Makalah Surfer
Makalah Surfer
PENDAHULUAN
2.1 Surfer
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan
peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang berdasarkan pada grid. Perangkat
lunak ini melakukan plotting data tabular xyz tak beraturan menjadi lembar titik-
titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan
horizontal yang dalam surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar
pembentuk kontur dan surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horizontal ini
memiliki titik-titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan nilai z yang
berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses pembentukan
rangkaian nilai z yang teratur dari sebuah data xyz. Hasil dari proses gridding ini
adalah file grid yang tersimpan pada file .grd (Saleh, 2011).
Lembar kerja surfer terdiri dari tiga bagian, yaitu surface plot, worksheet,
editor. Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat peta atau
file grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada pada kondisi yang masih
kosong. Pada lembar plot ini peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya disajikan.
Lembar plot digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam dua
dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional seperti bentukan muka
tiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana pengguna
melakukan pengaturan ukuran, teks, posisi obyek, garis, dan berbagai properti
lain. Pada lembar ini pula diatur ukuran kertas kerja yang nanti akan digunakan
sebagai media pencetakan peta (Saleh, 2011).
Gambar 3. Worksheet
Sumber: Saleh, 2011.
Overlay merupakan salah satu bagian dari peta surfer. Peta kontur
dimaksudkan adalah menampakkan sebuah peta kontur dengan sebuah data raster,
atau sebuah peta kontur dengan model tiga dimensi. Overlay ini memudahkan
analisis sebuah wilayah dalam kaitannya dengan kontur atau bentuk morfologi
lahan setempat (Prastiawan, 2013).
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi. Peta topografi
adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk
menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya
digunakan garis kontur (Saleh, 2011).
Menurut Salman (2011), selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan
tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk:
a. Menentukan potongan memanjang (profile, longitudinal sections) antara dua
tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
c. Menentukan route atau trace dengan kelandaian tertentu.
d. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling terlihat.
Garis kontur menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Pada
daerah landai garis kontur jarang dan semakin rapat pada daerah yang semakin
terjal. Interval kontur dipengaruhi oleh bentuk medan dan skala peta yang
berkaitan dengan tujuan pemakaian peta. Membesarkan peta dari peta skala kecil
menjadi peta skala besar akan diperoleh peta dengan informasi yang tidak
tercakup, termasuk garis kontur pada peta skala besar (Saleh, 2011).
Menurut Rivaldi (2010), penggambaran kontur memiliki sifat sebagai
berikut :
a. Berbentuk kurva tertutup.
b. Tidak bercabang.
c. Tidak berpotongan.
d. Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
e. Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
f. Tidak tergambar jika melewati bangunan.
g. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
h. Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
i. Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika
datar maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan,
jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai
skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan
dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah
1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
j. Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis
kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada
daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
k. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu..
l. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
m. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan
gunung.
n. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" menandakan suatu
lembah/jurang.
Praktikum surfer dilaksanakan pada hari Jumat, 10 April 2015 pukul 13.30
WITA sampai selesai di Laboratorium Mekanika Fluida dan Hidrologi, Program
Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
4. Menyimpan data dengan mengklik file > save, akan muncul kotak dialog save
as, lalu mengetik nama file yang akan disimpan, klik save.
5. Mengklik file > new > plot untuk menampilkan lembar kerja plot. Selanjutnya
mengklik grid > data.
6. Memilih data yang tersimpan pada kotak dialog open lalu klik open.
9. Mengklik map > new > contour map, untuk membuat peta kontur dua dimensi.
10. Mengklik data yang telah disimpan pada kotak dialog open grid dan klik
open.
11. Tampilan peta kontur dua dimensi akan muncul.
12. Mengklik new > 3D surface untuk menampilkan peta kontur dalam bentuk
tiga dimensi.
13. Memilih data yang telah disimpan lalu klik open pada kotak dialog open grid.
16. Mengklik edit base properties untuk mengubah warna gambar pada kotak
dialog fill and line properties kemudian memilih warna gambar sesuai dengan
yang diinginkan.
4.1 Hasil
A. Data Asli
A. Data Asli
A. Data Asli
Praktikum surfer ini membuat peta kontur baik dalam bentuk dua dimensi
dan tiga dimensi. Bagian surfer yang digunakan untuk menampilkan peta dua
dimensi dan tiga dimensi adalah surface plot. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Saleh (2011), bahwa surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk
membuat peta atau file grid.
Sebelum peta terbentuk, data dari pengukuran gridding dimasukkan ke
dalam salah satu bagian surfer yang disebut worksheet. Worksheet berfungsi
sebagai tempat untuk memasukkan data xyz dari pengukuran gridding. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Saleh (2011), bahwa worksheet merupakan lembar kerja
yang digunakan untuk melakukan masukan data xyz. Setelah data xyz dimasukkan
dalam worksheet, data tersebut disimpan dan kembai digunakan untuk membuat
peta kontur.
Peta kontur menunjukkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang
sama. Titik-titik dengan ketinggian yang sama dihubungkan dengan garis-garis
kontinu. Hal ini sesuai dengan peryataan Saleh (2011), yang menyatakan bahwa
garis kontur adalah garis khayal dilapangan yang menghubungkan titik dengan
ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinu diatas peta yang
memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama.
Berdasarkan bentuk kontur yang didapatkan, garis kontur memerlihatkan
garis kontinu. Hal ini berarti garisnya tidak putus-putus sehingga membentuk
kurva tertutup. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rivaldi (2010), bahwa salah satu
sifat kontur adalah garis-garis yang membentuk berupa kurva.
Peta kontur juga memperlihatkan perbedaan antara jarak garis kontur satu
dengan yang lainnya. Jarak antar garis dengan garis yang lainnya ada yang rapat
dan ada yang renggang. Garis dengan jarak yang rapat menunjukkan bahwa
permukaan tanah tersebut terjal sedangkan garis kontur yang jarang
memperlihatkan bahwa permukaan tanah tersebut landai. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rivaldi (2010), bahwa sifat-sifat garis kontur diantaranya yaitu garis
kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal dan garis
kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
Peta kontur memiliki manfaat seperti enentukan potongan memanjang antara
dua tempat, dan menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Salman (2011), bahwa peta kontur bermanfaat
dalam menentukan potongan memanjang (profile, longitudinal sections) antara
dua tempat, menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan,
menentukan route atau trace dengan kelandaian tertentu, serta menentukan
kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling terlihat.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Data yang digunakan dalam paktikum surfer harus akurat agar peta kontur
yang terbentuk sesuai dengan kondisi lahan yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA