Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arsyiska Merlinda

Kelas : X OTKP 1

No : 03

Mapel : Bahasa Indonesia

Bacalah sebuah cerita rakyat kemudian ceritakan kembali dengan mengikuti struktur cerita
pendek!

Hikayat Batu Menangis

Dahulu kala, di sebuah bukit yang begitu jauh dari pedesaan hiduplah seorang janda miskin
bersama dengan anak perempuannya. Anak dari janda tersebut begitu cantik jelita, ia selalu saja
membanggakan kecantikan yang ia milikinya. Tetapi, kecantikannya tidaklah sama dengan sifat
yang ia miliki, ia begitu pemalas serta tidak pernah membantu ibunya.

Disamping pemalas, ia juga begitu manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus segera
dituruti tanpa memikirkan keadaan mereka yang miskin serta ibu yang harus banting tulang
walaupun sering sakit-sakitan. Tiap ibunya meminta menemaninya ke sawah, ia selalu
menolaknya.

Pada suatu hari, ibunya mengajak anaknya untuk berbelanja ke pasar dimana jarak pasar
dari rumahnya sangatlah jauh sehingga untuk sampai ke pasar tersebut mereka harus berjalan
kaki dan membuat putrinya tersebut kelelahan.

Saat diperjalanan, anaknya berjalan tepat di depan ibunya serta memakai baju yang sangat
bagus. Seluruh orang yang melihatnya langsung begitu terpesona serta mengaggumi
kecantikannya. Sebaliknya, Ibunya berjalan di belakang dengan membawa keranjang belanjaan,
berpakaian begitu dekil layaknya seperti pembantu.

Letak rumah mereka begitu jauh dari masyarakat sehingga kehidupan mereka tidak ada satu
orang pun yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, seluruh mata tertuju kepada
kecantikan putri dari janda tersebut, banyak berbagai pemuda yang menghampirinya serta
memandang wajahnya. Tetapi, penduduk desa pun begitu penasaran siapa perempuan tua yang
berada di belakangnya tersebut.
“Bu, mengapa berhenti di tengah jalan seperti ini? Ayo lanjutkan perjalanan.” Tanya
putrinya heran.

Beberapa kali ia mengulang-ngulang pertanyaannya, tetap saja ibunya sama sekali tidak
menjawab. Sang ibu malah menengadahkan kedua tangannya ke atas dan berdoa. Melihat hal
aneh yang di lakukan ibunya sang anak merasa kebingungan.

“Ibu sedang apa sekarang!” bentak putrinya.

Sang ibu tetap tidak menjawab serta meneruskan doanya untuk menghukum putrinya
sendiri ini.

“Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan hamba yang tidak dapat mendidik
putri hamba sendiri sehingga ia menjadi anak yang sangat durhaka. Hukumlah anak durhaka
ini.’’ Doa sang Ibu.

Tiba-tiba langit pun menjadi mendung dan gelap, petir mulai menyambar serta hujan pun
turun. Perlahan-lahan, tubuhnya berubah menjadi sebuah batu. Kakinya mulai berubah menjadi
batu serta sudah mencapai setengah badan. Gadis itu pun menangis memohon ampun kepada
ibunya dan merasa ketakutan.

“Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan kaki ku ini? Ibu maafkan aku. Aku janji akan
menjadi anak yang baik Bu!” teriak putrinya yang begitu ketakutan.

Gadis tersebut terus menangis dan memohon, tetapi semuanya sudah terlambat, hukuman
itu tidak bisa di hindari. Semua tubuhnya perlahan berubah menjadi sebuah batu, gadis durhaka
itu hanya menangis dan menangis menyesali akan perbuatannya.

Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat air matanya yang terus keluar.
Seluruh orang yang berada di sana menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut dan akhirnya
seluruh tubuh gadis itu berubah menjadi batu.

Sekalipun telah menjadi sebuah batu namun kedua matanya masih menitihkan air mata
seperti sedang menangis. Oleh karena itu, masyarakat tersebut menyebutnya dengan Batu
Menangis, dimana Batu Menangis ini masih ada hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai