Anda di halaman 1dari 3

Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas (Kumulatif)

(Dalam %)
Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas (Kumulatif)
(Dalam %)

No. Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014* 2015**

1. Industri Makanan dan Minuman 10,98 10,33 4,07 9,49 7,54

2. Industri Pengolahan Tembakau -0,23 8,82 -0,27 8,33 6,43

3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,49 6,04 6,58 1,56 -4,79

4. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 10,94 -5,43 5,23 5,62 3,98

5. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus -2,72 -0,80 6,19 6,12 -1,84
dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya

6. Industri Kertas dan Barang dari Kertas; 3,89 -2,89 -0,53 3,58 -0,11
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

7. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8,66 12,78 5,10 4,04 7,36

8. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 2,08 7,56 -1,86 1,16 5,05

9. Industri Barang Galian bukan Logam 7,78 7,91 3,34 2,41 6,18

10. Industri Logam Dasar 13,56 -1,57 11,63 6,01 6,48

11. Industri Barang Logam; Komputer, Barang 8,79 11,64 9,22 2,94 7,83
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik

12. Industri Mesin dan Perlengkapan 8,53 -1,39 -5,00 8,67 7,49

13. Industri Alat Angkutan 6,37 4,26 14,95 4,01 2,33

14. Industri Furnitur 9,93 -2,15 3,64 3,60 5,00

15. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi -1,09 -0,38 -0,70 7,65 4,89
dan Pemasangan Mesin dan Peralatan

Industri Pengolahan Non Migas 7,46 6,98 5,45 5,61 5,04

Produk Domestik Bruto 6,17 6,03 5,58 5,02 4,79


Sumber: BPS, diolah Pusdatin Kemenperin

Keterangan: * Angka sementara; ** Angka sangat sementara

Sumber http://www.kemenperin.go.id/statistik/pdb_growthc.php
Pertumbuhan Industri Mendekati 7 Persen

JAKARTA - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat memprediksi pertumbuhan industri


Indonesia pada 2013 mendekati angka 7 persen. Di kawasan Asia, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia
menempati urutan kedua setelah Cina. Ekonomi di Negeri Tirai Bambu ini melesat hingga 7 persen pada
2012.
Menurut Hidayat, Indonesia hanya akan disaingi oleh Cina dan India. "Sekarang saja India di
bawah Indonesia," kata dia dalam acara penganugerahan Penghargaan Penyelenggara Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Gedung BKPM, Jakarta, kemarin.
Hidayat menjelaskan, pertumbuhan industri pengolahan non-minyak dan gas pada periode
Januari-September 2012 secara kumulatif lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar
6,17 persen. "Pertumbuhan industri mencapai 6,5 persen. Ini sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan
ekonomi," katanya.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, yakni sebesar 8,91
persen. Di posisi kedua, ada industri semen dan barang galian yang tumbuh 8,7 persen. Berikutnya, industri
minuman dan tembakau yang naik sebesar 8,22 persen. Sedangkan industri alat angkut mesin dan
peralatan naik sekitar 7 persen.
Menurut Hidayat, dari sisi investasi, penanaman modal dalam negeri di sektor industri mencapai
Rp 38,11 triliun atau naik 40,1 persen. Sedangkan investasi berupa penanaman modal asing mencapai
US$ 8,59 triliun. "Pokoknya pertumbuhan industri berjalan dengan baik sesuai proyeksi yang disampaikan
pada awal tahun lalu," katanya.
Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri Indonesia Achmad Widjaja mengakui
industri memberi kontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi. Namun selama ini kebutuhan gas
untuk industri belum terpenuhi. "Kalau mau seperti Cina, berikan gas yang cukup ke industri," ujarnya.
Sebagai gambaran, kebutuhan gas industri lokal tahun 2013 diperkirakan mencapai 1.057 juta kaki
kubik per hari (MMSCFD), sementara jatah gas untuk industri yang tersedia hanya sekitar 550 MMSCFD.
"Hanya sekitar 50 persen yang terpenuhi," kata Achmad.
Tahun depan, Kementerian Perindustrian menjanjikan tambahan pasokan gas sebanyak 100-150
MMSCFD. Tapi, menurut Achmad, tambahan itu belum mencukupi kebutuhan gas industri lokal sehingga
mereka harus mencari sumber energi sendiri.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance, Aviliani,
berpendapat, untuk memperkuat pertumbuhan industri, pemerintah harus memperkuat basis industri dalam
negeri dengan mengurangi impor. Sejauh ini, produksi pangan dan manufaktur belum bisa mengimbangi
tingginya pertumbuhan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat, sehingga produk impor lebih
mendominasi. "Percepatan konsumsi kelas menengah tidak disertai oleh pertumbuhan industri, jadi
terpaksa impor. Padahal, tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi ini diprediksi berlangsung sampai 2030."
Aviliani juga meminta pemerintah memperketat standar impor seperti halnya Prancis yang sudah
memproteksi industri dalam negerinya. "Hampir seluruh negara di dunia sudah mulai proteksi besar-
besaran. Indonesia juga harus memberlakukan sertifikasi standar impor sehingga industri domestik bisa
diperkuat dan penetrasi asing bisa dibendung," katanya.
sumber : Koran Tempo
Romania Industry

Industrial development received about half of all investment during the 195180
period. As officially measured, the average annual growth rate in gross industrial
production between 1950 and 1980 was 12.3%, one of the highest in Eastern Europe. In
1993, however, industrial production was at only 47% of the 1989 level. The next year,
industrial production increased by3.3%. In 1995, it increased by 9.4% in absolute volume
and was 13% higher than the 1992 output. In 1996, industrial production increased by
9.9% with the largest increases coming in the processing industry (+12.5%) and machine
and electronics (+27.3%). After the Russian collapse of 1997, however, the industrial
growth rate for 1998 was -17%. Industrial production picked up after Romania began to
recover from its recession in 2000, and in 2001, the industrial growth rate was 6.5%.
Although industry continues to be a large sector of the economy (30% of GDP in
2000), it is outmoded and in need of serious modernization and
restructuring. Key industries in 2002 included textiles and footwear, light machinery and
automobile assembly, construction materials, metallurgy, chemicals, food processing,
and petroleum refining. Romaniaproduced 68,761 automobiles in 2001, a 12% decrease
from 2000. It produced 759 heavy trucks in 2000, a 13% decrease from 1999. The country
had 10 oil refineries in 2002, with a capacity of 504,000 barrels per day.

sumber : http://www.nationsencyclopedia.com/Europe/Romania-
INDUSTRY.html#ixzz4PzRAsXEN

Anda mungkin juga menyukai