2020
SEKAPUR SIRIH
Assamua’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita sampaikan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala semoga kita dalam
menjalankan amanah masing-masing senantiasa mendapat rahmat dan ridhonya, sholawat dan salam
kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Solallahualaihi wassalam.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur memiliki Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi,
Fakultas Sains Tekhnologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora serta Fakultas Pendidikan. Dalam
memenuhi kebutuhan pembelajaran UMKT mempunyai Laboratorium Terpadu untuk menunjang
pelaksanaan tridama perguruan tinggi, yang khususnya memfasilitasi pembelajaran keahlian
mahasiswa melalui praktikum, penelitian dan pengabdian masyarakat. Laboratorium terpadu
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur senantiasa mengikuti perkembangan issue terkini/up
date tentang ilmu pengetahuan yang dipelajari dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran praktikum
sebaik mungkin melalui upaya menyiapkan laboran, alat-alat dan bahan serta panduan praktikum
sesuai dengan kebutuhan pada setiap kelompok keilmuan.
Pembelajaran praktikum membutuhkan Panduan Praktikum / modul agar praktikum dapat
dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Modul ini secara prinsip berisi tentang acuan baku bagi
Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium Univeristas Muhammadiyah
Kalimantan Timur. Dengan adanya Panduan Praktikum di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah
Kalimantan Timur ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktikum dengan baik dan
benar.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Panduan Praktikum / modul di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah Kalimantan
Timur.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
A. KEWAJIBAN
1. Mahasiswa wajib mengontrak laboratorium dan mengisi silarium untuk peminjaman
alat yang akan digunakan ketika praktikum
2. Mengisi Silarium dilakukan maksimal 3 hari sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Setiap mahasiswa yang akan praktik harus memasuki laboratorium 15 menit
sebelum praktik.
4. Mahasiswa selama praktik harus menggunakan APD sesuai dengan per-
Laboratorium yang berlaku.
5. Mahasiswa wajib mengisi absensi ( daftar hadir )
6. Mahasiswa memperhatikan materi simulasi / praktek yang diberikan oleh dosen
pembimbing
7. Mahasiswa wajib mengisi log book pada saat sebelum dan sesudah menggunakan
alat ketika praktikum
8. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketenangan selama dan sesudah praktik di
laboratorium
9. Wajib membersihkan dan merapikan alat kembali saat selesai praktikum.
B. HAK
1. Mahasiswa melakukan praktik laboratorium sesuai jadwal yang ditentukan
2. Jika diluar jadwal mahasiswa harus melapor kepada petugas laboratorium 1 hari
sebelum praktik dan mengisi peminjaman lab serta alat.
3. Mahasiswa berhak mendapatkan materi dari dosen pembimbing
4. Mahasiswa berhak meminjam dan memakai alat laboratorium untuk kepentingan
praktek belajar lapangan / magang sesuai ketentuan yang ada.
C. LARANGAN
1. Menggunakan sepatu didalam ruangan laboratorium
2. Makan, minum dan merokok selama kegiatan praktikum berlangsung
3. Duduk / berbaring di laboratorium
4. Membuat keributan dan membuang sampah sembarangan
5. Melanggar tata tertib laboratorium yang ada
6. Menggunakan Handphone saat praktik berlangsung
D. SANKSI
1. Mahasiswa/i yang melanggar kewajiban dan larangan diatas berhak dikeluarkan dari
laboratorium oleh dosen pembimbing
2. Apabila alat yang digunakan /dipinjam rusak, pecah, hilang maka mahasiswa/i yang
bersangkutan harus mengganti dengan jenis alat dan jumlah yang sama sesuai batas
waktu yang ditentukan
3. Keterlambatan dalam pengembalian alat yang dipinjam akan kena denda SBB:
Instrument alat Rp.10.000/ alat/hari
Baju/tenun Rp.5000/baju/tenun/hari
3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
PROSES Ka Prodi
Ketua prodi menyampaikan jadwal pembelajaran praktikum Lab
kepada masing-masing dosen dan mahasiswa
SELESAI Laboran
Laboran mengecek kondisi alat dan ruangan setelah praktikum
selesai
4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
MULAI MAHASISWA
Mengajukan peminjaman peralatan yang akan digunakan
menggunakan silarium
LABORAN
1. Menyetujui pengajuan peminjaman alat yang diajukan
PROSES oleh mahasiswa
2. laboran mengecek kesiapan kelayakan alat kemudian
Laboran menyerahkan alat kepada ketua /kelompok
mahasiswa Dosen penanggung jawab mengisi berita
acara praktikum
SELESAI LABORAN
Laboran mengecek kelengkapan dan kondisi alat yang sudah
selesai digunakan
5
DAFTAR ISI
6
BAB I
PRAKTIKUM SISTEM PERNAPASAN (RESPIRASI)
sistem respirasi secara garis besar terdiri dari bagian konduksi yang terdiri dari
cavum nasi, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminal; dan
bagian respirasi (tempat terjadi pertukaran gas) yang terdiri dari bronkiolus respiratorius,
duktus alveolar, dan alveoli. Menurut klasifikasi berdasarkan saluran napas atas dan bawah,
saluran napas atas terbatas hingga faring sedangkan saluran napas bawah dimulai dari
laring, trakea, bronkus dan berakhir di paru.
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara bergantian, teratur, berirama dan
terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi pada otot-otot pernapasan.
Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum
penyambung (medulla oblongata). Oleh karena itu seseorang dapat menahan,
memperlambat atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa reflek napas juga di bawah
pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar
karbondioksida dalam darah dan kekurangan oksigen dalam darah.
Mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua yaitu:
1. Inspirasi
Sebelum menarik napas / inspirasi kedudukan diafragma melengkung ke arah
rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum, otot
antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini
menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang
rusuk, menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-
paru, sehingga udara luar melalui hidung, melalui batang tenggorok (bronkus),
kemudian masuk ke paru-paru.
2. Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk
menurunkan intratorakal. Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk dan
otot diafragma mengendur, maka diafragma akan melengkung ke arah rongga dada
lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut
menyebabkan rongga dada mengecil, sehingga udara dalam paru-paru terdorong ke
luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi.
Proses pertukaran gas adalah proses masuknya oksigen keluarnya karbon dioksida dalam
alveolus. Pertukaran gas dalam alveolus adalah sebagai berikut :
7
Pada waktu kita bernapas, udara masuk masuk melalui saluran pernapasan dan akhirnya
masuk ke dalam alveolus dalam paru-paru. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi
menembus dinding alveolus, kemudian menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi
alveolus. Dan terakhir masuk ke dalam pembuluh darah menjadi oksihemoglobin,
selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Oksigen dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali
menjadi hemoglobin. Oksigen digunakan untuk oksidasi (pernapasan sel). Karbon dioksida
yang dihasilkan dari pernapasan sel diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang
akhirnya sampai pada alviolus. Setelah menembus dinding pembuluh darah dan dinding
alveolus, karbon dioksida masuk ke dalam alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida
dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan bapas yang akhirnya
karbon dioksida keluar dari tubuh melalui hidung.
Besarnya volume udara pernapasan bermacam-macam bergantung dari :
1. besar kecilnya paru-paru.
2. kekuatan bernapas.
3. cara bernapas.
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan atau udara tidal. Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Setelah melakukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-
dalamnya. Udara yang masuk ke paru-paru setelah mengadakan inspirasi biasa disebut
udara komplementer. Udara komplementer pada orang dewasa volumenya lebih kurang
1.500 ml. Demikian juga setelah melakukan ekspirasi biasa, kita masih dapat mengeluarkan
udara dari dalam paru-paru dengan menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang
dapat dikeluarkan dari dalam paru-paru setelah ekspirasi disebut udara suplementer.
Volume udara suplementer pada orang dewasa lebih kurang 1.500 ml. Meskipun kita
mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam paru-paru masih
ada udara, yang disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1.500 ml. Jumlah
volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut kapasitas
vital paru-paru.
8
SOP TINDAKAN NEBULIZER
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Pemberian obat secara langsung dengan menghisap uap yang mengandung obat (misalnya
bronkhodilator) melalui saluran pernafasan bagian atas ke paru-paru
Tujuan Nebulizer
1. Mengeluarkan dahak/sesak pada klien
2. Memberikan kenyamanan pada klien
Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
Mesin nebulizer
9
Cairan steril
Obat sesuai advis
Bengkok
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Membaca basmalah
15 Memasang tirai/penutup
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
10
28 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca
doa
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
11
SOP TINDAKAN SUCTION
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan suction dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret pada jalan nafasnya secara mandiri.
Tujuan
Pengkajian
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
12
Pinset steril
Sarung tangan steril
Dua kom berisi larutan aquadest atau NaCl 0,9% dan
larutan desinfektan
Kassa steril
Kertas tissue
Stetoskop
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13
batuk. Apabila pasien mengalami distress pernafasan biarkan
istirahat 20-30 detik sebelum melakukan pengisapan berikutnya
Fase Terminasi
26 Membaca hamdalah
31 Merapikan alat
32 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
14
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
15
SOP TINDAKAN FISIOTERAPI DADA DAN BATUK EFEKTIF
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan benar
Tujuan khusus
Pengertian
Suatu tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping, dan vibrating pada
pasien dengan gangguan sistem pernapasan (mis. PPOK, Bronkitis Kronis, Asma, Emfisema) yang
dilakukan untuk mengeluarkan sekret pada organ pernafasan.
Tujuan
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
16
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
Stetoskop
Bengkok
Tissue
Perlak dan pengalas
Handscoon 1 pasang
Pot sputum berisi desinfektan
Masker
Bantal (2-3 buah)
Air minum hangat
Fase Orientasi
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
16 Memasang APD
17
trendenberg tengkurap, tepuk pada bagian punggung kanan
dan kiri dari bawah skapula sampai punggung tengah
f. Posisi pengaliran segmen anterior dari lobus atas, klien
posisi supinasi dengan lutut fleksi, perkusi dan vibrasi antara
klavikula dan nipples
21 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien
Fase Terminasi
31 Membaca hamdalah
18
Evaluasi
Dokumentasi
39 Lokasi sputum
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
19
SOP TINDAKAN PERAWATAN WSD
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan perawatan WSD
Tujuan khusus
Pengertian
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan berupa
darah atau pus dari rongga pleura , rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
Tujuan
Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
1. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
2. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
3. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
4. Mengembalikan fungsi paru yaitu “mechanis of breathing”
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
20
1. Trolly dressing
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan
dengan NaCl 0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
3. Kasa steril dalam tromol.
4. Pinset
5. Korentang
6. Plester
7. Gunting
8. Alkohol 70%
9. Bethadin 10%
10. Handscoon steril
11. Bengkok
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
21
23 Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan bimbing
pasien cara batuk efektif
24 Latih dan ajurkan pasien untuk secara rutin 2-3 kali sehari
melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah
pemasangan WSD
Fase Terminasi
32 Membaca hamdalah
Evaluasi
Dokumentasi
22
40 Lokasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
23
SOP TINDAKAN PERAWATAN TRAKEOSTOMI
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan
nafas bagian atas
Tujuan
1. Mencegah obstruksi jalan nafas
2. Sarana untuk mengangkat sekret
3. Meningkatkan kerja paru
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostom
Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
5 Mencuci tangan
24
6 Mempersiapkan alat
1. Tali pengikat trakeostomi
2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida
(H202), spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen
steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker,
gaun/ skort (kalau perlu)
6 Persiapan Pasien
Memberikan posisi semi fowler
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca basmalah
14 Memasang tirai/penutup
25
sekali pakai ( disposible), buka bungkusnya sehingga
dapat dengan mudah diambil. Pertahankan sterilisasi
kanule dalam
h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang
diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dan
menambah 5 cm dan gntung tali pada panjang
tersebut.
26
bilas dengan Nacl dan keringkan dengan kasa
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
27
33 Merapikan alat
34 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
28
BAB II
PRAKTIKUM SISTEM KARDIOVASKULER
29
SOP TINDAKAN PEMASANGAN ELEKTRO KARDIOGRAFI
(EKG)
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan EKG dengan benar
Tujuan khusus
Merupakan salah satu bentuk pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis penyakit jantung.
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
30
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
Mesin EKG
Plat elektroda
Jelly elektroda
Kertas EKG (siap pada alat EKG)
Kertas tissue
Alat tulis
Sarung tangan (jika perlu)
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
14 Membaca basmalah
15 Menyiapkan klien
31
Hijau : tungkai kiri
Fase Terminasi
25 Membaca hamdalah
26 Membereskan/merapikan alat-alat
32
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.
33 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
33
BAB III
PRAKTIKUM SISTEM PENCERNAAN (GASTROINTESTINAL)
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. .Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk system pencernaan
yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana
terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan
(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian
kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga
mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,
keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama
tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan
bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan
orofaring dengan laring.
34
3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan
faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi
tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot
halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian yaitu kardia,
fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi sel – sel lambung dari
kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
5. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan
lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi
utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari kolon
asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid
(berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri
di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
35
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik
bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya
terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah
diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon
sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode
yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak
yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi
utama anus.
36
SOP TINDAKAN PERAWATAN KOLOSTOMI
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Merawat luka stoma kolon pada abdomen yang berfungsi sebagai alat eleminasi fekal akhir
pada klien.
Nama Mahasiswa:
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
Fase pre interaksi
37
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
Handscoon bersih
Handscond steril
Perlak dan pengalas
Pinset anatomis
Kom berisi kapas + larutan NaCl 0,9%
Kom berisi kassa steril
Kantong colostomi
Bengkok
Fase Orientasi
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
13 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
38
27 Melepas sarung tangan
Fase Terminasi
29 Membaca hamdalah
35 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
39
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
40
BAB IV
PRAKTIKUM SISTEM PERSEPSI SENSORI
41
SOP TINDAKAN PEMBERIAN OBAT TETES MATA
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Pemberian obat tetes mata adalah memberikan obat pada mata melalui kanal eksternal
dalam bentuk cair
Nama Mahasiswa:
Pengkajian
42
dan peningkatan paparan lingkungan
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
Handuk
Bola kapas atau tissu
Botol obat dengan tetes mata steril
Bengkok/nierbecken
Pengalas/perlak
Handscoon
Kasa
Kartu / format nama obat
Fase Orientasi
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
43
22 Dengan tangan dominan pada dahi klien, pegang alat tetes
mata berisi obat kira-kira 1 sampai 2 cm di atas kantong
konjungtiva
24 Jika klien mengedip atau menutup mata atau jika tetes mata
jatuh dibatas kelopak mata luar, ulangi prosedur
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
Evaluasi
44
37 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
45
SOP TINDAKAN PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Pengertian
Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes pada telinga
Nama Mahasiswa:
Pengkajian
Fase pre interaksi
5 Mencuci tangan
6 Mempersiapkan alat
Plester/hipafik
Spekulum telinga
46
Pinset anatomi
Bengkok/nierbecken
Pengalas/perlak
Penetes
Obat
Tissue dan kasa
Handscoon
Fase Orientasi
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
47
24 Lepaskan kapas dalam 15 menit
25 Buang suplai dan sarung tangan yang kotor dan cuci tangan
Fase Terminasi
28 Membaca hamdalah
Evaluasi
Dokumentasi
48
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
49
BAB V
PRAKTIKUM SISTEM HEMATOLOGI
50
secara keseluruhan dan membantu diagnosis anemia, penyakit peradangan, memantau
kehilangan darah, infeksi, bahkan mendeteksi kanker.
Pemeriksaan darah meliputi:
1. Jumlah sel darah merah berikut dengan volumenya.
2. Sel darah putih berikut dengan hitung jenisnya.
Di samping itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan partial thromboplastin time (PTT),
pemeriksaan prothrombin time (PT), international normalized ratio (INR). Ketiganya
bertujuan untuk menilai pembekuan darah beserta gangguannya.
Tes hematologi juga bisa dimanfaatkan sebagai tolok ukur apakah seseorang dapat
menjalani pengobatan atau tidak. Terutama untuk pengobatan yang mampu memengaruhi
sel darah, seperti aspirin, serta tindakan medis, seperti pembedahan atau operasi.
Dalam hematologi, diketahui gangguan darah biasanya terjadi karena adanya penyakit, efek
samping obat-obatan, dan kekurangan nutrisi tertentu dalam asupan makanan sehari-hari.
Perawatan yang diperlukan untuk penyakit darah bervariasi, tergantung pada kondisi darah
dan tingkat keparahannya. Begitu pun dengan perjalanan penyakitnya, karena kondisi
tersebut dapat berbeda-beda.
Saat menangani pengidap, ahli hematologi dapat berkolaborasi dengan para ahli di berbagai
bidang lain untuk memberikan perawatan yang efektif, seperti transplantasi, onkologi, dan
patologi klinik. Dengan kata lain, peran hematologi amat penting dalam tiap proses
diagnosis hingga penatalaksanaan.
Meski perannya sangat membantu dalam menegakkan diagnosis, tapi pemeriksaan
hematologi lengkap tidak mutlak dilakukan. Setelah didapatkan hasil tes hematologi
lengkap, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan tambahan lain untuk menentukan
diagnosis penyakit.
51
SOP TINDAKAN PEMERIKSAAN RUMPLE LEED TEST
Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan rumple leed test dengan benar
Tujuan khusus
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
Contoh :
Resiko Syok Hipovolemik
Resiko Infeksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
52
Tensimeter
Stetoscop
Jam
Sarung tangan
Fase Orientasi
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien.
22 Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak
teraba
53
29 Selanjutnya kembangkan lagi manset dengan memompa balon
pemompa sampai angka penghitungan yang didapat diatas
(prosedur nomer 28)
Fase Terminasi
36 Membaca hamdalah
Evaluasi
54
46 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
Keterangan :
Tidak = 0 Ya = 1
Jumlah nilai yang didapat
Nilai Akhir = X 100
Jumlah keseluruhan poin yang dinilai
Evaluasi Diri/Penguji
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
........
Pembimbing/Penguji
(……………………………….)
55
PENUTUP
Demikian panduan praktikum sistem integumen ini semoga bermanfaat bagi Anda
mahasiswa dan dapat dijadikan pedoman praktikum di laboratorium guna mendapat
pengalaman pembelajaran tentang prosedur tindakan perawatan luka bakar sehingga
bermanfaat nanti ketika Anda praktek maupun bekerja di tatanan pelayanan kesehatan yang
nyata.
Penyusun Penyusun
56
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta EGC
Grace, P., & Baerly,N. (2007). At A Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta :Erlangga.
57