Anda di halaman 1dari 15

PSIKIATRI KOMUNITAS

1. DEFINISI
Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas merupakan jejaring pelayanan
kesehatan jiwa yang menyediakan pengobatan berkelanjutan, akomodasi, okupasi, dan
dukungan sosial bagi mereka yang mengalami problem kesehatan jiwa untuk dapat
kembali pulih pada fungsi psikosososial yang optimal. Upaya pelayanankesehatan ini
bersifat inklusif, mengintegrasikan pelayanannya dalam kegiatan yang sudah ada di
masyarakat. Dokter di pelayanan primer merupakan bagian penting dari jejaring
pelayanan kesehatan ini.

2. TUJUAN
Untuk mengurangi masa perawatan penderita di rumah sakit dan memulihkan
kemampuanpsikososial penderita dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

3. PRINSIP
Beberapa prinsip dan penekanan dalam psikiatri komunitas di antaranya:
a. Penekanan pada praktik di dalam masyarakat
b. Penekanannya lebih pada masyarakat atau populasi secara
keseluruhandibandingkan individu
c. Penekanan terutama pada pelayanan yang bersifat preventif
d. Penekanan pada proses pelayanan yang berkesinambungan dan komprehensif
e. Penekanan pada sistem pelayanan yang tidak langsung(bersifat
konsultasi,edukasi,capacity building)
f. Penekanan pada psikoterapi singkat dan krisis intervensi

4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas adalah:
a. Upaya prevensi dan promosi Kesehatan Jiwa
b. Upaya deteksi dini & pengobatan segera
c. Upaya rujukan dan perawatan lanjutan
d. Upaya rehabilitasi dan resosialisasi
e. Upaya pelayanan kesehatan jiwa ini dilakukan oleh sebuah Tim
TerpaduMultidisiplin, antara lain: psikiater, psikolog, pekerja sosial, dokter umum (
dengan minat khusus Psikiatri), perawat jiwa (Psychiatric Nurse), dan ahli
terapi okupasi(Occupational therapist)

5. KOMPONEN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA


KOMUNITAS
a. Crisis assesssment & treatment
b. Consultation & continuing care
Fasilitas layanan ini dapat diberikan di rumah sakit, atau di komunitas, baik oleh
terapis maupun perawat. Layanan diberikan dalam bentuk layanan untuk program
rehabilitasi, kebutuhan khusus, dukungan klinis, nasihat, atau transportasi khusus.
Tidak semua kasus perlu menjalani perawatan dalam waktu lama. Dokter bertugas
untuk memutuskan perlu tidaknya perawatan tersebut melalui kerjasama dengan
tenaga kesehatan laian atau petugas perawatan. Contoh kasus yang memerlukan
perawatan dalam waktu lama adalah pasien demensia dengan hiperaktivitas motorik
namun kondisi rumah tidak menunjang untuk perawatan, malahan berisiko tinggi
untuk terjadinya kecelakaan. Layanan kesehatan ini diharapkan dapat melibatkan
berbagai layanan sosial dan organisasi lain untuk menghindari adanya kesenjangan
dalam memberikan pelayanan.
c. Case management
Dalam sektor kesehatan mental masyarakat, case management mempromosikan
akses atau melanjutkan perawatan yang berbasis komunitas bagi para penderita
gangguan mental. Model case management terdiri dari sedikitnya 5 fungsi utama
(penilaian, perencanaan, advokasi, membentuk jaringan, dan monitoring). Seorang
case manager (pengelola kasus) memiliki peran dan tugas:
Menjamin kasus mendapat pelayanan yang benar dan memadai
Membantu kasus mengakses berbagai pelayanan secara terintegrasi
Melakukan penilaian kebutuhan dan masalah kasus
Merencanakan pengelolaan kasus sesuai masalah dan kebutuhannya
Mengkoordinasikan berbagai bentuk layanan yang dibutuhkan kasus dan
memantau pelaksanaannya
d. Day and evening care
Fasilitas terdiri dari perawatan medis dengan penambahan beberapa aktivitas yang
bersifat rekreasional, vokasional, keterampilan hidup, dan sosial untuk mereka yang
memerlukan dukungan intensif dalam jangka waktu yang singkat. Dapat berfungsi
sebagai alternatif atau mekanisme followup untuk pasien rawat jalan.
e. Home care
Merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah untuk pasien setelah
dirawat di rumah sakit atau untuk masyarakat umum. Berupa layanan pemeriksaan,
pengobatan maupun keperawatan terutama bagi pasien yang sulit untuk datang ke
rumah sakit, atau pasien yang memerlukan latihan keterampilan hidup di rumah.
Manfaat layanan berhubungan dengan semakin tingginya partisipasi keluarga, hemat
waktu dan biaya untuk datang dan menjalani perawatan di rumah sakit.
f. Residential care
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, pasien gangguan jiwa berat
seringkali memerlukan supportive housing. Meraka kadangkadang dapat tinggal
kembali bersama keluarga, tetapi tidak jarang mereka memerlukan sebuah rumah
permanen tersendiri. Kebutuhan ini semakin meningkat dengan adanya penolakan
dari keluarga atau lingkungan sekitar. Berlanjut dari perawatan di rumah sakit, pasien
ditempatkan dalam sebuah program housing dimulai dari program dengan
pengawasan, tersupervisi, menggunakan seting rawat inap hingga bergerak maju ke
program yang lebih sesuai dengan seting rumah, lebih longgar dalam pengawasan.
Bentuk residential care disesuaikan dengan level kebutuhan supervisi, lama
tinggal, jumlah penghuni, dan jenis layanan lain yang diperlukan (rehabilitasi
vokasional atau aktivitas rekreasi).

6. PERAN DOKTER UMUM


Mengingat sebagian besar kasus gangguan jiwa di masyarakat datang ke
Pelayanan Primer, maka dokter umum justru menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan
jiwa masyarakat. Pelayanan Primer seyogyanya mampu memberikan pelayanan
kesehatan jiwa dasar, meliputi: deteksi dini masalah kesehatan jiwa, pengobatan
gangguan jiwa yang lazim, konseling dan psikoedukasi, serta melakukan rujukan kasus
spesialistik. Pelayanan Primer (+Keswa) dapat menjadi pusat edukasi dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan jiwa. Mengembangkan Posyandu (+Keswa), dan
kegiatan promotif/preventif lainnya. Di daerah yang jauh dari fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa, maka Pelayanan Primer diharapkan mampu memberikan pelayanan
kesehatan jiwa dasar dan pemeliharaan kesehatan jiwa berkelanjutan (continuing care).
Pelayanan Primer (+Keswa), mampu memberikan pelayanan kesehatan jiwa
secara relatif komprehensif, dengan supervisi yang memadai dari tenaga ahli (Psikiater)
dari Pusat Kesehatan Jiwa yang ditunjuk sebagai induknya. Pelayanan Primer
(+Keswa), dapat membentuk Tim Kesehatan Jiwa yang terdiri dari dokter umum terlatih,
perawat kesehatan jiwa, dan tenaga lapangan (outreach). Tim ini diharapkan mampu
memberikan pelayanan:
Crisis assesssment & treatment
Consultation & continuing care
Case management
Di daerahdaerah yang rawan, seperti: daerah bencana, daerah konflik, kampung
pengungsian, dan sebagainya, Pelayanan Primer (+Keswa) perlu dikembangkan agar
mampu melayani kebutuhan kesehatan jiwa masyarakat secara memadai
DAFTAR PUSTAKA

1. McArthurMiller D, Jacques Daniel Revised: March 7, 2006


2. The American Heritage Stedman's Medical Dictionary, 2nd Edition Copyright 2004 by
Houghton Mifflin Company. Published by Houghton Mifflin Company.
3. Kaplan HI, Sadock: Comprehensive text book of Psychiatry
MEDICAL HIPNOSIS

1. DEFINISI
Hipnosis merupakan sebuah prosedur dimana seorang praktisi mensugesti
perubahan pada sensasi, persepsi, pikiran, perasaan, ataupun perilaku subjek.( Carole
Wade & Carol Tavris, 2007:173).
Hipnosis adalah fenomena mental alami. Setiap manusia normal punya
kemampuan untuk mengalami hipnosis. Anda dapat menolak hipnosis dengan cara
mengabaikan semua yang dikatakan hipnotist. Seperti halnya anda bisa menolak untuk
terharu oleh cerita yang sedih dalam film dengan cara memikirkan hal lain ketika
menonton film.

2. TEORI HIPNOSIS
a. Teori Disosiasi
Teori ini diajukan oleh Ernest Hilgard yang menyatakan bahwa hipnosis, seperti
mimpi yang jelas dan bahkan distraksi sederhana, melibatkan disosiasi, yaitu
terpisahnya kesadaran di mana satu bagian pikiran bekerja sendiri dan terlepas dari
kesadaran yang lainnya.Menurutnya, ketika sebagian besar pikiran kita menjadi
subjek dari sugesti hipnosis, bagian lainnya menjadi pengamat tersembunyi, yang
memantau tapi tapi tidak terlibat dalam proses ini.Kecuali diberikan instruksi khusus,
orang yang terhipnotis tidak akan menyadari keberadaan pengamat ini.
b. Teori Hipnosis Sosiokognitif
Pada pendekatan ini dinyatakan bahwa efek hipnosis merupakan hasilinteraksi
antara pengaruh sosial yang dimiliki penghipnotis(bagian sosio) dan kemampuan,
kepercayaan, serta harapan subjek (bagian kognitif). Pandangan sosiokognitif juga
menjelaskan mengapa beberapa orang dalam keadaan terhipnotis melaporkan adanya
pengambilalihan jiwa atau ingatan oleh makhluk luar angkasa serta menjelaskan
munculnya kasus mengenai regresi ke kehidupan masa lalu.
3. APLIKASI HIPNOSIS
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui beberapa aplikasi dari hipnosis,
diantaranya:
a. Psikologi
Dalam bidang psikologi hipnotis dapat digunakan sebagai sebuah metode terapi
yang dikenal dengan hipnoterapi, seperti untuk menghilangkan phobia, melupakan
sebuah kejadian traumatis dan menghilangkan kebiasaan yang tidak diinginkan
seperti merokok, narkoba. Dalam kajian psikologi modern hipnotis dipergunakan
untuk pengobatan dan metode induksinya pun lebih menekankan pada komunikasi
b. Kedokteran
Aplikasi hipnotis dalam dunia kedokteran antara lain untuk membantu proses
anastesi (tanpa menggunakan obat, tetapi dengan menggunakan sugesti), membantu
meningkatkan semangat dan motivasi hidup para penderita penyakitnyakit yang berat
(AIDS, Kanker, dll) sehingga mereka mampu menjalani pengobatan dengan pikiran
dan perasaan yang lebih optimis, membantu proses persalinan dengan relatif nyaman.
c. Profesi(Pekerjaan)
Karena hipnotis pada dasarnya adalah seni komunikasi yang terkait dengan
penerapan psikologi, maka aplikasinya dapat digunakan untuk meningkatkan rasa
percaya diri, mengatur pola stress, membangun mental pantang menyerah,
meningkatkan kemampuan dan mental negosiasi, membangun kebiasaan berpikir
positif, dan masih banyak lagi lainnya.
d. Hubungan
Potensi kita untuk mampu memahami pikiran dan persepsi orang lain itulah yang
digali dengan menggunakan teknik terapan dari hypnotherapy, sehingga kita mampu
mengerti pola pikir dan perasaan orang lain, serta lebih efektif dalam
mengkomunikasikan pikiran dan pesersepsi kita pada mereka.
4. HIPNOTERAPI
a. Definsi
Hipnoterapi adalah suatu rangkaian proses yang digunakan seorang hipnoterapis untuk
menyelesaikan masalah klien dengan ilmu hipnosis. Hypnotherapy adalah suatu metode
dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi
dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan
terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima
sugesti penyembuhan yang diberikan.

b. Manfaat
Saat ini hipnoterapi dapat digunakan untuk mengatasi masalah masalah sebagai
berikut:
Masalah fisik
Ketegangan otot dan rasa nyeri yang berlebihan dapat dibantu dengan
Hipnoterapi. Dengan Hipnoterapi, dapat membuat tubuh menjadi relaks dan
mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan secara drastik.
Masalah Emosi
Serangan panik, ketegangan dalam menghadapi ujian, kemarahan, rasa
bersalah, cemas, kurang percaya diri dan lain-lain adalah masalah-masalah
emosi yang berhubungan dengan rasa takut dan kegelisahan. Semua masalah
di atas bisa diatasi dengan Hipnoterapi.
Masalah Perilaku
Masalah perilaku seperti merokok, makan berlebihan dan minum
minuman keras yang berlebihan dan berbagai macam perilaku ketagihan,
dapat diatasi dengan Hipnoterapi. Hipnoterapi juga bisa membantu insomnia
dan gangguan tidur.
c. Dasar-Dasar Dalam Mempelajari Hipnoterapi
Pikiran bawah sadar manusia menyimpan misteri yang luar biasa. Banyak hal
yang menyangkut manusia bersumber dari berbagai data dan nilai yang tersimpan di
pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar tidak saja terkait dengan perilaku dan
mental, tetapi lebih jauh lagi pikiran bawah sadar dapat merubah metabolisme,
mempercepat penyembuhan, atau bahkan memperburuk suatu kondisi penyakit.
Hypnotherapy adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan
relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah
gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga yang
bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang
diberikan.
Secara konvensional, Hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang
memenuhi persyaratan dasar, yaitu :
Bersedia dengan sukarela
Memiliki kemampuan untuk fokus
Memahami komunikasi verbal
Untuk memahami Hypnosis atau Hypnotherapy secara mudah dan benar,
sebelumnya kita harus memahami bahwa aktivitas pikiran manusia secara sederhana
dikelompokkan dalam empat wilayah yang dikenal dengan istilah Brainwave, yaitu :
Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini
adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekwensi pikiran
pada kondisi ini sekitar 14 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG)
Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar,
mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam
kondisi relaksasi. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 14 Cps.
Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang
bersangkutan merasa tertidurBeta, Alpha, Theta, dan Delta, kondisi ini seperti halnya
pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang
pikiran ketika seseorang tertidur dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye
Movement). Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 7 Cps
Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi
ini sekitar 0.5 3.5 Cps.
Kondisi Hypnosis sangat mirip dengan kondisi gelombang pikiran Alpha dan
Theta. Yang sangat menarik, bahwa kondisi Beta, Alpha, dan Theta, merupakan
kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri kita. Suatu saat kita di
kondisi Beta, kemudian sekian detik kita berpindah ke Alpha, sekian detik berpindah
ke Theta, dan kembali lagi ke Beta, dan seterusnya.
Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah
gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha,
Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah
ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan - akan
seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta.
Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat
didengarkan dengan baik, tetapi justru suara - suara ini didengar dengan sangat baik
oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena
tidak disadari oleh pikiran sadar yang bersangkutan.

d. Syarat Melakukan Hipnoterapi


Secara konvensional, Hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang
memenuhi persyaratan dasar, yaitu :
Bersedia dengan sukarela
Memiliki kemampuan untuk focus
Memahami komunikasi verbal.

e. Tahap Hipnoterapi
Pada saat proses hipnoterapi berlangsung, klien hanya diam. Duduk atau
berbaring, yang sibuk justru terapisnya, yang bertindak sebagai fasilitator. Akan
tetapi, pada proses selanjutnya, klien lah yang menghipnosis dirinya sendiri
(Otohipnotis), berikut proses sebuah tahapan hipnoterapi :
Pre - Induction (Interview)
Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu.
Setelah klien mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka
percakapan untuk membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap
hipnotis / hipnoterapi dan menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua
pertanyaan klien. Sebelumnya hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek
psikologis dari klien, antara lain hal yang diminati dan tidak diminati, apa yang
diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya. Pre - Induction merupakan tahapan
yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi diawali dari proses Pre
- Induction yang tidak tepat.
Suggestibility Test
Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke
dalam orang yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas
juga berfungsi sebagai pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap
proses hipnoterapi. Uji sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan
teknik induksi yang terbaik bagi sang klien.
Induction
Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa
pikiran klien berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub
conscious), dengan menembus apa yang dikenal dengan Critical Area.
Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi rileks. maka frekuensi gelombang otak
dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta. Semakin turun gelombang otak,
klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi trance. Inilah yang
dinamakan dengan kondisi terhipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui kedalaman
trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance klien).
Deepening (Pendalaman Trance)
Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih
dalam. Proses ini dinamakan deepening.
Suggestions / Sugesti
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post
Hypnotic Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis
masih berlangsung dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien
meskipun klien telah keluar dari proses hipnotis. Post Hypnotic Suggestion adalah
salah satu unsur terpenting dalam proses hipnoterapi.
Termination
Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan lahan akan
membangunkan klien dari tidur hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar.

f. Penggunaan Hipnosis pada Kedokteran


Seorang yang sakit secara medis, mau sembuh atau tidak mau mengikuti saran
dokternya atau tidak, tergantung pada pasien sendiri. Sehebat apapun dokternya,
apabila pasien tidak menuruti apa kata dokternya, tentunya sulit untuk sembuh.
Dalam kasus - kasus tertentu yang bersifat medis, hipnoterapi bukan suatu bentuk
alternatif dari pengobatan, tetapi menjadi suplemen terhadap proses
penyembuhannya. Sehingga jika secara medis masalah tersebut masih memerlukan
pengobatan secara medis maka masih tetap dibutuhkan seorang dokter untuk
memberikan obatnya. Seorang hypnotherapist membantu dalam masalah mentalnya.
Metode hipnoterapi modern dengan orientasi kepada pasien lebih banyak
berperan untuk membuka kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya
dan membantu pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia
sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat menerima
kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya atau kegiatannya sehari-hari.
Hipnotis kedokteran telah mengalami banyak perkembangan sejak pertama kali
diterapkan oleh Dr. Franz Anton Mesmer (1734-1815) dan Dr. James Braid (1795-
1860). Pada 1955, The British Medical Association mengakui hipnotis sebagai salah
satu terapi medis yang sahih.
Hipnotis kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan
dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan
dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoterapi (penyehatan dengan hipnotis bagi
orang sakit), serta masih ada hipnotis untuk rehabilitasi bagi orang cacat. Hipnotis
juga digunakan di bidang kebidanan (hypnobirthing) dan kedokteran gigi
(hypnodontics).
Hipnoterapi merupakan salah satu bentuk psikoterapi dalam dunia psikiatri.
Namun demikian, hipnoterapi juga bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik.
Pengobatan model ini bisa digabungkan dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak
dokter terutama ahli bedah dan anestesi yang terlatih dalam masalah hipnoterapi.
Demikian pula dokter gigi serta para perawat. Sayangnya, hingga kini masih banyak
orang yang enggan menjalani hipnoterapi.

g. Kasus Yang Dapat Ditangani dengan Hipnoterapi


Kasus seperti apa saja yang bisa mendapatkan hipnoterapi? pasien dengan kasus
kecemasan dan fobia adalah yang paling sering mendapatkan hipnoterapi. Bagi pasien
yang mengalami gangguan kecemasan sehingga cemas pula untuk menelan obat,
hipnoterapi adalah tindakan yang utama. Gangguan kesehatan bioplasmik (aura dan
chakra), ungkap Erwin, sudah tentu harus diatasi dengan hipnoterapi. Ini karena obat
- obatan kimia tidak mampu mencapai bioplasmik tersebut. Gangguan kesehatan
bioplasmik dapat dilihat dari menurunnya ketahanan mental maupun fisik, serta
berbagai bentuk alergi. Hipnoterapi juga dilakukan untuk pasien dengan gangguan
psikosomatik. Sedangkan untuk gangguan fisik murni (somatik), hipnoterapi berperan
sebagai penunjang.
Kasus kebutaan histerik, yakni kebutaan yang timbul setelah mengalami trauma
psikis, juga dapat diobati dengan hipnoterapi. Seperti halnya jenis terapi lainnya,
harus ada indikasi (alasan) untuk menggunakan hipnoterapi. Selain itu, terapi jenis ini
digunakan bila manfaatnya lebih besar dari pada kerugian yang mungkin timbul.\
Lebih lanjut, hipnoterapi mempunyai manfaat sebagai berikut: Pada anak-anak,
hipnoterapi dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti gigit kuku, menghisap jari,
gagap, ngompol, alergi / kulit merah-merah. Hipnoterapi juga diterapkan pada pasien
autisme.
Pada pasien dewasa, hipnoterapi dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti
masturbasi, merokok, judi, insomnia, penyakit kulit, kleptomania, phobia, trauma
pskologis (kekerasan, perkosaan), serta dapat mempercepat penyembuhan
ketergantungan narkoba. Di samping itu juga dapat membantu mengatasi luka bakar,
melenyapkan timbulnya kutil, serta mampu menyembuhkan penyakit seperti asma,
sinusitis, arthritis, mabuk laut, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke,
impotensi, mengatasi rasa sakit (kasus kanker, persalinan, dan cabut gigi ). Hipnotis
juga digunakan untuk mengatasi kecemasan bawah sadar sehingga pasien mampu
untuk menghadapi realitas, seperti pada kasus phobia, cemas, gangguan psikomatik,
ataupun kebiasaan buruk (bad habits)
Di bidang psikologi belajar, hipnotis dapat diarahkan untuk mengingkatkan
konsentrasi, daya ingat, kreatifitas, ataupun kesiapan menghadapi ujian. Sementara di
bidang industri, hipnotis bermanfaat untuk meningkatkan mutu SDM sehingga
diharapkan mampu menghadapi situasi kompetitif dan efektif dalam menjalani tugas
Arp

h. Efek Samping
Seperti terapi lainnya, hipnoterapi juga dapat menimbulkan efek samping.
Program yang ditanamkan dalam hipnoterapi harus positif. Ini mengingat pasien tidak
memiliki kemampuan merangkum (sintesis) karena kecerdasan jasmaninya menurun.
Bila hal ini tidak diperhatikan, bukan tidak mungkin akan muncul hasil yang tidak
diinginkan, seperti timbul abreaksi (keluarnya rekaman bawah sadar secara serentak,
seperti kekesalan dan kesedihan, sehingga ungkapan dan tindakan pasien tidak
terkendali).
DAFTAR PUSTAKA

1. Chamber, Bradford. 2005. How to hypnotize. Stravon Publisher: New York


Murphy, Joseph. 1997. The power of Your Subconscious Mind (terjemahan) spektrum :
Jakarta
2. McDonald F., 2006, Hypnotherapy Applications in Pain Management.
www.fmcdonald.com
3. McDonald F. 2006 Hypnotherapy in Substance Use Treatment. www.fmcdonald.com
4. Purwanto, S. 2007 Hipnoterapi (Suplemen Kuliah. Tidak diterbitkan Labels: psikoterapy

Anda mungkin juga menyukai