Anda di halaman 1dari 3

Hasil Wawancara TB Puskesmas Kelurahan Kapuk Muara

Sumber informasi: Ibu Lamhot


Waktu wawancara: Senin, 12 Juni 2017, Pukul 11.00 WIB
Pewawancara: Tegar dan Vita
Periode Data Januari-November 2016

1. Jumlah pasien TB yang diobati:


a. Total 11
2. Jumlah pasien baru TB yang diobati:
a. Baru 10
b. Kambuh 1
3. Jumlah pasien TB paru dan ekstraparu
a. Paru 11
b. Ekstraparu 0
4. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang diobati
a. 10
5. Jumlah pasien baru TB paru yang mengalami konversi pada akhir pengobatan fase
intensif
a. 0
6. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang sembuh
a. 0
7. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang hasil pengobatannya
lengkap
a. 0
8. Jumlah pasien baru TB paru yang meninggal
a. 0
9. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang gagal pengobatan
a. 0
10. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang pindah (transfer out)
a. 0
11. Jumlah pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang default/loss to follow up
a. 0
12. Hasil pemeriksaan sputum suspek TB dewasa
a. Tidak ada suspek TB
13. Jumlah Pasien TB status HIV Positif
a. 0
14. Jumlah Pasien TB status HIV Negatif
a. 0
15. Jumlah Pasien TB status HIV tidak diketahui
a. 11
16. Kriteria pasien disuspek TB
a. Dari anamnesis ada 5 gejala utama TB (batuk >2 minggu tidak membaik dengan
antibiotik non OAT, penurunan berat badan, sesak napas, keringat dingin pada
malam hari, nafsu makan menurun)
17. Cara diagnosa TB
a. Melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik, lalu pemeriksaan dahak.
18. Sistem rujukan untuk ke poli TB (Kalau fasilitas diagnosis tidak ada, alurnya dirujuk
kemana)
a. Dirujuk ke puskesmas kecamatan penjaringan
19. Kegiatan program pengendalian TB
a. Penyuluhan ke sekolah-sekolah dan posyandu
20. Sumber daya manusia dalam program pengendalian TB (dokter, staf berapa orang yg
menangani tb, bpu & poli tb-)
a. Perawat ada 1
21. Apakah Penjaringan Kasus TB dilakukan (pasien suspek tb/bta positif apakah
keluarganya/tinggal serumah dengan pasien juga dilakukan pemeriksaan bta?)
a. Yang tinggal serumah akan diperiksa bila pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
ada gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis TB
22. Apakah Koseling pada pasien TB rutin dilakukan? Bila ya apa bentuknya, bagaimana
pelaksanaannya. Bila tidak mengapa.
a. Rutin dilakukan, dengan tatap muka langsung dengan pasien dan PMO di ruang
poli TB. Konseling dilakukan sekitar 5x dari awal pasien mulai didiagnosis
hingga selesai berobat.
23. Apakah ada Kader TB, bagaimana pelatihannya, berapa jumlahnya, Pendanaan
bagaimana?.
a. Ada 3 kader TB, pelatihan dan pendanaan semua berasal dari LSM.
24. Apakah semua pasien tb punya PMO, apakah ada pelatihannya bila ada bagaimana
pendanaannya?
a. Semua pasien TB wajib punya PMO, pelatihan langsung dari pemegang program
TB di PKL. Pendanaan tidak ada karena PMO adalah keluarga atau teman pasien
yang dengan sukarela mau mendukung kesembuhan pasien.
25. Apakah kunjungan rumah pasien TB selalu rutin dilakukan ?, apa kendalanya?
Pendanaannya seperti apa?
a. Rutin dilakukan bila ada pasien yang datang di hari pemberian obat yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kendala saat ini tidak ada karena pasien senang bila
dikunjungi.
26. Apakah pasien dan PMO diberikan penjelasan cara mengeluarkan dahak dengan benar?
a. Setiap PMO diberikan penjelasan cara mengeluarkan dahak dengan benar.
27. Sumber dana untuk program pengendalian TB (Program TB Pengadaan OAT-, pelatihan
PMO ada dananya atau tidak, pelatihan Kader ada dananya atau tidak, Kegiatan Kader
TB ada dananya atau tidak)
a. PMO tidak didanai, pelatihan kader TB dana dari LSM
28. Sarana prasarana dalam program pengendalian TB (Poli TB apakah berdiri sendiri atau
digabung dengan poli lain, Bagaimana Regimen oat kategori I, II, anak, system
pemberian OAT, pernahkan kekurangan OAT, Pamflet, media penyuluhan, fasilitas
ruangan apakah punya ruangan khusus poli tb, bagaimana ruangannya- Fasilitas
laboratorium, fasilitas pemeriksaan penunjang.)
a. Poli Tb berdiri sendiri, regimen OAT ada kategori anak, I, dan II dengan regimen
yang sama dengan PKC. Sistem pemberian OAT adalah pasien datang seminggu
sekali untuk fase intensif, setiap datang pasien akan diberi persediaan OAT untuk
7 hari, sedangkan untuk fase lanjutan pasien datang untuk mengambil obat tiap 2
minggu sekali. Penanggung jawab TB tidak pernah kekurangan OAT, Pamflet,
media penyuluhan. Fasilitas ruangan khusus TB juga cukup memadai dengan 3
buah jendela dan sebuah kipas angin. Di PKL tidak ada fasilitas pemeriksaan
penunjang.
29. Kendala dan saran dalam program pengendalian TB
a. Kurangnya sumber daya manusia yang membantu program TB, sarannya adalah
ditambahkannya tenaga kerja untuk membantu program TB.
30. Faktor lingkungan yang berpengaruh dalam pelaksanaan program TB (apakah
masyarakat mendukung program TB? Bila iya seperti apa, bila tidak kenapa. Apakah ada
LSM yang mendukung program TB, bentuk dukungannya seperti apa.
a. Masyarakat mendukung dengan antusiasme saat penyuluhan. Ada LSM yang
mendukung program TB dan dukungannya berupa pendanaan dan pelatihan
31. Sistem pencatatan dan pelaporan dalam program pengendalian TB
a. Dicatat dalam form TB 01, 02, 03, dan 05.
32. Monitoring dan evaluasi program pengendalian TB (tiap brp bulan/tahun, apa aja yang
dilaporkan, kepada siapa/instansi apa pelaporan dilakukan)
a. Tiap bulan dilakukan pelaporan ke Puskesmas Kecamatan meliputi data
pasien TB yang diobati, daerah mana saja yang diberi penyuluhan, stok
obat, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai