Anda di halaman 1dari 111

0

MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA


PENGGUNAAN LABORATORIUM

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2010

1
MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA
PENGGUNAAN LABORATORIUM
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kode Dokumen : 00601 07021


Revisi : 04
Tanggal : 1 Juli 2010
Dibuat oleh : Tim UJM Jurusan Teknik Sipil
Ketua,

Ttd

Ir. Suroso, M.Eng, Dipl HE


Dikendalikan oleh : Sekretaris Jurusan Teknik Sipil FTUB

Ttd

Ir. Siti Nurlina, MT


Disetujui oleh : Ketua Jurusan Teknik Sipil FTUB

Ttd

Ir. Sugeng P. Budio, MS

1
KATA PENGANTAR

Visi, misi dan tujuan pendidikan yang akan


diwujudkan dan dicapai oleh Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Brawijaya dititik-beratkan pada kualitas
lulusan yang berdaya saing tinggi dan berwawasan global dan
berkepribadian serta berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu
Jurusan Teknik Sipil haruslah menjadi sebuah lembaga yang
dikelola secara profesional, efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel. Selain itu juga harus adaptable terhadap setiap
perubahan akibat tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi khususnya bidang teknik sipil. Untuk mewujudkan
hal tersebut di atas, maka salah satu sistim yang harus
diterapkan adalah sistim penjaminan mutu.

Salah satu dokumen sistim penjaminan mutu yang


dibuat di Jurusan Teknik Sipil adalah Manual Prosedur Sarana
dan Prasarana. Dokumen ini berisi tentang penggunaan
laboratorium di Jurusan Teknik Sipil sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, tertib dan baik.

Manual prosedur ini diharapkan dapat dipahami dan


dilaksanakan dengan baik oleh seluruh civitas akademika
Jurusan Teknik Sipil.

Malang, 1 Juli 2010


Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ttd

Ir. Sugeng P. Budio, MS

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................... 2


Daftar Isi .......................................................... 3
I. Pengertian dan tujuan ................................. 4
II. Pihak-pihak yang terkait ............................... 4
III. Referensi ..................................................... 4
IV. Mekanisme dan prosedur ............................... 4
V. Dokumen/buku/laporan/formulir ..................... 6
VI. Flowchart Penggunaan Laboratorium ............... 7
VII. Instruksi Penggunaan Laboratorium (00601 07019) 8
Instruksi Kerja Peralatan (00601 07020 s.d 00601 07063)
VIII. Tim Unit Jaminan Mutu ................................... 106
Lampiran
Lampiran 1. Formulir penggunaan atau peminjaman fasilitas
di laboratorium ......................................... 107
Lampiran 2. Surat serah terima alat ............................ 109

3
I.Pengertian dan Tujuan:
Laboratorium adalah fasilitas yang digunakan untuk
praktikum dan penelitian. Dan tujuan manual prosedur ini
adalah menjamin tata cara penggunaan laboratorium
dengan teratur di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Brawijaya.

II. Pihak-pihak yang Terkait :


a. Ketua Jurusan
b. Kepala Laboratorium
c. Kepala Urusan Administrasi Akademik Jurusan
d. Staf/Laboran/Teknisi Laboratorium
e. Dosen
f. Mahasiswa
g. Stakeholder

III. Referensi
1. Pedoman Pendidikan Fakultas Teknik, Universitas
Brawijaya 2007/2008-2010/2011.
2. Buku Petunjuk Praktikum.
3. Peraturan Tata Tertib Laboratorium.

IV. Mekanisme dan Prosedur

4.1. Persiapan
4.1.1 Calon pengguna laboratorium mengajukan
permohonan kepada Ketua Jurusan dengan
membuat Surat Permohonan (00601 09013)
dengan tembusan kepada Kepala Laboratorium
yang akan dituju. Bagi mahasiswa, surat
permohonan perlu sepengetahuan dosen
pengampu mata kuliah atau dosen pembimbing
penelitian. Bagi dosen/peneliti surat permohonan
harus sepengetahuan atasan langsung.
4.1.2 Jurusan memberikan jawaban selambat-
lambatnya tiga hari sesudah tanggal penerimaan
surat permohonan.
4.1.3 Apabila disetujui, calon pengguna melapor kepada
staf/teknisi/laboran untuk mendapatkan kepastian
4
waktu penggunaan laboratorium. Bagi peneliti
(dosen/mahasiswa/peneliti
perusahaan/lembaga/instansi) harus membayar
uang jaminan penggunaan fasilitas
4.1.4 Apabila terjadi kerusakan pada alat yang
digunakan maka pengguna harus memperbaiki
atau mengganti.

4.2 Penggunaan Laboratorium Untuk Praktikum


4.2.1 Dosen Pengampu melakukan koordinasi dengan
Asisten praktikum mata kuliah dan Kepala
Laboratorium serta laboran/teknisi sehubungan
dengan kebutuhan sumberdaya dan fasilitas untuk
praktikum.
4.2.2 Dalam pelaksanaan praktikum di laboratorium
baik dosen, asisten maupun mahasiswa wajib
mematuhi tata tertib dan aktivitas di
laboratorium yang bersangkutan (seperti dalam
INSTRUKSI KERJA)
4.2.3 Apabila terjadi kerusakan pada fasilitas
laboratorium :
a. peralatan besar seperti extruder, oven,
destilator, fermentor dll , maka perbaikan
dibebankan pada laboratorium.
b. glassware maka praktikan diwajibkan untuk
mengganti

4.2.4 Setelah praktikum selesai, maka pihak


dosen/asisten perlu menyerahkan kembali fasilitas
yang digunakan kepada laboran/teknisi untuk
pengecekan laboratorium

4.3. Penggunaan Laboratorium Untuk Penelitian


4.3.1 Dosen/mahasiswa/peneliti dari jurusan dan luar
jurusan melakukan koordinasi dengan Kepala
Laboratorium dan staf/laboran/teknisi tentang
jadwal dan kebutuhan sumberdaya serta fasilitas
untuk penelitian.
5
4.3.2 Setelah penelitian selesai, maka pihak peneliti
perlu menyerahkan kembali fasilitas yang
digunakan kepada staf/laboran/teknisi untuk
pengecekan dan segera menyelesaikan
administrasi keuangan di Laboratorium sesuai
dengan bukti penggunaan fasilitas dan bahan dari
laboran/teknisi yang bersangkutan.

V. Dokumen/buku/laporan/formulir
1. Buku Petunjuk Praktikum
2. Tata tertib di laboratorium
3. Formulir penggunaan atau peminjaman fasilitas di
laboratorium
4. Surat serah terima alat

6
VI. Flowchart Penggunaan Laboratorium

Urusan Administrasi Akademik Pengguna Lab (dosen/mhsw/


Ketua/Sekretaris Jurusan Kepala Laboratorium/Laboran
peneliti luar)

Tidak Mengajukan permohonan


Persetujuan peminjaman
laboratorium/alat kepada
Jurusan dengan mengisi
form
Ya
1. Menyiapkan lab atau alat
yang akan dipinjam
2. Melakukan serah terima Serah terima
lab/alat

Pelaksanaan penelitian

1. Menerima lab/alat
2. Mengecek kondisi dan Pengembalian dan
kelengkapan pembayaran
3. Meminta penggantian bila
ada kerusakan/kehilangan
4. Menerima pembayaran
5. Menyimpan alat

7
VII. Instruksi Kerja Penggunaan Laboratorium (00601
07019)
1. Dosen, mahasiswa atau peneliti dari luar jurusan yang
akan menggunakan alat/fasilitas laboratorium harus
mengajukan permohonan peminjaman kepada Ketua
Jurusan dengan mengisi formulir seperti pada 00601
080013 Ketua jurusan setelah menerima,
mempelajari, mempertimbangkan permohonan
penggunaan alat/fasilitas laboratorium dapat
menyetujui atau menolak dengan alasan yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
2. Ketua jurusan meneruskan permohonan penggunaan
alat/fasilitas laboratorium dengan mendisposisi kepada
Kepala laboratorium untuk mempersiapkan fasilitas
apabila permohonannya disetujui atau menyampaikan
jawaban kepada pengguna apabila permohonan
ditolak.
3. Kepala Laboratorium atau laboran/teknisi yang telah
ditunjuk untuk melakukan penyerahan alat/fasilitas
kepada pengguna dengan menanda-tangani surat
serah terima alat/fasilitas (00601 08039). Dalam
surat serah terima alat/fasilitas sekurang-kurangnya
berisi nama, kondisi alat/fasilitas, lama penggunaan
dan untuk kegiatan apa serta yang melakukan serah
terima alat/fasilitas.
4. Pengguna bertanggung jawab atas alat/fasilitas
laboratorium yang digunakan. Apabila terjadi
kerusakan atau kehilangan alat/fasilitas laboratorium
selama digunakan harus diperbaiki atau diganti.
5. Pengguna harus segera mengembalikan alat/fasilitas
yang digunakan sesuai dengan lama waktu yang
diajukan dalam surat permohonan dan menyerahkan
kepada kepala laboratorium atau laboran/teknisi yang
ditunjuk.
6. Kepala Laboratorium atau laboran/teknisi yang
ditunjuk menerima dan memeriksa kondisi dan
kelengkapan alat/fasilitas yang dikembalikan oleh
8
pengguna. Setelah dinyatakan baik dan lengkap maka
diadakan serah terima alat/fasilitas dengan menanda-
tangani surat serah terima. Apabila terjadi kerusakan
atau kekurangan peminjam harus menanda tangani
surat kesanggupan untuk memperbaiki atau
mengganti alat/fasilitas yang rusak/kurang.
7. Kepala Laboratorium atau laboran/teknisi yang
ditunjuk menyimpan alat/fasilitas laboratorium yang
telah diterimanya sesuai dengan tempatnya.
8. Pengguna membayar biaya kepada Kepala
Laboratorium atau laboran/teknisi yang ditunjuk
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Instruksi Kerja Penggunaan Alat Digital Strain Meter
Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07020)

Nama Alat : DIGITAL STRAIN METER


Seri Alat : TC31K
Fungsi Alat : Digital Strain Meter merupakan alat
pembaca regangan baik pada baja maupun pada beton

1. Pada tahap Persiapan : Pastikan Kabel yang yang akan


digunakan untuk menghubungkan strain gauge dengan
strain meter dalam kondisi bagus dan tidak terputus
(dengan menggunakan AVO meter).
2. Hubungkan 2 kabel yang ada pada kaki strain gauge ke
strain meter dengan konfigurasi quarter bridge tanpa
dummy (cara pemasangan lihat gambar)
3. Strain meter hanya bisa membaca regangan pada satu
titik, jika ada beberapa bagian yang akan diamati maka
perlu peralatan pendukung (Switching Box CSW -5A) yang
bisa membaca 5 titik sekaligus dalam waktu yang
bersamaan.

9
4. Setting diarahkan pada mode Multi Channel dengan cara
tekan tombol F2 ----Shift---ENT (untuk kembali ke mode
normal juga menggunakan langkah ini).
5. Karena ada berbagai macam strain gauge, maka resistensi
alat harus dirubah sesuai dengan resistensi yang dibawa
oleh strain gauge (tekan tombol sensor lalu pilih type
strain gauge yang dimaksud, tekan ENT).
6. Jika semua dipastikan sudah OK , hidupkan strain meter
dengan menekan ON, jika strain gauge berfungsi baik
maka pada display akan muncul angka yang merupakan
regangan awal dari strain gauge itu sendiri, catat angka
awal itu sebagai starting point karena strain meter tidak
bisa diset ke angka 0, jika strain gauge tidak berfungsi
dengan baik akan muncul tanda (******).
7. Jika menggunakan multi channel CSW 5-A, maka letak
titik yang dibaca display ditunjukkan dengan lampu
berwarna merah pada sisi kiri CSW- 5 A, kelima titik dapat
dibaca dengan cara memindah channel pada peralatan
tersebut.
8. Setiap perubahan beban maka, regangan pada strain
gauge akan berubah juga, catat hasil yang didapat dan
nantinya dikurangi dengan angka starting point, itulah
data regangan yang didapat dari percobaan tersebut.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Universal Testing


Machine Laboratorium Struktur dan Bahan
Konstruksi (00601 07021)

Nama Alat : UNIVERSAL TESTING MACHINE


Seri Alat : WE 1000 A
Fungsi alat : Untuk membaca kuat tekan, kuat tarik dan
kuat lentur

10
1. Hidupkan mesin (Tekan ON pada motor dan oli
pump).

2. Pastikan grip penjepit sudah sesuai dengan ukuran


benda uji yang akan diukur.
3. UTM mempunyai tiga macam kapasitas bacaan,
pastikan bahwa kekuatan benda uji (spesimen) tidak
akan melebihi dari kemampuan peralatan.
Cara mengubah kapasitas alat :
Untuk menambah kapasitas : Ubah nilai buffer ke arah
kapasitas yang dimaksud (terletak disisi samping kiri)
dan menambah sistem beban di bagian belakang alat.
4. Taruh benda uji di bagian penjepit sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan dan jepat dua sisi atas
dan bawah dengan menggunakan tombol penjepit
yang terletak di sisi kanan alat.
5. Apabila sampel telah terjepit dengan sempurna, maka
atur posisi jarum manometer ke arah posisi awal (0 ),
satu jarum sebagai penunjuk proses penambahan
beban sampai maksimum jarum satunya sebagai
indikator kemampuan maksimal sampel (bila benda uji
sudah putus, jarum pertama akan kembali ke posisi
awal, tetapi jarum kedua tetap pada posisi tekanan
terakhir).
6. Pasang kertas kertas perekam data pada tabung
rekam.
7. Buka jarum pen untuk perekam data.
8. Buka pelan pelan inlet valve dengan memutar searah
jarum jam.
9. Ketika spesimen sudah terputus tutup kembali inlet
valve.
10. Ambil kertas perekam.
11. Ambil spesimen yang telah selesai diuji.
12. Matikan mesin.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat LVDT Laboratorium


Struktur dan Bahan Konstruksi (00601 07022)

Nama Alat : LVDT


11
Seri Alat : W 50 TS HBM
Alat Penunjang : MVD Amplifier 2555
Fungsi alat : Untuk mengukur defleksi

1. Sambungkan LVDT ke MVD Amplifier 2555, LVDT


berfungsi sebagai alat yang berhubungan langsung
dengan benda uji dan amplifier berfungsi sebagai
indikator.
2. Nyalakan MVD amplifier dan reset pembacaan ke arah
angka ( 0 ).
3. Letakkan LVDT di tempat/ bagian yang akan diamati.
4. Ketika LVDT menerima rangsangan dari luar, maka
besaran rangsangan itu akan direkam di MVD
amplifier dan muncul di indikator amplifier.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Strain Gauge


Mechanic Laboratorium Struktur dan Bahan
Konstruksi (00601 07023)

Nama Alat : Strain Gauge Mechanic


Fungsi alat : Mengukur regangan

1. Bersihkan benda uji yang akan diamati.


2. Pasang dua manik manik sesuai dengan jarak yang
telah ditetapkan dengan skala alat.
3. Ketika benda uji menerima rangsangan dari luar,
maka dua manik manik itu akan berubah posisi dan
perubahan posisi itu diukur dengan Strain Gauge
Mechanic.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Crack Detector


Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07024)

Nama Alat : Crack Detector


Fungsi alat : Mengamati lebar retak beton
12
1. Merupakan alat pembaca lebar retak pada beton.

2. Nyalakan lampu pada crack detector, untuk


membantu pengamatan retak retak rambut pada
beton.
3. Ketika ditemukan retak retak rambut, letakkan crack
detector tepat pada bagian yang mengalami retak dan
amati skala yang ada didalamnya.
4. Crack detector mempunyai skala terkecil 0,1 mm.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Proving Ring


Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07025)

Nama Alat : Proving Ring


Alat Penunjang : Hidraulik Jack
Fungsi alat : Untuk mengamati beban

1. Proving ring mempunyai ukuran kapasitas tertentu


dan mempunyai angka kalibrasi.
2. Angka pada manometer tidak menunjukkan beban
yang dimaksud akan tetapi merupakan angka
indikator yang harus dikonversikan dengan kalibrasi.
3. Ketika manometer menerima beban, maka jarum pada
dial gauge akan bergerak menuju angka tertentu.
4. Catat angka angka tersebut.
5. Jika benda uji sudah mengalami beban maksimum,
maka jarum pada dial gauge akan berhenti dan tidak
bergerak lagi bahkan cenderung turun.

13
Instruksi Kerja Penggunaan Alat Load Meter
Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07026)

Nama Alat : Load Meter


Seri Alat : TC31L
Alat Penunjang : Load Cell
Fungsi Alat : Pembaca beban

1. Load Cell dan Load Meter merupakan satu kesatuan


alat dimana load cell sebagai media penerima beban
dan load meter sebagai indikator dari beban yang
diterima oleh load cell.
2. Load meter bisa membaca beban lebih dari 1 titik
beban secara bersamaan.
3. Hubungkan kabel pada load cell ke channel yang
tersedia pada load meter.
4. Atur setting load meter sesuai dengan spesifikasi load
cell.
5. Spesifikasi yang diminta adalah kapasitas load cell,
dan rate output dari load cell, hal ini dikarenakan
masing masing load cell mempunyai karakteristik yang
berbeda.
6. Sebelum pembacaan beban dimulai pencatatan angka
kalibrasi load cell.
7. Letakkan load cell pada lokasi titik pembebanan dan
berikan beban secara teratur.
8. Beban tersebut dapat terbaca pada load meter dan
nantinya angka yang didapat dikonversi dengan angka
kalibrasi yang tercantum di masing masing load cell.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus


dan Kasar Laboratorium Struktur dan Bahan
Konstruksi (00601 07027)

I.TUJUAN
Tujuan pengujian adalah untuk menentukan pembagian
butir (gradasi) agregat halus.
14
II.PENGERTIAN
Beton dapat terdiri dari partikel agregat yang ukurannya
berkisar pada daerah ukuran sampai suatu ukuran
maksimum, yang biasanya berada diantara ukuran 10 mm
sampai 50 mm. Ukuran 20 mm merupakan ukuran tipikal.
Gradasi merupakan distribusi ukuran partikel
Kasar Batas bawah pada
ukuran 4.75 mm atau ukuran
saringan no.4 (ASTM)

Agregat
(ASTM C-33)

Halus
Batas bawah ukuran pasir = 0.0075 mm (no.200)
Batas atas ukuran pasir = 4.75 mm (no.4)

III.BAHAN
Agregat halus adalah agregat dengan besar butiran kurang
dari 5 mm. Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir
buatan yang dihasilkan dari mesin-mesin pemecah batu.
IV.PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% berat
benda uji.
b. Satu set saringan : 9,52 mm (3/8) ; 4,75 mm ( no. 4) ;
2,36 mm (no. 8) ; 1,18 mm (no. 16) ; 0,6 mm (no.30) ;
0,3 mm (no.50) ; 0,15 mm (no.100) ; 0,075 mm
(no.200)
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu dengan
kapasitas (1005)oC.
d. Alat pemisah contoh.
e. Mesin pengguncang saringan.
f. Talam-talam dan kuas.

15
V.BENDA UJI
Jumlah minimum agregat yang diuji adalah :
a. Agregat halus terdiri dari :
1) Ukuran maksimum 4,76 mm, berat minimum 500
gram
2) Ukuran maksimum 2,38 mm, berat minimum 100
gram
b. Agregat kasar terdiri dari :
1) Ukuran maksimum 3,5, berat minimum 35,0 kg
2) Ukuran maksimum 3, berat minimum 30,0 kg
3) Ukuran maksimum 2,5, berat minimum 25,0 kg
4) Ukuran maksimum 2, berat minimum 20,0 kg
5) Ukuran maksimum 1,5, berat minimum 15,0 kg
6) Ukuran maksimum 1, berat minimum 10,0 kg
7) Ukuran maksimum 3/4, berat minimum 5,0 kg
8) Ukuran maksimum 1/2, berat minimum 2,5 kg
9) Ukuran maksimum 3/8, berat minimum 1,0 kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat


kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan
saringan no.4, kemudian agregat halus dan agregat kasar
disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.

VI.PELAKSANAAN
a. Bahan ditimbang seberat 1250 gr, kemudian
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 110oC sampai
berat tetap.
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran
saringan paling besar ditempatkan paling atas. Saringan
diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang
selama 15 menit.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Kadar Air Agregat


Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07028)

I. TUJUAN
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka
prosentase kadar air yang dikandung agregat
16
II. PENGERTIAN
Kandungan Air
Ada 2 bentuk kandungan air pada agregat, yaitu:
- Kandungan Air Serapan, yaitu kandungan air yang
diserap oleh rongga-rongga didalam partikel agregat
dan biasanya tidak terlihat.
- Kandungan Air Permukaan, yaitu kandungan air yang
menempel pada permukaan agregat.

Besarnya kandungan air pada agregat yang akan digunakan


perlu diketahui untuk mengontrol besarnya jumlah air didalam
suatu campuran beton.

Kondisi Agregat Berdasarkan Kandungan Airnya Dibagi Atas:


- Kering Oven, yaitu kondisi agregat yang dapat
menyerap air dalam campuran beton secara maksimal
(dengan kapasitas penuh)
- Kering Udara, yaitu kondisi agregat yang kering
permukaan namun mengandung sedikit air di rongga-
rongganya. Agregat jenis ini juga dapat menyerap air
didalam campuran walaupun tidak dengan kapasitas
penuh.
- Jenuh dengan permukaan kering ( SSD Saturated
Surface Dry ), yaitu kondisi agregat yang
permukaannya kering, namun semua rongga-
rongganya terisi air. Didalam campuran beton,
agregat dengan kondisi ini tidak akan menyerap
ataupun menyumbangkan air kedalam campuran.
- Basah, yaitu kondisi agregat dengan kandungan air
yang berlebihan pada permukaannya. Agregat dengan
kondisi ini akan menyumbangkan air kedalam
campuran, sehingga tidak diperhitungkan akan
merubah nilai rasio air-semen didalam campuran.
Kadar air agregat adalah besar perbandingan / rasio
antara berat air yang dikandung agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen.
17
III. BAHAN
Agregat yang diuji hendaknya mempunyai dimensi antara
6,3 mm sampai 152,4 mm.

IV. PERALATAN
a.Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
b. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu dengan
kapasitas (1005)oC.

c.Talam logam anti karat.

V. PELAKSANAAN
1. Timbang dan catat berat talam (W1).
2. Masukkan benda uji ke dalam talam dan kemudian
ditimbang dengan berat minimum agregat sesuai
dengan ukuran butir maksimum seperti pada tabel
dibawah :

Ukuran butir maksimum Berat (W)


agregat minimum
Mm inci (kg)
6,3 0,5
9,5 3/8 1,5
12,7 2,0
19,1 3,0
25,4 1 4,0
38,1 1 6,0
50,8 2 8,0
63,5 2 10,0
76,2 3 13,0
88,9 3 16,0
101,6 4 25
152,4 6 50

3. Berat bahan + talam = W2


18
4. Hitung berat benda uji W3 = W2 W1.
5. Keringkan benda uji (bahan+talam) ke dalam oven
dengan suhu (1005)oC.
6. Setelah kering timbang benda uji (bahan+talam) =
W4.
7. Hitung berat benda uji kering W5 = W4 W1.
8. Hitung kadar air agregat :
(W3 W5 )
Kadar air agregat = 100 %
W5
Laporan kadar air dalam persen dua angka di belakang
koma.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Berat Jenis dan


Penyerapan Air Pada Agregat Halus Laboratorium
Struktur dan Bahan Konstruksi (00601 07029)

I. TUJUAN
Tujuan pengujian adalah untuk :
a. Mendapatkan harga berat jenis curah, berat jenis jenuh
kering permukaan (ssd) dan berat jenis semu
b. Mendapatkan harga penyerapan air pada agregat halus.

II. PENGERTIAN
a. Berat Jenis Curah
Adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu 25oC.
b. Berat Jenis Jenuh Kering Permukaan
Adalah perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
25oC.
c. Berat Jenis Semu
Adalah perbandingan antara berat agregat kering dan
berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu 25OC.
d. Penyerapan / absorpsi
19
Adalah perbandingan berat air yang dapat diserap pori
terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam
persen.

III. BAHAN
a. Pasir alam/buatan dari sungai/gunung seberat 1250 gr.
b. Pasir lolos oleh saringan no. 4 (4,75 mm).

IV. PERALATAN
a. Timbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gr.
b. Piknometer kapasitas 500 ml.
c. Kerucut terpancung diameter atas (403) mm, diameter
bawah (903) mm dan tinggi (753) mm dibuat dari
logam tebal 0,8 mm.
d. Batang penumbuk dengan bidang penumbuk rata, berat
(340 15) gr dan diameter (253) mm.
e. Saringan no. 4 (4,75 mm).
f. Oven pengatur suhu kapasitas (1105)oC.
g. Desikator.

V. PELAKSANAAN
a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (1105)oC
sampai berat tetap. Dinginkan pada suhu ruang lalu
rendam dalam air selama (244) jam.
b. Buang air perendam, lalu tebarkan agregat di atas talam,
keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikkan
benda uji. Lakukan pengeringan sampai ercapai keadaan
kering permukaan jenuh (ssd).
c. Periksa kondisi ssd dengan mengisi benda uji ke dalam
kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk
sebanyak 25 kali lalu angkat kerucut. Keadaan ssd
tercapai bila benda uji runtuh tetapi masih dalam keadaan
tercetak.
d. Setelah kondisi ssd tercapai, masukkan 500 gr benda uji
ke dalam piknometer, masukkan air suling sampai 90 %
isi piknometer. Putar sambil diguncang sampai tidak
terlihat gelembung udara di dalamnya.

20
e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk
penyesuaian hitungan pada suhu standar 25oC.
f. Tambahkan air sampai mencapai tanda batas.
g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai
dengan ketelitian 0,1 gr (Bt).
h. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu
(1105)oC sampai berat tetap, lalu dinginkan benda uji
dalam desikator. Setelah dingin, lalu ditimbang (Bk).
i. Tentukan berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu
air guna penyesuaian dengan suhu standar 25oC (B).

VI. PERHITUNGAN
Bk = berat benda uji kering oven (gr).
B = berat piknometer berisi air (gr).
Bt = berat piknometer berisi benda uji dan air (gr).
500 = berat benda uji dalam keadaaan ssd (gr).

Bk (gr) B (gr) Bt (gr)

Benda uji A 496,5 12,0 343,0


Benda uji B 496,3 12,0 343,0

Bk
a. Berat jenis curah =
(B + 500 Bt )
b. Berat jenis jenuh kering permukaan =
500
(B + 500 Bt )
Bk
c. Berat jenis semu =
(B + Bk Bt )
500 Bk
d. Penyerapan air = 100%
Bk

21
Catatan : perlu ada bab tersendiri ttg cara pengujian slump,
pembuatan dan perawatan benda uji.

Instruksi Kerja Pengujian Kuat Tekan Beton


Laboratorium Struktur dan Bahan Konstruksi (00601
07030)

I. TUJUAN
Tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan harga
kekuatan tekan beton pada benda uji.

II. PENGERTIAN
Kekuatan tekan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor :
 Faktor air semen
 Susunan dan gradasi agregat

III. PERALATAN
Peralatan yang diperlukan adalah :
a. Cetakan, baik silinder maupun kubus.
b. Tongkat pemadat, diameter 16 mm, panjang 600 mm,
ujung dibulatkanm dibuat dari baja bersih dan bebas
dari karat.
c. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh.
d. Mesin pengaduk atau bak pengaduk.
e. Mesin tekan.
f. Satu set alat pelapis (capping).
g. Satu set alat pemeriksanaan slump
h. Peralatan tambahan : ember, sekop, cetok, talam.
i. Satu set alat pemeriksaan berat isi beton.

VII. PELAKSANAAN
1. Pembuatan dan Pematangan benda uji
a. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis,
tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 tusukan
secara merata, dengan ketentuan :
(1) Pada saat melakukan pemadatan lapisan
pertama, tongkat pemadat tidak boleh
mengenai dasar cetakan.
22
(2) Pada lapisan kedua serta ketiga tongkat
pemadat boleh masuk kira-kira 25,4 mm ke
dalam lapisanh di bawahnya.
b. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuk sisi
cetakan perlahan sampai rongga bekas tusukan
tertutup. Ratakan permukaan beton dan tutuplah
segera dengan bahan yang kedap air serta tahan
karat. Kemudian biarkan beton dalam cetakan
selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang
bebas dari getaran.
c. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan
benda uji. Rendamlah benda uji dalam bak
perendam berisi air pada temperatur 25oC untuk
pematangan (curing). Pematangan (curing)
disesuaikan dengan persyaratan untuk
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan
pembetonan.

2. Persiapan pengujian
a. Ambil benda uji yang akan dites dari bak
perendam/pematangan (curing), kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan
kain lembab.
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
c. Lapislah (capping) permukaan atas dan bawah
benda uji dengan mortar belerang dengan cara
sebagai berikut :
1) Lelehkan mortar belerang di dalam pot
peleleh (melting pot) yang dinding dalamnya
telah dilapisi dengan gemuk.
2) Kemudian letakkan benda uji tegak lurus pada
cetakan pelapis sampai mortar belerang cair
menjadi keras.
3) Dengan cara yang sama lakukan pelapisan
pada permukaan lainnya.

3. Cara Pengujian
a. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara
sentris.
23
b. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban
yang konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2
per detik.
c. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi
hancur dan catatlah beban maksimum yang
terjadi selama pemeriksaan benda uji.
d. Gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan
benda uji.

4. Perhitungan
P kg
Kuat tekan beton =
A cm 2
Dimana :
P = beban maksimum (kg)
A = luas penampang benda uji (cm2)

5. Laporan
Laporan harus meliputi hal-hal seperti berikut :
a. Perbandingan campuran
b. Berat (kg)
c. Diameter dan tinggi (cm)
d. Luas penampang (cm2)
e. Berat isi (kg/cm3)
f. Beban maksimum (kg)
g. Kuat tekan (kg/cm2)
h. Cacat
i. Umur (hari).

CATATAN :
a. Untuk benda uji berbentuk kubus dimensi 202020
cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis,
tiap-tiap lapis dipadatkan denga 29 kali tusukan.
Tongkat pemadat yang digunakan berdiameter 16
mm, panjang 600 mm.
b. Untuk benda uji berbentuk kubus 151515 cm,
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-
tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan. Tongkat

24
pemadat yang digunakan berdiameter 10 mm,
panjang 300 mm.
c. Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi.
d. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan
beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder, maka
gunakan angka perbandingan kuat tekan sebagai
berikut:

Kubus Kubus Silinder 15 cm


: :
151515 cm 202020 cm 30 cm
1,0 : 0,95 : 0,83

e. Pemeriksaan kekuatan beton biasanya dilakukan pada


umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari.
Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai
umur :

Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365


Semen portland
0,4 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
biasa
Semen portland
dengan kekuatan 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
awal yang tinggi

f. Hasil pemeriksaaan diambil rata-rata dari minimum 2


buah benda uji.
g. Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan (hanya
untuk perencanaan campuran beton), isi bak
pengaduk maksimum 7 dm3 dan pengadukan tidak
boleh dilakukan untuk campuran beton slump.

Instruksi Kerja Penggunaan Bor Tangan (Hand Boring)


dan Pengambilan Contoh Tanah (Soil Sampling)
Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07031)
1. Maksud
Untuk mendapatkan gambaran lapisan tanah berdasarkan
jenis dan warna tanah melalui pengamatan visual.

25
Pengambilan contoh tanah untuk penyelidikan yang lebih
teliti mengenai sifat-sifat lapisan tanah ini tidak
mengalami perubahan yang berarti dalam struktur, kadar
air maupun susunan kimianya.

2. Peralatan
a. Alat-alat bor yang terdiri dari :
- mata bor (Auger)
- stang bor atau pipa bor (Rods)
- pengunci tabung sample (Stick aparat)
- alat pemutar (Handle)
- kunci pipa
- kop pemukul
b. Tabung sample berupa tabung silinder yang panjangnya 30,
40 dan 50 cm.
Ujung dari silinder berulir sedang yang lainnya meruncing.
c. Alat pemukul digunakan berupa palu besi untuk menekan
tabung agar masuk dalam tanah.

3. Cara melakukan
a. Pasang mata bor pada stang bor dan handle bor pada
bagian atas. Kemudian pasang pula batang pemutar pada
handle bor.
b. Lakukan pemboran, harus diperhatikan agar pipa bor
tetap tegak lurus, lalu diputar sambil ditekan hingga
masuk ke dalam tanah. Putarlah selalu searah jarum
tanah.
c. Setelah mencapai kedalaman 20 cm, bor dicabut dan
tanahnya dikeluarkan lalu diteliti warna dan jenis
tanahnya.
d. Untuk pengambilan sample, mata bor diganti dengan
tabung sample dan dikunci dengan stick aparat,
sedangkan handle pemutar diganti dengan kop pemukul.
e. Kop pemukul dipukul dengan palu besi, waktu memukul
pipa bor dipegang dengan kunci pipa.
f. Setelah tabung penuh, pipa bor diputar 2 kali putaran,
searah jarum jam agar tabung tidak terlepas, sampai
contoh tanah putus dan sample dapat diangkat. Tabung
sample secepatnya diberi parafin pada kedua ujungnya,
26
maksud pemberian parafin ini agar contoh tanah tidak
terpengaruh dengan luas, baik struktur maupun kadar
airnya.

4. Data Pengamatan
Kedalaman Warna Jenis

0,00 - 0,20 hitam top soil


0,20 - 0,40 hitam kecoklat-coklatan lempung organik
0,40 - 0,60 coklat lempung
0.60 - 0,80 coklat lempung
0,80 - 1,00 coklat pengambilan lempung
1,00 - 1,20 coklat sample lempung
Kedalaman Warna Jenis
1,20 - 1,40 coklat tua lempung
1,40 - 1,60 coklat tua pengambilan sample lempung
1,60 - 1,80 coklat tua pengambilan sample lempung
1,80 - 2,00 coklat kehitam-hitaman lempung
2,00 - 2,20 coklat pengambilan sample lempung

5. Catatan
Dalam beberapa hal sering digunakan tripot (kaki tiga)
dengan katrol dan tali yang dipakai untuk mencabut
kembali stang-stang augernya dari lubang bor.
Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam bahan-
bahan yang cukup lunak terutama dalam lempung
(soft clay).
Adalah tidak mungkin untuk melakukan pemboran
tangan dalam batuan lunak (soft rock) atau dalam
kerikil padat (dense gravel). Casing tidak bisa dipakai
dalam pemboran tangan, tapi dapat juga kalau

27
dipandang perlu. Misalnya untuk pemboran dalam
bahan-bahan yang amat lunak atau bahan bahan
yang lepas, yang akan mengalami keruntuhan bila kita
tidak menggunakan casing, juga apabila muka air
tanah (water level) di tempat tersebut amat tinggi.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Kadar Air Tanah


Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07032)

1. Referensi
( ASTM D 2216-90)
(AASHTO T 265)

2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar
air tanah, dimana kadar air adalah perbandingan antara berat
air yang terkandung dalam tanah dengan berat berat tanah
tersebut dalam persen

3. Peralatan
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (100 5)0 C.
b. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran
cukup. Cawan dapat dibuat dari gelas atau logam,
misalnya aluminium.
c. i. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
ii. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
iii. Neraca dengan ketelitian 1,000 gram
iv. Desikator.

4. Benda uji
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar
air tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang
diperiksa, dengan ketelitian seperti daftar No. 1

28
Tabel 1. Daftar No. 1
Ukuran butir
Jumlah benda uji maksimum
maksimum Ketelitian

3/4 1000 gram 1 gram


Lewat saringan No. 10 100 gram 0,1 gram
Lewat saringan No. 40 10 gram 0,01 gram

5. Cara melakukan
1) Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa
ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan
diketahui beratnya.
2) Cawan yang isinya kemudian ditimbang dan beratnya
dicatat.
3) Tutup cawan kemudian dibuka, cawan ditempatkan
dioven atau pengering lainnya paling sedikit 6 jam
(untuk oven) atau sampai berat konstan.
4) Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.
5) Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.

6. Perhitungan
Kadar air yang dapat dihitung sebagai berikut;

Berat cawan + tanah basah .......................w1 gram


Berat cawan + tanah kering ..................... w2 gram
Berat cawan kosong ..............................w3 gram
Berat air .....................................( w1 - w2 ) gram
Berat bahan kering .......................... ( w2 - w3 ) gram
Kadar air .................. w = (w1 - w2) / (w2 - w3) x 100 %

Tabel 2. Data Hasil Dan Perhitungan


No. Cawan I II
Berat cawan + tanah basah w1 a1 gram a2 gram
Berat cawan + tanah kering w2 b1 gram b2 gram
Berat cawan kosong w3 c1 gram c2 gram
Berat air (w1 - w2) d1 gram d2 gram
Berat tanah kering (w2 - w3) e1 gram e2 gram

29
Kadar air w d1 /e1 x 100% d2 / e2 x 100 %
wn I - wn II
Kadar air rata-rata ------------ %
2

Instruksi Kerja Pemeriksaan Berat Jenis Butiran Tanah


Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07033)

1. Referensi
( AASHTO 100 74 )
( ASTM D 854 58 )

2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat
jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan No. 4
dengan picnometer.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat
butir tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada
suhu tertentu.

3. Peralatan
a. Picnometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau alat
ukur dengan kapasitas minimum 50 ml
b. Desikator
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai ( 100 5 )o C
d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e. Termometer ukuran 0o 5o C dengan ketelitian
pembacaan 1o C
f. Saringan No. 10, No. 40 dan penadahnya
g. Botol dan air suling
h. Bak peredam
i. Pompa hampa udara ( vakum, 1 1,5 PK ) atau listrik (
kookplaat )

30
4. Benda Uji
Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan No.
4 jika ternyata bahan tersebut terdiri dari butiran yang
tertahan pada saringan No. 4, maka pemeriksaan berat
jenis tanah hanya dilakukan menurut pemeriksaan Berat
Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (AASHTO-85-74 /
ASTM C-127-68).
Jika bahan yang akan diperiksa mengandung campuran
yang tertahan dan lewat saringan No. 4, diperiksa
menurut cara pemeriksaan AASHTO T 85 74 / ASTM C
127 68, sedang yang melalui saringan No. 4 diperiksa
dengan pemeriksaan Berat Jenis Tanah ( AASHTO T.
100 74 / ASTM D 854 58 ).
Berat jenis tanah adalah harga rata-rata dari kedua cara
pemeriksaan cara di atas.
Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai
bahan pembantu untuk pemeriksaan hydrometer, maka
contoh tanah harus dipilih melalui saringan No. 10 atau
No. 40.
b. Peroleh contoh dengan pemisah contoh atau cara
perempat dari bahan lewat saringan No. 4 atau No. 10.
Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh lebih
dari 10 gram untuk botol ukur 50 gram untuk picnometer.
c. Keringkan benda uji pada temperatur 105 110o C dan
sesudah itu didinginkan dalam desikator. Atau benda uji
dalam keadaan tidak dikeringkan ( lihat catatan b. ii )

5. Cara Melakukan Kalibrasi Labu Ukur


a. Timbang labu ukur kap 100 ml +tutup dengan ketelitian
0.01gram
b. Isi air 2 1/3 bagian kemudian dididihkan.
c. Setelah mendidih tambahkan air sampai penuh terus
diangkat .
d. Tambahkan air sampai penuh sampai penuh terus ditutup.
Dan bersihkan yang menempel di labu tersebu.
e. Timbang labu dengan ketelitian 0.01 gram.
f. Ukur labu tersebut dengan mengunakan thermometer
suhu.
31
g. Ulangi langkah E dan F beberapa kali sampai suhu
tertinggi.
h. Kemudian dari data suhu dan berat dibuat grafik kalibrasi
labu ukur.

6. Cara Pengukuran Untuk Berat Jenis.


a. Siapkan labu yang sudah dikalibrasi.
b. Siapkan sample tanah kering 15 20 gram lolos saringan
no. 9 / no.10/
c. Masukan sample ke dalam labu ukur tambahkan air
sampai setengah bagaian dan di didihkan.
d. Setelah mendidih tambahkan air pelan pelan kemudian
angkat ( perhatian pada saat mendidihkan tutup jangan
dipasang).
e. Tambahkan air sampai penuh tutup ditimbang .
f. Ukur suhu labu tersebut dengan mengunakan
thermometer suhu.
g. Ulangi langkah E dan F pd suhu di Thermometer suhu
diintervalkan kalibrasi labu ukur.

7. Perhitungan
a. Perhitungan berat jenis contoh dengan rumus di bawah ini:

Gt .Ws
SG =
Ws + W1 W2

Keterangan :
1. Berat jenis air pada Tc = Gt
2. W1 = Berat labu + air + tanah
3. Ws = Berat tanah kering.
4. W2 = Berat labu + air

Instruksi Kerja Pemeriksaan Kekuatan Geser Langsung


(Direct Shear) Laboratorium Mekanika Tanah dan
Geologi (00601 07034)

1. Referensi
(AASHTO T 236 72)
32
(ASTM D 3080 72)

2. Maksud
Pemeriksaan in dimaksudkan untuk menentukan kohesi (c)
dan sudut geser tanah ().

3. Peralatan
a. Alat geser langsung terdiri :
- Stang penekan dan pemberi beban
- Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji
(proving ring) dan 2 buah arloji geser (extensiometer)
- Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan
penguncinya
- Beban-beban
- Dua buah batu pori
b. Cincin cetak benda uji
c. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
d. Stopwatch
e. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 5)oC

4. Benda Uji
a. Benda uji dari tanah asli dari tabung contoh
Contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya diratakan
dan cincin cetak benda uji ditekankan pada ujung tanah
tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya untuk tiga benda
uji. Pakailah bagian yang rata sebagai alas dan ratakan
bagian atasnya.
b. Benda uji lainnya :
Contoh yang digunakan cukup besar untuk membuat 3
buah benda uji.
Persiapkan benda uji dengan cincin cetak. Dalam
mempersiapkan benda uji terutama untuk tanah yang
peka harus hati-hati guna menghindarkan terganggunya
struktur asli dari tanah tersebut.
c. Benda uji buatan ( dipadatkan )
Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat
isi yang dikehendaki. Pemadatan dapat langsung
33
dilakukan pada cincin pemeriksaan atau tabung
pemadatan.
d. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak
kurang dari 6 kali diameter butir maksimum.
e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus
minimal 2 : 1. Untuk benda uji yang berbentuk empat
persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan lebar
dan tebal minimal 2 : 1
Catatan :
Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar
tidak merusak benda uji.

5. Cara Melakukan
a. Timbang benda uji
b. Masukkan benda uji dalam cincin pemeriksaan yang telah
terkunci menjadi satu dan pasanglah batu pori pada
bagian atas dan bawah benda uji.
c. Stang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban
normal pada benda uji dan diatur sehingga beban yang
diterima oleh benda uji sama dengan beban yang
diberikan pada stang tersebut.
d. Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk
memberikan beban mendatar pada bagian atas cincin
pemeriksaan. Atur pembacaan arloji geser sehingga
menunjukkan angka nol. Kemudian buka cincin
pemeriksaan.
e. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang
diperlukan. Segera setelah pembebanan pertama
diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengna air
sampai penuh di atas permukaan benda uji, jagalah
permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan.
f. Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat
proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu tertentu
sesuai dengan cara pemeriksaan konsolidasi.
g. Sesudah konsolidasi selesai dihitung t 50 untuk
menentukan kecepatan pergeseran. Konsolidasi dibuat
dalam tiga beban yang diperlukan. Kecepatan pergeseran
dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser

34
maksimum dengan t 50. Deformasi geser maksimum kira-
kira 10% diameter asli benda uji.
h. Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan
dan bacalah arloji geser setiap 15 detik.
i. Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua
kali beban normal yang pertama dan lakukan langkah-
langkah (f), (g) dan (h)
j. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar tiga
kali beban normal pertama dan lakukan langkah-langkah
(f), (g) dan (h)

6. Perhitungan
a. Hitung gaya geser (p) dengan jalan mengalikan
pembacaan arloji geser dengan angka kalibrasi cincin
penguji, dan hitunglah tegangan geser maksimum yaitu
gaya geser maksimum dibagi luas bidang geser.
Pmax
=
A
= tegangan geser maksimum (kg/cm2)
Pmax = gaya geser maksimum (kg)
A = luas bidang geser benda uji (cm2)

b. Buatlah grafik hubungan antara tekanan normal,


dengan tegangan geser maksimum ( ). Hubungkan
ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis
lurus yang memotong sumbu vertikal pada harga kohesi
(c) dan memotong sumbu horisontal ( ) dengan sudut
geser tanah ( ) sesuai dengan persamaan : = tan
- Dalam manual, pemeriksaan kecepatan pergeseran
ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum
dengan 30 t 50 karena untuk mendapatkan t 50
memerlukan waktu untuk berkonsolidasi yang lama sekali,
maka dalam hal ini kecepatan pergeseran cukup
ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum
angka 50.
- Deformasi maksimum kira-kira 10% diameter benda uji.
Diameter benda uji = d cm

35
10 % x d
Kecepatan geseran = cm/menit
50
- Dalam menentukan tegangan lapangan :
Misal berat benda uji = W
Volume benda uji = V
W
Maka : m =
V
Tegangan lapangan yang terjadi :
lap = m x h
h = kedalaman dari benda uji yang diambil

- Besar tegangan lapangan yang diberikan :


Untuk benda uji I = lap
Untuk benda uji II = 2 x lap
Untuk benda uji III = 3 x lap
- Dalam menentukan beban normal :
lap
G=
A
G = beban normal yang dibutuhkan
lap = tegangan lapangan
A = luas contoh tanah / benda uji
- Besarnya beban normal yang dibutuhkan :
Untuk benda uji I=G
II = 2G
III = 3G
- Dalam menentukan tegangan geser :
kalibrasi
= Pembacaan x
luas benda uji
- Buatlah grafik hubungan antara tekanan normal ()
dengan tegangan geser maksimum (). Hubungkan
ketiga ttitik yang diperoleh sehingga membentuk garis
lurus yang memotong sumbu vertikal pada harga kohesi
( C ) dan memotong sumbu horisontal ( ) dengan
sudut geser tanah () sesuai dengan persamaan : =
tan

36
Instruksi Kerja Pemeriksaan Kekuatan Tekan Bebas
Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07035)

1. Referensi
(AASHTO T 208 70)
(ASTM D 2166 66)

2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
besarnya kekuatan tekan bebas contoh tanah dan batuan
yang bersifat kohesif dalam keadaan asli maupun buatan
(remolded).
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas ialah
besarnya gaya aksial per satuan luas pada saat benda uji
mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksialnya
mencapai 20 %.

3. Peralatan
a. Mesin tekan bebas ( Unconfined Compresive Machine )
b. Alat untuk mengeluarkan contoh ( extruder )
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 x
diameter
d. Pisau tipis dan talam
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
f. Pisau kawat
g. Stopwatch

4. Benda Uji
a. Benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder
b. Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan
tingginya diambil 2 x diameter. Biasanya dipergunakan
benda uji dengan diameter 6,8 cm dan tinginya 13,6 cm.
c. Untuk benda uji berdiameter 3,3 cm besar butir
maksimum yang terkandung dalam benda uji harus 0,1
diameter benda uji

37
d. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butir
maksimum yang terkandung dalam benda uji harus 1/6
diameter benda uji
e. Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang dari
pada ketentuan tersebut di atas hal ini dicantumkan dalam
laporan
f. Menyiapkan benda uji
Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh :
- Contoh dikeluarkan dari tabung dengan alat
pengeluar contoh, kemudian dipotong dengan
pisau kawat dan diratakan dengan pisau.
- Pasang alat cetak benda uji di depan tabung
contoh. Keluarkan contoh dengan alat cetak
kemudian dipotong dengan pisau kawat. Alat
cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung
yang dibentuk di atas yang rata. Kemudian ujung
sebelah atas diratakan dengan pisau.
- Keluarkan benda uji dari alat cetak
Menyiapkan benda uji buatan :
- Benda uji buatan bisa dipersiapkan dari benda uji
bekas atau dari contoh tanah lain yang tidak asli.
- Dalam hal menggunakan benda uji bekas
menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh,
benda uji tersebut dimasukkan dalam kantong
plastik kemudian diremas dengan jari sampai
merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah udara masuk,
memperoleh kepadatan yang merata dan
penguapan air. Padatkan benda uji tersebut pada
cetakan ( c. Ii )
- Apabila menggunakan benda uji contoh tidak asli
benda uji dapat disiapkan dengan kadar air dan
kepadatan yang ditentukan lebih dahulu. Jika
dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan
lebih dahulu sebelum diperiksa (harus dicatat
dalam laporan).

38
5. Cara Melakukan
a. Pemeriksaan tekan bebas dengan cara mengontrol
regangan.
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram, letakkan
benda uji pada mesin tekan bebas secara sentris, mesin
diatur sehingga alat atas menyentuh permukaan benda
uji.
c. Atur jarum arloji tangan pada angka nol. Atur kedudukan
arloji pada angka nol.
d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan
0,5%; 1%; 2%; permenit (biasanya diambil 1%
permenit).
e. Percobaan ini dilakukan terus sambil benda uji mengalami
keruntuhan, keruntuhan ini dapat dilihat dari makin
kecilnya beban walaupun regangan semakin besar.
f. Jika regangan telah mencapai 20% tetapi benda uji belum
runtuh, maka pekerjaan dihentikan.

6. Perhitungan
a. Dasar regangan aksial dihitung dengan rumus :
L
= x 100 %
Lo
= regangan aksial (%)
L = perubahan panjang benda uji ( cm )
Lo = panjang benda uji semula ( cm )

b. Luas penampang benda uji rata-rata :


Ao
A1 =
1
Ao = luas penampang benda uji semula ( cm2)

c. Hitung besarnya tegangan normal dari :


n = P/A1 (kg/cm2)
P = F x n (kg)
n = pembacaan arloji tegangan
F = angka kalibrasi dari cincin penguji (proving
ring)

39
d. Unconfined Compression :
P
qu = 1
(kg/cm 2 )
A

e. Sensitivity :
QU undisturbed
St =
QU remolded
Untuk sensitivity digunakan harga qu maksimum

Gambarkan grafik hubungan antara regangan dan tegangan,


tegangan sebagai ordinat dan regangan sebagai absis. Dan
tentukan harga maksimum dari tegangan.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Shrinkage Limit


Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07036)

1. Maksud
Mencari kadar air tanah ( W. S) dinyatakan dalam %,
terhadap berat kering tanah setelah dioven, dimana
pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan pengurangan
volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah akan
menyebabkan penambahan volume massa tanah.

2. Peralatan
a. Evaporating disk, porcelain : 4,5
b. Spatula ( sudip / sendok ) : panjang 3 ; lebar
c. Shrinkage disk, dasar rata, dari porcelain atau monel
1; ; tinggi
d. Straight edge; panjang 12
e. Glass, cup, permukaan rata; 2; tinggi 1
f. Glass plate ( prong plate )
g. Graduate cylinder, 25 ml; tiap garis pembacaan ukuran
volume : 0,2 ml

40
h. Balance, ketelitian 0,1 gram
i. Mercury ( air raksa )

3. Persiapan Contoh Tanah


Tanah disiapkan yang lolos saringan No. 40 ( 0,42 mm );
sebanyak 30 gram; dalam keadaan kering.

4. Cara Melakukan
a. Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur
baik-baik dengan air suling (aquadest) secukupnya untuk
mengisi seluruh pori-pori tanah yang menyerupai pasta,
sehingga mudah diisikan kedalam cawan penyusut
(shrinkage disk) tanpa membawa gelembung-gelembung
udara. Banyaknya air yang dibutuhkan supaya tanah
mudah diaduk dengan konsistensi yang diinginkan kira-
kira sama atau sedikit lebih besar dari Liquid Limit.
Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memperoleh
Plastic Soil dengan konsistensi yang diinginkan,
mungkin lebih besar dari WLL (kira-kira 10 % lebih
besar dari WLL).
b. Bagian dari cawan penyusut (shrinkage disk) dilapisi tipis
dengan vaseline atau grease (stempet) yang kental untuk
mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh tanah
yang sudah dibasahi tadi, kira-kira 1/3 volume cawan
(shrinkage disk) diletakkan ditengah-tengah cawan, dan
tanah dibuat mengalir ke pinggir dengan mengetuk-
ngetuk (tapping) cawan penyusut di atas permukaan yang
kokoh diberi bantal beberapa lembar kertas (blotting
paper) atau bahan lain yang sama.
1/3 contoh dimasukkan ke dalam cawan tadi dan cawan
diketuk-ketukkan lagi sampai cawan terisi penuh dan
kelebihan tanah meluber ke pinggiran cawan. Tanah
kelebihan tersebut kemudian dipotong dengan straigt
edge. Semua tanah yang melekat di luar cawan
dibersihkan.
c. Setelah rata dan dibersihkan, ditimbang dengan segera.
Berat cawan penyusut (shrinkage disk) + berat tanah
basah = a gram. Pasta tanah dibiarkan mengering di
udara sehingga warna pasta tanah berubah dari tua
41
menjadi muda. Lalu dimasukkan ke dalam oven
(dikeringkan).
Setelah kering betul ditimbang : berat cawan + tanah
kering = b gram.
Timbang berat cawan (shrinkage disk) kosong, bersih dan
kering = c gram.
d. Volume cawan (shrinkage disk) = volume tanah basah,
diukur dengan diisi penuh sampai meluap dengan air
raksa, buang kelebihan dengan cara menekan kaca kuat-
kuat di atas cawan, ukur dengan gelas ukuran banyaknya
air raksa yang tinggal dalam shrinkage disk = isi tanah
basah = v.
e. Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah
kering dari shrinkage disk lalu dicelupkan ke dalam cawan
gelas yang penuh dengan air raksa, caranya sebagai
berikut :
Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan
kelebihan air raksa dibuang dengan cara menekan
prong plate ( plat kaca dengan tiga buah baja )di
atas cawan gelas.
Air raksa yang melekat di luar cawan gelas
dibersihkan betul-betul.
Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu ke
dalam cawan gelas yang lebih besar.
Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan
gelas.
Tekan hati-hati tanah kering itu ke dalam air raksa
dengan menggunakan prong plate, sampai prong
plate rata dengan bibir cawan. Perhatikan betul-betul,
jangan sampai ada udara yang terbawa masuk ke
dalam air raksa.
Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengan
gelas ukuran = volume tanah kering = Vs

5. Perhitungan
a. Kadar Air
Wv
Kadar air : x 100 %
Ws
42
dimana :
Wv = ( a b ) gram
Ws = ( b c ) gram

b. Shrinkage Limit
V Vs
Shrinkage Limit : Ws x 100 %
Ws

6. Catatan
Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan sebaiknya
percobaan dilakukan 2 (dua) atau 3 (tiga) contoh tanah yang
sama.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Kekuatan Tanah Dengan


Sondir Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi
(00601 07037)

1. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dengan gaya
persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan
panjang.

2. Peralatan
a. Mesin sondir ringan (2,5 ton) atau mesin sondir berat (10
ton)
b. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam,
sesuai kebutuhan panjang masing-masing 1 meter
c. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan
kapasitas :
i. Sondir ringan 0 50 kg/cm2 dan 250 kg/cm2
ii. Sondir ringan 0 50 kg/cm2 dan 600 kg/cm2
d. Konus dan bikonus, gambar No. 1

43
e. 4 (empat) buah angker dengan perlengkapan (angker
daun dan atau spiral)
f. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik
(kastrol oli, SAE 10 dan lain-lain)

3. Cara Melakukan
a. Pasang dan aturlah agar mesin bor vertikal di tempat yang
akan diperiksa dengan menggunakan anker yang
dimasukkan secara kuat ke dalam tanah. Pengisian
minyak hidrolik harus bebas gelembung-gelembung udara.
b. Pasang konus atau bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung
pipa yang pertama.
c. Pasang rangkaian pipa yang pertama beserta konus (b)
pada mesin sondir.
d. Tekan pipa untuk memasukkan konus atau bikonus
sampai kedalaman tertentu, umumnya setiap 20 cm.
e. Tekanlah batang :
i. Apabila digunakan bikonus maka penetrasi ini
pertama-tama akan menggerakkan ujung konus ke
bawah sedalam 4 (empat) cm dan bacalah manometer
sebagai perlawanan penetrasi konus (PK). Penekanan
selanjutnya akan menggerakkkan konus beserta
selubung ke bawah sedalam 8 cm, bacalah
manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP)
yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan
lekat (HL).
ii. Apabila dipergunakan konus maka pembacaan
manometer hanya dilakukan pada penekanan
pertama (PK).
f. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman
berikutnya yang akan diukur. Pembacaan dilakukan pada
setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

4. Perhitungan
Pekerjaan sondir ringan diberhentikan pada keadaan
sebagai berikut :
- Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer
tiga kali berturut-turut melebihi 150 kg/cm2 atau
kedalaman maksimal 30 meter.
44
- Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga
kali berturut-turut melebihi 500 kg/cm2 atau kedalaman
maksimal 50 meter.
a. Hambatan lekat dihitung dengan rumus :

HL = ( JP PK ) . A / B
A = tahap pembacaan = 20 cm
B = faktor alat atau luas jaket / luas torak

b. Jumlah hambatan lekat :


i
JHL = 0
x HL

i = kedalaman yang dicapai konus


c. Buat grafik :
i. Perlawanan penetrasi konus ( PK ) terhadap
kedalaman
ii. Jumlah hambatan lekat ( JHL ) terhadap
kedalaman
Tabel 1. DATA PENGAMATAN TEST SONDIR

Kedalaman PK JP HL HL x JHL HS
faktor alat
2 2 2
m kg/cm kg/cm kg/cm kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2

(0) (1) (2) (3) (4) (5) (6)


0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
dst

45
JHL = Jumlah Hambatan Lekat
PK = Penetrasi Konus
JP = Jumlah Perlawanan
HL = Hambatan Lekat
HS = Hambatan Setempat
(1) = Hasil Pembacaan
(2) = Hasil Pembacaan
(3) = (2)(1)
= JP JK

(4) = Faktor Alat x HL


= Faktor alat = A / B
A = tahap pembacaan
B = luas selubung bikonus dibagi luas piston
i
(5) = JHL =
0
x HL
(6) = Luas piston dibagi luas selubung bikonus

Instruksi Kerja Percobaan Berat Volume Basah dan


Volume Kering di Lapangan Dengan Drive Cylinder
Method Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi
(00601 07038)

1. Referensi
(ASTM 2937)

2. Maksud
Untuk menentukan density tanah di lapangan dengan cara
drive cylinder untuk tanah yang relative undisturbed
dengan cara memasukkan cylinder baja tipis ke dalam
tanah melalui driving head khusus.
a. Untuk test di permukaan tanah ( kedalaman yang
dangkal ), kurang dari 1 meter .
b. Untuk test yang kedalamannya lebih besar.
Metode ini tidak dimaksudkan untuk sample-sample
tanah yang sangat keras, yang tidak dapat ditusuk
46
dengan cylinder baja dan tidak untuk tanah-tanah
yang memiliki tingkat plastisitas rendah yang tidak
bisa diambil dengan cylinder.
Metode ini dilakukan di lapangan pada lubang-
lubang bor atau test pit (galian) pada kedalaman-
kedalaman tertentu yang diinginkan.

3. Peralatan
Drive cylinder, diameter 2 5,5 ( 50 140 mm ).
Ada 2 type cylinder :

Cylinder yang memakai draat digunakan untuk


kedalaman yang lebih dari 1 meter.
Cylinder diberi nomor-nomor yang berbeda dan
dengan cepat dapat mudah diketahui sebelum
ditimbang.
Menurut Hvorslev untuk drive cylinder harus memiliki
harga area ratio di sekitar 10 15 %, yang dihitung
menurut persamaan :
De Di
2 2

A.R = 2
x 100
Di
A. R = Area Ratio ( % )
De = Diameter luar maksimum dari drive cylinder
Di = Diameter dalam maksimum dari drive
cylinder
Drive Head
Untuk kedalaman kurang dari 1 meter sliting weight
untuk menusukkan ke dalam tanah lebih dari 1 meter,
digunakan hummer dengan extension drive rood
untuk memasukkan cylinder ke dalam tanah.

47
Sraightedge
Terbuat dari baja dengan satu sisi tajam untuk
memotong ujung sample pada permukaa cylinder.
Shovel
Seperti skop, untuk menggali cylinder keluar setelah
ditusukkan pada kedalaman yang dangkal.
Anker
Tipe Iwan atau tipe Auger lainnya untuk membuat
lubang sampai kedalaman yang akan ditusuk dengan
cylinder.
Timbangan
Kapasitas 1 kg dengan ketelitian 1,0 gram dan
kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0,10 gram.
Alat pengering ( drying oven ).
Alat-alat lain
Sikat, katrol untuk hummer, kaleng dengan tutupnya
untuk kadar air test dan sebuah sendok besar.

4. Cara Melakukan
a. Timbang dan ukur volume cylinder
Sebelum test dimulai, tentukan dulu berat masing-masing
cylinder sampai ketelitian 1 gram, dan volume cylinder
dengan ketelitian 0,01 inch (0,254 cm). Berat dan volume
cylinder secara periodik dicek, karena ujung cylinder yang
meruncing sering rusak.
b. Untuk kedalaman test kurang dari 1 meter :
Bersihkan semua partikel-partikel yang melekat pada
permukaan tanah yang akan ditest.
Untuk mencapai kedalaman yang dimaksud, buat
lubang bor atau digali dengan skop, material-material
yang jatuh ke dasar lubang dibuang dengan sendok.
Ukur kedalaman permukaan tanah yang akan ditest.
Pasang cylinder dengan ujung runcingnya di bawah,
pasang drive rod pada cylinder.
Cylinder ditekan dengan menginjak drop hummer,
pegang drive rod pada posisivertikal, penekan
diteruskan sampai ujung atas cylinder bawah
melampaui tanah setinggi inch ( 13 mm).
48
Buka drive head, gali dengan cylinder dengan skop,
pemotongan tanah dilakukan beberapa inch di bawah
ujung cylinder, sebelum cylinder dicabut keluar.
Bersihkan yang melekat pada cylinder, tanah dipotong
pada ujung-ujung cylinder dengan straight edge, hati-
hati jangan sampai tanah terganggu.
Timbang sample cylinder, keluarkan sample dari
cylinder ambil 100 gram dari tengah-tengah sample
untuk test kadar air.

c. Untuk pengambilan sample pada kedalaman lebih dari 1


meter :
Buat lubang bor sampai pada lapisan yang akan
ditest, bersihkan dasar lubang bor dari material yang
jatuh dari mata bor dengan alat pembersih (mata bor
khusus ).
Sambungan cylinder dengan drive head, masukkan
cylinder ke dalam lubang bor, tumbukkan hummer
pada cylinder melalui drive head. Hati-hati menumbuk
agar tanah tidak tertekan.
Sample diputuskan dari dasarnya dengan
menggerakkan rood dan cylinder 2 putaran.
Cabut cylinder dari lubangnya, cabut drive head.
Selanjutnya sama seperti pada b di atas.

5. Perhitungan

Hitung kadar air tanah


w1 w 2
w= x 100%
w2 wc
dimana :
w1 = berat container + tanah basah w2 =
berat container + tanah kering
w3 = berat container w =
kadar air

49
Hitung berat isi tanah
Berat tanah asli
m = x (gram/cm 3 )
volume cylinder
Hitung dry unit weight
m
d = (gram/cm3 )
1+ w
m = berat isi tanah basah
d = berat isi tanah kering

Instruksi Kerja Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic


Limit) Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi
(00601 07039)

1. Referensi
(AASHTO T-90-74)
(ASTM D-424-74)
2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air
suatu tanah pada keadaan batas plastis. Batas plastis ialah
kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam
keadaan plastis.
3. Peralatan
a) Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
b) Sendok dempul panjang 12,5 cm
c) Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10
cm
d) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
e) Cawan untuk menentukan kadar air
f) Botol tempat air suling
g) Air suling
h) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (1105)0 C.

50
4. Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan mempersiapkan contoh
pada kadar air asli sebanyak 20 gram.

5. Cara melakukan
a) Letakkan benda uji diatas plat kaca, kemudian diaduk
sehingga kadar airnya merata.
b) Setelah kadar air cukup rata, buatlah bola-bola tanah dari
benda uji itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah
itu digeleng-geleng diatas plat kaca. Penggelengan
dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan
89-90 gelengan per menit.
c) Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji
membentuk batang dengan diameter 3 mm. Kalau pada
waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda uji
mencapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan
kembali ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata.
Jika ternyata penggelengan bola-bola itu bisa mencapai
diameter lebih dari 3 mm tanpa menunjukkan retakan-
retakan maka contoh perlu di biarkan beberapa menit di
udara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d) Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampai
retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat gelengan
mempunyai diameter 3 mm.
e) Periksa kadar air tanah (d) dilakukan pada ganda benda
uji.

6. Perhitungan
Tentukan kadar air rata-rata (4c) sebagai harga batas
plastis

Tabel 1. DATA HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


No. C on t a i n e r I II
1. Berat container + tanah basah gram a1 a2
2. Berat container + tanah kering gram b1 b2
3. Berat container gram c1 c2

51
4. Berat air a1-b1 a2-b2
gram
5. Berat tanah kering gram b1-c1 b2-c2
6. Kadar air w 4/5 x 100 % 4/5 x 100 %
%
7. Kadar air pada batas plastis % (w1 w2)/2

Kadar air pada batas plastis (Plastic Limit Water


Content) :
w1 + w2
wp =
2

Gambar 1. PERALATAN TES BATAS PLASTIS

Instruksi Kerja Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit)


Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07040)

1. Referensi
(AASHTO T-89-74)
(ASTM D-423-66)

52
2. Maksud
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kadar air
suatu tanah pada keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar
air batas dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair
menjadi keadaan plastis.
3. Peralatan
a) Alat batas cair standard
b) Alat pembuat alur (groving tool)
c) Sendok dempul
d) Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
e) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
f) Cawan kadar air minimal 4 buah
g) Spatula dengan panjang 12,50 cm
h) Botol tempat air suling
i) Air suling
j) Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk
memanasi sampai (1105)oC
4. Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan
contoh AASHTO T-87-72/ASTM D-421-72 dan AASHTO T-
146-49 atau langsung seperti berikut:
a) Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir
semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm
(No.40) dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan
dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (No.40)
b) Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau
mengandung banyak butiran yang lebih besar dari
saringan 0,42 mm.
Keringkan contoh di udara sampai bisa disaring.
Ambil benda uji yang lewat saringan 0,42 mm (No.40).
5. Cara Melakukan
a) Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan
didalam pelat kaca pengaduk.
b) Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut
dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai
homogen.

53
c) Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil
sebagian benda uji ini dan letakkan diatas mangkuk batas
cair, ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar
alat, bagian yang paling tebal harus 1 cm.
d) Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam
mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur
(groving tool) melalui garis tengah pemegang mangkok
dan sentris.
Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur harus
tegak lurus dengan permukaan mangkok.
e) Putarlah alat sedemikian, sehingga mangkok naik/jatuh
dengan kecepatan 2 putaran perdetik.
Putaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat
jumlah ketukannya pada waktu bersinggungan.
f) Ulangi pekerjaan (c) sampai dengan (e) beberapa kali
sampai diperoleh jumlah ketukan yang sama, hal ini
dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan
contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jiaka
ternyata 3 kali percobaan diperoleh jumlah pukulan
sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok
pada alur, kemudian masukkan ke dalam cawan yang
telah dipersiapkan, maka periksalah kadar airnya.
g) Kembalikan benda uji ke atas kaca pengaduk, dan
mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk
kembali dengan merubah kadar airnya.
Kemudian ulangilah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-
turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga
akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan (ketukan)
sebesar 8 - 10.

6. Perhitungan
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan
kadar air yang berbeda kemudian digambar dalam bentuk
grafik, jumlah pukulan (ketukan) sebagai sumbu mendatar
dengan skala logaritma, sedangkan besarnya kadar air sebagai
sumbu tegak dengan skala biasa.
Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata
yang diperoleh tidak terletak pada satu garis lurus, maka
54
buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.
Tentukan besarnya kadar air pada jumlah ketukan (pukulan)
25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair (liquid limit)
dari benda uji tersebut.

Tabel 1. DATA HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


No. ContaIner I II III IV
1. Jumlah pukulan (misal) 13 23 34 44
2. Berat container+tanah basah a1 a2 a3 a4
(gram)
3. Berat container+tanah kering b1 b2 b3 b4
(gram)
4. Berat container (gr) c1 c2 c3 c4
5. Berat air (gram) a1 b1 d2 d3 d4
6. Berat tanah kering (gr) b1 c1
7. Kadar air % 5/6x100 5/6x100% 5/6x100% 5/6x100%
%

Dari data-data jumlah pukulan dan harga kadar air


tersebut diatas, dibuat grafik di mana jumlah ketukan
(pukulan) sebagai sumbu mendatar dalam skala logaritma,
sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dalam sumbu
biasa.
Buatlah garis-garis lurus melalui titik-titik itu.
Jika ternyata yang diperoleh tidak terletak tidak satu
garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat
titik-titik tersebut.
Tentukan besarnya kadar air pada jumlah ketukan
(pukulan) 25 dan kadar air inilah merupakan batas cair
(liquit limit) dari benda uji tersebut.
Untuk menggambarkan grafik liquid limit dan plastic
limit dengan termometer, maka kita harus mencari dulu
harga PI (Plastisitas Index = LL PL).
Misal didalam grafik, kadar air pada 25 pukulan = 71,50
% - Plastic Limit telah dihitung = 28 %
Maka : PI = 71,50 28 = 43,50 %
Kedua harga LL & PI tersebut diatas dapat diplotakan
kedalam grafik Liquid Limit dan Plastic Limit

55
determination, maka dapatlah diklasifikasikan tanah
yang kita selidiki.
Adapun tanah yang kita selidiki ini termasuk golongan
III yaitu termasuk golongan tanah Inorganik Clays of
High Plasticity.

Gambar 1. PERALATAN TES BATAS CAIR


Instruksi Kerja Triaxial Compression Test Untuk
Unconsolidated Undrained Strength of Cohesive Soil
Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
08041)

1. Referensi
(ASTM D 2850 70)

2. Maksud
a. Cara ini dimaksudkan untuk mengukur Unconsolidated
Undrained Strength terhadap specimen berbentuk silinder
dari tanah cohesive baik dalam keadaan undistrubed
maupun remolded, dengan menggunakan salah satu cara
strain controlled atau stress controlled pada alat axial
compression test load, dimana specimen dalam keadaan
menerima tekanan sekelilingnya di dalam Triaxial
Chamber (CC). Dalam metode ini dilakukan pengukuran
tegangan total yang bekerja pada specimen, dan
selanjutnya dapat dikoreksi terhadap tegangan air pori.

56
b. Data yang diperoleh melalui cara ini adalah strength
properties dalam hubungan stress-strain tanah, meliputi :
Catatan :
Unconsolidated Undrained Strength dari tanah cohesive
tanpa tegangan-tegangan samping diuraikan dalam
prosedur test. Untuk unconfined compressive strength of
cohesive soil ( ASTM D 2166 ).

3. Pengertian
Kekuatan tanah tergantung pada tegangan yang bekerja
dalam air pori selama pembebanan total, yang dihasilkan
oleh pembebanan; jika air pori dibiarkan mengalir dari/
ke dalam pori-pori tanah pada saat beban bekerja,
mengakibatkan tegangan air pori tidak sesuai dengan
keadaan dimana drainase tidak boleh terjadi.
Untuk metode ini drainase tidak boleh terjadi, karena
kekuatan tanah diukur dalam keadaan tegangan total, ini
hanya akan sesuai dengan keadaan lapangan pada
keadaan dimana drainase tidak terjadi selama
pembebanan.

4. Istilah-istilah Yang Digunakan


a. Triaxial Compression Test
Suatu specimen yang berbentuk prisma yang ditekan
sekelilingnya oleh cairan dalam pressure chamber dan
ditekan oleh suatu tekanan isotropic (katakanlah chamber
pressure) kemudian ditambah dengan beban compressive
yang bekerja pada arah axis (sumbu) dari specimen
tersebut axial load.
b. Principal Stress Difference
axial load
Unit axial load =
luas penampang speciment
Mayor principal stress pada speciment = unit axial load +
chamber pressure
Minor principal stress pada speciment = chamber pressure
Principal Stress Difference = selisih antara mayor dan
minor stress pada speciment
Principal Stress Difference = unit axial load
57
c. Failure
Tegangan pada saat failure (runtuh) diambil dari
tegangan-tegangan pada speciment pada saat unit axial
load maksimum atau principal stress difference (unit axial
load pada 20 % axial load strain. Mana saja yang lebih
dahulu dicapai selama test, itu yang menentukan.
d. Unconsolidated Undrained Strength, adalah keadaan
tegangan pada saat failure silinder speciment tanah,
dimana drainase dari air pori baik kedalam maupun keluar
specimen tidak boleh terjadi selama triaxial compression.
Keadaan tegangan yang dinyatakan dengan Mohr Circle
dari mayor dan minor principal stress pada specimen.

5. Peralatan
a. Axial load device
Alat triaxial compression yang berguna dongkrak yang
digerakkan oleh motor elektronik melalui transmisi gear,
yang dilengkapi dengan compressor untuk memberikan
tegangan hydrolic ke dalam chamber triaxial.
b. Axial load measure device
Berupa proving ring, strain gauge, hydraulic load soil.
Untuk tanah dengan principal stress pada saat failure 1,00
ton/ft2 (0,98 kg/cm2) device harus mampu mengukur
satuan axial load sampai ketelitian 0,01 ton/ft2 (0,01
kg/cm2).
Untuk tanah dengan principal stress pada saat failure
mengukur axial load sampai ketelitian 1,00 % dari axial
load pada saat failure.
c. Chamber pressure maintaining device
Harus dapat mengontrol chamber pressure sampai
ketelitian 1,00 %.
Alat ini terdiri dari reservoir yang disambungkan Triaxial
Chamber Fluid, bagian atas reservoir dihubungkan dengan
tekanan udara (gas supply).
Tekanan udara dikontrol dengan pressure regulator dan
diukur dengan pressure gauge. Tetapi alat lain yang
berupa hydraulic system yang ditekan dengan pisto dapat
pula digunakan untuk mengontrol tekanan chamber.
58
d. Triaxial Compression Chamber
Suatu alat dimana dapat dipasang cylinder cell specimen,
ditutup dengan impermeable membran yang di atas
specimen dan di bawahnya dipegang oleh specimen base.
Piston dipasang sentris di aats specimen, untuk
meneruskan beban axial, yang mengakibatkan specimen
tertekan pada arah axial diantara specimen cap dan
specimen base.
Piston harus dibuat sedemikian rupa sehingga gesekannya
sangat kecil.
e. Specimen Cap dan Specimen Base
Dibuat dari bahan tahan karat, berpenampang bulat.
Berat specimen cap harus < 0,5 % dari beban axial pada
saat failure.
Diameter specimen cap dan base harus sama dengan
diameter tanah specimen.
Specimen base dihubungkan dengan triaxial chamber
sedemikian rupa sehingga tidak dapat bergeser pada arah
horisontal (tetap sentris).
Specimen cap dibuat sedemikian rupa agar dapat
memegang piston tetap dalam keadaan sentris.
Permukaan cylinder dari specimen base dan cap yang
berhubungan dengan membran (karet pembungkus
tanah) harus rata dan bebas dari geseran-geseran agar
tidak terjadi kebocoran.
f. Deformation indikator
Adalah dial indikator dengan ketelitian 0,001 inch (0,02
mm) dan mempunyai kapasitas pengukuran paling sedikit
20 % panjang specimen.
g. Rubber membrane
Digunakan untuk membungkus specimen dan menajga
kebocoran tabel total membrane tidak boleh melebihi 1 %
dari diameter specimen.
Membrane diikat pada specimen base dan cup dengan
ring baret yang memiliki ukuran diameter dalam sebelum
ditarik < 75 % dari diameter base dan cup.
Membrane harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipakai
jika ada kebocoran harus diganti.
59
Membrane harus memberi tahanan yang sekecil-kecilnya
pada specimen ( tanah ).
h. Sample Ejector
Harus dapat mengeluarkan inti tanah dari tabung sample
pada arah yang sama seperti waktu sample tersebut
dimasukkan ke dalam tabung, dan tidak merusak sample.
i. Verner Caliper
Harus cocok untuk menetapkan ukuran specimen sampai
ketelitian 0,01 ( 0,2 mm ).
j. Timer
Alat pengukur kelangsungan waktu sampai ketelitian 1
second, digunakan untuk menetapkan rote of stress atau
strain seperti yang diuraikan pada butir b, c dan f.
k. Weiging Desive (balance)
Harus dapat menimbang soil specimen ketelitian
sebagai berikut :
- Specimen yang < 100 gram ditimbang sampai
ketelitian 0,01 gram.
- Specimen yang > 100 gram ditimbang sampai
ketelitian 0,1 gram.
l. Perlengkapan / alat-alat lainnya :
- Specimen triping
- Membrane expander
- Remolding apartus
- Moisture content containers
- Data sheet yang diperlukan

6. Mempersiapkan Contoh Tanah (Specimen)


a. Ukuran specimen
Perbandingan tinggi dan diameter harus sekitar 2 dan 3.
Dengan menggunakan verner caliper, tinggi dan diameter
specimen ditetapkan sampai ketelitian 0,01 inch (0,2 mm).
Diameter minimum 1,3 inch (33 mm) untuk ukuran
partikel terbesar yang terkandung < 1/10 dari diameter
specimen.
Untuk specimen yang diameter 2,00 inch (71 mm) atau
lebih, ukuran partikel tanah terbesar 1/6 diameter

60
specimen. Ketentuan yang lain harus dicatat pada data
sheet.
b. Undisturbed Specimen
Undisturbed specimen disiapkan dari undisturbed sample
yang lebih besar dari tabung contoh.
Thin waled tube sampling of soils (ASTM D 1587).
Waktu memegang specimen harus hati-hati jangan sampai
terganggu, ukuran-ukuran berubah atau berkurang.
Berat specimen ditimbang, kemudian ditutup dengan
rubber membrane dan diikat pada specimen cup and
base.
Ambil sample yang representative dari sisa potongan
specimen untuk test kadar air, pada kondisi awal (sebelum
dilakukan test triaxial).
c. Remolded specimen
Disiapkan dari undisturbed specimen yang sudah hancur
atau dari disturbed sample. Campur material ini di dalam
kantong plastik (karet) dan hancurkan dengan tangan
(diremas).
Padatkan disturbed material di dalam mold (pencetak
specimen) sesuai dengan kadar air dan kepadatan yang
dikehendaki. Keluarkan dari mold dan timbang beratnya,
kadar airnya, dan densitynya.
d. Reduktion of and Restained
Akibat friction dan adhesi antara ujung specimen dengan
cup dan base dapat dikurangi dengan memasang 2 buah
karet membrane sebagai alas dengan minyak silicon pada
cup dan base diantara specimen dengan cup dan base.
Tabel alas dari membrane tidak kurang dari 0,005 inch
(0,13 mm) dan tidak lebih dari 0,03 inch (0,8 mm).

7. Cara Menggunakan
a. Dengan specimen yang tutup dalam membrane, yang
diikat pada specimen base dan cup dan telah
terpasang dalam chamber, pasanglah triaxial chamber
dan stel pada posisi axial loading devise, hubungkan
alat pengukur tegangan dan istilah chamber dengan
cairan.
61
Sesuaikan alat pengukur tegangan dengan pressure
chamber tetapi diusahakan tidak terjadi gaya ke arah /
pada piston yang akan menimbulkan reaksi terhadap
alat pembebanan axial. Sebelum piston mengenai
specimen cup, ukur dan catat gesekan piston mula-
mula akibat gaya ke atas, akibat chamber pressure,
yang selanjutnya digunakan untuk mengkoreksi
pembacaan axial load atau alat pengukur beban axial.
Setelah piston menyentuh specimen, catat pembacaan
pertama pada deformation indikator.
b. Cara dengan control strain
Segera setelah tekanan chamber diberikan, dimulai
beban axial dikerjakan sehingga mengakibatkan axial
strain sebesar 0,5 2 % per menit, dan catat beban
dan perubahan-perubahan setiap 0,1; 0,3; 0,4; 0,5 %
stain (pada setiap 0,5 % setelah dicapai 3 % dan
setiap 1 % setelah 10 % strain dan setiap 2 % jika
strain telah melebihi 10 %).
Pembebanan diambil sedemikian rupa supaya bisa
digambarkan stress dan strain curve.
c. Cara dengan controle stress
Sebelum test, perkiraan beban axial yang akan terjadi
pada saat failure untuk specimen yang bersangkutan (
berdasarkan hasil eksperimen & pengalaman untuk
berbagai tipe alat dan jenis material ), segera setelah
bekerja chamber pressure, beban axial pertama
ditaruh pada specimen sebesar 1/10 1/15 dari
beban axial yang diperkirakan akan terjadi pada saat
failure.
Setelah 0,4 5 menit baca perubahan ( deformasi )
kemidian beban berikut diletakkan lagi di atas
specimen seperti yang pertama, dan seterusnya.
Lakukan proses ini terus sampai terjadi keruntuhan
pada specimen atau sampai 20 % strain.
Perubahan-perubahan yang terjadi dicatat sebelum
penambahan masing-masing beban.
d. Tentukan kadar air dari specimen seperti prosedur
ASTM D 2216.
62
Buat sheet specimen pada keadaan failure, kalau bisa
sudut keruntuhan diukur.

8. Perhitungan
a. Hitung axial strain , untuk setiap perubahan beban axial
sebagai berikut :
l
=
lo
b. Hitung luas penampang rata-rata A, untuk setiap
penambahan beban axial sebagai berikut :
A0
=
( ) ( 1 V )
Ao = luas penampang rata-rata mula-mula dari
specimen
= axial strain untuk setiap keadaan
penambahan beban axial
V = valumatric strain, positif untuk penyusutan
volume
Untuk saturated specimen, valimatric strain dianggap nol.
Untuk specimen yang kurang jenuh, parubahan volume
dari volume specimen selama test sampai failure, V, dapat
diukur melalui perubahan volume cairan dalam chamber
yang dikoreksi untuk perubahan dari chamber piston,
dengan volume asal = Vo dari specimen, harga V dapat
dihitung sebagai berikut :
Vo
V=
1
c. Hitung perbedaan principal stress (1 - 2) adalah sebagai
berikut :
P
1 2 =
A
P = axial load
A = luas penampang rata-rata
d. Grafik stress-strain

63
Grafik yang menunjukkan hubungan antara Principal
Stress Difference dan Axial strain.
Plot Principal Stress Difference sebagai ordinat dan Axial
Strain sebagai absis.
Tentukan principal stress difference dan axial strain pada
saat failure.
e. Hitung mayor dan minor principal stress pada axial
stress pada saat failure sebagai berikut:
Minor principal stress : chamber pressure
Mayor principal stress : principal stress difference
pada saat failure chamber pressure.
Buat lingkaran mohr pada saat failure pada skala biasa
(arithmatic) dengan shear stress sebagai ordinat dan
normal stress sebagai absis.
Titik pusat lingkaran diletakkan pada absis sebesar :
1 + 3 3
dan jam jari jari = 1
2 2
Lingkaran Mohr ini menunjukkan unconsolidated
undrained strength seperti yang diuraikan pada butir 3.d.
Jika lebih dari 1 specimen yang ditest dengan chamber
pressure yang berbeda, lingkaran Mohr diplot sehingga
menunjukkan unconsolidated undrained strength dari tiap-
tiap specimen dalam grafik yang sama.
Gambar garis singgung melalui lingkaran-lingkaran Mohr
tersebut untuk menentukan strength envelope.
Garis singgung ini diteruskan memotong sunbu tegangan
geser yang menyatakan besar kohesi (C) dan sudut
kemiringan garis singgung dengan sumbu mendatar
menyatakan sudut perlawanan ().
Harga C dan dapat dihitung secara geometri.

Instruksi Kerja Analisis Butiran Metode Mekanis


Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07042)

1. Referensi
(AASHTO T-27-74)
(ASTM C-136-46)
64
2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat
kasar dengan menggunakan saringan.

3. Peralatan
1. Timbangan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat
benda uji.
2. Satu set saringan; 76,2 mm (3); 63,5 mm (2,5); 50,8
mm (2); 37,5 mm (1,5); 9,5 mm (3/8); No.4; No.8;
No.16; No.30; No.50; No.100 dan No.200 (standar
ASTM).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 5) oC.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin penggetar saringan (vibrator).
6. Talam-talam.
7. Kwas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.

4. Benda Uji
a. Benda Uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau
cara seperempat sebanyak :
i. Agregat halus;
Ukuran maksimum No.4; berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum No.8; berat minimum 100 gram
ii. Agregat kasar;
Ukuran maksimum No.3,5; berat minimum 35 kg
Ukuran maksimum No.3,0; berat minimum 30 kg
Ukuran maksimum No.2,5; berat minimum 25 kg
Ukuran maksimum No.2,0; berat minimum 20 kg
Ukuran maksimum No.1,5; berat minimum 15 kg
Ukuran maksimum No.1,0; berat minimum 10 kg
Ukuran maksimum No.3/4; berat minimum 5 kg
Ukuran maksimum No.1/2; berat minimum 2,5 kg
Ukuran maksimum No.3/8; berat minimum 2,0 kg

Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan


agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi 2
bagian dengan saringan No.4. Selanjutnya agregat

65
halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah
seperti tercantum diatas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan pemeriksaan bahan
lewat saringan NO.200 (AASHTO T-11-74), kecuali
apabila butiran yang melalui saringan No.200 tidak
perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat ketelitian
tidak menghendaki pencucian.

5. Cara Melakukan
a) Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110
5)oC sampai berat tetap.
b) Saring benda uji lewat saringan dengan ukuran
saringan paling besar ditempatkan paling atas.
Saringan diguncang-guncang dengan tangan atau
mesin penggetar (vibrator) selama 15 menit.

6. Perhitungan
Hitung prosentase berat uji yang tertahan diatas masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji.

Gambar 1. SARINGAN DENGAN MESIN PENGGETAR

66
Instruksi Kerja Analisis Butiran Metode Hidrometer
Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi (00601
07043)

1. Referensi
AASHTO T-88-72
ASTM D-422-27

2. Peralatan
a. Hidrometer dengan skala konsentrasi (5-60 gram
perliter)
Atau untuk pembacaan berat jenis campuran (0,995
1,038)
b. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml.
Dengan diameter 6,5 cm.
c. Termometer 0 50oC dengan ketelitian 0,1oC
d. Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi (mechanical
stirer)
e. Saringan-saringan No. 10; 20; 40; 80; 100 dan 200
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai (110 5)oC
h. Tabung-tabung ukuran 59 ml dan 100 ml
i. Batang pengaduk dari gelas
j. Stop watch

3. Benda Uji
Benda uji disiapkan sesuai dengan mempersiapkan contoh
untuk pemeriksaan contoh tanah dan tanah mengandung
agregat secara kering (AASHTO T-87-72/ASTM D-421-72);
contoh tanah secara basah (AASHTO T-146-49) atau secara
langsung seperti berikut :
a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan
hampir semua butirannya lebih halus dari saringan
2,00 mm (No. 10). Dalam hal ini benda uji tidak perlu
dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan
2,00 mm (No. 10).

67
b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau
mengandung banyak butiran yang lebih kasar banyak
dari saringan 2,00 mm (No.10). Keringkan contoh
tanah di udara sampai bisa disaring.
Ambil benda uji yang lewat saringan No.200 (0,074
mm) atau No.10 sebanyak 50 gram.
c. Tentukan kadar airnya untuk menentukan berat benda
uji sesuai dengan pemeriksaan contoh tanah secara
basal. (AASHTO 146-49)

4. Cara Melakukan
a. Rendamlah benda uji tersebut dengan 115 ml air
suling + 10 % sodium melalui bahan dispersi (water
glass) sebanyak 20 ml, atau 50 ml air suling dan
bahan dispersi (sodium hexametahostat) sebanyak 10
ml (lihat catatan 7a), aduklah sampai merata dengan
pengaduk gelas dan biarkan terendam selama 24 jam.
b. Sesudah perendaman, pindahkan campuran ke dalam
mangkok, dan tambahkan air suling/air bebas mineral
sampai kira-kira setengah penuh. Aduklah campuran
selama 15 menit.
c. Pindahkan semua campuran kedalam gelas ukur dan
tambahkan air suling/air bebas mineral sampai
campuran menjadi 1000 ml. Tutuplah rapat-rapat
mulut tabung tersebut dengan telapak tangan, dan
kocoklah dengan arah mendatar selama satu menit.
d. Segera setelah dikocok letakkan tabung hati-hati,
masukkan hidrometer. Biarkan hidrometer terapung
bebas dan tekanlah stopwatch. Bacalah angka
skalanya ; 1 dan 2 menit dan catat pada formulir
pemeriksaan hidrometer. Bacalah pada puncak
miniscusnya dan catatlah pembacaan-pembacaan itu
sampai 0,5 gram perliter yang terdekat atau 0,001
berat jenis (Rh).
Sesudah pembacaan menit kedua, angkatlah
hidrometer dengan hati-hati cuci dengan air suling,
dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling
yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
68
e. Masukkan kembali hidrometer dengan hati-hati ke
dalam tabung dan lakukan pembacaan hidrometer
pada saat 5; 15 dan 30 menit; 1,4 dan 24 jam.
Sesudah setiap pembacaan cuci dan kembalikan
hidrometer ke dalam tabung suling. Lakukan proses
memasukkan dan mengangkat hidrometer masing-
masing selama 10 detik.
f. Ukur suhu campuran sekali selama 15 menit yang
pertama dan kemudian pada setiap pembacaan
berikutnya.
g. Sesudah pembacaan yang terakhir, pindahkan
campuran kedalam saringan No.200, dan cucilah
sampai air pencucinya jernih dan biarkan sampai air ini
mengalir terbuang.
Fraksi yang tertinggal diatas saringan No.200 harus
dikeringkan dan lakukan pemeriksaan saringan dengan
cara pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan
kasar.
5. Perhitungan
a. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti
dalam cara pemeriksaan analisa saringan agregat
halus dan kasar.
b. Dari pembacaan RH tentukan diameter dengan
menggunakan nomogram terlampir. Untuk ini nilai
pembacaan RH harus dituliskan disamping skala RH
pada nomogram terlampir.
c. Hitung diameter prosen dari berat butiran yang lebih
kecil dari diameter (D) dari rumus-rumus berikut :
i. Untuk hidrometer dengan pembacaan 5 10
gram/liter :
p = a (RH + K) x 100
W3

ii. Untuk hidrometer dengan pembacaan berat


jenis 0,995 1,038 :
P = 1606.a. (RH + K-1) x 100
W3

69
K = koreksi suhu
a = faktor kalibrasi
Bila benda uji yang diambil adalah dari tanah yang
mengandung fraksi diatas saringan No.10, hitung
prosen seluruh contoh lebih kecil dari D, dengan
rumus :
Prosen seluruh contoh lebih kecil = P x prosen
saringan No.10

Gambar 1. PERALATAN TES ANALISIS HIDROMETER

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Hand Tally Counter


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07044)

1. Identitas Alat
Fungsi : menghitung lalu lintas (kendaraan,
penumpang, pejalan kaki) dalam jumlah besar

70
Merek : Joyco, Kenko, Niko
Tipe : HC-40 , H-102 , SJ504
Ukuran : Diameter 4 cm, tebal 2,5 cm

2. Cara Penggunaan
1. Pegang hand tally-counter dalam genggaman tangan.
Cincin tally-counter dikalungkan pada ibu jari, posisi
alat menghadap ke atas, jari telunjuk siap menekan
tombol penghitung.
2. Posisikan angka awal pada 0000 dengan cara
memutar spring hingga angka menunjukkan 0000.
3. Telunjuk menekan tombol penghitung sesuai dengan
jumlah obyek yang dihitung. Angka penunjuk jumlah
pada alat akan bertambah setiap kali tombol ditekan.
4. Baca angka penunjuk untuk mengetahui jumlah obyek
yang dihitung.

3. Cara Pemeliharaan
1. Selalu periksa kondisi alat sebelum dan sesudah
penggunaan alat.
2. Simpan kembali alat ke daam kotak penyimpannya
apabila tidak digunakan.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Stopwatch Manual


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07045)

1. Identitas Alat
Fungsi : menghitung waktu
Merek : Diamond
Ukuran : Diameter 5 cm, 1,5 cm

2. Cara Penggunaan
1. Pegang Stopwatch dalam genggaman tangan. Posisi
alat menghadap keatas.
71
2. Posisikan jarum penunjuk pada angka 0 atau 30
dengan menggunakan tombol kecil yang berada
disebelah kiri dari spring (tombol besar).
3. Tekan spring (tombol besar) untuk memulai dan
berhenti.

3. Cara Pemeliharaan
1. Untuk menghindari kerusakan, tidak boleh memutar
spring terlalu ketat.
2. Hindarkan dari lingkungan yang dapat menyebabkan
karat dan sebagainya.
3. Hindarkan dari getaran, medan magnet, cahaya
matahari yang kuat dan hujan (air).
4. Dilarang membuka lapisan penutup belakang jam
untuk menghindari masuknya debu dan udara lembap.
5. Periksa selalu alat dan gunakan minyak pelicin bila
perlu.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Stopwatch Digital


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07046)

1. Identitas Alat
Fungsi : menghitung waktu
Merek : Quartz
Ukuran : 7,5 x 6 x 1,7 cm

2. Cara Penggunaan
1. This watch consists of different modes to provide with
a highly professional chrono-equipment. 6 functions
(month, date, date-of-week, hour, minute, second),
alarm with snooze and hourly chime, user selectable
12 hour/24 hour format, 4 year calendar, chronograph
measure up to 1/100 sec with lap function auto
72
ranging after 30 minutes to hour, minutes, second
measuring capacity up to 23 hour, 59 minute, 59
second.
2. To set time, press S1 (middle button) once or more
times until normal time display - i.e. Hours, minutes,
etc - appears. Then, press S2 (left button) once and
minutes will begin flashing. Press S3 (red button) and
hold until desired minute appear.
3. To set alarm, with watch displayed unreal time, press
S1 twice for alarm display mode appear. Press S3 and
hold until desired alarm hour is reached. Then press
S2 and minute begin flashing, press S3 and hold until
desired alarm minutes appear.
4. To operate stopwatch, press S1 once or more time to
reach chronograph display mode. To start, press S3
once and again to stop it. To reset to zero, press both
S2 and S3.
5. For lap measurement, while stopwatch is running, you
can measure elapsed time by pressing and release S2.

3. Cara Pemeliharaan
1. Selalu periksa kondisi alat sebelum dan sesudah
penggunaan alat.
2. Simpan kembali alat ke daam kotak penyimpannya
apabila tidak digunakan.
3. Hindarkan dari getaran, medan magnet, cahaya
matahari yang kuat dan hujan (air).
4. Dilarang membuka lapisan penutup belakang jam
untuk menghindari masuknya debu dan udara lembap.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Rollmeter


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07047)

1. Identitas Alat
Fungsi : mengukur jarak
73
Merek : The Great Wall, Rhohex
Tipe : JGW-501 , ART.3390-100
Ukuran : 50 m , 100 m

2. Cara Penggunaan
1. Pastikan rollmeter dalam keadaan tidak terkunci.
Apabila masih dalam keadaan terkunci, buka kunci
rollmeter dengan membalik batang penggulung ke
arah luar.
2. Tarik keluar pita pengukur dengan posisi angka
pengukur menghadap keatas.
3. Baca angka penunjuk untuk mengetahui objek yang
diukur.

3. Cara Pemeliharaan
1. Selalu periksa kondisi alat sebelum dan sesudah
penggunaan alat.
2. Simpan rollmeter dalam keadaan tergulung dan
jangan biarkan terurai.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Walking Measure


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07048)

1. Identitas Alat
Fungsi : mengukur jarak
Merek : Milky Way
Tipe : WM - 130
Ukuran : 15 -

2. Cara Penggunaan
1. Pegang walking measure, pastikan roda menyentuh
permukaan objek yang akan diukur.

74
2. Posisikan angka awal pada 0000 dengan cara
memutar spring hingga angka menunjukkan 0000.
3. Jalankan walking measure dengan mendorong tongkat
pemegang sehingga roda berputar.
4. Baca angka penunjuk untuk mengetahui objek yang
diukur.

3. Cara Pemeliharaan
1. Selalu periksa kondisi alat sebelum dan sesudah
penggunaan alat.
2. Untuk menghindari kerusakan, tidak boleh memutar
spring terlalu ketat.
3. Hidarkan dari lingkungan yang dapat menyebabkan
karat dan sebagainya.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Recorder


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07049)

1. Identitas Alat
Fungsi : merekam suara
Merek : Sony, Aiwa
Tipe : M-560V , TP-VA300
Ukuran : 11 x 6 x 2 cm

2. Cara Penggunaan
1. Press the reset button of the tape counter.
2. Press Tx and insert a standard microcassette with the
side to start recording facing the lid.
3. Select the desired tape speed. 2.4 cm for optimum
sound (recommended for normal use): A 30-minute
recording can be made using both sides of the MC-30
microcassette. 1.2 cm for longer recording time: A 60-
75
minute recording can be made using both sides of the
MC-30 microcassette.
4. Set VOR to H, L or OFF. If you set VOR to H or L, the
unit automatically starts recording the sound and
pauses when there is no sound (you can save tapes
and batteries). H : To record at meeting or in a quiet
and/or spacious place. L : To record for dictation or in
a noisy place. When the sound is not loud enough, set
it to OFF, or the unit may not start recording.
5. Press z. n is pressed simultaneously and recording
starts. While the tape runs, the REC or REC/BATT
lamp lights and flashes depending on the strength of
the sound. Recording level is fixed

3. Cara Pemeliharaan
1. To clean the tape head and path, press n and wipe
the head, capstan and the pinch roller with a cotton
swab, moistened with alcohol every 10 hours of use.
2. To clean the exterior, use a soft cloth slightly
moistened in water. Do not use alcohol, benzine or
thinner

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Rewinder


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07050)

1. Identitas Alat
Fungsi : memutar kaset perekam
Merek : Rewindre
Tipe : RD838
Ukuran : Slimline 8 mm

2. Cara Penggunaan
1. This rewinder can be operated by using the AC
adaptor, included with the unit or by inserting 4 AA
76
batteries in the battery compartment. Batteries are
not included.
2. Lift lid by gripping tabs on both sides of the lid and
pull upward.
3. Insert cassette into lid, until it clicks into place, with
flap side of tape facing front of unit.
4. Close lid by pressing down firmly. Either FF or REW
LED will light up to indicate ready mode.
5. Select fast forward or rewind as desired by pressing
FF/REW button. LED will indicate your selection.
6. Press start button firmly and hold down for 2 second
to begin operation. In use LED indicates operation.
7. Press STOP button, to stop cassette during the
winding process.
8. FF/REW takes approximately 2 minutes. When
winding is completed, unit stop automatically. Lift
open remove tape.
9. Always close cassette lid when finished.

3. Cara Pemeliharaan
- Never open cassette door when In use LED is on

Instruksi Kerja Penggunaan Alat MP3 Player


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07051)

1. Identitas Alat
Fungsi : merekam suara
Merek : Wewa Zealot
Tipe : wmp -4000+

2. Cara Penggunaan
1. To start recording, press the REC/STOP button.
Recording begins with the display showing the
recording indicator, bite rate, file number, and
recording elapsed time. The folder automatically
77
selects VOICE folder and the file number is selected
from the next number to the previously recorded file.
2. To stop recording, press the REC/STOP button again.
3. To start playback, select a folder/file to play. Press
the JOG (>) button or press it to the right.
4. To selecting folder/file, press the FOLDER button,
select a folder by moving the JOG button up or down
and then press the JOG button to the right.
5. To pause playback, press the JOG (>) button once
again. To stop playback, press the JOG button in
pause state to the left or right.

3. Cara Pemeliharaan
1. Do not drop the unit or give a shock to the unit. It
may cause a malfunction.
2. Do not leave the unit in places described below
A place of very high temperature (60 o c or
above)
A place subject to direct sunlight or near heat
sources
A car with its windows closed (especially in
summer)
A place subject to excessive moisture like a
bathroom
A place subject to excessive dust.
3. Do not apply heavy force to the LCD unit, as may
cause breakage or abnormal display taking into
account the properties of liquid crystal.
4. Do not use different kinds of batteries together.
5. When the unit is not in use for a long time, remove
the battery from the unit.

78
Instruksi Kerja Penggunaan Alat Camera Digital
Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07052)

1. Identitas Alat
Fungsi : mendokumentasikan kejadian secara visual
Merek : Samsung Digimax
Tipe : A 503

2. Cara Penggunaan
1. This camera using batteries 2 X AA Alkaline (High
Capacity), CR-V3 type - Lithium Ion battery or 2 X AA
Ni-MH (SNB-2512)
2. Insert the battery and insert the memory card. As this
camera has a 24MB internal memory, You do not have
to insert the memory card. If the memory card is not
inserted, an image will be stored in the internal
memory. If the memory card is inserted, an image will
be stored on the memory card.
3. Close the battery chamber cover.
4. Press the power button to turn on the camera.
5. Select the Scene mode by pressing the M (Mode)
button.
The scene modes are listed below.
Night ( ) : Use this for shooting still
images at night or in other
dark conditions.
Portrait ( ) : To take a picture of a person.
Landscape ( ) : To take pictures of distant
scenery.
Sunset ( ) : For taking pictures of sunsets.
Dawn ( ) : Daybreak scenes.
Backlight ( ) : Portrait without shadows
caused by backlight.
Fireworks ( ) : Firework scenes.
Beach & snow ( ) : For ocean, lake, beach and
snowscape scenes.

79
6. Point the camera towards the subject and compose
the image by using the LCD monitor.
7. Press the shutter button to capture an image.
MOVIE
3. 3. Cara Pemeliharaan
1. Don't remove the memory card when the camera
status lamp is blinking as this may cause damage to
data in the memory card.
2. Using the flash frequently will reduce the life of the
battery.
3. Use a soft brush (available from photo stores) to
gently clean the lens and LCD assemblies. If this does
not work, lens-cleaning paper with lens cleaning fluid
can be used.
4. Clean the camera body with a soft cloth.
Do not allow this camera to come into contact with solvent
materials such as benzol, insecticide, thinners etc. This may
damage the body shell of the camera and also affect its
performance. Rough handling can damage the LCD monitor.
Take care to avoid damage and keep the camera in its
protective carry case at all times when not in use.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Video Camera


Handycam Laboratorium Transportasi dan Jalan
Raya (00601 07053)

1. Identitas Alat
Fungsi : mendokumentasikan
kejadian secara audio-visual
Merek : Sony
Perangkat Pelengkap : Tripod, Charger, Baterai
Cadangan

2. Cara Penggunaan
1. Perangkat ini menggunakan baterai yang terintegrasi,
pengisian ulang dilakukan dengan mencharge
menggunakan charge yang disediakan.
80
2. Pasang baterai dan kaset pada perangkat, kaset
dipakai untuk menyimpan rekaman gambar.
3. Pastikan baterai kaset terpasang dengan benar dan
tertutup dengan benar.
4. Buka cover penutup lensa handycam
5. Tekan dan tarik tombol power di bagian depan untuk
menyalakan perangkat dengan fungsi merekam, untuk
fungsi memutar hasil rekaman tekan dan tarik ke atas
selanjutnya pengaturan untuk memutar hasil rekaman
terdapat pada bagian atas perangkat.
6. Posisikan tombol untuk merekam pada posisi standby
dengan menarik tuas kea rah bawah.
7. Proses perekaman bisa dilakukan dengan membidik
langsung maupun dengan membuka LCD yang
terintegrasi pada perangkat.
8. Arahkan perangkat pada target yang akan direkam,
apabila sudah tepat tekan tombol Rec untuk
merekam. Tekan kembali tombol Rec untuk
menghentikan perekaman.
9. Dengan cara yang sama dilakukan untuk
penyimpanan setelah pemakaian.

3. Cara Pemeliharaan
1. Mengecek kondisi baterai agar selalu dalam posisi
penuh
2. Secara periodik membersihkan optik perekaman
dengan kaset cleaner.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat GPS Navigator


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07054)

1. Identitas Alat
Fungsi : mengidentifikasikan lokasi suatu tempat
menggunakan bantuan satelit
81
Merek : Furuno
Tipe : GP 31

2. Cara Penggunaan
1. Press power button to start GPS
2. The GPS receiver picks up two kinds of coded
information from the satellites. One type of
information, called almanac data, contains the
approximate positions (locations) of the satellites. This
data is continuously transmitted and stored in the
memory of the GPS receiver so it knows the orbits of
the satellites and where each satellite is supposed to
be. The almanac data is periodically updated with new
information as the satellites move around.
3. The current location can be viewed in the GPS in the
form of coordinates

3. Cara Pemeliharaan
1. Do not allow this unit to come into contact with
solvent materials such as benzol, insecticide, thinners
etc. This may damage the body shell of the GPS and
also affect its performance.
2. Do not apply heavy force to the LCD unit, as may
cause breakage or abnormal display taking into
account the properties of liquid crystal.

Instruksi Kerja Pengujian Penetrasi Aspal


Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya (00601
07055)

1. Tujuan
Pengujian penetrasi ini dimaksudkan untuk
menentukan penetrasi bitumen keras atau lembek dengan
memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu, beban tertentu,
dan waktu tertentu ke dalam bitumen dalam suhu tertentu.

82
2. Peralatan
 Alat penetrasi yang dapat menggerakkan jarum
naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur
penetrasi sampai 0.1 mm.
 Pemegang jarum seberat (47.5 + 0.05) gram
yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi untuk peneraan.
 Pemberat dari (50 + 0.05) gram dan (100 + 0.05)
gram masing-masing dipergunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram
dan 200 gram.
 Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu
440C atau HRC 54 sampai 60 dengan ukuran dan
bentuk tertentu. Ujung jarum harus berbentuk
kerucut terpancung.
 Cawan contoh dibuat dari logam atau gelas
berbentuk silinder dengan dasar yang rata-rata
berukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Dalam
Di bawah 200 55 mm 35 mm
200 - 300 70 mm 45 mm

 Bak perendam (waterbath) diisi tidak kurang dari


10 liter. Pelat-pelat berlubang, terletak 50 mm di
atas bejana dan tidak kurang dari 100 mm di
bawah bejana.
 Tempat air untuk benda uji dengan isi tidak
kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup untuk
merendam benda uji.
 Pengukur waktu (stop watch).
Pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan
stopwatch dengan skala pembagian terkecil 0.1
detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0.1
detik per menit. Pengukuran penetrasi dengan
alat otomatis, kesalahan alat tidak boleh lebih dari
0.1 detik.
 Pengukur suhu (termometer).

83
3. Pembuatan Benda Uji
1. Panaskan contoh dan aduk perlahan-lahan hingga
cukup air.
 Pemanasan contoh untuk ter, tidak boleh
lebih dari 60oC di atas titik lembek dan untuk
bitumen tidak lebih dari 90oC di atas titik
lembek.
 Waktu pemanasan tidak lebih dari 30 menit.
2. Tuangkan contoh ke dalam tempat contoh, dan
diamkan sampai dingin ; tinggi contoh tidak kurang
dari angka penetrasi ditambah dengan 10 mm.
3. Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan
pada suhu ruang selama 1 jam sampai dengan 1.5
jam untuk benda uji kecil dan 1.5 jam sampai dengan
2 jam untuk benda uji besar.

4. Prosedur Pengujian
1. Masukkan benda uji dalam tempat air yang kecil
dan letakkan tempat air tersebut dalam bak
perendam yang telah ditentukan suhunya,
diamkan selama 1 jam sampai 1.5 jam untuk
benda uji besar.
2. Pasanglah jarum penetrasi pada pemegangnya
dengan baik dan bersihkan dengan pelarut atau
toluena kemudian disikat atau lap hingga kering.
3. Pasanglah pemberat 50 gram di atas jarum untuk
beban (100+0.1) gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam di bawah
alat penetrasi.
5. Jarum penetrasi diturunkan perlahan-lahan hingga
menyentuh permukaan benda uji.
6. Aturlah arloji penetrometer dengan angka nol.
7. Lepaskan pemegang jarum, bersamaan dengan
itu jalankan stopwatch selama (5+0.1) detik.
8. Putarlah arloji penetrometer dan baca angka
penetrasi yang ditunjukkan oleh jarum pada arloji.
9. Lepaskan jarum pada pegangannya dan siapkan
alat penetrasi untuk pekerjaan yang selanjutnya.

84
10. Lakukan pekerjaan di atas tidak kurang dari tiga
kali untuk benda uji yang sama. Jarak titik
pemeriksaan satu sama lain dan dari tepi tidak
kurang dari 10 mm.

5. Catatan
a. Laporkan angka penetrasi rata-rata dari sekurang-
kurangnya 3 pembacaan.
b. Perbedaan pembacaan tidak boleh melebihi ketentuan
di bawah ini:

Hasil Penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 249 200


Toleransi 2 4 6 8

Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan


melebihi toleransi, pemeriksaan harus diulang.
c. Termometer untuk bak perendam harus ditera secara
teratur.
d. Alat penetrasi dan alat pemeriksaan ini hanya boleh
dipakai bitumen dengan penetrasi kurang dari 150.
Untuk bitumen dengan penetrasi 350 sampai 500
harus dilakukan dengan alat lain.
e. Pembacaan stopwatch lebih dari (5+0.1) detik,
hasilnya tidak berlaku.

6. Diagram Alir Pengujian Penetrasi Aspal

85
Memanaskan aspal (suhu 140oC)

Menuangkan aspal ke dalam tempat contoh, biarkan dingin

Memasukkan benda uji ke dalam air, meletakkan tempat air dalam bak
perendam

Memasukkan jarum penetrasi pada pegangannya dan bersihkan


dengan kapas

Memasang pemberat 50 gram

Memindahkan air dari bak perendam

Jarum penetrasi diturunkan secara perlahan-lahan hingga


menyentuh benda uji

Mengatur alroji penetrasi pada angka

Melepas pemegang jarum dan jalankan stopwatch (5 0.1) detik

Memutar jarum alroji penetrometer (baca angka penetrasi)

Melepaskan jarum dari pegangan

86
Instruksi Kerja Analisis Saringan Laboratorium
Transportasi dan Jalan Raya (00601 07056)

1. Tujuan
Analisa saringan ini dimaksudkan untuk menentukan
persentase berat dari masing-masing agregat, baik agregat
kasar maupun agregat halus menurut ketentuan-ketentuan
yang berlaku.

2. Bahan
Contoh agregat dikeringkan di udara terbuka,
dicampur rata, kemudian contoh agregat diambil sebagian
untuk diayak
Jumlah contoh yang digunakan dalam praktikum
analisa saringan sebagai berikut:
a. Agregat halus
Sejumlah agregat halus mula-mula diambil sebagian
sebanding dengan angka kehalusannya
1. Angka kehalusan lebih dari 2.5 diambil contoh agregat
400-800 gram
2. Angka kehalusan diantara 1.5-2.5 diambil contoh
agregat 200-400 gram
3. Angka kehalusan kurang dari 1.5 diambil contoh
agregat 100-200 gram
b. Agregat kasar
Jumlah contoh untuk diayak kurang dari 0.4 kali lebih
besar butir tersebut dalam mm, dijadikan Kg
Misal : besar butir maksimum = 50 mm (50 Kg), jadi
contoh agregat yang diambil = 0,4 50 = 20 Kg

3. Peralatan
 Timbangan kapasitas 25 Kg
 Timbangan kapasitas 5 Kg dengan ketelitian 0.1
gram
 Ayakan standar untuk agregat kasar
 Ayakan standar untuk agregat halus
87
 Mesin penggetar ayakan
 Kuas dibuat dari bulu dan kawat tembaga

4. Prosedur Pengujian
a. Analisa ayak agregat halus
1. Agregat halus dikeringkan dalam oven dengan
suhu (110 + 5)C sampai beratnya tetap.
2. Timbang agregat halus sebanyak 1000 gram.
3. Saring benda uji sebanyak yang telah
ditentukan dengan menggunakan ayakan 4
mm ke atas.
4. Dari benda uji yang lolos ayakan 4 mm,
timbang sebanyak 500 gram.
5. Ayak agregat 500 gram tersebut dengan
ayakan lebih kecil dari 4 mm yang
berkelipatan dua, sedangkan ayakan paling
besar ditempatkan paling atas. Proses
pengayakan ini dilakukan dengan meletakkan
susunan ayakan pada mesin pengguncang,
dan agregat diguncang selama 15 menit.
6. Bersihkan masing-masing ayakan, dimulai dari
ayakan yang teratas dengan kas kawat cat
yang lemas. Perhatikan penyikatan, jangan
terlalu keras, sekedar menghilangkan debu
yang mungkin masih melekat pada ayakan.
7. Timbang agregat yang tertahan pada masing-
masing ayakan terhadap berat total, dimana :
 Persentase berat benda uji yang
tertahan di atas ayakan 4 mm ke atas
dihitung berdasarkan berat 500 gram.
 Persentase berat benda uji yang
tertahan 2 mm ke bawah, dihitung
berdasarkan berat 500 gram.

b. Analisa ayak agregat kasar


1. Timbang benda uji sebesar 0,4 kali besar butir
terbesar dijadikan Kg.

88
2. Ayakan benda uji tersebut dengan
menggunakan susunan ayakan 4 mm ke atas
(bekelipatan dua), sedang ayakan yang
terbesar diletakkan paling atas. Pengayakan
ini dilakukan dengan meletakkan susunan
ayakan pada mesin pengguncang dan
diguncang selama 15 menit atau diayak
dengan menggunakan tangan.
Harus diperhatikan, jika yang lolos dari
ayakan 4 mm lebih dari atau sama dengan
500 gram, maka yang lolos harus diayak lagi,
yaitu dengan menggunakan ayakan agregat
halus dari 4 mm ke bawah.
3. Timbang berat agregat yang tertahan di atas
masing-masing lubang ayakan.
4. Hitung persentase berat benda yang tertahan
di atas masing-masing lubang ayakan
terhadap berat total.

5. Prosedur Perhitungan
Persentase berat benda uji yang tertahan di atas
saringan a dihitung dengan rumus :
A
P= 100 %
B
Keterangan :
A = berat benda uji yang tertahan di atas
saringan a mm
B = berat benda uji total

6. Catatan
a. Pemeriksaan analisa ayakan ini dapat dilakukan
hanya satu kali percobaan
b. Data hasil pemeriksaan dilaporkan :
 Jumlah persen sisa di atas masing masing
ayakan, dihitung dari contoh aslinya sampai
satu desimal

89
 Modulus kehalusan dari masing-masing
agregat
 Persentase tembus kumulatif pada masing-
masing lubang ayakan
 Gambar grafiknya dari masing-masing
ayakan

7. Diagram Alir Analisis Saringan

Pengambilan :
Agregat kasar 5000 gram
Agregat halus 1000 gram

Pengayakan agregat halus dengan Pengayakan agregat kasar


pengayakan mekanis ( 5 menit ) dengan pengayakan
Urutan no. saringan : mekanis ( 5 menit )
4, 8, 30, 50, 100, 200 Urutan no. saringan :

Penimbangan hasil pengayakan


agregat halus dan agregat kasar

Perhitungan jumlah agregat yang lolos


dan yang tertahan

Plot data yang tertahan di saringan


pada grafik logaritmik

90
Instruksi Kerja Pengujian Campuran Aspal dengan Alat
Marshall Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya
(00601 07057)

1. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
ketahanan (stabilitas) tergadap kelelehan plastis (flow) dari
campuran aspal.
Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu
campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi
kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau
pounds.
Kelelehan plastis (flow) adalah keadaan perubahan
bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban
runtuh yang dinyatakan dalam mm atau inchi.

2. Peralatan
 3 buah cetakan benda uji yang berdiameter 10
cm (4) dan 7.5 cm (3) lengkap dengan plat
alas dan leher sambung.
 Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati
atau sejenis) berukuran 20 20 45 cm,
dilapisi dengan plat baja berukuran 30 30
2,5 cm dan diikat pada lantai beton dengan 4
bagian siku.
 Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk
yang rata berbentuk silinder, berat 4.356 Kg (10
pounds), tinggi jatuh bebas 45.7 cm (18).
 Alat pengeluar benda uji (ekstruder).
 Bak peredam (waterbath), lengkap dengan
pengatur suhu.
 Mesin pengaduk (mixer), kapasitas 10 liter.
 Mesin tekan dengan :
a. Cincin penguji (proving ring)
berkapasitas 2500 Kg dengan ketelitian
12.5 Kg
b. Kepala penekan berbentuk lengkung
c. Arloji kelelehan dengan ketelitian 1.25
mm
91
 Oven dilengkapi dengan pengukur suhu untuk
memanasi sampai (200+3)C.
 Cawan
 Timbangan berkapasitas 5 Kg dengan ketelitian
0.1 gram dilengkapi penggantung benda uji.
 Termometer berkapasitas 250C dan 100C
dengan ketelitian 1% dari kapasitas dan dibuat
dari logam.
 Hot plate (baja plat pemanas).
 Sarung tangan karet dan asbes.
 Sendok aduk.

3. Pembuatan Benda Uji


1. Persiapan benda uji
Keringkan agregat sampai beratnya tetap pada
suhu (105+5)C, pisahkan agregat dengan cara
penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki atau seperti berikut :
1 sampai
sampai
sampai
no. 4 sampai no. 8
no. 8 sampai no. 30
no. 30 sampai no. 50
no. 50 sampai no. 100
no. 100 sampai no. 200
no. 200 sampai Pan
2. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan
Suhu pencampuran dan pemadatan harus
ditentukan sehingga bahan pengikat yang
dipakai menghasilkan viscositas yang
disyaratkan.
3. Persiapan pencampuran
 Untuk tiap benda uji diperlukan agregat
sebanyak 1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira
6.35 + 0.125 cm (2.5 + 0.05).
 Panaskan panci pencampur beserta
agregat kira-kira 28C di atas suhu
92
pencampur untuk aspal panas dan ter,
lalu diaduk sampai merata. Untuk aspal
dingin panaskan sampai 14C di atas suhu
pencampuran .
 Sementara itu, panaskan aspal sampai
suhu pencampuran.
 Tuangkan aspal sebanyak yang
dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah
dipanaskan tersebut.
 Aduklah dengan cepat sampai agregat ter
lapis merata.
4. Pemadatan benda uji
 Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji
serta bagian muka penumbuk dengan
seksama dan panaskan sampai suhu
antara 93.3C dan 148.9C.
 Letakkan selembar kertas kering atau
kertas pengisap yang sudah digunting
menurut aturan cetakan ke dalam dasar
cetakan.
 Masukkan seluruh campuran ke dalam
cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-
keras dengan spatula yang dipanaskan
atau aduklah dengan sendok semen 15
kali keliling pinggirannya dan 10 kali di
bagian dalamnya.
 Lepaskan lehernya dan ratakan
permukaan campuran dengan
menggunakan sendok semen menjadi
bentuk yang sedikit cembung. Waktu
akan dipadatkan, suhu campuran berada
dalam batas-batas suhu pemadatan.
 Letakkan cetakan di atas landasan
pemadat.
 Lakukan pemadatan dengan alat
penumbuk sebanyak 75 atau 35 sesuai
kebutuhan dengan tinggi jatuh 45 cm,
selama pemadatan tahanlah agar palu
pemadat selalu tegak lurus pada alat
93
cetakan. Lepaskan keping alas dan
lehernya, baliklah cetakan yang berisi
benda uji dan pasanglah yang sudah
dibalik ini, tumbuklah dengan jumlah
tumbukan yang sama.
 Sesudah pemadatan lepaskan keping alas
dan pasanglah alat pengeluar benda uji
 Lepaskan benda uji pada tempat yang
rata dan biarkan selama kira-kira 24 jam
pada suhu ruang.
4. Prosedur Pengujian
1. Bersihkan benda uji dari kotoran yang
menempel.
2. Berikan tanda pengenal pada masing-masing
benda uji.
3. Ukurlah tinggi atau tebal benda uji dengan
ketelitian 0.1 mm.
4. Timbang benda uji.
5. Rendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu
ruang.
6. Timbang dalam air untuk mendapatkan
volumenya.
7. Timbang benda uji dalam kondisi jenuh
permukaan kering.
8. Rendamlah benda uji aspal panas dalam bak
perendam selama 30 menit sampai 40 menit
atau panaskan di dalam oven selama 2 jam
dengan suhu tetap (60+1)C.
9. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau
oven dan letakkan ke dalam segmen bawah
penekan.
10. Pasang segmen atas di atas benda uji dan
letakkan keduanya dalam mesin penguji.
11. Pasang arloji kelelehan (flowmeter) pada
kedudukannya pada salah satu batang
penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk
pada angka nol.

94
12. Naikkan kepala penekan beserta benda ujinya
sehingga menyentuh alas cincin penguji
sebelum pembebanan.
13. Berikan pembebanan pada benda uji dengan
kecepatan tetap sebesar 50 per menit sampai
pembebanan maksimum tercapai atau
pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan
oleh jarum arloji tekan.
14. Catat pembebanan maksimum.
15. Lepaskan selubung tangkai arloji kelelehan pada
saat pembebanan mencapai maksimum dan
catat nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh
jarum arloji kelelehan.

95
5. Diagram Alir Pengujian Campuran Aspal dengan
Alat Marshall
Dibuat 9 benda uji dengan 3 macam persentase aspalnya
yaitu : 5%, 6%, 7% terhadap berat agregatnya

Aspal dipanaskan hingga 140C dan agregat dipanaskan sampai


160C, kemudian dicampur hingga rata sesuai dengan
persentase masing-masing dan dimasukkan dalam cetakan

Didapatkan dengan cara ditumbuk 75 kali untuk setiap


permukaan (sisi atas dan sisi bawah)

Dikeluarkan lalu didinginkan dan setelah itu direndam selama 24


jam

Dikeringkan dalam kondisi SSD

Ditimbang dan diukur tingginya dalam permukaan kering

Ditimbang dalam air

Dimasukkan dalam waterbath, selang waktu 3 menit

Uji pada alat tekan Marshall

96
Instruksi Kerja Penggunaan Alat Ukur Sipat Datar
Laboratorium Survey dan Pengindraan Jauh (00601
07058)

1. Pastikan tripod/ kaki tiga tertancap dengan


sempurna kedalam tanah dengan menginjak
ketiga kaki tripod kedalam tanah sehingga tripod
menancap dan berdiri kokoh tidak bergoyang .
2. Letakan alat ukur penyipat datar diatas tripod dan
putar skrup pengunci tripod dengan sipat datar
hingga alat penyipat datar dan tripod dapat
menyatu dengan baik .
3. Atur kedudukan teropong dengan garis bidik
tegaklurus sumbu kesatu dari sipat datar dengan
menyetel tiga skrup pengatur nivo agar
gelembung nivo tepat berada di tengah
4. Pekerjaan ini diulangi, atur tiga skrup pengatur
nivo dan pastikan hingga gelembung nivo tetap
ditengah-tengah sebelum dan sesudah teropong
diputar 180o dengan sumbu kesatu sebagai
sumbu putar.
5. Arahkan teropong penyipat datar ke obyek yang
dibidik (baak ukur) dengan mengarahkan visir
kasar ke baak ukur.
6. Untuk memperjelas bayangan dari obyek yang
dibidik, putar pengatur diafragma hingga
bayangan obyek terlihat dengan jelas.
7. Putar skrup pengatur benang silang hingga
benang silang terlihat jelas.
8. Putar skrup penggerak halus horizontal untuk
mengatur posisi baak ukur tepat ditengah benang
silang.
9. Lindungi teropong penyipat datar dengan payung
sengatan panas matahari dan lindung dengan
97
penutup plastik jika gerimis, dan hentikan
pengukuran bila hujan.

Instruksi Kerja Penggunaan Alat Ukur Theodolit


Laboratorium Survey dan Pengindraan Jauh (00601
07059)

Pada prinsipnya pengaturan alat ukur teodolit hampir


sama dengan pengaturan alat ukur sipat datar. Alat ukur
Theodolit dilengkapi teropong yang bisa digerakkan untuk
pembacaan sudut yang teliti baik sudut mendatar maupun
sudut vertical. Alat ukur theodolit biasanya digunakan untuk
pengukuran pada lokasi/ lahan yang berbukti pada
perbukitan.

1. Pastikan tripod/ kaki tiga tertancap dengan


sempurna kedalam tanah dengan menginjak
ketiga kaki tripod kedalam tanah sehingga tripod
menancap dan berdiri kokoh tidak bergoyang .
2. Letakan alat ukur theodolit diatas tripod dan putar
skrup pengunci tripod (setengahnya/ jangan
terlalu keras dulu) dengan theodolit
3. Atur unting-unting tepat pada patok dengan
mengatur menggeser pesawat theodolit atau
melihat lensa pembidik unting-unting tepat diatas
patok, kemudian setelah tepat keraskan pengunci
tripod dengan alat ukur theodolit hingga alat
theodolit dan tripod dapat menyatu dengan baik .
4. Atur kedudukan alat ukur theodolit mendatar
dengan menyetel tiga skrup pengatur nivo agar
gelembung nivo tepat berada di tengah
5. Pekerjaan ini diulangi, atur tiga skrup pengatur
nivo dan pastikan hingga gelembung nivo tetap
ditengah-tengah sebelum dan sesudah teropong

98
diputar 180o dengan sumbu kesatu sebagai
sumbu putar.
6. Arahkan teropong theodolit ke obyek yang dibidik
(baak ukur) dengan mengarahkan visir kasar ke
baak ukur.
7. Untuk memperjelas bayangan dari obyek yang
dibidik, putar pengatur diafragma hingga
bayangan obyek terlihat dengan jelas.
8. Putar skrup pengatur benang silang hingga
benang silang terlihat jelas.
9. Putar skrup penggerak halus horizontal untuk
mengatur posisi baak ukur tepat ditengah benang
silang.
10. Catat pembacaan baak ukur, sudut mendatar
maupun sudut vertical dan juga tinggi alat serta
arah mata angin dengan kompas jika diperlukan.
11. Lindungi pesawat theodolit dengan payung dari
sengatan panas matahari dan lindung dengan
penutup plastik jika gerimis, dan hentikan
pengukuran bila hujan.

Instruksi Kerja Pengoperasian Alat Komputer


Laboratorium Komputasi dan Informatika (00601
07060)

SOP ini berguna untuk memberi petunjuk pengoperasian


komputer dalam Jaringan LAN (Local Area Network) secara
umum. Jaringan ini terdiri dari 24 komputer user, 1 komputer
instruktur, 2 printer dan 1 set LCD. Adapun langkah-langkah
pengoperasian jaringan ini adalah sebagai berikut :

1. Nyalakan lampu dan AC ruangan.


2. Tekan saklar on UPS untuk menghidupkan jaringan LAN.
3. Hidupkan semua Statvolt komputer instruktur dan 24
komputer user.
99
4. Hidupkan komputer instruktur dan 24 komputer user.
5. Ketik pada Admin (sipil) password : 00 nomer komputer
dan masuk kedalam Sistim Operasional Windows.
6. Nyalakan LCD dan siapkan layar
7. Siap dioperasikan sesuai dengan keperluan.
a. Praktikum
Pada langkah ini pengguna harus masuk ke
Aplikasi Pemrograman Komputer FORTRAN, TURBO
PASCAL, VISUAL BASIC atau MATLAB. Masing-
masing komputer akan digunakan oleh 2 orang
mahasiswa dengan dibimbing dosen dan dibantu
asisten laboratorium.

b. Penelitian
Pada langkah ini peneliti harus masuk ke Aplikasi
Pemrograman Komputer FORTRAN, TURBO
PASCAL, VISUAL BASIC, MATLAB atau Program
Paket Aplikasi Teknik Sipil yang diperlukan sesuai
dengan judul penelitian yang diambil. Masing-
masing komputer akan digunakan 1 orang
mahasiswa dan bekerja secara mandiri, dengan
persyaratan mahasiswa harus mengajukan ijin
tertulis pemakaian komputer kepada Kepala
Laboratorium.

c. Pelatihan
Pada langkah ini pengguna yang mengikuti
pelatihan program pengolahan kata dan presentasi
harus masuk ke Program Aplikasi WORDS, EXCEL
dan POWERPOINT. Untuk pengguna yang
mengikuti pelatihan Program Aplikasi Teknik Sipil
harus masuk ke Software Aplikasi, AUTOCAD untuk
Menggambar Teknik, STAADPRO/ SAP untuk
Analisis dan Desain Struktur, GEOTECHNICS untuk
100
geoteknik dan pondasi, EPHANET untuk
Hidroteknik, MICROSOFT PROJECT/ PRIMAVERA
untuk Perencanaan Jadwal Proyek, MAPINFO untuk
Sistim Informasi Geografis dan SPSS untuk
statistik. Masing-masing komputer akan digunakan
oleh 1 orang mahasiswa dengan dibimbing oleh
instruktur dan dibantu oleh asisten laboratorium.

d. Internet
Pada langkah ini pengguna harus masuk ke
Aplikasi Software Brawsing Internet yang telah
disediakan laboratorium, selanjutnya dapat mencari
data apapun yang diinginkan sesuai dengan
keperluan tugas studinya. Masing-masing komputer
akan digunakan 1 orang mahasiswa, dengan
persyaratan mahasiswa meninggalkan KTM dan
diberikan nomer komputer oleh petugas dengan
masa penggunaan selama 2 jam.

e. Pengisian Data KRS


SOP ini digunakan sebagai petunjuk pengoperasian
komputer pada saat mahasiswa melakukan
pemrograman mata kuliah yang akan diambil di
awal semester. Prosedur penggunaan alat adalah
sama dengan penggunaan alat secara umum
kecuali pada urutan ke-7. Pada langkah ini petugas
sudah menyeting Software Siakad yang telah
disediakan oleh Jurusan Teknik Sipil. Masing-
masing komputer akan digunakan 1 orang
mahasiswa, dengan persyaratan mahasiswa harus
menunjukan KTM dan KRS yang telah ditanda
tangani oleh Dosen Wali. Adapun langkah-langkah
pengisian data adalah sebagai berikut :

101
Mahasiswa mengetik Nama dan NIM, maka KHS
semester sebelumnya akan keluar dengan IPS dan
IPK merupakan batas beban kredit yang harus
diambil.
Mahasiswa mengetik mata kuliah yang diambil,
apabila beban kredit melebihi batas seperti
sebelumnya maka akan ada penolakan dan harus
direvisi sesuai dengan beban yang disyaratkan.
Mahasiswa dapat mencetak hasil pengisian data bila
diperlukan.
Mahasiswa harus mengisi daftar hadir dan
mengambil kembali KTM.

8. Semua penyimpanan Data/ File dilakukan di Drive D


dengan Folder Data User : nama user .
9. Semua pencetakan Data/ File dilakukan oleh komputer
instruktur dan printer yang telah disediakan.
10. Setelah selesai penggunaan, semua komputer dan
statvolt dimatikan kecuali statvolt komputer instruktur.
11. Matikan LCD, tunggu sampai 20 menit selanjutnya
matikan statvolt komputer instruktur.
12. Hapus dan bersihkan kembali papan tulis apabila
digunakan untuk menulis.
13. Matikan AC, lampu ruangan dan UPS LAN.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Rutin Alat dan Bahan


Laboratorium Laboratorium Komputasi dan
Informatika (00601 07061)

Instruksi Kerja ini bertujuan untuk perawatan


peralatan yang digunakan pada saat pengoperasian peralatan
laboratorium, baik perangkat keras maupun lunak dan

102
perlengkapannya. Perawatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :

1. Pembersihan ruangan dilakukan setiap hari.


2. Freon AC diisi ulang setiap enam bulan sekali.
3. Servis Hardware dilakukan sesuai dengan jenis dan
waktu kerusakan.
4. Isi ulang tinta printer dilakukan setiap tahun.
5. Sistim Operasi dan Program Aplikasi di setting ulang
setiap enam bulan sekali. Apabila sudah out to date
maka diganti versi yang baru.
6. Harddisk di scan setiap enam bulan sekali untuk
mendeteksi virus baru.
7. Software Antivirus di update setiap seminggu sekali.

Instruksi Kerja Pengoperasian Alat Komputer Studio


Perancangan (00601 07062)

SOP ini berguna untuk memberi petunjuk


pengoperasian komputer dalam Jaringan LAN (Local Area
Network) secara umum. Jaringan ini terdiri dari 24 komputer
user, 1 komputer instruktur, 2 printer dan 1 set LCD. Adapun
langkah-langkah pengoperasian jaringan ini adalah sebagai
berikut :

14. Nyalakan lampu dan AC ruangan.


15. Tekan saklar on UPS untuk menghidupkan jaringan LAN.
16. Hidupkan semua Statvolt komputer instruktur dan 24
komputer user.
17. Hidupkan komputer instruktur dan 24 komputer user.
18. Ketik pada Admin (sipil) password : 00 nomer komputer
dan masuk kedalam Sistim Operasional Windows.
19. Nyalakan LCD dan siapkan layar
20. Siap dioperasikan sesuai dengan keperluan.

103
a. Tugas Studio Perancangan
SOP ini digunakan sebagai petunjuk pengoperasian
komputer pada saat praktikum. Prosedur
penggunaan alat adalah sama dengan penggunaan
alat secara umum. Masing-masing komputer akan
digunakan 3 orang mahasiswa dengan dibimbing
oleh dosen pembimbing dan dibantu asisten studio
perancangan.

b. Penelitian
SOP ini digunakan sebagai petunjuk pengoperasian
komputer pada saat penelitian. Prosedur
penggunaan alat adalah sama dengan penggunaan
komputer secara umum . Pada langkah ini peneliti
harus masuk ke Aplikasi Program Paket Aplikasi
Teknik Sipil yang diperlukan sesuai dengan judul
penelitian yang diambil. Masing-masing komputer
akan digunakan 1 orang mahasiswa dan bekerja
secara mandiri, dengan persyaratan mahasiswa
harus mengajukan ijin tertulis pemakaian komputer
kepada Kepala Studio Perancangan.

c. Pelatihan
SOP ini digunakan sebagai petunjuk pengoperasian
komputer pada saat pelatihan program-program
pengolahan kata dan presentasi untuk dosen dan
tenaga administrasi serta Program Aplikasi Teknik
Sipil untuk mahasiswa bekerjasama dengan
Himpunan Mahasiswa Sipil. Prosedur penggunaan
komputer adalah sama dengan penggunaan
komputer secara umum. Masing-masing komputer
akan digunakan oleh 1 orang mahasiswa dengan
dibimbing oleh instruktur dan dibantu oleh asisten
studio perancangan.
104
d. Internet
SOP ini digunakan sebagai petunjuk pengoperasian
komputer pada saat dipakai mahasiswa untuk
internet seminggu selama 2 kali. Prosedur
penggunaan alat adalah sama dengan penggunaan
alat secara umum. Pada langkah ini pengguna
harus masuk ke Aplikasi Software Browsing
Internet yang telah disediakan studio perancangan,
selanjutnya dapat mencari data apapun yang
diinginkan sesuai dengan keperluan tugas studinya.
Masing-masing komputer akan digunakan 1 orang
mahasiswa, dengan persyaratan mahasiswa
meninggalkan KTM dan diberikan nomer komputer
oleh petugas dengan masa penggunaan selama 2
jam.
21. Semua penyimpanan Data/ File dilakukan di Drive D
dengan Folder Data User : nama user .
22. Semua pencetakan Data/ File dilakukan oleh komputer
instruktur dan printer yang telah disediakan
23. Setelah selesai penggunaan, semua komputer dan
statvolt dimatikan kecuali statvolt komputer instruktur.
24. Matikan LCD, tunggu sampai 20 menit selanjutnya
matikan statvolt komputer instruktur.
25. Hapus dan bersihkan kembali papan tulis apabila
digunakan untuk menulis.
26. Matikan AC, lampu ruangan dan UPS LAN.

Instruksi Kerja Pemeriksaan Rutin Alat dan Bahan


Studio Studio Perancangan (00601 07063)

Instruksi Kerja ini bertujuan untuk perawatan


peralatan yang digunakan pada saat pengoperasian peralatan
laboratorium, baik perangkat keras maupun lunak dan

105
perlengkapannya. Perawatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :

8. Pembersihan ruangan dilakukan setiap hari.


9. Freon AC diisi ulang setiap enam bulan sekali.
10. Servis Hardware dilakukan sesuai dengan jenis dan
waktu kerusakan.
11. Isi ulang tinta printer dilakukan setiap tahun.
12. Sistim Operasi dan Program Aplikasi di setting ulang
setiap enam bulan sekali. Apabila sudah out to date
maka diganti versi yang baru.
13. Harddisk di scan setiap enam bulan sekali untuk
mendeteksi virus baru.
14. Software Antivirus di update setiap seminggu sekali.

VIII. Tim Unit Jaminan Mutu


1. Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng
2. Yatnanta Padma Devia, ST, MT
3. Ir. Wisnumurti, MT
4. Hendi Bowoputro, ST, MT
5. Hermin
6. Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil

106
Lampiran 1. Formulir Penggunaan Laboratorium
(00601 08013)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI
Jl. Mayjen Haryono No 167 Malang 65145
Telp (0341) 553286, 567719/Pesw 124-125

FORMULIR PENGGUNAAN LABORATORIUM


STRUKTUR DAN BAHAN KONSTRUKSI

Nama :
NIM :
Jurusan/Program Studi :
Fakultas :
Perguruan Tinggi :

Judul Penelitian/Percobaan/Pengujian :

Jenis uji yang direncanakan:


No Nama Uji Jumlah Benda Uji
1
2
3

Peralatan yang digunakan :


No Nama Alat Jumlah
1
2
3

Bahan yang digunakan :


1.
2.
3.
107
Pembimbing penelitian :
No Nama Alamat
1
2
3

Lama pelaksanaan di Laboratorium


Mulai tanggal ............................. s/d tanggal .............

Catatan :
Pemohon/pengguna harus bertanggungjawab atas segala
keutuhan dan kebersihan peralatan dan laboratorium
sehubungan dengan penggunaan Laboratorium Struktur dan
Bahan Konstruksi.

Mengetahui, Malang,
Kepala/Waka Lab. Struktur
dan Bahan Konstruksi Pemohon

(......................) (........................)

*) Berlaku pula form yang sama untuk


1. Laboratorium Mekanika Tanah dan Geologi,
2. Laboratorium Transport dan Jalan Raya,
3. Laboratorium Survey dan Pengindraan Jauh

108
Lampiran 2. Formulir Serah Terima Alat (00601 08039)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Mayjen Haryono No 167 Malang 65145
Telp (0341)580120

FORMULIR SERAH TERIMA ALAT /FASILITAS JURUSAN

Nama :
NIP :
Jabatan :

Dengan ini menyerahkan alat/fasilitas milik Jurusan Teknik Sipil,


Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya untuk dipinjam berupa:

No Nama Jumlah Kondisi Alat Asal Alat


Alat (Ruang/Lab)
1
2
3

Kepada peminjam dengan


Nama :
Kartu Identitas (KTM/KTP/SIM :
Alamat :
Lama peminjaman : s/d
Untuk keperluan :

Demikian serah terima alat/fasilitas ini. Adapun peminjam


bertanggungjawab penuh atas keutuhan dan kebersihan alat. Apabila
terjadi kerusakan atau kehilangan alat/fasilitas selama digunakan,
peminjam wajib memperbaiki atau mengganti.
Malang, .............
Yang menyerahkan Yang menerima

(......................) (........................)

109

Anda mungkin juga menyukai