Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

Pada matakuliah geokumputasi yang salah satunya yaitu memelajari


software yang berhubungan dengan geologi. Pada paper ini salah satu
software yang dipakai dalam praktikum geokumputasi adalah sufer yang
sebagai salah satu aplikasi yang dapat membantu geologi dalam membuat
peta. Surfer merupakan salah satu perangkat lunak produk Golden Software,
Inc. untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi yang
didasarkan atas grid. Perangkat lunak ini berperan besar dalam pemetaan
kawasan. Meskipun canggih, perangkat ini tidak banyak menuntut untuk
sistem operasi maupun perangkat keras.
Surfer yang dibahas pada paper ini adalah perangkat lunak atau
software Surfer 9.0 Full Crack yang memiliki banyak fungsi visualisasi, 3D
contouring dan paket modeling permukaan yang berjalan di bawah Microsoft
Windows. Surfer digunakan secara luas untuk pemodelan medan, visualisasi
landscape, analisis permukaan, pemetaan kontur, pemetaan permukaan 3D,
gridding, volumetrics, dan banyak lagi. Sebuah Software yang canggih
interpolasi sebuah permodelan yang mengubah data XYZ ke publikasi-peta
berkualitas. Surfer menyediakan metode yang lebih gridding dan kontrol yang
lebih luas terutama parameter gridding, termasuk variograms yang bisa
disesuaikan, support database dari paket perangkat lunak lain di pasar. Anda
juga dapat menggunakan kotak file yang diperoleh dari yang lain, seperti file
USGS DEM atau file jaringan ESRI. Menampilkan grid Anda sebagai peta
kontur yang luar biasa, peta 3D, wireframe 3D, vektor, gambar, relief
berbayang, dan peta pos. Tambahkan peta dasar dan gabungkan beberapa
jenis peta untuk menciptakan tampilan yang se-informatif mungkin. Hampir
semua aspek dari peta Anda dapat disesuaikan untuk menghasilkan persis
presentasi yang Anda inginkan. Peta publikasi menghasilkan kualitas lebih
cepat atau lebih mudah. Dengan kata lain Surfer merupakan software yang
dikhususkan untuk analisa kontur dan 3D. Surfer dapat membuat kontur,
relief, serta visualisasi 3D lainnya dengan metode input “excel like”.
Membahas surfer generasi sebelumnya yaitu pada versi 8 ini, banyak
fungsionalitas baru serta perbaikan. Penggunaan surfer sangatlah mudah, user
tinggal memasukkan data titik,yang terdiri dari 2 titik koordinat, yaitu x dan
y, serta satu titik ketinggian yaitu z dalam suatu worksheet seperti di excel.
setelah itu dilakukan proses gridding atau interpolasi titik tersebut dengan
menggunakan algoritma pilihan di surfer meliputi inverse distance, krigging,
minimum curvature, nearest neighbour, polynominal regression, radial basis
function, shepard method, serta triangulation with linear interpolation. selain
fungsi interpolasi untuk pembuatan data 3D, surfer juga dilengkapi dengan
analisa overlay, selain itu terdapat pula fungsi annotation untuk melengkapi
informasi peta serta advanced editing, untuk perbaikan data.
A. Pengertian Surfer
Surfer adalah salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk
pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan berdasarkan
pada grid. Contoh peta hasil surfer adalah peta topografi, peta anomali
magnet, peta anomali gravity, peta batimetri, peta true resistivity, dan
lain-lain. Surfer melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan
menjadi lembar titik-titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid
adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam surfer
berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan
surface tiga dimensi. Garis vertikal dan horisontal ini memiliki titik-
titik perpotongan. Pada titik perpotongan ini disimpan nilai Z yang
berupa titik ketinggian atau kedalaman. Gridding merupakan proses
pembentukan rangkaian nilai Z yang teratur dari sebuah data XYZ. Hasil
dari proses gridding ini adalah file grid yang tersimpan pada file .grd.
B. Sistem Operasi dan Perangkat Keras
Surfer tidak mensyaratkan perangkat keras ataupun sistem operasi
yang tinggi. Oleh karena itu surfer relatif mudah dalam aplikasinya.
Spesifikasi minimal untuk aplikasi Surfer :
- Tersedia ruang untuk program minimal 4 MB.
- Menggunakan sistem operasi Windows 9.x atau Windows NT.
- RAM minimal 4 MB.
- Monitor VGA atau SVGA.
C. Lembar Kerja Surfer
1. Surface plot
Surface plot adalah lembar kerja yang digunakan untuk membuat
peta atau file grid. Pada saat awal dibuka, lembar kerja ini berada
pada kondisi yang masih kosong. Pada lembar plot ini
peta dibentuk dan diolah untuk selanjutnya disajikan. Lembar plot
digunakan untuk mengolah dan membentuk peta dalam
dua dimensional, seperti peta kontur, dan peta tiga dimensional
seperti bentukan muka tiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai
lembar layout di mana operator melakukan pengaturan ukuran,
teks, posisi obyek, garis, dan berbagai properti lain. Pada lembar ini
pula diatur ukuran kertas kerja yang nanti akan digunakan sebagai
media pencetakan peta.
2. Worksheet
Worksheet merupakan lembar kerja yang digunakan untuk
melakukan input data XYZ. Data XYZ adalah modal utama

dalam pembuatan peta pada surfer. Dari data XYZ ini dibentuk file
grid yang selanjutnya diinterpolasikan menjadi peta-peta
kontur atau peta tiga dimensi. Lembar worksheet memiliki
antarmuka yang hampir mirip dengan lembar kerja MS Excel.
Worksheet pada Surfer terdiri dari sel-sel yang merupakan
perpotongan baris dan kolom. Data yang dimasukkan dari
worksheet ini akan disimpan dalam file .dat
3. Editor
Jendela editor adalah tempat yang digunakan untuk membuat
atau mengolah file teks ASCII. Teks yang dibuat dalam jendela editor
dapat dikopi dan ditempel dalam jendela plot. Kemampuan
ini memungkinkan penggunaan sebuah kelompok teks yang sama
untuk dipasangkan pada berbagai peta. Jendela editor juga digunakan
untuk menangkap hasil perhitungan volume. Sekelompok teks hasil
perhitungan volume file grid akan ditampilkan dalam sebuah jendela
editor. Jendela tersebut dapat disimpan menjadi sebuah file ASCII
dengan ekstensi .txt.

4. GS Scripter
GS Scripter adalah makro yang dapat digunakan untuk membuat
sistem otomasi dalam surfer. Dengan menggunakan GS Scripter ini
tugas-tugas yang dilakukan secara manual dapatdiringkas menjadi
sebuah makro. Makro dari GS Scripter ini mirip dengan
interpreter bahasa BASIC. Makro disimpan dalam ekstensi *.bas.

5. Simbolisasi Peta

Simbolisasi digunakan untuk memberikan keterangan pada peta


yang dibentuk pada lembar plot. Simbolisasi yang digunakan berupa
simbol point, garis, ataupun area, serta teks. Simbolisasi yang ada
pada peta ini memungkinkan peta yang dihasilkan surfer dapat dengan
mudah dibaca dan lebih komunikatif.

6. Editing Peta Kontur


Editing peta kontur dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk
peta kontur yang sesuai dengan syarat-syarat pemetaan tertentu
ataupun sesuai dengan keinginan pembuat peta. Beberapa hal
yang berkaitan dengan hal ini misalnya adalah penetapan nilai kontur
interval (Interval Contour), labelling garis indeks, kerapatan label,
pengubahan warna garis indeks, pengaturan blok warna kelas
ketinggian lahan, dan lain-lain.
7. Overlay Peta Kontur
Overlay peta kontur dimaksudkan adalah menampakkan sebuah
peta kontur dengan sebuah data raster, atau sebuah peta kontur dengan
model tiga dimensi. Overlay ini memudahkan analisis sebuah
wilayah dalam kaitannya dengan kontur atau bentuk morfologi lahan
setempat.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
8. Penggunaan Peta Dasar
Peta dasar yang digunakan pada Surfer dapat berasal dari peta-
peta lain ataupun data citra seperti foto udara ataupun citra satelit. Peta
dasar tersebut dinamakan Base Map.Proses kedua ini sering disebut
dengan istilah grid-ding. Proses gridding menghasilkan sebuah file
grid. File grid digunakan sebagai dasar pembuatan peta kontur dan
model tiga dimensi.
D. Metode Gridding Surfer
1. Inverse Distance to power
Metode ini cenderung memiliki pola “bull’s eyes” pada
kontur-kontur yang konsentris melingkar pada titik data. Metode
ini merupakan metode penimbangan rata-rata yang sederhana
untuk menghitung nilai jarak grid. Berikut contoh hasil gridding
dengan metode Inverse Distance to a Power
2. Kriging
Kriging adalah metode gridding geostatistik yang telah
terbukti berguna dan populer di berbagai bidang. Metode ini
menghasilkan visual peta yang menarik dari data yang tidak
teratur. Kriging adalah metode gridding sangat fleksibel. Dimana
krigging dapat menghasilkan jaringan yang akurat pada data.
Krigging merupakan metode default pada surfer

3. Minimum Curvature
Metode ini melakukan generalisasi permukaan secara halus.
Metode ini juga secara luas digunakan dalam ilmu bumi karena
hasil interpolasi dengan metode Minimum curvatur analog yang
sangat tipis, piringan linier elastis melewati setiap nilai data
dengan jumlah minimum yang dapat berubah. Salah satu
kelemahan metode ini adalah kecenderungan
mengekstrapolasikan nilai-nilai di daerah yang tidak ada datanya.
4. Nearest neighbour
Metode ini efektif untuk data-data XYZ yang tersebar
merata dalam setiap daerah pemetaan, tetapi akan terjadi masalah
apabila data XYZ tidak tersebar merata akan mengakibatkan hasil
kontur menjadi bias. Metode Nearest neighbor menggunakan
yiyik terdekat untuk memberikan nilai pada node grid. Hal ini
berguna untuk konversi secara teraturXYZ data file ke dalam file
grid. Metode ini tidak meramalkan kemungkinan grid Z di luar
jangkauan data
5. Polynominal Regression
Metode ini bermanfaat untuk analisis permukaan
secaraumum. Metode ini menampilkan kecenderungan
kemiringan pada pola topografi secara umum dengan cakupan
wilayah yang luas. Metode Regresipolinomial memproses data
sehingga mendasari skala besar dengan kecenderungan pola yang
ditampilkan. Hal ini digunakan untuk analisis yang cenderung
berada di permukaan. Metode ini dapat memaparkan nilai-nilai
grid di luar data jangkauan Z.
6. Radial basis Function
Metode radial basis function merupakan metode terbaik
untuk sebagian besar jenis data. Tetapi cenderung membentuk
pola “bull’s eye” terutama jika parameter smoothing diaktifkan.
Gambar yang dihasilkan dengan metode ini mirip dengan
krigging tetapi menghasilkan hasil yang sedikit berbeda
7. Shepard method
Hasil metode ini serupa dengan inverse distance, tetapi
apabila parameter smoothing diaktifkan maka kecenderungan
kontur membentuk pola “bull’s eye” tidak akan trjadi. Dengan
menggunakan metode ini kita dapat meramalkan kemungkinan
nilai-nilai di luar rentang Z dari data yang kita miliki

8. Triangulation with Linear Interpolation


Metode ini bermanfaat menghasilkan analisis patahan.
Metode ini membutuhkan data yang banyak, karena apabila
terjadi kekurangan data maka akan terjadi pembentukan pola
segitiga pada permukaan kontur. Walau demikian metode ini
dapat menangani situasi sulitseperti pembuatan fitur seperti teras
dan lubang. Metode ini tidak mengekstrapolasi nilai-nilai Z di
luar jangkauan data.
E. Perbandingan Dengan Aplikasi Lain
Apabila di bandingkan dengan aplikasi – aplikasi software
geologi yang lainnya, surfer lebih murah dan cukup mudah digunakan,
karena hanya perlu mengetahui data beda tinggi dan elevasi tiap titik
dan detail titik maka akan di dapat peta kontur, tidak seperti surfac
vision, yang merupakan software prabayar dengan harga yang mahal
namun lebih mudah pengaplikasiannya dalam pembuatan peta kontur
dan dapat digunakan untuk membuat permodelan 3D.
F. Studi Kasus
Studi kasus ini diambil pada kasus persebara batu pasir dan shale pada
suatu daerah. Kita diminta untuk Menghitung dan membuat peta sand
shale ratio, Menghitung dan membuat peta isopach, Menghitung dan
membuat peta Isochore Melakukan interpretasi dari peta isochore isopach
dan sand shale ratio Menentukan potensi geologi dari interpretasi peta
Peta
4.4.1 Peta Kontur Isochore
U 1100
1050
15 1000
950
900
850
800
750
10 700
650
600
550
500
450
5 400
350
300
250
200
150
100
0
5 10 15 20 25 50
0

4.4.2 Peta Overlay Isochore

Keterangan :
500 = Garis Kontur

= Lapisan Tebal
= Lapisan Sedang

= Lapisan Tipis

4.4.3 Peta Kontur Isopach


2300

15
U 2200
2100
2000
1900
1800
1700
1600
10 1500
1400
1300
1200
1100
1000
900
5 800
700
600
500
400
300
0 200
5 10 15 20 25 100
0

4.4.3 Peta Overlay Isopach

Keterangan :
500 = Garis Kontur

= Lapisan Tebal
= Lapisan Sedang

= Lapisan Tipis

4.4.5 Peta Kontur SSR


46
44
15 U 42
40
38
36
34
32
30
10 28
26
24
22
20
18
16
5 14
12
10
8
6
4
0 2
5 10 15 20 25 0
-2

4.4.6 Peta Overlay SSR


U

Keterangan :
500 = Garis Kontur

= Shale

= Sand
4.4.7 Peta Vektor SSR

Keterangan :
= Arah Gaya

= Dataran Tinggi

= Dataran Rendah
4.4.8 Peta SSR & Isochore

4.4.9 Peta SSR & Isopach

Keterangan :
500 = Garis Kontur
BAB V
PEMBAHASAN
Pada hari rabu 29 Oktober 2014 kami melakukan praktikum
Sedimentologi Stratigrafi acara Litofasies. Output dari pembelajaran litofasies ini
adalah kita dapat membuat peta bawah permukaan berdasarkan data data yang
tersaji dengan menggunakan perangkat lunak berupa Surfer. Dalam pembuatan
peta menggunakan surfer dibutuhkan data–data perhitungan isochore, isopach dan
sand shale ratio. Setiap data tersebut dapat membantu menginterpretasikan ada
potensi apa saja dalam setiap peta, dengan begitu nanti kita dapat menyimpulkan
dan mengetahui hasilnya. Berikut merupakan pembahasan dari interpretasi peta
yang telah dibuat.

5.1 Peta Kontur Isochore

Peta kontur isochore berguna untuk menggambarkan ketebalan semu dari


suatu lapisan. Dengan peta ini kita dapat mengetahui arah persebaran unit
straigrafi, mengetahui gambaran ketebalan reservoar, mengetahui jumlah cdangan
minyak dan gas serta mengetahui penyebaran kontak minyak dan gas atau air.

Pada peta ini didasari dari perhitungan lapisan batuan yaitu Batas formasi
bagian atas dikurangi batas formasi bawah. Dari perhitungan ini didapatkan nilai
ketinggian (h), dimana pada ketinggian di peta ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu
lapisan tebal dengan ketebalan 750-1100 m, lapisan sedang dengan ketebalan 750-
350m dan lapisan tipis dengan ketebalan 350-0m.

Pada peta ini kita dapat mengetahui arah persebaran sedimen, dimana
persebaran sedimen tertransport dari tinggi ke rendah sehingga pada kenampakan
pada peta ini sedimen rata rata rata tertransport menuju kearah Timur Laut ( NE).
Sehingga pada daerah rendah ini diperkirakan memiliki ukuran butir semakin
halus. Dari interpretasi ini kita juga dapat mengetahu arah laut dari peta dengan
melihat kecenderungan arah persebaran sedimen dan ketinggian dari lapisan.
Karena transportasi akan bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
dengan demikian arah laut pada kenampakan peta ini berada pada arah Timur
Laut (NE)

Arah Laut 1100


U 15
1050
1000
950
900
850
800
750
10 700
650
600
550
500
450
5 400
350
300
250
200
150
100
0
5 10 15 20 25 50
0

Lapisan ini cenderung lebih tebal di daerah selatan dimana pada


kenampakan 3D sangat terlihat visualisasi bentukan aslinya sehingga, ini juga
dapat membantu menginterpretasi tentang potensi keberadaan sumber daya
geologi. Pada lapisan bagian selatan ini memiliki ketebalan batupasir yang cukup
tebal dimana batupasir memiliki porositas dan permeabilitas yang sangat tinggi
sehingga pada batu pasir ini bisa berpotensi sebagai reservoar minyak bumi.
Karena fluida akan lebih bebas bergerak/migrasi jika penampang batuanya
memiliki tingkat porositas dan permeabilitas yang tinggi. Selain itu diperkirakan
jika daerah yang memiliki kelandaian yang rendah dan terdapat cekungan bisa
berpotensi keterdapatan mineral. Karena menurut prisnsip transportasi sedimen ,
butiran sedimen dapat tertransport ke daerah jauh/rendah jika memiliki resistensi
tinggi. Biasanya butiran yang memilki resistensi tinggi ini merupakan mineral
berat. Sehingga mungkin saja daerah ini berpotensi adanya keterdapatan sumber
mineral.

5.2 Peta Kontur Isopach

Peta kontur isochore berguna untuk menggambarkan ketebalan


sesungguhnya dari suatu lapisan. Dengan peta ini kita mampu memperlihatkan
ketebalan lapisan reservoir. Lapisan reservoir sendiri merupakan lapisan
dimana berpotensi sebagai cebakan fluida bisanya berupa minyak dan gas.
Pada peta kontur isopach sendiri sesungguhnya apa yang dibahas hampir
sama dengan isochore namun pada sesi ini akan membahas morfologi dari
kenampakan peta isopach. Seperti kita ketahui pada peta kontur isopach
merupakan peta yang menujukan ketebalan sesungguhnya dari lapisan batuan.
Pada peta ini didasari dari perhitungan lapisan batuan yaitu perkalian antara
Isochore dengan kosinus (Cos) sudut dip. Dari perhitungan ini didapatkan nilai
ketinggian (h), dimana pada ketinggian di peta ini terbagi menjadi 3 bagian
yaitu lapisan tebal dengan ketebalan 1500-2300 m, lapisan sedang dengan
ketebalan 700-1500m dan lapisan tipis dengan ketebalan 0-700m

2300
2200
15 2100
2000
1900
1800
1700
1600
10 1500
1400
1300
1200
1100
Potensi Reservioar 1000
900
5 800
700
600
500
400
300
0 200
5 10 15 20 25 100
0

Lapisan tebal-sedang persebaranya mendominasi pada daerah selatan.


Dari kenampakan 3D dapat terlihat pada daerah ini memiliki morfologi
berbukit-bukit hingga dataran tinggi. Ini dapat di interpretasikan bahwa pada
morfologi ini merupakan sumber suplai sedimen ataupun pergerakan sedimen
dari provenancenya masih dekat. Sehingga pada morfologi ini ukuran butir
klastika masih cukup kasar. Sedangkan pada lapisan tebal-tipis mendominasi di
daerah utara ini mengindikasikan bahwa pada lapisan ini cenderung ukuran
butirnya telah bergerak lebih jauh sehingga akibat dari proses transportasi
sedimen ukuran butir yang awalnya kasar berubah menjadi halus. Pada lapisan
ini ditunjukan dengan morfologi yan gcenderung landai. Sehingga dari
kenampakan ini dapat ditentukan arah dari persebaran sedimen. dari arah
persbaran sedimen ini kita dapat tahu tujuan awal kita yaitu mengetahui potensi
persebaran lapisan reservoar yang di indikasikan berada pada lapisan tebal
yang ditunjukan lingkaran ungu pada gambar diatas.

5.3 Peta Kontur SSR


Peta Sand Shale Ratio (SSR) akane memperlihatkan dengan garis
kontur perbandingan jumlah ketebalan interklasi pasir terhadap sisipan serpih
pada suatu interval lapisan. Pada peta ini lebih tepat untuk perubahan fasies
yang bersifat penyerpihan.
Pada peta ini terdapat kenampakan 2 litologi dominan yaitu Sand yang
ditunjukan dengan warna kuning dimana rentang nilai SSRnya >8 dan Shale
dengan warna hijau dimana rentang nilai SSRnya <1/8-<8.
Pada peta ini bermanfaat untuk mengetahui persebaran litologi. Peta
kontur SSR ini dapat berkaitan dengan peta kontur lainya untuk saling
mendukung penginterpretasian suatu bentukan. Pada peta kontur isochore telah
dijelaskan tentang arah persebaran sedimen dimana akan bergerak dari tempat
tinggi ke rendah dimana pada pembahasan di peta isochore arah laut
merupakan arah timur laut (NE). Pada peta kontur SSR dapat mendukung
interpretasi tersebut.
46
44
15 U 42
40
38
36
34
32
30
10 28
26
24
22
20
18
16
5 14
12
10
8
6
4
0 2
5 10 15 20 25 0
-2

Terlihat pada kenampakan peta SSR persebaran Sand lebih mendominasi


di bagian selatan, sesuai interpretasi awal bahwa pada daerah ini memiliki
morfologi yang tinggi sehingga ukuran dari sedimen masih cukup kasar,
sedangkan ukuran yang lebih halus cenderung mendominasi bagian Barat Daya
(SW) hingga Timur laut (NE) dimana morfologi pada bagian ini cukup landai
dan semakin menurun ke arah timur laut. Dengan demikian dapat di
interpetasikan arah laut tetap pada arah Timur Laut.

5.4 Peta Kontur SSR dan Isopach


Pada pembahasan ini peta kontur SSR dapat berkorelasi dengan Isopach
dalam penentuan reservoar minyak bumi. Mengambil pembahasan pada poin
5.2 dan ,lapisan tebal-sedang persebaranya mendominasi pada daerah selatan.
Dari kenampakan 3D dapat terlihat pada daerah ini memiliki morfologi
berbukit-bukit hingga dataran tinggi. Ini dapat di interpretasikan bahwa pada
morfologi ini merupakan sumber suplai sedimen ataupun pergerakan sedimen
dari provenancenya masih dekat. Sehingga pada morfologi ini ukuran butir
klastika masih cukup kasar. Pada lapisan bagian selatan ini memiliki
ketebalan batupasir yang cukup tebal dimana batupasir memiliki porositas
dan permeabilitas yang sangat tinggi sehingga pada batu pasir ini bisa
berpotensi sebagai reservoar minyak bumi. Karena fluida akan lebih bebas
bergerak/migrasi jika penampang batuanya memiliki tingkat porositas dan
permeabilitas yang tinggi. Sedangkan pada lapisan tebal-tipis mendominasi di
daerah utara ini mengindikasikan bahwa pada lapisan ini cenderung ukuran
butirnya telah bergerak lebih jauh sehingga akibat dari proses transportasi
sedimen ukuran butir yang awalnya kasar berubah menjadi halus. Pada
lapisan ini ditunjukan dengan morfologi yan gcenderung landai. Sehingga
dari kenampakan ini dapat ditentukan arah dari persebaran sedimen. dari arah
persbaran sedimen ini kita dapat tahu tujuan awal kita yaitu mengetahui
potensi persebaran lapisan reservoar yang di indikasikan berada pada lapisan
tebal yang ditunjukan lingkaran ungu pada gambar diatas.
Terlihat pada kenampakan peta SSR persebaran Sand lebih
mendominasi di bagian selatan, sesuai interpretasi awal bahwa pada daerah
ini memiliki morfologi yang tinggi sehingga ukuran dari sedimen masih
cukup kasar, sedangkan ukuran yang lebih halus cenderung mendominasi
bagian Barat Daya (SW) hingga Timur laut (NE) dimana morfologi pada
bagian ini cukup landai dan semakin menurun ke arah timur laut. Dengan
demikian dapat di interpetasikan arah laut tetap pada arah Timur Laut.

Potensi Reservoar

Dari interpretasi diatas menujukan bahwa pada bagian selatan atau


ditunjukan dengan lingkaran oranye menunjukan daerah tersebut merupakan
daerah yang sangat berpotensi sebagai reeservoar minyak bumi dimana
kondisi litologi pada daerah tersebut sangat mendukung yaitu berupa lapisan
batupasir yang memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi serta
memiliki ketebalan yang tebal.
Pada korelasi antara kedua peta ini tidak hanya mendukung
keterdapatan hidrokarbon namun juga dapat membantu menginterpretasikan
keterdapatan struktur geologi yang bekerja pada daerah itu. Masih pada
daerah selatan ini, pada kenampakan peta konturserta 3D dar isopach dan
SSR memperlihatkan anomali perubahan litologi.
46
44 2300
15 42 2200
40 15 2100
38 2000
36 1900
34 1800
32 1700
30 1600
10 28 1500
10
26 1400
24 1300
22 1200
20 1100
18 1000
16 900
5 14 5 800
12 700
10 600
8 500
6 400
4 300
0 2 0 200
5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25 100
-2 0

Indikasi Struktur
Pada peta yang dilingkari menunjukan adanya anomali, dari peta SSR
terlihat persebaran litologi batupasir yang seolah olah terpotong / tidak simetris
pada arah barat. Pada kenamkan peta Isopach juga terlihat anomali dimana
perubahan dari ketebalan tinggi ke ketebalan sedang/rendah terjadi secara ekstrim.
Di interpretasikan pada daerah ini terdapat indikasi sesar. Karena menurut
interpretasi dari data yang ada menunjukan bahwa perubahan litologi ataupun
perubahan ketinggian yang berubah secara tiba-tiba akibat pemotongan
merupakan aktifitas dari struktur geologi berupa sesar. Keterdapatan sesar ini
memungkinkan membantu aktifitas hidrokarbon yang tersimpan pada lapisan
reservoar akan bergerak/bermigrasi.

Anda mungkin juga menyukai