Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Hujan Asam

Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota
penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan
hubungan antara hujan asam dengan polusi udara.Istilah hujan asam tersebut mulai
digunakannya pada tahun 1872.Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada
kehancuran alam.

Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam daripada hujan biasa (Hunter BT,
2004 dalam Rahardiman, Arya. 2009). Deposit asam dari atmosfer dapat bersifat abash
(dari hujan, salju, atau hujan es) atau kering (dari pertukaran turbulen dan pengaruh
gravitasi yang tidak berkaitan dengan hujan).

Istilah keasaman berarti bertambahnya ion hydrogen ke dalam suatu lingkungan.


Suatu lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hydrogen yang bersal dari asam
sulfat (H2SO4) dan atau asam nitrat (HNO3). Satu reaksi penting dalam oksidasi sulfur
dioksida adalah antara sulfur dioksida yang terlarut dan hydrogen peroksida.

Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat pencemar
dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada pada air hujan
bereaksi dengan CO2 di udara.Reaksi tersebut menghasilkan asam lemah H2CO3 dan
terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan asam-asam kuat, maka pH-nya
akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan asam.

Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming, gas buang seperti SO2
penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi
sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi.Akan tetapi, efek samping dari
hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dibandingkan global
warming.Sebenarnya hujan asam merupakan istilah yang kurang tepat untuk
menggambarkan jatuhnya asam-asam dari atmosfer ke permukaan bumi.Istilah yang lebih
tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena pengendapan asam dari atmosfir ke
permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan tetapi juga melalui kabut, embun, salju,
aerosol bahkan pengendapan langsung.Istilah deposisi asam lebih bermakna luas dari
hujan asam.

Deposisi asam ada dua jenis yaitu :

Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang
ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara
akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di
daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam.
Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap
di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi,
maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena
hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke
dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini
dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.

Pada dasarnya hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide
(SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.Akan
tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami,
misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami.Sedangkan
50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan
logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3%
dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi
menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara.Oksida belerang itu selanjutnya
berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).

Proses Terbentuknya Hujan Asam

Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada
do atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan,
lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-
butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia
(anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari
kendaraan bermotor.Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi
salah satu penyebab deposisi asam.Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor
hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia.Reaksi-reaksi yang terjadi cukup
banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.

1 Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)


Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi photokatalitik di
atmosfer, akan membentuk asamnya.

SO2 + OH HSO3

HSO3 + O2 HO2 + SO3

SO3 + H2O H2SO4

Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan


hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali
seperti:

NO + HO2 NO2 + OH

Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara,
maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO 2, maka
akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.

2 Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)


Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan radikal
hidroksil.

NO2 + OH HNO3

Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 NO3 + O2

NO2 + NO3 N2O5

N2O5 + H2O HNO3

Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya
mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung
urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia
yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak
yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga
memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.

HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali.Selain itu juga merupakan asam keras
dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh sebab itu,
presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan, 1994 dalam Rahmawaty,
2002).

3 Pembentukan Asam Chlorida (HCl)


Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan
Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*

CFC + hv(UV) Cl* + produk

CFC + O* ClO + produk

O* + ClO Cl* + O2

Cl + CH4 HCl + CH3

Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan
ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar
antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.
Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama
disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini.Pada
tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun,
sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat
mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar
(Musfil A.S., (2008) dalam Sumahamijaya, I., (2009)).

Gambar. Proses terbentuknya hujan asam

Setelah kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan
mengetahui fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan asam,
yakni sebagai berikut:

1. Hujan asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat ketika
terjadi revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak menimbulkan atau memicu
terjadinya hujan asam adalah indistri yang melakukan pembakaran atau yang mempunyai
cerobong asam dan menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap sisa
pembakaran.
2. Penggunaan cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di
permukaan Bumi (khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong asap ini
justru akan menambah kontribusi pada penyebaran hujam asam sendiri.

3. Hujan asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber atau
penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling banyak mengalami
hujan asam adaah di daerah gunung atau pegunungan. Hal ini karena daerah pegunungan
mempunyai curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah atau kawasan yang ada di
sekitarnya.

4. Pengaruh dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau
beberapa hal, antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di danau. Selain
itu, efek yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya lapisan lilin yang ada di daun
tumbuhan

5. Dari hujan asam pula kita juga dapat menemui beragam nutrisi akan hilang. Hal
ini akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara dingin dan juga tidak
tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur

6. Hujan asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi
lambat. Dan manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena adanya
hujan asam ini.

Dampak Hujan Asam

Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan


bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki
dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara
lain :
Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang
bertahan. Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya
populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk
hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan.
Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk
keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau.
Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di
sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.

Tanah
Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang
merupakan yamg merupakan mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru
menghambat pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air.Tanaman kemudian
mulai mati, karena kekurangan air.Adanya pelapukan dalam batang menandakan
terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari Universitas
Gottingen (Jerman) menyimpulkan bahwa hujan asam menghambat beberapa pohon
spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 40 tahun (Nandika, Dodi.,2004).

Tumbuhan
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin
pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap
keadaan dingin, jamur dan serangga.Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih
sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang. Hujan
asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut
sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan
zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga
apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan
mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit,
kekeringan dan mati.

Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada
yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh
senyawa NOx dan SO2.Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap
pencemaran yang terjadi.Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status
gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang
yang sehat.Akan tetapi, kuat dugaan bahwa ion-ion beracun yang terlepas akibat
hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia.Tembaga di air berdampak
pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer. Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852,
baru pada tahun 1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan
penelitian mengenai fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di
Amerika Serikat meningkat di tahun 1990-an setelah di New York Times memuat
laporan dari Hubbard BrookExperimental Forest in New Hampshire tentang
banyaknya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam.
Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan
patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
semakin banyak akan merusak batuan. Lebih lanjut, Harjanto, N.T., (2008)
mengungkapkan beberapa dampak dari deposisi asam ini sangat luas yakni terhadap
makhluk hidup, vegetasi dan struktur bangunan seperti pada Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Dampak Deposisi Asam

Dampak terhadap Keterangan

Makhluk Hidup 1 Punahnya beberapa jenis ikan

2 Mengganggu siklus makanan

3 Mengganggu pemanfaatan air untuk air


Dampak terhadap Keterangan

minum, perikanan, pertanian

4 Menimbulkan masalah pada kesehatan,


pernafasan dan iritasi kulit

Vegetasi 1 Perubahan keseimbangan nutrisi dalam


tanah

2 Mengganggu pertumbuhan tanaman

3 Merusak tanaman

4 Menyuburkan pertumbuhan jamur madu


yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman (menjadi layu)

Stuktur Bangunan 1 Melarutkan Kalsium Karbonat pada beton,


lantai marmer

2 Melarutkan tembaga dan baja

3 Mempercepat korosi pada pipa saluran air

4 Mengikis bangunan candi dan patung


Gambar. Dampak Hujan Asam

Upaya Pencegahan

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saar
terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan
energi.
a Menggunakan Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan
mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat
menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-
belerang atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol,
etanol dan hidrogen.
b Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran
telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners
(LIMB). Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers.Alatini
mampu mengurangi emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
c Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran.Teknologi
yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah
dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang
dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
d Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana
produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah
sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
e Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah
ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau
kedalam danau. Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau dapat menetralkan
sifat asam.
f Melakukan Reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program reboisasi dan
rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas
lingkungan terutama dalam aspek:
a Fungsi hidrologi
b perlindungan tanah
c Stabilitas iklim mikro
d Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
e Potensi sumberdaya pulih yang dapat dipanen
f Pelestarian sumberdaya plasma nutfah
g Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
h Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
i Menciptakan kesempatan kerja
j Penyediaan fasilitas pendidikan dan penelitian.

Manfaat Hujan Asam

Sebagai salah satu jenis fenomena alam, hujan sangat dikenal sebagai fenomena
alam yang mempunyai banyak sekali manfaat bagi alam dan juga makhluk hidup yang
ada di dalamnya. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan.
Seperti halnya hujan pada umumnya, hujan asam pun juga mempunyai sisi positif. Sisi
positif ini adalah sisi kemanfaatan dari hujan asam sendiri bagi alam sekitar atau alam
semesta raya. Meskipun sebenarnya hujan asam lebih identik dengan sesuatu hal yang
negatif, namun keberadaannya di Bumi ternyata juga membawa sedikit manfatat. Satu-
satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak orang adalah hujan
asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat di butuhkan oleh binatang dan
juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam yang tinggi inilah yang mampu
melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah). Sementara hanya inilah manfaat dari
hujan asam yang mampu dipecahkan. Selain manfaat tersebut, masih ada manfaat lain
yang akan kita peroleh dari turunnya hujan asam ini.

Daftar Pustaka

Annaskurniawan., 2011. Makalah Hujan Asam Rain city .Diperoleh dari


http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/01/makalah-hujan-asam-acid-rain/.
Diakses pada 17 April 2013

Rahmawaty, 2002.Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan. Fakultas Pertanian


Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Diperoleh dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/857/1/ hutan-rahmawaty2.pdf. Diakses
pada 17 April 2013.

Nandika, Dodi.,2004. Hujan Asam Suatu Fenomena yang Mengancam Kelestarian Hutan. Sataf
Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Hutan-IPB. Diperoleh dari:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/ 23543/Dodi%
20Nandika_RK.pdf?sequence=1. Diakses pada: 17 April 2013

Sumahamijaya,I., 2009. Hujan Asam Menghancurkan Bumi. Diperoleh dari


http://majarimagazine.com/2009/03/ hujan asam mencegah global warming-
menghancurkan- bumi/. Diakses pada 17 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai