TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teripang
Teripang atau dikenal pula dengan nama ketimun laut, sea cucumber
istilah pasaran internasional dikenal degan nama teat fish. Teripang merupakan
salah satu anggota hewan dari filum Echinodermata yang bertubuh lunak,
berdaging dan memiliki bentuk tubuh bervariasi. Bentuk tubuh teripang pada
sedangkan bentuk lainnya yaitu membulat, silindris atau segi empat. Sebagian
bercabang. Tentakel tersebut dapat menjulur pada ujung anterior dan digunakan
organik, organisme kecil, rumput laut dan plankton yang berada disekitarnya.
Pada beberapa jenis teripang, tentakel dilapisi oleh mukus lengket yang berfungsi
umumnya diperairan pantai. Bagian perairan yang jernih dan airnya relatif tenang
merupakan habitat yang paling disukai teripang. Teripang dapat dengan mudah
Secara morfologi, perbedaan antara jantan dan betina pada teripang tidak
5
6
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada teripang dilakukan dengan cara
akan tumbuh menjadi individu yang normal. Reproduksi seksual dilakukan secara
eksternal di kolom air laut yaitu dengan melepaskan sel kelamin jantan dan betina
teripang yaitu variasi warna, bentuk tubuh, ada tidaknya kaki tabung, kelenjar
spikula yang terdapat pada bagian dalam kulit teripang. Hal tersebut karena
spikula pada setiap jenis teripang memiliki bentuk yang khas dan berbeda antara
Dari berbagai jenis teripang, hanya tiga genus yang ditemukan di perairan
Dari ketiga genus tersebut ditemukan sebanyak 23 spesies dan baru lima spesies
salah satu famili yang banyak terdapat pada daerah litoral perairan Indonesia (27).
cm. Bentuk tubuh bulat panjang silindris, warna tubuh umumnya bagian dorsal
hitam dan bagian ventral coklat tua kemerahan dengan batas warna yang jelas.
Kaki tabung berwarna hitam. Mulut terletak dibagian ventral anterior dengan
8
tentakel berbentuk perisai (peltate). Spikula dari dinding tubuh ventral dan dorsal
terdiri atas spikula bentuk meja(32-34). Bagian kaki tabung di bagian ventral
berfungsi untuk pergerakan dan dibagian dorsal terdapat papila sebagai alat
sensor. Saluran pencernaan memanjang dalam rongga tubuh dan terdapat saluran
respirasi. Habitat teripang adalah perairan pantai, mulai dari daerah pasang-surut
yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam. Sering ditemukan pada daerah
terumbu karang, lebih khusus lagi ditemukan didasar laut berpasir atau dibawah
dalam(35):
Kingdom : Animalia
Divisi : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Holothurin B4, Holothurin B1, Holothurin B2, Holothurin B3, Holothurinoside E1,
(Eicosapentaenoic acid). EPA dan DHA (Omega 3) merupakan asam lemak rantai
panjang yang banyak ditemukan pada satwa lautan. DHA dan EPA bermanfaat
untuk pertumbuhan otak dan melancarkan sirkulasi darah. EPA dan Omega 3
ada dalam tubuh teripang meliputi protein 86,8%, kolagen 80,0%, mineral,
CH2OH
CH 2OH
CH2
O
O O
O
O
O OH
OH
OCH3 O
O
HO
HO
OH OH
HOLOSTANOL
OH OH
QUINOVOSE METHYL-
GLUCOSE XYLOSE
GLUCOSE
O O
O O
OH O OH O
OH OH
CH2OH
O O O O O
OH OH
OH
O
HO SO2H2O
CH3
CH2 OH CH2OH CH2OH CH2OH CH3
OH O O
O O
O O O O
OH OH
OCH2 O O OCH2 O
O
HO HO HO HO
OH OH
OH OH OH OH
II.1.2 Simplisia
alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan apapun juga,
dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu simplisia nabati, hewani dan mineral(40).
dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari
tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu atau zat
yang dipisahkan dari tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum berupa
zat kimia murni. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat yang dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni,
sedangkan simplisia mineral adalah simplisia berasal dari bumi, baik telah diolah
II.1.3 Ekstraksi
Ekstraksi yaitu penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah
obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan akan
larut. Ekstrak merupakan sediaan sari pekat bahan alam yang diperoleh dengan
cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan pelarut
yang cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya dan sisa endapan
ekstrak cair (extractum tanue), ekstrak kental (extractum spissum), dan ekstrak
kering. Ekstrak cair merupakan sediaan yang mempunyai konsistensi seperti madu
dan dapat dituang. Ekstrak kental merupakan sediaan yang liat pada kondisi
dingin dan tidak dapat dituang, kandungan airnya sekitar 30%, sedangkan ekstrak
II.1.3.1 Maserasi
membiarkan padatan terendam dalam suatu pelarut dan diaduk pada temperatur
cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang
12
II.1.4 Fraksinasi
dan jenis senyawa menjadi fraksi yang berbeda tergantung pada jenis simplisia.
Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan masuk ke senyawa polar, begitu pula
senyawa organik yang terlarut dalam suatu pelarut lainnya dan antara kedua
pelarut tidak saling melarutkan. Dengan demikian akan membentuk dua lapisan
dan senyawa organik yang diinginkan akan tertarik kepada pelarut yang
ditambahkan(47)
Etil asetat adalah cairan jernih tak berwarna dan memiliki bau yang khas.
Etil asetat memilki rumus kimia CH3COOC2H5. Sementara itu bobot jenis etil
asetat adalah 0,900-0,903 pada suhu 200C(40,48). Menurut Dutia, etil asetat memiliki
aroma buah yang khas dengan berat molekul 88,10. Etil asetat sedikit larut dalam
13
air dan larut dalam sebagian besar pelarut organik seperti alkohol, aseton, eter dan
kloroform. Etil asetat merupakan pelarut dengan toksisitas rendah yang bersifat
semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun
dan triterpenoid(26).
diperkirakan lebih dari 1,5 miliar orang (24% dari populasi dunia) terinfeksi oleh
(1)
parasit cacing . Masalah kecacingan merupakan masalah yang serius di
Indonesia. Angka infeksi cacing mencapai 28% dari penduduk Indonesia pada
tahun 2013(2). Kecacingan sering terjadi pada anak-anak, diperkirakan sekitar 600
juta anak usia sekolah beresiko tinggi terinfeksi parasit cacing di seluruh dunia(1).
keadaan hidup dan pelayanan kesehatan masih kurang baik dan higienitas masih
infeksi cacing dapat menimbulkan kurangnya gizi berupa kalori dan protein serta
kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan menimbulkan
Cacing penyebab infeksi pada manusia dapat dibagi menjadi dua filum
utama, yaitu Nemathelmintes atau cacing gelang dan Platyhelmintes atau cacing
14
pipih. Platyhelmintes terbagi menjadi dua kelas yaitu trematoda dan cestoda
spesies cacing yang dapat menyebabkab penyakit pada manusia maupun hewan.
tidak bersegmen dan bilateral simetris. Cacing ini memiliki rongga tubuh dan
sistem saraf dan ekskresinya belum sempurna. Nematoda adalah cacing yang
banyak ruas (segmen). Cestoda memiliki alat pencernaan yang belum sempurna
dan tidak memiliki rongga tubuh. Kepala cacing cestoda mempunyai alat isap
untuk mnempel yang dilengkapi kait untuk menempel pada organ manusia atau
ada yang hidup diusus, di dalam darah, di dalam saluran limfe atau di dalam
tubuh yang tidak bersegmen dan hidup di dalam saluran cerna manusia.
melalui tanah dan non STH yang media penularannya tidak melalui tanah (5).
dalam siklus hidupnya. Spesies dari nematoda intestinal yang hidup diusus halus
II.1.7.1.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Divisi : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Ascaridida
Famili : Ascaridida
Genus : Ascaridia
II.1.7.1.2 Morfologi
Ascaridia galli telah memiliki dismorfisme seksual yang berbeda antara jantan
dan betina(54,55).
16
Cacing betina berukuran 7,2 – 11,6 cm dan memiliki ujung posterior yang
lurus sedangkan cacing jantan berukuran 5,1-7,6 cm dan memiliki ujung posterior
yang melengkung. Kedua jenis kelamin memiliki mulut yang menonjol dengan
tiga bibir pada ujung anterior. Telur Ascaridia galli berbentuk oval, dengan
cangkang yang halus, memiliki ukuran panjang sekitar 73-92 µm dan lebar sekitar
Siklus hidup Ascaridia galli melibatkan satu inang. Cacing dewasa hidup
di lumen usus halus sedangkan telur cacing akan keluar bersama tinja ayam. Telur
akan berkembang menjadi infektif dalam lingkungan yang optimal. Siklus hidup
dimulai ketika inang memakan/mencerna telur infektif dengan larva L3. Telur
semakin jauh ke duodenum, tempat telur menetas pada 24 jam pertama. Faktor
yang memicu telur untuk menetas adalah temperatur, tingkat karbondioksida dan
pH. Setelah menetas larva menanamkan dirinya pada lapisan mukosa usus halus
yang akan keluar bersama feses ke lingkungan eksternal sehingga siklus akan
Ascaridia galli dapat ditemukan pada semua umur ayam tetapi paling
sering pada ayam berumur kurang dari 12 minggu. Ayam akan mengalami
Sayap ayam akan melemah dan terjadi penurunan berat badan yang berkaitan
dengan jumlah infeksi cacing dalam usus. Produksi telur ayam betina juga
mengalami penurunan(57,58).
menimbulkan kerusakan yang parah pada intestinum. Migrasi ini terjadi dilapisan
gangguan proses digesti serta penyerapan nutrisi yang dapat berpengaruh terhadap
kandungan eletrolit dan darah ayam sperti penurunan jumlah eritrosit dan
Manifestasi lain pada infeksi cacing ini yaitu perubahan perilaku seperti
18
Ascaridia
menyebabkan obstruksi pada usus. Cacing dewasa pada kondisi infeksi berat
dapat berpindah ke oviduk dan ditemukan dalam telur ayam betina ataupun
saginata (cacing pita sapi), Taenia solium (cacing pita babi) dan
Diphyllobothrium latum (cacing pita ikan). Cacing ini tersebar diseluruh dunia,
namun lebih sering terjadi pada daerah tropis dan sub-tropis. Cacing pita
saluran cerna. Infeksi pada manusia terjadi melalui konsumsi daging sapi, daging
babi, atau ikan mentah kurang matang yang terkontaminasi larva cacing pita.
Infeksi juga dapat terjadi melalui minuman, buah dan sayuran yang dimasak
19
kuarang matang. Infeksi cacing ini umumnya asimtomatis, namun infeksi berat
menimbulkan mual, muntah, lemas, turunnya berat badan, sakit perut dan
diare(52,60).
II.1.8.1 Raillietina sp
II.1.8.1.1 Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelmintes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Davaineidae
Genus : Raillietina
Spesies : Raillietina sp
II.1.8.1.2 Morfologi
cm dan lebar proglotitnya 1-4 mm, lebar skoleksnya 175-350 mikron dan
terdapat 2 atau 3 barisan yang terdiri dari 90-120 duri yang panjangnya 6-8
mikron. Alat penghisapnya juga dilengkapi dengan 8-12 baris duri yang
saja berselang seling tak teratur, letaknya didepan tengah-tengah sisi proglotid
yang matang. Terdapat 18-32 testes pada setiap ruas uterus berisi kapsul yang
domestica dan bangsa semut dari genus Tetramorium dan Pheidole. Salah satu
vektor dari insekta terbang ini yang menyebabkan cacing pita mudah menyebar
dan telur cacing pita mempunyai kemampuan yang hebat untuk menyesuaikan
setelah telur masuk dan tercena dalam saluran pencernaan inang sementara. Telur
yang tertelan berubah menjadi larva, larva menembus dinding usus masuk
kerongga perut menjadi cysticercoid. Ayam terinfeksi cacing ini karena memakan
invaginasi, skolek keluar dari kista dan menempel didinding saluran usus.
waktu ± 14 hari. Masa prepaten pada ayam yaitu 13 hari sampai 3 minggu(60).
II.1.8.1.4 Patogenesis
21
dengan cara menyerap sari makanan dari induk semangnya pada mukosa usus.
Apabila tingkat infeksi cukup berat, induk semang akan mengalami hypoglicemia
dan hyperproteinemia yang nyata. Pada awal infeksi menempelkan kait pada
bagian rostellum dan sucker pada mukosa usus. Selama stadium awal, cacing
posterior usus halus. Gejala klinis yang mudah dikenali hewan menunjukkan
nafsu makan menurun, selalu haus, lemah, lesu dan mudah lelah. Defisiensi
inang lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi yang berat pada ayam muda
menyebabkan kematian(60).
II.1.9 Antelmintik
cacing dewasa atau bentuk berkembangnya yang menyerang organ dan jaringan.
berpenetrasi melalui kutikulas cacing. Antelmintik diberikan secara oral, pada saat
obat alternatifnya(10).
22
II.1.9.1 Albendazol
Pembersihan parasit tersebut dari saluran cerna belum dapat menyeluruh hingga
beberapa hari setelah pengobatan. Obat ini juga memiliki efek larvisid
Konsentrasi maksimum dalam plasma dicapai sekitar tiga jam setelah pemberian
Albendazol dapat digunakan untuk penyakit infeksi tunggal atau campuran yang
disebabkan oleh cacing gelang, cacing cambuk, cacing kremi, cacing tambang,
dan cacing pita. Terapi albendazol untuk 1-3 hari hampir bebas dari efek samping
tetapi bisa juga menyebabkan nyeri epigastrium, diare, sakit kepala, gangguan
pada hati, mual, muntah, pusing, kelelahan dan insomnia. Penggunaan albendazol
kelelahan dan alopecia. Albendazol tidak boleh diberikan pada pasien yang
dikontraindikasikan bagi wanita hamil serta menyusui, penderita sirosis hati dan
dipastikan(11,12,61).
antibakteri dan antijamur(18); Pada penelitian Sari dkk (2015) dan Firdaus (2015)
menyatakan saponin yang berasal dari ekstrak Achillea Wilhelmsii C.Koch dan
yang luas. Intannia dkk (2015) menyatakan golongan senyawa saponin, flavonoid
dan tanin pada daun ketepeng cina mempunyai daya antelmintik terhadap
Raillietina sp; Lee et al., (2008) (dalam Intannia dkk) mengatakan flavonoid
kandungan yang sama dengan beberapa tanaman tersebut pada fraksi etil asetat
Raillietina sp.
24
Variasi konsentrasi
teripang, yaitu; 50 µg/ml,
500 µg/ml dan 5000 µg/ml
Daya
Cacing Ascaridia galli
Antelmintik (kematian
dan Raillietina sp
cacing)
yang diuji secara in vitro memiliki daya antelmintik pada cacing Ascaridia galli