com
noviastuti203
TENTANG
IUGR
DISUSUN OLEH:
TINGKAT II A
DAFTAR ISI
Defenisi..1
Manifestasi klinik.1-2
Klasifikasi.2
Penyebab2-3
Pencegahan3
Prognosis3
Diagnosis4
Pengkajian Data..6-11
Interpretasi Data11-12
Melaksanakan Perencanaan..14
Evaluasi14
Identitas/Biodata
Umur : Umur :
Suku/Bangsa : Suku/Bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Nama :
Alamat :
No Telp :
B.Anamnesa (Data Subyektif)
Keluhan utama :
2. Riwayat menstruasi
Banyaknya :
No
Tanggal
lahir
Usia
kehamilan
Jenis
persalinan
Tempat
persalinan
Komplikasi
penolong
bayi
nifas
Trimester I
Trimester II
Trimester III
5L
Nyeri perut
Demam tinggi
Pengeluaran pervaginam
g. Imunisasi
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
6. Riwayat kesehatan ibu
jantung Asma
hipertensi TBC
ginjal Epilepsi
DM PMS/IMS
b. Riwayat alergi
Jenis makanan:
Jenis obat-obatan
jantung DM EPILEPSI
Hipertensi Asma
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1x
Frekuensi :
Keluhan :
Komlikasi :
Terapi :
Trimester III
Frekuensi :
Keluhan :
Komplikasi :
Terapi :
d. Imunisasi TT : 1 kali
TT 1 : TT caten
TT 2 :
TT 3 :
TT 4 :
TT 5 :
8. Riwayat kesehatan
d. Riwayat operasi
a. Nutrisi
Makan
Minum
b. Eliminasi
BAB
BAK
c. Istirahat
Tidur siang
Tidur malam
d. Personal hygiene
e. Pola seksualitas
Ibu mengatakan baik sebelum maupun saat hamil tidak ada kebiasaan yang
mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minuman beralkohol.
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : tidak ada striae, tidak ada bekas operasi, terdapat linea nigra,
Palpasi
Leopold I :TFU 3 jari diatas pusat. Pada bagian fundus teraba lunak, bulak dan
tidak melenting (bokong)
Leopold II :pada perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil-kecil, tahanan
lemah(ekstremitas)
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, melenting(kepala)
Auskultasi
Ekstremitas Atas : simetris, jumlah jari lengkap,tidak ada odema. LILA :22 cm
Ekstremitas Bawah : simetris,jumlah jari lengkap, tidak ada odema, tidak ada
varises.
Genitalia Luar : bersih, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar
batholini.
(bila perlu)
4. Data Penunjang
Tidak ada
A. Diagnosa kebidanan
Data Dasar:
Ny.H G1P0A0Ah0 hamil 32 minggu umur 23 tahun janin tunggal hidup intra uteri
preskep,puka dengan IUGR ( Intera Uterine Growth Restriction).
Ds:
Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus
Do:
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
Palpasi Leopold
Leopold I : kepala
B. Masalah
Data dasar:
Ds: ibu mengatakan nafsu maknnya berkurang dan derakan janinnya melemah.
Gawat janin
A. Mandiri
Tidak ada
B. Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter specialis obstetric ginekologi dan ahli gizi.,
C. Merujuk
Tidak ada
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu tidak nafsu
makan. Pada kehamilan lanjut/TM III biasanya ibu mengalami tidak nafsu makan hal
ini dapat disebabkan karena masalah psikologis dari ibu, karena kehamilan ibu
sudah mendekati proses persalinan. Keluhan yang dirasakan ibu dapat juga terjadi
karena pada TM III penyerapan makanan pada usus juga berkurang, sehingga ibu
bermasalah pada BAB, yang menyebabkan perut ibu terasa penuh dan ibu tidak
nafsu makan. Ibu juga mengeluh gerakan janin ibu berkurang hal ini disebabkan
bisa karena pemenuhan nutrisi pada janin ibu terganggu, karena porsi makan ibu
berkurang dan ibu jarang makan. Apabila ibu tidak nafsu makan ibu dapat makan
sedikit-sedikit tetapi sering untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu dan janin.
5. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan kebutuhan istirahat yaitu ibu
boleh melakukan pekerjaan yang tidak memberatkan serta membuat ibu kelelahan,
ibu disarankan untuk tidak mengangkat barang yang berat-berat, serta ibu
memenuhi kebutuhan istirahat yaitu tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1-2 jam
per hari.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dua minggi/ saat ibu ada
keluhan.
VII. EVALUASI
2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan yang ibu rasakan dan ibu bersedia
mengikuti saran bidan untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya.
5. Ibu sudah mengetahui tentang pola aktifitas dan istirahat pada ibu hamil.
6. Ibu sudah mengetahui tentang kebutuhan diri/ personal hygiene dan akan
menerapkannya dirumah.
7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dua minggu/ saat ada keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang
mengakibatkan berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.
Penyebab pertumbuhan terhambat ini dapat dilihat dari penyebab ibu, janin dan
plasenta. Untuk penanganannya dapat dilakukan langkah pertama dalam
menangani PJT adalah mengenali pasien-pasien yang mempunyai resiko tinggi
untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah membedakan janin PJT atau
malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat. Langkah ketiga adalah menciptakan
metode adekuat untuk pengawasan janin pada pasien-pasien PJT dan melakukan
persalinan di bawah kondisi optimal.
3.2 SARAN
Agar dapat mengurangi angka kejadian IUGR, disaran kepada setiap ibu hamil agar
lebih memperhatikan kehamilannya, terutama pada asupan gizinya, istirahat yang
cukup seperti berbaring miring, dll.
BAB 1
KAJIAN PUSTAKA
Intra Uterine Growth Reterderdation (IUGR) adalah berat badan bayi kurang dari
persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih
kecil dengan usia kehamilannya. (Asuhan Kebidanan IV Patologi: 225).
Intra Uterine Growth Reterderdation (IUGR) adalah memiliki berat fetus <10
persentil untuk umur kehamilan tertentu-berat lahir <2 dari berat rata-rata untuk
umur kehamilan tertentu. (Asuhan Kebidanan Patologis: 93).
Manifestasi klinik
Bayi-bayi lahir Intra Uterine Growth Reterderdation (IUGR) biasanya tampak kurus,
pucat dan berkulit keriput, tali pusat umumnya tampak rapuh dan layu
dibandingkan pada bayi normal yang tampak tebal dan kuat, Intra Uterine
Reterderdation (IUGR) muncul sebagai akibat dan berhentinya pertumbuhan
jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan oksigenasi
yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan, atau
karena infeksi. Meski pada sejumlah janin, ukuran kecil untuk masa kehamilan bisa
diakibatkan karena faktor genetik (kedua orang tua kecil), kebanyakan kasus
Pertumubuhan Janin Terhambat (PJT) atau Kecil Masa Kehamilan (KMK) dikarenakan
karena faktor-faktor lain.
Klasifikasi
a) Maternal/ibu seperti:
Tekanan darah tinggi
Infeksi
Pecandu alkohol
Plasenta abruption
Plasenta previa
Infark plasenta
Janin kembar
Penyakit infeksi
Kelainan kongenital
Kelainan kromosom
Pajanan teratogen.
Pencegahan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut :
Hindari alkohol
Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati atau jika
bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam masa kanak-kanak
nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondsi seahat.
Diagnosis
BAB II
1. Data subjektif
Nama
Umur
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
No telp
Alamat
b) Keluhan Utama
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke BPS atau R.S dan apa-apa saja
yang dirasakan klien
Biasanya akan terjadi kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan normal
selama hamil dan juga bisa penurunan berat badan, kemungkinan klien mengalami
kekurangan nutrisi ataupun anemia yang tergolong kongenital
Kemungkinan diketahui :
Status perkawinan
Umur hamil
d) Riwayat Menstruasi
Siklus
Lama
Banyaknya
Bau
Warna
Kehamilan yang lalu, kemungkinan klien mengalami abortus, dan kemungkinan ibu
mengalami preeklamsia serta penyakit lainnya seperti diabetes militus dan penyakit
jantung.
Persalinan yang lalu kemungkinan ibu mengalami kelahiran prematur dan berat
badan lahir bayi yang rendah serta melahirkan sebelum waktunya.
Nifas yang lalu kemungkinan keaadaan lochea dan laktasi berjalan lancar.
f) Riwayat kehamilan sekarang
Janin kembar
Kehamilan ektopik
g) Riwayat kesehatan
j) Riwayat spiritual
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan
ini.
l) Kebutuhan dasar
2. Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
Secara teoritis kemungkinan adanya keadaan umum klien yang kurang baik, yang
mencakup kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan, berat badan
dan keadaan umum, biasanya akan terjadi kesenjangan pada berat badan ibu yang
tidak nomar ataupun peningkatan berat badannya yang tidak adekuat, ini dapat
dinyakan karna salah satu kemungkinan yang menyebab kan pertumbuhan janin
terhambat adalah malnutrisi, dan kemungkinan adanya peningkatan tekanan darah
karna hipertensi kronik adalah salah satu penyakit yang juga dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin terhambat.
b) Pemeriksan Khusus
1) Secara Inspeksi
Leapold I : Tinggi fundus uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian
tengah kepala, bokong atau lainnya.
Leapold II : pada dinding perut klien sebelah kiri atau kanan kemungkinan teraba
punggung, anggota gerak atau bokong, kepala.
Leapold III : Pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala, bokong taupun
lainnya.
Leapold IV : kemungkinan bagian terbawah janin telah masuk PAP dan seberapa
mauknya dihitung dengan perlimaan.
Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya, teratur atau tidak.
Kemungkinan berat badan janin tidak sesuai dengan usia kehamilan, dengan rumus
( TFU dalm cm -11atau, atau12, atau13) x 155.
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Urine : Kemungkinan ditemui glukosa urine jika klien mengalami penyakit diabetes
mellitus.
b) USG
Tetapi yang terpenting pada USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar
kepala dengan lingkar perut (HC/AC) untuk mendeteksi adanya asimetris
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT).
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan
diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan
seperti diagnosa tapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Diagnosa
yeng ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan harus memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan, yaitu :
Berdasarkan kasus ini, maka kemungkinan interpretasi data yang tmibul adalah :
Dasar : HPHT, TP, gerakan janin berkurang dari biasanya, TFU tidak sesuai dengan
usia kehamilan, berat badan janin dibawah normal, hasil USG ditemukan IUGR
asimetris.
b). Masalah
Dasar : kehamilan cukup bulan tetapi berat badan bayi tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
c). Kebutuhan
Dukungan psikologi.
Dasar: kehamilan cukup bulan tapi berat badan bayi tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
Pada langkah ini kita kita mengdentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan
sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau
masalah potemsial ini benar-benar terjadi kemungkinan diagnosa atau masalah
potesial yang timbul :
a) Potensial janin lahir mati
Dasar : Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan kelainan tali pusat
c). BBLR
Dasar : kehamilan belum cukup bulan dan berat badan janin kurang dari
normal.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain yang
sesuai dengan kondisi klien.
Segera dilahirkan
Segera dilahirkan
c). BBLR
Suatu rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak baik bidan maupun
klien agar perencanaan dapat dilakukan denagn efektif. Semua keputusan harus
bersifat rasional dan valid berdasarkan teori serta asumsi yang berlaku tentang apa
yang akan dan tidak dilakukan. Perencanaan tindakan yang mungkin dilakukan
antara lain :
Dukungan psikologis
Dengarkan DJJ
Memperkenalkan diri kepada klien dan memperlihatkan sikap yang ramah dan
sopan
Merawat klien yang malnutrisi dengan cara mefasilitasi semua kebutuhan klien dan
memberikan klien makanan yang bergizi seperti buah dan sayura-sayuran
Mengontrol keadaan umum klien seperti tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan
Mendendenagrkan DJJ untuk mengetahui apakah janin dalam keadaan baik atau
tidak
Kematian janin
Partus prematur
BBLR
Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan Intra Uterine Reterderdation
(IUGR). Asuhan manajemen kebidanan dilakukan secara kontiniu sehingga perlu
dievaluasi setiap tindakan yang telah diberikan agar lebih efektf.
BAB III
Bedasarkan data yang ada maka dapat ditegakan diagnosa Intra Uterine
Reterderdation (IUGR) dengan dasar :
DAFTAR PUSTAKA
Leveno, J Kenneth, dkk. 2009. Obsetri Williams Edisi 21. EGC: Jakarta
Share this:
TwitterFacebook
Loading...
Like
noviastuti203
Related
manajemen varney
ATONIA UTERI
kasus
Post navigation
Proses Kehamilan
Kesehatan Reproduksi
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
Post Comment
Search
Search
Go
Archives
November 2013
September 2013
August 2013
July 2013
June 2013
May 2013
Meta
Register
Log in
Skip to content
Home
About