Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan Lingkungan Dan Gizi Masyarakat

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

M. Risky Beby Iftah (1500018)

Chindy Permatasari (1500007)

Elsi Diana (1500012)

Rika Masvira (1500029)

Septi Ermawati (1500032)

Wahyuni (1500039)

Wulan Sari Firmes Putri (1500041)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahua maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dari kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah ................................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Hygiene Dan Kesehatan Lingkungan) ....................................................................... 2
2.2 Pengadaan Air Bersih, Penanggulangan Sampah, Polusi Udara, Kesehatan Perumahan Dan
Pemberantasan Vector ....................................................................................................................... 3
2.3. Masalah Gizi Di Indonesia Dan Penanggulangannya ................................................................ 7
2.4. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). ................................................................................... 7
BAB III ......................................................................................................................................................... 7
PENUTUP .................................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 9
3.2 Saran..11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Hygiene Dan Kesehatan Lingkungan?


2. Bagaimana Pengadaan Air Bersih, Penanggulangan Sampah, Polusi Udara, Kesehatan
Perumahan Dan Pemberantasan Vector?
3. Bagaimana Masalah Gizi Di Indonesia Dan Penanggulangannya?
4. Bagaimana Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk Mengetahui Pengertian Hygiene Dan Kesehatan Lingkungan.


2. Untuk Mengetahui Pengadaan Air Bersih, Penanggulangan Sampah, Polusi Udara,
Kesehatan Perumahan Dan Pemberantasan Vector.
3. Untuk Mengetahui Masalah Gizi Di Indonesia Dan Penanggulangannya.
4. Untuk Mengetahui Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hygiene Dan Kesehatan Lingkungan


Pengertian Hygiene Menurut Para Ahli :

1. Brownell (R. Sihite. 2000:3) menyatakan hygiene adalah bagaimana caranyaorang


memelihara dan melindungi kesehatan.
2. Gosh berpendapat bahwa hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh
faktor yang membantu /mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan
maupun melalui masyarakat.
3. Prescott menyatakan bahwa hygiene terbagi ke dalam dua aspek yang menyangkut
individu (Personel Hygiene) dan yang menyangkut lingkungan (Environment).
4. Di dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1996, Hygiene di nyatakan sebagai kesehatan
masyarakat yang meliputi semua usaha untuk memlihara, melindungi, dan mempertinggi
derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan
memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta mempertinggi kesehatan
dalam perikemanusiaan.

Pengertian Hygiene

Hygiene merupakan aspek yang berkenaan dengan kesehatan manusia atau masyarakat yang
meliputi semua usaha serta kegiatan untuk melindungi, memelihara, dan mempertinggi tingkat
kesehatan jasmani maupun rohani baik perorangan maupun kelompok masyarakat. Hygiene
bertujuan untuk memberikan dasar kehidupan yang sehat bagi seluruh aspek kehidupan dalam
rangka mempertinggi kesejahteraan masyarakat.

2
2.2 Pengadaan Air Bersih, Penanggulangan Sampah, Polusi Udara, Kesehatan Perumahan
Dan Pemberantasan Vector
A. PENGADAAN AIR BERSIH

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri
sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air,
untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.

Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi,
mencuci (bermacam-macam cucian) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO di Negara-
negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di Negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.

Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk
minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk masak) air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

Syarat-syarat air minum yang sehat

Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka airtersebut hendaknya diusahakan
memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya diusahakan mendekati
persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

a. Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak bersa,
suhu di bawah suhu udara diluarnya, sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara
mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini tidak sukar.
b. Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri
pathogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri
pathogen, adalah dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari
pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah
memenuhi syarat kesehatan.

3
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu
pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air, akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air
yang ideal antara lain sebagai berikut :
Jenis Bahan Kadar Yang Dibenarkan (Mg/Liter)
Fluor (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat Organik 10
Ph, (Keasaman) 6,5-9,0
CO2 0

B. PENANGGULANGAN SAMPAH

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang
sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan
masyarakatan amerika membuat batasan, sampah adalah (waste) adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai,tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-


alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak
berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus
bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua
limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi
tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam
pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsipprinsip baru. Daripada

4
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-
ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti
yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk
memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur
sampah.

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang
mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/
mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat
menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah
yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah
didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan
penghapusan penggunaan.

Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan
tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara
berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan
di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya.
Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting
dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus
menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu
contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem
pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah
yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah
organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota.
Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan
cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah.
Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang

5
juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah
menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan
menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur,
berikut:

Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah


penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/ sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
Pengangkutan
Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini
secara efisien.

C. POLUSI UDARA

Polusi udara adalah suatu kondisi dimana udara tercemari oleh bahan kimia, zat/partikel dan
bahan biologis lain yang bisa membahayakan kesehatan dan makhluk hidup serta organisme
lainnya. Polusi udara bisa mengakibatkan rusaknya lapisan atmosfer dan tercemarinya oksigen
yang dibutuhkan oleh manusia.

Dampak polusi udara

Polusi udara bisa sangat merugikan diantaranya:

Terjadinya gangguan pernafasan seperti radang paru-paru


Mengganggu kesehatan kulit sehingga kulit nampak kusam, elastisitas merosot, penuaan
dini, timbul flek hitam, mengalami keriput, yang lebih parah adalah resiko penyakit
kanker kulit
Bagi penderita asma juga bisa meningkatkan kambuhnya penyakit asmanya
Timbul batuk-batuk
Polusi udara karena asap kebakaran hutan bisa mengganggu pandangan
Mengalami stress dan mudah marah
6
D. KESEHATAN PERUMAHAN DAN PEMBERANTASAN VECTOR
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang


gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup
Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

2.3. Masalah Gizi Di Indonesia Dan Penanggulangannya

2.4. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)


Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.

Gizi memiliki beberapa fungsi yang berperan dalam kesehatan tubuh makhluk hidup, yaitu:

1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan


tubuh yang rusak
2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan
tubuh yang lain
4. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (protein).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang

1. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak adanya saluran
penampung air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga kepadatan penduduk yang
tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman pathogen. Lingkungan yang mempunyai iklim

7
tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga berhubungan produksi
tanaman.

2. Faktor Ekonomi

Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, sebagian besar penduduknya
berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan pada umunya masyarakat yang
berpenghasilan rendah mempunyai ukuran badan yang lebih kecil.

Masalah gizi di negara-negara miskin yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai
kuantitas dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi
kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi
khusus yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan pemeliharaan tubuh dengan
segala fungsinya.

3. Faktor Sosial-Budaya

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak.
Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan
oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.

4. Faktor Biologis atau Keturunan

Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat dicapai oleh anak.
Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk mencapai ukuran yang ditentukan
oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada
tahun-tahun terakhir mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.

Cara Perbaikan Status Gizi

Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara lain menambah
berat badan dan meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi:

8
1. Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan
aktivitas.
2. Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan
mineral sesuai dengan kebutuhan.
3. Menu disesuaikan dengan pola makan.
4. Peningkatan kadar Hb dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang
berasal dari bahan makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada
sumber makanan nabati.
5. Selain meningkatkan konsumsi makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan
yang banyak mengandung vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo
kecik, sukun, dll.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R. 2009. Kromatografi Untuk Analisis Obat. Graha ilmu: Yogyakarta

Khopkar. SM. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Indonesia press.

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. ITB: Bandung.

Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Penerbit: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai