm. J.M. Daud, M.A. Ikeda & B.I. Zali. 2009. In
[2] E. Yusron. 2004. Sumberdaya teripang di vitro antioxidant and proliferative activities of
perairan Tanjung Pai Padaido Biak Numfor three Malaysian sea cucumber species.
Papua. Makara. Sains. 8(3): 123--127. European Journal of Scientific Research
[3] A. Husni, B. Um & D. Chung. 2009. Isolation 37(3): 376--387
and identification of antioxidants and [14] A.Y. Esmat, M.M. Said, A.A. Soliman,
tyrosinase inhibitors from Stichopus K.S.H. El-Masry & E.A. Badiea. 2012.
japonicus. Food Science and Biotechnology Bioactive compounds, antioxidant potential,
(18): 419--424 and hepatoprotective activity of sea cucumber
[4] Suriyanto. 2010. Uji toksisitas ekstrak (Holothuria atra) against thioacetamide
teripang (Holothuria spp.) dari Pulau intoxication in rats. Nutrition. 30: 1--10
Penjaliran Timur Taman Laut Nasional [15] V.P. Careaga, C. Bueno, C. Munianin, L.
Kepulauan Seribu Jakarta menggunakan Brine Alche & M.S. Maier. 2009. Antiproliferative,
Shrimp Lethality Test (BSLT). Skripsi Sarjana cytotoxic and hemolytic activities of a
S1 Departemen Biologi FMIPA Universitas triterpene glycoside from Psolus patagonicus
Indonesia, Depok: xiii + 55 hlm .

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013


and its desulfated analog. Chemotherapy.
(55): 60--68
[16] A. Sayeed. 2007. Introduction of plant
constituents and their tests . New Delhi
University, New Delhi: 40 hlm

Uji Antioksidan..., Subhan Haikal Ehsan, FMIPA UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai