Anda di halaman 1dari 2

Pak Tani, Pahlawan Negeriku

Fajar menyingsing membuka sedikit tabirnya


Bahkan jauh dan jauh sebelumnya
Kala mentari belum menampakkan ronanya
Ayam jantan dengan lantang melafalkan suaranya
Hening pun terpecah, membangunkan dunia dari pelukan Dewi Malam

Begitulah...
Begitulah kerasnya pagimu
Kau tak pernah mengeluh pilu
Kau selalu tersenyum sayu
Dalam susah sedih, canda tawa
Hanya secercah harapan
Yang membuatmu tetap bertahan

Kala siang, panas terik menyerang


Tubuhmu meradang, tapi kau masih berjuang
Dahaga dan peluh
Tak pernah membuatmu rapuh
Bagimu semua ini tugas yang mulia
Untuk mengabdi pada bangsa
Untuk berbakti pada Negara
Walaupun jerih payahmu
Tak sebanding dengan mereka yang nyaman di gedung tinggi menjulang
Ataupun mereka yang nyaman di kursi goyang

Memang...
Sangat ironis dan membuat hati miris
Tetapi itulah kenyataan
Pahit dan menyakitkan
Hanya doa yang menguatkanmu
Sabar dan ikhlas adalah pondasimu
Untuk menghadapi dunia
Segalanya, seluruhnya

Kala sang Surya mulai menghilang dari pandanganmu


Kau membayangkan senyuman manis anak dan istrimu
Yang menanti kedatanganmu dengan bangga, seraya berkata
"Bangga karena ayahku perkasa"
"Pahlawan super yang tak ada duanya"
Membela yang lemah, walau kadang mengalah
Resah dan gundah, tak jadi masalah
Pak Tani...
Jasamu sungguh tak tertandingi
Bagi kami dan bumi pertiwi
Terima kasih dari lubuk hati
Untukmu, Pahlawan Negeriku

Profil Penulis
Indriati Dewi, lahir di Negara,
salah satu kota di Pulau Bali, tanggal 8
Februari 1994. Biasa dipanggil Indri,
bisa juga dipanggil Dewi. Saat ini
sedang menempuh pendidikan S1 di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
jurusan Teknik Kimia. Hobi menulis
dan mendengarkan musik. Seseorang
yang memiliki pendirian teguh, berani,
imajinatif dan kreatif.

Anda mungkin juga menyukai