Kondisi Fisik Dan Wilayah Indonesia
Kondisi Fisik Dan Wilayah Indonesia
Indonesia terletak antara 60 LU dan 110 LS sehingga Indonesia berada pada iklim tropis
dengan ditandai dengan temperatur udara yang tinggi serta curah hujan yang
dipengaruhi oleh musim.
Indonesia terletak antara 950BT dan 1410BT sehingga wilayah Indonesia terdiri dari 3
daerah waktu yaitu : Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan
Waktu Indonesia Timur (WIT). Dengan selisih waktu 1 jam untuk setiap 150 dan jika
dibandingkan dengan waktu Greenwich (GMT) dengan WIB ada selisih waktu 7 jam,
apabila di Jakarta pukul 12.00 WIB maka menurut waktu GMT adalah pukul 05.00 pagi.
(ingat rumus, WIB = GMT + 7 dan sebaliknya GMT = WIB - 7)
WIB : meridian standarnya adalah 1050 meliputi : Sumatera, Jawa dan Madura,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan pulau-pulau kecil di wilayah itu.
Letak Indonesia yang berada di antara benua Asia dan Australia mengakibatkan
berhembusnya angin musim yang membawa musim hujan dan musim kemarau. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tekanan udara.
Angin muson : angin yang berubah arah setiap setengah tahun yang terjadi karena
adanya perbedaan pemanasan antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan
yang disebabkan adanya revolusi bumi mengelilingi matahari.
Angin muson tenggara berada di BBU saat benua Asia mengalami musim panas.
Sementara itu di BBS, benua Australia mengalami musim dingin, angin bertiup dari
benua Australia menuju benua Asia dan bergerak melewati gurun yang luas di Australia.
Akibatnya angin yang bertiup itu bersifat kering sehingga menyebabkan musim kemarau
di Indonesia.
Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober-April ketika matahari di BBS, benua Asia
mengalami musim dingin, sedangkan benua Australia mengalami musim panas.
Akibatnya, tekanan udara di benua Asia lebih tinggi dari benua Australia. Dengan
demikian angin akan bertiup dari benua Asia menuju Australia melalui laut Cina Selatan,
angin ini mengandung uap air sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.
d. Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asia, tipe Australia serta kaitannya
dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber.
1) Iklim
Berupa suhu udara, kelembapan udara, curah hujan. Kelembapan udara pengaruhnya
bersifat vertikal akibat perbedaan ketinggian tempat dan secara horizontal karena
perbedaan curah hujan
2) Relief
3) Kondisi tanah
4) Makhluk hidup
1) Hutan musim
Terdapat di wilayah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau,
tumbuhan bersifat homogen contoh : jati dan pinus, ada di Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Nusa Tenggara
Terdapat di daerah dengan curah hujan dan suhu udara tinggi, tumbuhan bersifat
heterogen, terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Dijumpai di daerah curah hujan rendah, tanaman keras dan menahun, terdapat di Nusa
Tenggara, banyak dikembangkan untuk usaha peternakan
4) Stepa
Merupakan hutan padang rumput yang sangat luas, dijumpai di daerah dengan curah
hujan sedikit, contoh di Nusa Tenggara Timur.
Tumbuh di daerah pantai, memiliki akar napas dan daun berlapis tebal untuk
mengurangi penguapan, banyak dijumapi di pantai yang arus lautnya tenang seperti :
Jawa, Papua, Sumatera bagian timur, pantai Kalimantan Barat dan pantai Kalimantan
Selatan.
1) Indo Malayan
Meliputi tanaman yang ada di kawasan Indonesia Barat, yaitu Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Bali dengan karakteristik memiliki jenis meranti-merantian yang sangat
banyak, terdapat berbagai jenis rotan, tidak memiliki hutan kayu putih, memiliki jenis
tumbuhan matoa (pometia pinnata) yang sedikit, memiliki jenis tumbuhan sagu yang
juga sedikit dan memiliki berbagai jenis nangka.
2) Indo Australian
Terdapat di kawasan Indonesia Timur, yaitu : Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua dengan karakteristik memiliki meranti-merantian yang sedikit, tidak memiliki
rotan, terdapat hutan kayu putih, memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khususnya
di Papua), memiliki banyak tumbuhan sagu dan tidak terdapat jenis nangka.
1) Paparan Sunda atau wilayah Indonesia bagian barat meliputi pulau Sumatera. Jawa,
Madura dan Kalimantan
3) Wilayah Peralihan atau wilayah Indonesia bagian tengah meliputi pulau Sulawesi,
kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara
Ciri fauna tipe Asiatis yaitu hewan menyusui yang bertubuh besar, terdapat berbagai
jenis kera. Contoh : harimau, gajah, oran utan, badak, siamang, tapir, banteng, rusa dan
burung heron. Persebarannya terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Madura dan Bali.
Ciri fauna tipe Australis yaitu jenis hewan menyusui bertubuh kecil, terdapat berbagai
jenis hewan berkantong. Contoh : kangguru, cendrawasih, kasuari, kakaktua, kuskus dan
nuri. Jenis ini terdapat di Kepulauan Aru dan wilayah Papua.
Ciri fauna tipe peralihan yaitu peralihan antara fauna tipe Asiatis dan fauna tipe
Australis, terdapat hewan Endemis (hewan yang habitatnya hanya di tempat tersebut)
contoh : babi rusa, anoa, biawak, komodo, kuda, burung maleo, kuskus. Terdapat di
Sulawesi dan kepulauan Nusa Tenggara.
Berasal dari bahan organik (sisa-sisa tumbuhan) yang hidup di daerah rawa-rawa.
Jenis tanah yang dihasilkan dari pelapukan batuan bekas letusan gunung api, merupakan
tanah yang baik untuk pertanian, karena tanahnya sangat subur.
4) Tanah Aluvial
Terbentuk akibat pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai, banyak
dijumpai di sepanjang lembah, bantaran sungai, dataran dan daerah pertemuan antara
laut dan sungai.
5) Tanah Mergel
Terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat, banyak ditemukan di lereng
pegunungan dan dataran rendah.
6) Tanah Humus
Terbentuk akibat hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan, tanahnya sangat subur dan dapat
ditemukan di bawah hutan dengan pohon-pohon yang lebat.
7) Tanah Podsol
Terbentuk karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah
Tanah yang berasal dari pelapukan batuan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batu pasir,
dan pasir kwarsa yang bersifat asam
9) Tanah Mediteran
Terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur, batuan sedimen dan batuan tufa
vulkanik
Terbentuk akibat pelapukan batuan naval, tanah liat dan tufa vulkanik
Terbentuk akibat pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sulit ditanami
Terbentuk akibat pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir
Terbentuk dari hasil endapan bahan aluvial di wilayah yang memiliki curah hujan lebih
dari 1500 mm pertahun
Adalah tanah yang terbentuk karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah
hilang terbawa oleh air hujan yang meresap dan mengalir di dalam tanah.
Contoh : mengolah tanah untuk ditanami tanaman, untuk pondasi bangunan, dan saran
transportasi seperti jalan.