Anda di halaman 1dari 3

ARAHAN KEBIJAKAN

Deteksi Dini Kanker Leher


Rahim dan Kanker Payudara
di Indonesia 2007-2014

SITUASI PENYAKIT Situasi Penyakit Kanker Faktor Risiko Deteksi Dini Arahan Kebijakan
KANKER
di Indonesia Kanker

Abstrak
Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi di Indonesia.
Dalam rangka pengendalian kedua kanker tersebut, Kementerian Kesehatan (Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Subdit Pengendalian Penyakit Kanker) bekerja sama
dengan lintas program terkait, pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi profesi, Female Cancer Program (FCP), Solidaritas Istri Kabinet Indonesia
Bersatu (SIKIB), dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), serta PKK
dalam mengembangkan program deteksi dini. Program tersebut dikembangkan sejak tahun
2007, dengan didahului pengembangan pada 6 lokasi pilot project, kemudian dikembangkan
ke daerah lain di seluruh Indonesia. Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan menggunakan
metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan tindakan krioterapi untuk IVA positif
(lesi pra kanker leher rahim positif), sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan
metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) atau Clinicial Breast Examination (CBE).
Program deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara ini dicanangkan oleh Ibu
Negara. Target program adalah 50% perempuan berusia 30-50 tahun yang dicapai dalam 5
tahun. Kegiatan deteksi dini dilaksanakan di Puskesmas dengan rujukan ke rumah sakit
kabupaten/kota dan rumah sakit tingkat provinsi. Kegiatan pokoknya adalah advokasi dan
sosialisasi, pelatihan pelatih (training of trainers), pelatihan provider di kabupaten/kota,
pelatihan kader di Puskesmas, promosi, pelaksanaan skrining, pencatatan dan pelaporan
(surveilans), serta monitoring dan evaluasi. Data hasil skrining dilaporkan menggunakan
formulir baku sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 796 Tahun 2010 tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim serta
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Surveilans Penyakit Tidak Menular. Sampai dengan
tahun 2014, program telah berjalan pada 1.986 Puskesmas di 304 kabupaten/kota yang
berada di 34 provinsi di Indonesia. Cakupan hasil kegiatan dari 2007 sampai 2014, yaitu
telah dilakukan Skrining terhadap 904.099 orang (2,45%), hasil IVA positif sebanyak 44.654
orang (4,94%), suspek kanker leher rahim sebanyak 1.056 orang (1,2 per 1.000 orang) dan
tumor payudara sebanyak 2.368 orang (2,6 per 1.000 orang). Kegiatan deteksi dini tidak
hanya perlu terus diperkuat di daerah yang sudah mengembangkan, namun juga diperluas
ke daerah lain yang belum mengembangkan untuk mencapai target dalam Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan.
SITUASI
PENYAKIT
KANKER Penyakit kanker merupakan1salah satu
penyebab kematian utama di seluruh
dunia
ada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang.

P
Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab
terbesar kematian akibat kanker setiap tahunnya. Berdasarkan Data
GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa
pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian
akibat kanker di seluruh dunia. Gambar 1 menunjukkan bahwa kanker payudara,
kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis kanker dengan persentase kasus
baru tertinggi. Sementara itu, kanker paru dan kanker payudara merupakan
penyebab kematian tertinggi akibat kanker

2
3

Anda mungkin juga menyukai