Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TOKSIKOLOGI

PENYALAHGUNAAN KOKAIN

Oleh :

Kelompok 4

Alfitra Ramadhan (1801083)


Annisa Rahmawati (1901119)
Apriliana Kartika Putri (1801086)
Grace Jessica (1801094)
Miftahul Jannah (1801101)
Winda Oktavia Raisa (1901125)

Dosen Pengampu:

Rahmayati Rusnedy, M. Si., Apt

PROGRAM STUDI DIPLOMA S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahua maupun pengalaman penulis, penulis yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dari kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

2.1 Kokain ..................................................................................................... 5

2.2 Tanda dan gejala intoksikasi dari kokain ................................................ 6

2.3 Efek toksikan dan mekanisme kerja toksikan dari kokain ...................... 6

2.4 Penanganan atau antisipasi penyalahgunaan dari kokain........................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan............................................................................................. 12

3.2 Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba telah menjadi


permasalahan dunia yang tidak mengenal batas Negara, juga menjadi bahaya global
yang mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.
Masalah penyalahgunaan narkoba telah mengkhawatirkan, jika tidak ditanggulangi
merupakan ancaman bagi kesejahteraan generasi yang akan datang. Penyalahgunaan
obat tersebut dapat menimbulkan gangguan baik badan maupun jiwa seseorang, di
ikuti dengan akibat sosial yang tidak di inginkan (BNN, 2008).
Menjelaskan bahwa penyalahgunaan atau ketergantungan NAPZA dari tahun ke
tahun semakin meningkat, sementara fenomena NAPZA itu sendiri bagaikan gunung
es (ice berg) artinya yang tampak di permukaan lebih kecil dibandingkan dengan
yang tidak tampak. Penelitian yang di lakukan menyebutkan bahwa angka sebenarnya
adalah sepuluh kali lipat dari angka resmi (dark number = 10) atau dengan kata lain
bila di temukan satu orang lainnya yang tidak terdata secara resmi.
Data yang di himpun Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2011 sudah
mencapai sekitar 3,6 juta atau 1,5 persen dari jumlah populasi penduduk Indonesia.
Jumlah tersebut, kemungkinan akan terus bertambah setiap tahun, dan BNN
memperkirakan, jika tidak di lakukan penanggulangan secara serius maka pada tahun
2015 mendatang jumlah penyalahguna narkoba akan meningkat hingga 5,2 juta orang
atau sekitar 2,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Diantaranya kelompok umur
yang terbanyak pada umur 26-35 tahun. Sedangkan menurut kelompok pekerjaaan
pemakai yang terbanyak adalah wiraswasta.

1
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
Jenis narkotika diantaranya heroin, opium, ganja (marijuana), morfin, kokain. Jenis
psikotropika diantaranya ekstasi, sabu, amfetamin, pil koplo. Sedangkan jenis zat
adiktif lainnya alkohol, inhalans ( lem, tinner, bensin, penghapus cat kuku), tembakau
dan kafein (BNN, 2008).
Penyalahgunaan napza adalah pemakaian obat secara terus-menerus atau sekali-
kali secara berlebihan, serta tidak menurut petunjuk dokter. Dampak dari
penyalahgunaan NAPZA sangat luas, tidak saja terhadap kesehatan fisik dan mental
penyalahguna NAPZA, akan tetapi juga berdampak pada ketenangan kehidupan
dalam keluarga, meresahkan masyarakat, dan terjadinya pelanggaraan hukum (BNN,
2008).
Ketergantungan NAPZA merupakan penyakit endemik dalam masyarakat
modern, penyakit kronik yang berulangkali kambuh dan merupakan proses gangguan
mental adiktif. Apabila NAPZA dikonsumsi dengan cara ditelan, diminum, dihisap,
dihirup, di hidu dan melalui suntikan maka NAPZA melalui peredaran darah sampai
pada susunan saraf pusat (otak) yang mengganggu sistem neuro-transmitter sel-sel
saraf otak. Akibat gangguan pada system neuro-transmitter itu terjadilah Gangguan
Mental dan Perilaku akibat NAPZA.
Narkoba berasal dari berbagai zat kimiawi alami, semisintesis, dan sintesis
yang memiliki reseptor pada jaringan saraf otak. Dimana akibat pemakaian NAPZA
dalam jangka panjang dan terus menerus akan berdampak pada fisik diantaranya
kerusakan sistem syaraf pusat, melemahkan jantung, gagal ginjal, kerusakan di hati,
terjangkitnya hepatitis, terinfeksi HIV-AIDS, hingga menyebabkan kematian (over
dosis) (BNN,2008).
Penggunaan ganja secara terus menerus tidak hanya membuat orang kecanduan
tetapi juga merusak otak dan tubuh. Studi terbaru menemukan bahwa kerusakan otak
akibat ganja sama dengan kerusakan pada orang dengan skizofrenia (gangguan jiwa).

2
Studi terbaru yang dilakukan peneliti Inggris menemukan bahwa marijuana alias
ganja dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan memori yang serupa dengan
yang terjadi pada orang dengan skizofrenia. Hal ini juga di buktikan dalam penelitian
yang menyebut bahwa pada umumnya pasien gangguan jiwa skizofrenia sebelumnya
memakai ganja terlebut dahulu. Begitu juga bila seseorang dalam mengkonsumsi
NAPZA jenis kokain itu berlebihan (overdosis/intoksikasi) ia akan mengalami gejala-
gejala gangguan jiwa seperti halusinasi dan delusi.
Seseorang yang sudah menjadi pecandu narkoba, biasanya sulit melepaskannya,
karena zat terlarang ini memberikan efek menyakitkan bagi para pecandu yang
mencoba melepaskannya. Gejala putus NAPZA ini akan memaksa seseorang untuk
mengulangi pemakaian NAPZA tersebut, hingga mereka menjadi seorang yang
ketergantungan zat. Mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan narkoba
ketika sakaw, diantaranya mencuri, melukai orang lain, bahkan rela menyerahkan
kehormatannya.
Adapun faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan napza yang
menyebabkan seseorang menjadi pecandu narkoba diantaranya faktor kepribadian,
kecemasan dan depresi, faktor keluarga, faktor kelompok teman sebaya (peer group),
faktor keberadaan NAPZA, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Seseorang
dapat menjadi pecandu karena disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus atau secara
bersamaan. Karena ada juga faktor yang muncul secara beruntun akibat dari satu
faktor tertentu.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kokain?


2. Apa saja tanda dan gejala intoksikasi dari kokain?
3. Apa efek toksikan dari kokain dan mekanisme kerja dari toksikan kokain?
4. Bagaimana penanganan atau antisipasi penyalahgunaan dari kokain?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari kokain.


2. Untuk mengetahui tanda dan gejala intoksikasi dari kokain.
3. Untuk mengetahui efek toksikan dari kokain dan mekanisme kerja dari
toksikan kokain.
4. Untuk mengetahui penanganan atau antisipasi penyalahgunaan dari kokain.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kokain

Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan. Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik,
bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah
dikenali.
Kokain mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan
bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih
mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama
lain untuk Kokain: Snow, coke, girl, lady dan crack (kokain dalam bentuk yang
paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang lebih kuat).
Kokain disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk
kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda
yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan
penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang
sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung
bagian dalam. Gejala yang ditimbulkan dari pengguna kokain adala sebagai berikut.

5
2.2 Tanda dan gejala intoksikasi dari kokain

Tanda daan gejala intoksikasi dari penggunaan kokain, meliputi: takhikardi,


dilatasi pupil, tekanan darah naik, berkeringat, tremor, mual, muntah, meningkatnya
suhu tubuh, aritmia, halusinasi visual, nyeri pada dada, euphoria, insomnia atau
hipersomnia, agitasi psikomotor, ide bunuh diri dan paranoid, mudah tersinggung
atau irritable, dan perasaan depresif.

2.3 Efek toksikan dan mekanisme kerja toksikan dari kokain

1. Efek Toksikan
a) Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy).
b) Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks.
c) Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
d) Timbul masalah kulit.
e) Kejang-kejang, kesulitan bernafas.
f) Sering mengeluarkan dahak atau lendir.
g) Merokok kokain merusak paru (emfisema).
h) Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan.
i) Paranoid.
j) Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs).
k) Gangguan penglihatan (snow light).
l) Kebingungan (konfusi).
m) Bicara seperti menelan (slurred speech).

2. Mekanisme Kerja Toksikan

Kokain digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dihisap, disuntikan.


Efek kokain yang digunakan dengan cara disedot atau dihirup dapat berlangsung 15 –

6
30 menit, tapi jika dihisap dengan rokok hanya berlangsung 5 – 10 menit. Untuk
mempertahakan rasa mabuk, seseorang harus menambah dosisnya, inilah yang
menyebabkan penyalahgunaan berlebihan, menggunakan berulang kali dalam tempo
relatif singkat dan dengan dosis yang semakin meningkat.
Kokain digunakan sendiri dengan mengunyah, mengendus dengan hidung,
merokok dan suntikan Intra Vena. Efek puncak terjadi setelah 15-20 menit sehabis
mengendus tepung kokain dan menurun setelah 1-1,5 jam. Efek yang cepat tetapi
berjangka waktu pendek diperoleh setelah suntikan intravena kokain atau merokok
bentuk basa bebas (“crack”). Karena terjadinya efek sangat cepat, kemungkinan takar
lajak dan ketergantungan paling besar dengan suntuikan intravena dan mengisap
crack. Absorpsi dilakukan dari segala tempat termasuk selaput lendir. Pada
pemberian oral kokain tidak efektif karena di dalam usus sebagian besar mengalami
hidrolisis. Sebagian besar mengalami detoksikasi dihati dan sebagian kecil di ekskresi
bersama urin dalam bentuk utuh. Diperkirakan hati dapat melakukan detoksikasi
kokain sebanyak 1 dosis letal minimal dalam waktu 1 jam. Detoksikasi kokain tidak
secepat detoksikasi anestesi local sintetik.
Kokain meningkatkan kadar dopamin yang hadir pada jarak diantara sel-sel
saraf dengan menghalangi penghapusan kembali ke sel. Jumlah dopamin yang
berlebihan menghasilkan reseptor dalam jumlah yang cukup banyak yang muncul
pada beberapa sel-sel otak, menyebabkan efek hiperaktif dan menstimulasi otak sama
kuatnya seperti mengaktifasi reward pathway yang menyebabkan perasaan senang
dan menyebabkan kecanduan. Efek stimulan ini juga memberikan rasa tegang yang
berlebihan pada jantung.

2.4 Penanganan atau antisipasi penyalahgunaan dari kokain

Penyalahgunaan kokain yang ekstensif telah menyebabkan upaya untuk


mengembangkan program pengobatan untuk jenis penyalahgunaan narkoba ini.

7
Mayoritas pelaku yang mencari program perawatan merokok, dan cenderung
menyalahgunakan banyak obat. Diperlukan strategi untuk mengatasi aspek kecanduan
neurobiologis, sosial dan medis. Diperlukan strategi perilaku, suportif, dan
farmakologis.

Pertama pelaku kokain harus berhenti menggunakan narkoba dan obat lain yang
menyertai penggunaannya. Tidak banyak komplikasi penggunaan kokain dapat
diobati di rumah. Komplikasi yang paling umum adalah masalah kejiwaan.
Kecemasan, agitasi ringan, kehilangan nafsu makan, insomnia, lekas marah,
serangan panik ringan, depresi ringan, dan sakit kepala ringan bisa dirawat di rumah
dengan menghentikan penggunaan obat.
Hidung meler, hidung tersumbat, dan mimisan dapat juga dirawat di rumah
dengan menghentikan penggunaan kokain, meningkatkan kelembaban udara dengan
alat penguap dan pelembap, dan melakukan tekanan hidung langsung selama 10
menit untuk menghentikan mimisan tersebut. Oleskan antibiotik topikal seperti
bacitracin atau petroleum jelly untuk membantu dengan pengeringan dan pengerasan
kulit.

8
Batuk kronis atau batuk hitam tanpa darah dapat diobati lagi dengan
penghentian merokok kokain dan obat lain seperti tembakau atau ganja. Obat batuk
yang mengandung bahan guaifenesin, senyawa aktif dalam Robitussin, ditambah
konsumsi air yang meningkat dapat membantu.
Pengguna narkoba jarum suntik yang terus menggunakan kokain sebaiknya
jangan berbagi-bagi jarum suntik melainkan dengan menggunakan jarum suntik steril.
Bersihkan kulit dengan benar sebelum menyuntikkan juga menurunkan risiko infeksi.
Selain obat-obatan pengobatan, intervensi perilaku dapat memiliki efek
tambahan pada keberhasilan pengobatan, seperti:

a) Terapi perilaku kognitif mengajarkan kemampuan untuk membantu seseorang


mengenali situasi di mana mereka paling mungkin menggunakan obat ini, dan
menghindari situasi ini. Ini terutama digunakan untuk membantu mencegah
kekambuhan.
b) Contingency management (CM), juga disebut insentif motivasi, berpusat pada
sistem penghargaan untuk berpantang. Ini bisa efektif dalam mengurangi
penggunaan narkoba oleh pasien dalam pengobatan untuk penyalahgunaan
kokain.

Memberikan kombinasi perawatan dan layanan yang optimal untuk setiap


individu sangat penting untuk hasil yang sukses. Pada akhirnya, kombinasi dari kedua
perawatan mungkin menjadi pilihan paling efektif.
Upaya yang paling baik dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba
tentunya adalah melalui upaya pencegahan yang dilakukan kepada manusia sebagai
calon pengguna dan pengadaan narkoba serta pemasarannya. Pencegahan yang dapat
dilakukan antara lain melalui:

9
a) Pencegahan primer (Primary Prevention ):

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang belum mengenal Narkoba serta
komponen masyarakat yang berpotensi dapat mencegah penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

 Penyuluhan tentang bahaya narkoba.


 Penerangan melalui berbagai media tentang bahaya narkoba.
 Pendidikan tentang pengetahuan narkoba dan bahayanya.

b) Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention ):

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang coba-coba


menyalahgunakan Narkoba serta komponen masyarakat yang berpotensi dapat
membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :

 Deteksi dini anak yang menyalahgunaan narkoba


 Konseling
 Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah
 Penerangan dan Pendidikan pengembangan individu
 Life skills antara lain tentang ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan
menolak tekanan orang lain dan ketrampilan mengambil keputusan dengan
baik.

c) Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention ):

Pencegahan ini dilakukan kepada orang yang sedang menggunakan narkoba


dan yang pernah/mantan pengguna narkoba, serta komponen masyarakat yang

10
berpotensi dapat membantu agar berhenti dari penyalahgunaan narkoba dan
membantu bekas korban naroba untuk dapat menghindari
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain :
 Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta
kelompok lingkungannya
 Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna agar mereka
tidak terjerat untuk kembali sebagai pengguna narkoba

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan. Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
vasokonstriksifnya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik,
bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah
dikenali.
3.2 Saran

Dari makalah ini, diharapkan pembaca mengerti dan memahami tentang


peyalahgunaan dari kokain. Pembaca juga diharapkan dapat mengambil manfaat dari
makalah yang telah disusun. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki
penulisan makalah yang selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afiatin, T. 2008. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dengan Program Aji. UGM


Press: Yogyakarta.
Badan Narkotika Nasional. 2008. Pedoman Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda:
Jakarta.
Pusat Dukungan Pencegahan BNN. 2005 Modul pelatihan bagi fasilitator penyuluh
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba: Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai