Padahal kendaraan kita nyicil. Rumah kita pun nyicil. Dan belum lunas. Sedangkan selama cicilan itu belum
lunas, kendaraan atau rumah tersebut belumlah milik kita. Akan tetapi, rasa ujub, takabur, dan sombongnya
sudah jauh melampaui apa yang sesungguhnya terjadi. Demikian juga kalau kita merasa terhormat di depan
manusia hanya karena profesi kita. Padahal lulus dari perguruan tinggi luar negeri dengan hanya lulus dari
sekolah dasar dalam negeri, itu tidak menentukan tingkat kemuliaan seseorang.
Saudaraku, kalau dalam hidup ini harta, pangkat, jabatan, rumah, kendaraan, gelar bisa membuat kita ujub dan
sombong, maka hidup kita sangatlah dangkal. Betapa hidup kita tidak bernilai jika hanya menjadikan perhiasan
dunia sebagai tolak ukur kemuliaan. Sungguh konyol jika kita merasa terhormat oleh bungkus, sedangkan
terhadap isi kita abai. Tidakkah kita sadar bahwa semua itu tiada lain hanyalah titipan dari Alloh Swt. Bahkan
kita hidup di dunia pun hanya nebeng saja, dan alam semesta ini mutlak adalah milik Alloh Swt. Lantas apa
yang pantas kita sombongkan sebenarnya? Tidak ada sedikitpun.
Di dalam Al Quran terdapat hikmah yang sangat besar terkandung dalam nasehat Luqman kepada putranya.
Alloh Swt. berfirman,
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. (QS. Lukman [31]: 18)
Kehidupan kita adalah karunia dari Alloh. Hanya Alloh yang mencukupi rezeki kita, melimpahi kita dengan
berbagai karunia-Nya. Bumi ini hanya milik Alloh, sedangkan kita hanya nebeng sementara dan hanya sebentar
saja. Semoga kita bisa mengisi masa hidup kita yang sebentar ini dengan amal ibadah kepada Alloh Swt. dan
Kultum Ramadhan: Kita Hanya Nebeng
Akhirul kalam,
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an laa-ilaaha illaa Anta astaghfiruka wa-atuubu ilaik.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh