Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bumi yang kita tempati saat ini sesungguhnya telah silih berganti ditempati oleh

berbagai mahluk hidup. Sejarah telah mencatat bahwa bumi pernah ditempati oleh

dinosaurus selama 65 juta tahun dan oleh ichtyosaurus (ikan purba) selama 150 juta tahun.

Disamping secara populasi kedua mahluk tersebut mampu hidup dalam waktu yang

panjang, ternyata secara individu pun kedua jenis mahluk tersebut mempunyai usia yang

mencapai ribuan tahun. Suatu usia yang secara individu tidak akan pernah dicapai oleh

umat manusia.

Berbeda dengan dinosaurus maupun ichtiosaurus, kehidupan umat manusia di

bumi sesungguhnya baru dimulai 100.000 tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, telah

hidup manusia dari berbagai generasi dan bangsa. Yang sangat menarik adalah kualitas

hidup umat manusia terus mengalami penurunan seiring peningkatan usianya dari waktu

ke waktu. Sebagai contoh Nabi Nuh mampu terus bekerja dan berkarya sampai usia

beliau mencapai 1000 tahun. Hal yang sama dapat juga kita amati bahwa banyak orang

tua yang hidup sebelum kita mampu bekerja sampai usianya mencapai 100 tahun. Padahal

umat manusia saat ini banyak yang telah menjadi tua, atau tidak dapat berkarya lagi pada

usia sekitar 70 tahun.

Proses menjadi tua merupakan keadaan yang harus dilalui oleh semua mahluk

hidup, apabila memiliki usia yang panjang. Proses ini kadang-kadang merupakan momok

yang paling ditakuti oleh yang mengalaminya sehingga berbagai upaya dilakukan untuk

menghambat atau bahkan kalau bisa menghindari proses ini.


1.2 RUMUSAN MASALAH

Apa yang sebenarnya terjadi sehingga apabila berumur panjang kita menjadi tua

dan benarkah penuaan ini merupakan proses yang menakutkan karena kulit semakin

mengeriput dan berbagai fungsi yang ada di dalam tubuh semakin menurun

1.3 TUJUAN

Berdasarkan permasalahan tentang hal yang menyebabkan penuaan sebagai wujud


dari expresi gen maka penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui suatu proses dari
keikutsertaan mitokondria yang sangat berpengaruh dalam proses penuaan.
BAB II
PEMBAHASAN

Kromosom tersusun dari DNA dan protein. DNA merupakan molekul yang

menyimpan informasi genetic (genom). Genom DNA tersusun atas gen-gen, dengan kata

lain gen adalah fragmen DNA di dalam kromosom.

Ekspressi gen merupakan proses di mana informasi yang dikode di dalam gen

diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Selama ekspresi gen,

informasi genetic ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan

polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik. Ekspressi gen berupa sintesis protein

yang mencakup dua tahap : Transkripsi dan Translasi.

• TRANSKRIPSI

Transkripsi merupakan sintesa RNA dari salah satu rantai DNA, yaitu cetakan

atau sense, sedangkan rantai komplemennya yaitu rantai antisense. Rentangan DNA yang

ditranskripsi menjadi molekul RNA disebut unit transkripsi Informasi dari DNA untuk

sintesis protein dibawa oleh m RNA . RNA dihasilkan dari aktivitas enzim RNA

polymerase. Enzim polymerase membuka pilinan kedua rantai DNA hingga terpisah dan

merangkaikan nukleotida RNA. Enzim RNA polymerase merangkai nukleotida-nukleotida

RNA dari arah 5’ – 3’, saat terjadi perpasangan basa di sepanjang cetakan DNA. Urutan

nukleotida spesifik di sepanjang DNA menandai dimana transkripsi suatu gen dimulai dan

diakhiri

Transkripsi dibagi menjadi 3 tahap :

 Inisiasi

Daerah DNA dimana RNA polymerase melekat dan mengawali transkripsi

disebut sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga

menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
 Elongasi

Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka pilinan heliks ganda

DNA, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas dari cetakan DNA.

 Terminasi

Transkripsi berlangsung sampai RNA polymerase mentranskripsi urutan DNA

yang disebut Terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan yang

berfungsi sebagai sinyal terminasi yang sesungguhnya.

• TRANSLASI

Dalam proses translasi, sel menginterpretasikan suatu pesan genetic dan

membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa serangkaian kodon di sepanjang

molekul m RNA , interpreternya adalah RNA transfer. Setiap tipe molekul tRna

menghubungkan kodon tRna tertentu dengan asam amino tertentu. Ketika tiba di ribosom,

molekul tRna membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya. Pada ujung yang

lain terdapat triplet nukleotida yang disebut antikodon, yang berdasarkan aturan

pemasangan basa, mengikatkan diri pada kodon komplementer di mRna.tRna mentransfer

asam amino dari sitoplasma ke ribosom. Asosiasi kodon dan antikodon harus didahului

oleh pelekatan yang benar antara tRna dengan asam amino. tRna yang mengikatkan diri

pada kodon mRna yang menentukan asam amino tertentu, harus membawa hanya asam

amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino digabungkan dengan tRna yang sesuai oleh

suatu enzim spesifik yang disebut aminoasil- ARNt sintetase.


Gambar 1. Proses sintesis protein yang terjadi di dalam sel.

Peran DNA mitokondria dalam ekspresi gen (dalam bentuk proses penuaan)

Mitokondria berperan penting dalam proses adaptasi makhluk hidup pada

keadaan stres oksidatif masif akibat peningkatan hebat konsentrasi oksigen. Sitokrom C

oksidase, salah satu enzim kunci dalam rantai pernafasan, dapat menurunkan kadar

oksigen dengan mengubah kembali oksigen, proton dan elektron menjadi air. Oksigen

yang tersisa digunakan untuk sintesis ATP oleh ATP sintase mitokondria. Dengan

demikian, mitokondria adalah sistem utama untuk bertahan terhadap stres oksidatif.

Evolusi mitokondria menyebabkan jalur yang lebih kompleks yang disebut fosforilasi

oksidatif sehingga memungkinkan penggunaan energi yang lebih besar dari hasil oksidasi
untuk lebih banyak mensintesis ATP. Namun demikian, proses tersebut menghasilkan

elektron tunggal yang dapat bergabung dengan oksigen menjadi produk yang sangat toksik

bagi molekul-molekul biologis, yaitu spesies oksigen reaktif ( reactive oxygen species,

ROS).

Aktivasi oksigen dengan proses reduksi tersebut akan membentuk superoksida

(O2-) yang berbahaya dan proses reduksi selanjutnya akan menghasilkan hidrogen

peroksida (H2O2), radikal hidroksil (OH-), dan air (H2O). Hidrogen peroksida bukanlah

radikal bebas, namun hasil reduksinya adalah radikal hidroksil yang merupakan oksidator

kuat yang dapat bereaksi dengan molekul-molekul biologis. Membran lipid sel akan

mengalami peroksidasi, protein akan mengalami modifikasi asam amino dan fragmentasi

rantai peptida, sedangkan pada DNA dapat terjadi delesi, mutasi, degradasi basa, pecahnya

rantai DNA, dan ikatan silang dengan protein. Sehingga dapat berpengaruh pada proses

penuaan pada kulit kita.

Ada berbagai jenis ROS, contohnya adalah superoksida anion, hidroksil,

peroksil, hidrogen peroksida, singlet oksigen, dan lain sebagainya.

HAL-HAL YANG MENYEBABKAN PENUAAN

Nutrisi dibutuhkan tubuh dan otak untuk melawan penuaan. Otak harus diberi

nutrisi agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal, memecahkan masalah, menjaga

daya ingat agar tetap tajam, serta menimbulkan perasaan sehat dan sejahtera. Tubuh

membutuhkan suplai protein kualitas tinggi dan lemak baik. Yang tidak dibutuhkan tubuh

adalah gula dan karbohidrat glikemia tinggi. Makanan yang dapat secara cepat berubah

menjadi gula berpotensi menyebabkan peradangan.


Selain itu, kurangnya mengonsumsi protein kualitas tinggi dapat menyebabkan

kerusakan sel. Dan, tubuh tidak mampu memperbaikinya. Sebagai ganti protein, umumnya

kita mengonsumsi banyak makanan yang sebenarnya secara cepat dapat berubah menjadi

gula dalam aliran darah yang selanjutnya menimbulkan respons peradangan secara tiba-

tiba. Jadi, peradangan sama dengan penuaan.

Peradanganlah yang menyebabkan timbulnya kerutan. Peradangan juga bisa

diakibatkan karena orang tidak lagi mau mengonsumsi lemak karena dianggap penyebab

kegemukan. Pendapat ini salah. Asam lemak esensial seharusnya perlu dikonsumsi agar

fungsi sel dapat berjalan optimal. Tubuh kita harus menjadi mesin yang memiliki bahan

bakar bagus.

Peradangan juga membuat kita menjadi lupa akan segala sesuatu, lupa

meletakkan kunci mobil, lupa nama tetangga dan teman kita, kita menjadi orang yang

mudah tersinggung dan stres, dan mudah menurunnya kondisi kesehatan kita.

Penuaan sesungguhnya merupakan proses dediffensiasi (de-growth) dari sel,

yaitu proses terjadinya perubahan anatomi maupun penurunan fungsi dari sel. Ada banyak

teori yang menjelaskan masalah penuaan. Dalam makalah ini akan dijelaskan tiga buah

teori.

 Teori Pertama

Teori pertama menyatakan bahwa semakin cepat suatu organisme hidup maka

semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena kehidupan cepat didefinisikan

sebagai proses differensiasi dari pertumbuhan yang cepat serta metabolisme yang tinggi

(Kimbal, 1983) sehingga sel-sel lebih cepat mengalami penuaan.

Apabila disandarkan pada teori ini maka pertumbuhan seorang manusia yang

terlalu cepat, tidak baik bagi manusia tersebut karena dia akan cepat mengalami penuaan.
Namun demikian teori ini tidak menjelaskan bagaimana proses tersebut dapat terjadi pada

tingkat seluler sehingga pengambilan kesimpulan yang hanya didasarkan pada teori ini

banyak memiliki kekurangan.

 Teori Kedua

Teori kedua menyatakan bahwa setiap sel tidak dapat mengelak dari

penumpukan sisa metabolit yang bersifat racun. Penumpukan tersebut secara berangsur-

angsur mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi sehingga akhirnya menjadi tua. Sel

tidak dapat mengelak dari penumpukan ini karena kolagen sebagai protein struktural yang

merupakan selubung ekstraseluler sebagian besar sel tubuh menjadi tidak lentur dan tidak

mudah larut. Seperti diketahui, ketika kolagen pertama kali dibentuk, zat ini bersifat

lentur dan mudah larut dan hal ini menunjukkan bahwa sel belum menua. Namun

demikian lama-kelamaan rantai polipeptida yang terbuat dari kolagen terikat terus bersama

sehingga kelarutan dan kelenturan (permeabilitas) dari bahan tersebut berkurang. Akibat

pengurangan permeabilitas ini maka lalu lintas bahan antar-sel mengalami banyak

hambatan.

Kemungkinan ini pula yang dijadikan dasar dalam pemunculan hipotesis bahwa

penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan hormon (Hermann dan Berger, 1999)

walaupun tidak ada hubungan antara penuaan tersebut dengan perubahan komposisi asam

lemak sel (Stulnig et al., 1996).

 Teori Ketiga

Teori ketiga menyatakan bahwa penuaan terjadi sebagai akibat kondisi

lingkungan yang merugikan gen-gen yang berhubungan dengan sel badan atau sel-sel

somatik (Kanungo, 1994). Menurut Burnet dalam Kimbal (1983) mutasi gen somatik

yang tidak dengan cepat diperbaiki oleh enzim DNA polimerase akan menumpuk pada sel

sehingga gen-gen tersebut mulai menghasilkan protein yang tidak sempurna yang
mengakibatkan efisiensi sel berkurang. Apabila protein yang tidak sempurna ini menjadi

enzim maka proses mutasi somatik akan terjadi secara lebih cepat. Akibatnya, sel akan

mati (merupakan proses penuaan) atau bahkan mengalami kanker. Akibat lain penuaan

adalah merangsang mutasi DNA mitokondria (Fukagawa et al., 1999).

DAMPAK MENJADI TUA

Ketiga teori di atas merupakan teori biologi yang dianggap mampu menjelaskan

berbagai penurunan kondisi baik penurunan bentuk anatomis maupun secara fisiologis

(fungsi tubuh) apabila seorang manusia mengalami penuaan.

a. Dampak Secara Anatomis

Penuaan akan mengakibatkan penurunan kondisi anatomis dari sel akibat

terjadinya penumpukan metabolit yang terjadi di dalam sel (Teori II). Metabolit yang

menumpuk tersebut tentunya bersifat racun terhadap sel sehingga bentuk dan komposisi

pembangun sel sendiri akan mengalami perubahan. Disamping itu karena permeabilitas

kolagen yang ada di dalam sel telah sangat jauh berkurang, maka kekenyalan dan

kekencangan dari otot, terutama pada bagian integumen akan sangat jauh menurun.

Hal inilah yang secara kasat mata dapat dilihat berupa kulit keriput pada

manusia yang mengalami proses penuaan. Sesungguhnya proses perubahan di atas hampir

terjadi di setiap sel, hanya saja karena sel kulit (sistem integumen) merupakan lapisan luar

tubuh yang berhubungan dengan dunia luar, maka sel inilah yang jelas dapat langsung

dilihat.
b. Dampak Secara Fisiologis

Perubahan anatomis yang terjadi dalam suatu sel baik secara bentuk maupun

komposisi zat pembangunnya dipastikan akan mempengaruhi fungsi dari sel maupun

organisme tersebut secara keseluruhan. Ada berbagai macam fungsi dipengaruhi oleh

tubuh yang mengalami penuaan ini, antara lain :

1) Fungsi Seksualitas

Fungsi seksualitas sangat terkait dengan hormon seks yang ada di dalam tubuh.

Keberadaan dan perubahan hormon berhubungan erat dengan usia (Vermuelen, 1998).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pria, peningkatan usia tidak selalu diiringi

dengan penurunan hormon. Sebaliknya, wanita yang mengalami masa tua akan

mengalami menopause; hal ini ditandai dengan berhentinya menstruasi yang menunjukkan

telah berhentinya kemampuan reproduksi dari wanita tersebut. Kejadian seperti

menopause ini sesungguhnya tidak pernah terjadi pada pria. Madersbacher et al., (1993)

telah mengadakan penelitian tentang perubahan hormon yang dialami pria mulai usia 30

tahun sampai 80 tahun.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seiring perubahan usia, hanya

hormon testoteron yang mengalami penurunan, sedangkan luteinizing hormone (LH) dan

follicle stimulating hormon (FSH) tetap mengalami peningkatan. Dari fenomena ini (biasa

disebut cross of andropause) beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada andropause yang

sesungguhnya (Herman and Berger, 1999), atau dengan kata lain kemampuan reproduksi

pria tidak pernah berhenti sama sekali.

Walaupun kemampuan reproduksinya tidak sama sekali terhenti, aktivitas

seksual pada pria akan mengalami penurunan. Hal ini terkait erat dengan ketersediaan

hormon androgen yang terdapat di dalam tubuh.


2) Fungsi Indera

Seperti juga fungsi seksual fungsi indera akan menurun setelah manusia

mengalami penuaan. Indera pada hakekatnya merupakan suatu organ yang tersusun dari

jaringan, sedangkan jaringan sendiri merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi

yang sama. Karena sel telah mengalami perubahan bentuk maupun komposisi zat

pembangun (sel tidak normal) ketika mengalami proses penuaan, maka secara secara

otomatis fungsi indera pun akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada orang

tua yang secara berangsur-angsur mengalami penurunan kemampuan pendengaran dan

penglihatan serta kemampuan inderawi lainnya.

3) Fungsi Rasio dan Naluri

Fungsi rasio maupun naluri sangat terkait dengan sistem syaraf dan otak.

4) Fungsi Nurani dan Intuisi.

Kecuali setelah mengalami pikun, tidak diperoleh data yang valid yang dapat

menunjukkan adanya penurunan fungsi nurani maupun instuisi akibat adanya proses

penuaan.

Fungsi rasio, naluri dan indera sangat terkait dengan pengembangan ilmu-ilmu

fisik material. Karena telah terjadi penurunan fungsi akibat penuaan, maka dipastikan

kemampuan seseorang dalam pengembangan ilmu-ilmu fisik material akan sangat jauh

menurun atau bahkan terhenti sama sekali.

Bila ditinjau dari fungsi nurani, ada kecendrungan bahwa manusia memahami

siapa dirinya dan mau kemana dia pada akhirnya, Hal ini muncul karena selama proses

kehidupan, proses pembelajaran dan pengalaman terjadi. Proses ini mendidik rasionya

untuk selalu bekerja dan berfikir.


UPAYA UNTUK MENGATASI PERADANGAN ( PENUAAN )

Walaupun bukan sesuatu yang ditakuti semua orang, namun apabila semua manusia

berkata jujur, penuaan adalah kondisi yang pasti tidak disukai. Buktinya, banyak upaya

yang dilakukan manusia untuk menghambat proses penuaan tersebut. Dengan didasarkan

pada teori proses penuaan ada, maka upaya menghambat penuaan dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

 Hidup dalam lingkungan tidak tercemar

Kondisi lingkungan yang tercemar merupakan kondisi lingkungan yang

merugikan gen-gen yang berada dalam sel. Apabila sel tersebut terpapar lama pada

lingkungan tercemar maka sel akan cepat mengalami penuaan. Salah satu contoh adalah

proses terjadinya penurunan pendengaran (penulian) pada telinga. Pemaparan suara bising

yang terlalu lama dan berintensitas tinggi akan menjadikan seseorang berangsur-angsur

menjadi tuli. Ketulian ini dipicu oleh penebalan sel-sel pada dinding alat pendengaran.

Contoh lain adalah pengakumulasian antibiotik yang menjadikan seseoran resisten

terhadap antibiotik.

Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila kondisi lingkungan pada

jaman dulu yang tidak tercemar diduga menjadi penyebab bahwa umur manusia jaman

dulu lebih lama daripada umur manusia masa kini dan kualitas hidupnya pun lebih baik

daripada kualitas hidup manusia masa kini (catatan: pengertian kualitas hidup disini lebih

dititikberatkan pada kesehatan).

 Mengkonsumsi makanan yang bergizi

Makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan penentu utama tingkat

pertumbuhan maupun kualitas matriks sel. Karena sel menuntut asupan matriks yang

sesuai dengan kebutuhannya, konsekuensinya adalah bahwa makanan harus mempunyai


kualitas yang sesuai dengan kebutuhan sel tersebut. Secara umum, kualitas makanan yang

sesuai adalah makanan yang seimbang secara gizi, baik jumlah karbohidrat, lemak,

protein, vitamin dan mineralnya.

 Mencegah kegemukan atau kekurusan

Kegemukan atau kekurusan merupakan kondisi yang tidak ideal bagi tubuh.

Kegemukan akan mengakibatkan penumpukan metabolit pada sel, sedangkan kekurusan

akan mengakibatkan tidak terpenuhinya matriks sel yang diperlukan sel untuk berada pada

kondisi normal. Secara keseluruhan, apabila kedua kondisi tidak ideal ini terjadi, sel akan

cepat mengalami penuaan dan manusianya pun akan cepat tua.

 Melaksanakan olah raga secara teratur

Terdapat dua keuntungan yang diperoleh apabila seseorang melakukan olah raga

secara teratur. Pertama, metabolit dapat dikeluarkan lebih cepat sehingga tidak

menumpuk pada sel. Kedua, sel menjadi terlatih sehingga keluar masuknya bahan antar

sel atau permeabilitas kolagen akan lebih terjaga. Kedua hal inilah yang dipastikan akan

menghambat penuaan sel. Dalam ilmu fisiologi fenomena ini dibahas dalam fisiologi

latihan (Exercise Physiology).

 Terus menggunakan otak untuk berfikir

Seperti juga adanya proses latihan pada sel, kemampuan berfikir pun harus terus

dilatih. Sesungguhnya proses berfikir adalah proses latihan (olah raga) pada sel otak

sehingga membuat kondisi sel-sel otak lebih terjaga sehingga proses penuaan atau pikun

akan dapat dihambat.

 Menghindari stress

Secara fisiologis, stress akan mengakibatkan proses metabolisme berjalan secara

tidak normal. Metabolisme yang tidak normal akan mempercepat penumpukan metabolit,

atau terbentuknya protein yang tidak sempurna sehingga efisiensi sel berkurang. Karena
umumnya manusia yang mengalami stress malas untuk ber-olah raga, metabolitnya

menumpuk relatif cepat dalam sel dan memperbesar peluang protein yang tidak sempurna

untuk menjadi enzim. Pada gilirannya, proses penuaan pun

Di samping upaya-upaya diatas, minyak zaitun juga merupakan komponen penting

dalam pencegahan proses penuaan. Minyak zaitun extra virgin adalah salah satu makanan

anti peradangan yang paling ampuh. Pohon zaitun dapat hidup ratusan tahun dan sering

dapat memperbaiki diri setelah dibakar atau ditebang. Khasiat buah zaitun dan minyak

zaitun sudah terkenal sejak ribuan tahun lalu. Pada tahun 400 SM, filsuf Yunani Socrates

meresepkan minyak zaitun untuk menyembuhkan maag, masalah kandung empedu, sakit

perut, dsb .

Ada salah satu cara untuk menghindari proses kegemukan tetapi dengan tidak

mengkhawatirkan akan pengonsumsian lemak. Cara ini kita sebut dengan diet bebas-kerut,

kita akan mengetahui perbedaan antara lemak yang dapat merusak dan lemak yang

merupakan kunci untuk hidup sehat. Bila sel-sel kita kekurangan asam lemak esensial

yang diperlukan sebagai bahan bakar untuk mitokondria, tubuh kita tidak akan dapat

membakar dan memetabolisme lemak yang kita konsumsi. Hasilnya, lemak akan

tertimbun di paha, bokong, lengan atas, dan perut.

Program bebas-kerut ini bertujuan untuk memasukkan semua yang dibutuhkan

tubuh agar tetap sehat dan kuat.,sehingga diet bebas-kerut akan memberikan pilihan untuk

kesehatan kita yang tecermin dalam semua aspek kehidupan.

Sebenarnya, bukan hanya genetik yang menentukan kemampuan kognitif kulit

yang bagus, tubuh atletis, dan temperamen. Genetik hanya memegang sebagian peran di

sini. Selebihnya ditentukan oleh biokimiawi tubuh. Sebenarnya respons hormonal dan

kimiawi dalam otak dan tubuh dapat kita tentukan. Makananlah kuncinya.
Makanan bekerja seperti otak dalam tubuh. Karena itu, makanan dapat

meningkatkan atau menurunkan energi, mengacak-acak, atau meningkatkan kemampuan

kognitif, meningkatkan hiperaktivitas atau menimbulkan keletihan ekstrem. Makanan

dapat membuat kita terjaga dan tertidur. Makanan memengaruhi setiap fungsi tubuh, dari

kemampuan membakar lemak sampai mengatur hormon.

Makanlah makanan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh ,dan hindarilah

untuk mengonsumsi makanan yang menimbulkan efek egatif bagi tubuh kita. Meminum

kopi adalah salah satu jenis hal yang harus dari pola makan kita , karena kopi dapat

meningkatkan kadar kortisol dan insulin, yaitu hormon yang dapat mempercepat penuaan

dan menimbun lemak tubuh. Gantilah dengan teh hijau, yang mengandung polifenol

katekin, yaitu antioksidan yang dapat meningkatkan metabolisme dan memperlambat

penuaan. Teh hijau juga dapat menghambat penyerapan lemak jahat sampai 30 persen.

Lebih penting lagi, kita harus minum sekurang-kurangnya dua gelas sepanjang

hari.. Dimanapun kita berada kita harus siap sedia air mineral sehingga kita tidak

kekurangan cairan

Dahsyatnya kerusakan sel disebabkan peradangan. Strategi mengurangi oksidasi

stres melalui sel. Dengan melindungi selaput plasma sel untuk mencegah penuaan,

menggunakan sumber nutrisi dari rumah, seperti salmon, minyak zaitun extra virgin, dan

beragam suplemen antioksidan, kita dapat memerangi kerusakan akibat waktu pada wajah

dan tubuh kita. Olahraga juga merupakan jalan yang sangat membantu.
BAB III
KESIMPULAN

Proses penuaan terjadi tidak pernah lepas dari peran DNA mitokondria yang

dipengaruhi salah satunya oleh radikal bebas.

Selain itu, mutasi gen somatik yang tidak dengan cepat diperbaiki oleh enzim

DNA polimerase akan menumpuk pada sel sehingga gen-gen tersebut mulai menghasilkan

protein yang tidak sempurna yang mengakibatkan efisiensi sel berkurang. Apabila protein

yang tidak sempurna ini menjadi enzim maka proses mutasi somatik akan terjadi secara

lebih cepat. Akibatnya, sel akan mati (merupakan proses penuaan) atau bahkan

mengalami kanker.

Penurunan fungsi maupun anatomis tubuh dari kondisi sebelumnya merupakan

bentuk dari proses penuaan. Penuaan adalah konsekuensi yang harus ditanggung apabila

kita berumur panjang. Ketakutan menghadapi proses ini merupakan hal yang wajar.

sehingga apabila kita takut menghadapi penuaan, berdoalah kepada Tuhan agar diberi

umur yang pendek saja.


DAFTAR PUSTAKA

Fukugawa, N.K., M. Li, P. Liang, J.C. Russel, B. E. Sobel and P.M. Absher. 1999. Aging
and high concentration of glucose potentiate injury to mitocondrial DNA. Free Radical
Biology and Medicine. 27(11/12):1437-1443.

Hermann, M. and P. Berger. 1999. Hormon replacement in the aging male?. Exp.
Geronto. 34:923-933.

Kanungo, M.S. 1994. Genes and aging. Cambridge Univ. Press. Cambridge.

Kimbal, J.W. 1983. Biologi (Jilid I dan II). Alih bahasa: S. Soetarmi dan N. Sugiri. PT.
Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

www.eijkman.go.id/app.x/kami/penulis
www.beritaiptek.com
www.kalbe.co.id
http://www.serambi.co.id/
MAKALAH
BIOLOGI SEL

“EKSPRESI GEN“

DISUSUN OLEH :
Muhammad Machmudi (063244218)
Iwan Mardiansyah (063244221)
Abdul Wahab Syamsiono (063244222)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2007

Anda mungkin juga menyukai