METODOLOGI PENELITIAN
III.1.1 Alat
aluminium foil, beaker glass 100 ml dan 500 ml (Iwaki Pyrex), corong kaca
(Iwaki Pyrex),botolkaca gelap, tabung reaksi dan tutup, pipet tetes, mikropipet
Pyrex), erlenmeyer 100 ml dan 200 ml (Iwaki Pyrex), pipet volume 10 ml dan 25
inkubator (Memmert E24899), hot plate (SI Analytic GmbH D-55122) dan kertas
label.
III.1.2 Bahan
akuades, asam asetat anhidrat, etil asetat, FeCl3, gelatin, HCl pekat, H2SO4pekat,
dan tisu.
24
25
galli), cacing pita ayam (Raillietina sp), yang didapatkan dari tempat pemotongan
Sampel dalam penelitian ini adalah cacing gelang ayam (Ascaridia galli)
dan cacing pita ayam (Raillietina sp) yang didapatkan dari tempat pemotongan
Barat.
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah biota laut teripang
Cacing diambil dari lumen usus halus ayam kampung. Teknik sampling
yang digunakan yaitu purposive sampling terhadap cacing Ascaridia galli dan
Kriteria inklusi sampel Ascaridia galli yaitu cacing dewasa (ukuran 7-11
cm), aktif bergerak, sedangkan kriteria inklusi sampel Raillietina sp yaitu dewasa
digunakan sebagai hewan uji ialah cacing Ascaridia galli dan Raillietina sp.
Desain eksperimental yang dipilih adalah post test only control group design.
Bahan baku teripang dibersihkan dengan air mengalir setelah itu teripang
dipotong menjadi beberapa bagian dan khusus organ pecernaan seperti usus besar
yang berisi kotoran dan pasir dibuang. Selanjutnya, tubuh teripang dan organ
dalam lainnya dimasukkan ke dalam botol kaca, lalu diisi metanol hingga
terendam(19).
potong kecil dan ditambahkan 300 ml metanol sisa perendaman bahan untuk
1x24, 2x24, dan 3x24 jam kemudian dilakukan penyarian dengan kertas saring.
pada suhu 30-400C dan kecepatan 90 rpm. Selanjutnya filtrat yang tersisa
III.7.5 Fraksinasi
heksan, etil asetat dan air.Ekstrak cair dilarutkan dengan metanol diaduk hingga
pelarut n-heksan, etil asetat dan air.Ekstraksi dilakukan sebanyak 4 kali untuk tiap
dihitung rendemennya(47).
III.7.5..1 Alkaloid
jika positif terdapat alkaloid maka terbentuk endapan putih pada tabung.Tabung
Dragendorff 3 tetes(20).
III.7.5.1.2 Fenol
III.7.5.1.3 Flavonoid
etanol. Kemudian ditambahkan pita magnesium (Mg) dan 5 tetes HCl pekat(63,20).
III.7.5.1.6 Saponin
fraksi kedalam air hangat, dikocok vertikal selama 10 detik kemudian dibiarkan
2,0 N(20).
yang baru dipotong di tempat pemotongan ayam di Sungai Jawi dibelah satu per
satu ususnya. Bila ayam tersebut terinfeksi cacing maka akan ditemukan
Ascaridia galli dan Raillietina sp. Cacing diambil menggunakan pinset dan
dimasukkan kedalam larutan NaCl 0,9% yang telah disiapkan. Cacing diseleksi
sebanyak 15 ekor cacing Ascaridia galli dan 15 ekor cacing Raillietina sp. Cacing
hanya dapat digunakan satu kali setiap penelitian dan tidak dapat disimpan terlalu
lama. Cacing dimasukkan dalam sebuah termos yang berisi larutan NaCl
30
fisiologis. Cacing yang diperoleh dicuci dan dibilas berulang-ulang hingga bersih
ekor Ascaridia galli dan 15 ekor Raillietina sp. Tiap perlakuan membutuhkan 3
ekor cacing Ascaridia galli dan 3 ekor cacing Railletina spsetiap kali percobaan
dibutuhkan dua kali perlakuan, yaitu dengan konsentrasi 50 µg/ml, 500 µg/ml,
dan 5000 µg/ml dan satu kontrol normal dengan NaCl 0,9% serta satu kontrol
positif yaitu albendazol 5 mg/ml. Penelitian ini diulang sebanyak lima kali.
dilakukan dengan merendam cacing Ascaridia galli dan Raillietina sp kedalam zat
melarutkan fraksi etil asetat teripang 50 µg/ml, 500 µg/ml, dan 5000 µg/ml
asetat sebanyak 50 ml dengan konsentrasi 50 µg/ml, 500 µg/ml, dan 5000 µg/ml
31
terlebih dahulu dihangatkan dalam inkubator suhu 370C selama kurang lebih 15
pada cawan petri dan diinkubasi pada suhu 370C.penelitian dilakukan 2 kali
pengulangan. Untuk mengetahui bahwa cacing telah mati setelah diinkubasi, maka
kemudian dipindahkan ke dalam air suhu 500C.Apabila dengan diusik tetap diam,
berarti cacing tersebut telah mati dan jika masih bergerak berarti cacing hanya
dilakukan tiap jam ke-1, ke-3, ke-5, dan jam ke-7 dilanjutkan 24 jam. Jumlah
cacing yang mati dihitung dan dimasukkan kedalam tabel dan dianalisis dengan
uji statistik(64-66).
p<0,05, maka dilanjutkan dengan menggunakan analisis Post Hoc Test LSD.
Standardisasi ekstrak;
parameterspesifik dan Ekstrak Teripang
parameter non spesifik
Difraksinasi dengan n-heksan
Fraksinasi dengan
-
Fraksi etil asetat Etil asetat
Bulan ke
1 2 3 4
No. Penelitian
1. Persiapan alat dan
pengumpulan serta pengolahan
bahan baku teripang
2 Pembuatan ekstrak metanol
teripang dan pengujian
parameter spesifik dan
nonspesifik
3. Pembuatan fraksi etil asetat dan
uji fitokim fraksi
4. Persiapan alat dan
pengumpulan serta pengolahan
sampel cacing
5. Pengujian daya antelmintik
6. Analisis data