Anda di halaman 1dari 3

Tari Pagar Pengantin

Tarian ini berasal dari Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan,


Indonesia. Tarian ini biasanya ditampilkan saat resepsi pernikahan walaupun
terkadang ada yang menggunakan Tari Gending Sriwijaya dalam penikahan
adat Palembang. Dua tarian yang berbeda.

Tari Pagar Pengantin memiliki arti khusus, yaitu melambangkan perpisahan


pengantin perempuan dari masa remajanya, melepas masa lajang, berpisah
dengan teman-teman sepermainan serta tarian terakhir bagi mempelai
puteri karena setelah itu tidak diperkenankan lagi menari di depan umum
kecuali atas izin suami. Tindakan-tindakannya tak bebas lagi. Ia sudah
berada di lingkaran kehidupan rumah tangga yang direpresentasikan dengan
dulang agung keemasan.

Mempelai puteri menari diatas nampan atau dulang berlapis emas yang
berisi bunga berwarna warni. Nampan tersebut mempunyai makna sebagai
bunga teratai yang tidak tenggelam akan pasang surut gelombang.
Mempelai puteri dipakaikan tanggai dijari jemarinya agar jarinya lentik saat
menari. Ini merupakan lambang kebersamaan seperti jari jemari ditangan
kita.

Mempelai wanita menari diiringi oleh 4 orang penari pengiring yang biasanya
adalah saudari perempuan lainnya. Namun saat ini posisi para penari
pengiring digantikan oleh penari-penari profesional. Tarian ini dilakukan
didepan mempelai pria dan menggambarkan bahwa pengantin wanita
tersebut hanya akan bertindak didalam dulang yang menunjukan bahwa
wanita pengantin sekarang ruang geraknya terbatas karena sudah
menikah. Hal ini mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri.

Mempelai wanita diiringi 4 penari pengiring dalam Tari Pagar Pengantin

Ini bukan pertama kalinya saya menyaksikan Tari Pagar Pengantin, beberapa
kerabat dan teman banyak menggunakan tarian adat Palembang ini dalam
prosesi adat pernikahannya. Pada kesempatan baru-baru ini, saya
menghadiri resepsi pernikahan sahabat dengan adat budaya
Palembang. Mengenakan baju kurung khas Sumatera Selatan, dan
kuku tanggai di jari-jarinya, ia terlihat menari dengan gemulai dan luwesnya.
Mata para tamu undangan pun tak lepas mengamatinya dan bertepuk
tangan.Sempat bertanya juga, apakah semua pengantin wanita Palembang
harus menari seperti ini? Repot juga kalau dijadikan syarat, gumamku. Tetapi
jika adat istiadat tidak dilestarikan bukan tidak mungkin ia akan menghilang
dan tidak dikenal lagi oleh anak keturunan kita.

Lirik Lagu Tari Pagar Pengantin:

Aku laksana, aku laksana sekuntum bunga


Kini disunting menghias dalam mahligai kencana
Jangan dikenang, jangan dikenang masa yang lalu
Hatiku pilu bagai disayat buluh sembilu

Dua keluarga kini lah menjadi satu, aduhai sayang


Semoga kekal, hidup bersatu rukun berpadu
Ku mohon restu, doakan kami selalu bahagia
Makna Dibalik Tari Pagar Pengantin Palembang

Jakarta, Mantenhouse.com Citra sakralnya resepsi adat Palembang tak


lengkap jika tidak menghadirkan Tari Pagar Pengantin. Tari Pagar Pengantin,
adalah tarian khas daerah Palembang yang biasanya ditampilkan saat
resepsi pernikahan. Tari ini dijadikan simbol melepas masa lajang bagi
pengantin wanita. Tarian ini ditarikan dihadapan mempelai pria dan
dilakukan bersama saudara perempuan atau penari lainnya, bisa berjumlah
3, 5 atau 7 orang.

Sang pengantin wanita menari ditengah sebuah nampan besar


(dulang, bahasa Palembangnya) disaksikan oleh mempelai pria. Hal ini
mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri. Semua gerak yang
ditarikan menegaskan bahwa kelak sang istri mempunyai ruang gerak
terbatas karena sudah menikah. Tarian ini juga merupakan tarian perpisahan
dengan orang tua, dimana setelah menikah sang istri telah menjadi
tanggung jawab suami.

Tari Pagar Pengantin ini semakin menjadi buah bibir setelah ditarikan Aliya
Rajasa dalam pernikahannya tahun 2011 silam. Arumi bachsin djuga
menarikan ini dalam akad nikahnya dengan Emil Dardak. Disitulah resepsi
dengan adat Palembang semakin terasa eloknya. Para pengantin yang akan
menarikan tarian ini harus belajar gerakan tarian ini beberapa bulan sebelum
resepsi.
Struktur tari Pagar Pengantin terbagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, inti,
dan akhir. Di bagian awal iring-iringan kedua mempelai pengantin. Bagian
inti dukun memasuki area panggung, peletakan nampan, mempelai laki-laki
dan wanita memasuki nampan, dan pemasangan tanggai ke mempelai
wanita. Bagian akhir mempelai wanita menari tarian Pagar Pengantin dan
penari lainya bernyanyi sambil menabur beras kunyit kearah kedua
mempelai pengantin. Namun saat ini kehadiran beras kunyit kebanyakan
digantikan dengan bunga mawar. Namun walaupun di era modern saat ini
Tari Pagar Pengantin sudah tidak selalu mengikuti pakem jaman dahulu,
tarian tersebut tetap pada filosofinya yaitu sebagai tarian simbol melepas
lajang. Bagaimana couples, ingin menarikan tarian ini di hari pernikahanmu?

Anda mungkin juga menyukai