Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur
dalam jangka waktu yang lama dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain menjadi lebih kompleks atau lebih rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik. Evolusi juga berarti perubahan sifat-sifat yang diwariskan dalam suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Walaupun mengenai evolusi tumbuhan tidak ada bukti fosil secara langsung, tetapi diduga dimulai pada periode Pra Kambrium sebelum era Paleozoic,saat laut bertemu daratan alga hijau telah mengembangkan ciri-ciri yang memungkinkan bertahan hidup dalam periode kekeringan yang sebentar- sebentar. AWAL MULA TUMBUHAN BERBIJI (Spermatophyta) : Awal mula tumbuhan darat dikarenakan adanya tumbuhan air yang disebut alga hijau. Bukti adanya tumbuhan tertua ini dilihat adanya tumbuhan yang berusia 450 tahun menyerupai tumbuhan lumut saat ini. Selama beberapa tahung berkembangnya tumbuhan ini dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu 1. Tumbuhan lumut 2. Tumbuhan berpembuluh atau paku. Tumbuhan ini telah memiliki jaringan xylem dan floem yang membentuk akar tumbuhan tegak Pada tumbuhan berbiji, biji menggantikan spora sebagai cara utama penyebaran keturunan. Pada briofita dan tumbuhan vaskulet tak berbiji, spora yang dihasilkan oleh sporofit merupakan tahapan resisten dalam siklus hidup, yang dapat bertahan pada lingkungan yang tidak menguntungkan GIMNOSPERMAE Gimnospermae berarti tumbuhan tesebut memiliki struktur biji telanjang atau biji terbuka tidak memiliki ruangan pembungkus atau ovarium tempat biji angiospermaee berkembang. Di antara dua kelompok tumbuhan berbiji, Gimnospermae terlihat dalam catatan fosil jauh lebih awal dibandingkan angiospermae. Tumbuhan Gimnospermae memiliki empat divisi, yaitu Cycadophyta, Ginkophyta, Gnetophyta dan Coniferophyta. Sikad, (divisi Cycadophyta) menyerupai palem, namun bukan palem sejati, yang merupakan tumbuhan berbunga. Karena merupakan Gimnospermae, sikad, memiliki biji terbuka yang terdapat dalam sporofit, yaitu daun yang terspesialisasi untuk reproduksi. ANGIOSPERMAE Angiospermae atau tumbuhan berbunga, sejauh ini merupakan tumbuhan yang paling beraneka ragam dan secara geografis paling tersebar luas. Sekarang dikenal sekitar 250.000 spesies Angiospermae, dibandingkan dengan Gimnospermaee yang dikenali sebanyak 720 spesies. Keberadaan angispermae lebih banyak dibandingkan dengan Gymnospermae, hal ini disebabkan karena angiospermae lebih menarik memiliki bunga dan sebagian juga memiliki bunga yang akan menarik perhatian lebah, kupu-kupu ataupun hewan lain yang dapat membantu proses penyerbukan tanaman tersebut Siklus Hidup Angiospermae Angiospermae bersama dengan semua tumbuhan berbiji. Bunga sporofit menghasilkan mikrospora yang membentuk gametofit jantan dan megaspora membentuk gametofit betina. Gametofit jantan yang belum dewasa adalah butir serbuk sari(pollen grain), yang berkembang di kepala sari pada benang sari. Masing- masing butir serbuk sari memiliki dua sel haploid. Bakal biji (ovule), yang berkembang salam ovarium, mengandung gametofit betina, yang disebut kantung embrio (embryo sac). Pada sebagian besar Angiospermae, megaspora membelah tiga kali untuk membentuk delapan nukleus haploid dalam tujuh sel (sel tengah yang besar mengandung dua nucleus haploid). ASAL MULA MORFOLOGI TUMBUHAN BERBIJI
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang
mempelajari organ tumbuhan baik bentuk, ukuran dan fungsinya. Menurut Tjitrosoepomo (1990: 2) menurut defenisinya, morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsinya masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan, selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi.