Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DESTINASI WISATA PANTAI NAMPU DENGAN PENDEKATAN EKO-KULTUR DI


WONOGIRI

Nama : Rachmat Wibowo

NIM : I0212065

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016
DESTINASI WISATA PANTAI NAMPU DENGAN PENDEKATAN EKO-
KULTUR DI WONOGIRI

A. PENGERTIAN JUDUL

1. Destinasi Wisata

Menurut Hadinoto (1996:15) destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang
dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu tertentu.
2. Pantai Nampu
Pantai Nampu adalah objek wisata pantai yang berada di pesisir selatan Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah. Sebuah Pantai yang terletak di dusun Dringo, desa Gunturharjo,
Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri ini menjadi destinasi wisata bagi warga
setempat dan sekitarnya. Dengan pasir pantainya yang putih serta dihiasi dengan karang
yang indah membuat pantai ini menjadi salah satu objek wisata primadona di Wonogiri.
3. Pendekatan Eko-culture
Secara bahasa ,eko kultur terdiri dari dua kata eko dan kultur ,yaitu eko atau ekologis dan
kultur atau budaya. Untuk memahami tentang ekokultural, perlu dipahami makna
ekologis dalam arsitektur dan makna kultur dalam arsitektur.
Arsitektur ekologis adalah suatu wadah atau fasilitas sebagai kebutuhan kehidupan
manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan.
Sedangkan kultur menurut koencaraningrat adalah keseluruhan sistem
gagasan,tindakan,dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sehingga teori ekokultur dalam arsitektur dapat disimpulkan dari penjabaran diatas
adalah konsep perencanaan dan perancangan yang menggabungkan nuansa budaya yang
ramah lingkungan.
Pendekatan Ekokultur adalah pendekatan yang bersifat tangible(pendekatan fisik pada
elemen arsitektural dengan mengunakan konsep budaya jawa yang ekologis) dan juga
yang bersifat intangible (pendekatan non fisik yang berupa falsafah dan perilaku
kehidupan masyarakat jawa yang diterapkan pada objek rancang bangun.
4. Wonogiri
Wonogiri adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri
berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai
Selatan, bagian barat berbatasan dengan Gunung Kidul di Provinsi Yogyakarta, Bagian
timur berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Ibu kotanya terletak di Kecamatan Wonogiri.

Maka yang dimaksud Destinasi wisata di pantai nampu dengan pendekatan eko kultur
adalah upaya mengembangkan pantai nampu sebagai tempat tujuan wisata yang
menyediakan fasilitas yang berkaitan dengan pantai dalam bentuk resort,school
diving,tempat konservasi terumbu karang, snorkeling sederhana, dan fasilitas penunjang
lainya dengan menggabungkan nuansa budaya yang ramah lingkungan.

B. LATAR BELAKANG
1. Kebutuhan rekreasi setiap manusia
Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, menurut
teori Maslow dijelaskan lima kebutuhan manusia sebagai berikut (Sutrisno, 2009:131-
134).
a. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan dasar atau yang disebut sebagai
kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, papan serta kebutuhan biologis tidur dan
berekreasi.
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, merupakan kebutuhan untuk mendapatkan
rasa aman dari ancaman, kesehatan, dan kepastian pekerjaan serta materi.
c. Kebutuhan sosial, merupakan kebutuhan untuk melakukan interaksi secara personal
maupun kelompok, baik di kalangan keluarga, teman, dan lingkungan sekitarnya.
d. Kebutuhan penghargaan diri, kebutuhan untuk mendapatkan citra diri agar dihargai
dan dapat diterima oleh orang lain dan lingkungannya.
e. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan untuk bertindak sesuai dengan
keinginannya seperti kreatifitas dan moralitas.

Kehidupan masayarakat pada saat ini dipenuhi oleh kesibukan akan perkerjaan masing-
masing. Dengan bekerja mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan
meningkatnya mobilitas manusia dalam pekerjaan dan kesibukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka membuat manusia memerlukan sebuah kegiatan berupa
rekreasi maupun relaksasi untuk melepas kepenatan akan rutinitas sehari-hari yang
melelahkan. Salah satunya adalah berlibur ke tempat yang lebih tenang terlepas dari
hiruk-pikuk kota dan bisa menikmati alam sehingga dapat memulihkan kondisi fisik
maupun psikologis seseorang. Terutama pergi ke tempat yang memiliki pemandangan
alam yang bagus dan juga suasana yang alami. Dengan begitu fisik maupun psikologis
manusia akan kembali fit untuk melanjutkan rutinitas sehari-hari.

2. Kepariwisataan dan rencana pengembangan wisata pantai di Wonogiri


Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan
mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau
mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Jenis
wisata dibagi menjadi dua yaitu wisata alam dan buatan. Wisata alam dibagi lagi menjadi
dua yaitu wisata pegunungandan wisata bahari. Sedangkan kawasan wisata buatan terdiri
dari wisata sejarah dan budaya, dan taman rekreasi.
Wonogiri merupakan sebuah Kabupaten di Jawa Tengah. Daerah yang mendapat sebutan
Kota gaplek ini banyak memiliki potensi wisata yang sangat menarik,diantaranya adalah :

No Nama Jarak dari Lokasi fasilitas Daya Tarik Utama Keterangan


Wonogiri Kecamatan
1 Obyek 7km, Wonogiri Warung Panggung gembira Tahap

Wisata Kearah Mushola Sarana olah raga pengembangan


Sendang selatan kota Parkir gantole waterboom

Asri Wonogiri Taman bermain Taman satwa

Kolamrena ng

MCK
2 Girimanik 20km, Sloghoimo Mushola Wisata ritual Belum
kearah Parkir Air Terjun dikembangkan

timur kota MCK


Wonogiri Caming Ground

3 Museum 15km, Wuryantoro Mushola Penyimpanan Belum

Wayang Kearah Parkir berbagai jenis dikembangkan

Kulit selatan kota MCK koleksi wayang

Wonogiri ,

Tempat bersejarah
presiden RI ke 2
4 Goa putri 35 km, Pracimantoro Mempunyai Belum
kencono Kearah ornament dikembangkan
_
selatan kota endokarst

Wonogiri dengan stalagtit

dan stalagmite

5 Museum 30km, Pracimantoro Bermacam macam Sudah


Karst Kearah jenis dikembangkan
_
selatan kota kars di dunia
wonogiri

6 Pantai 60km, Paranggupito Mushola Pantai pasir putih Sudah

Sembukan Kearah MCK Padepokan dikembangkan

selatan kota Parkir Pelataran/ gardu Kawasan wisata


Wonogiri Warung pandang dan spiritual

7 Pantai 60km, Paranggupito MCK Hamparan tepi Belum

Nampu Kearah Parkir pantai luas dikembangkan

selatan kota Warung Pantai pasir putih,

Wonogiri Tebing tepi pantai

8 Khayangan 25km, Tirtomoyo Wisata ritual Belum

Kearah dikembangkan
_
selatan kota

Wonogiri
9 Gua song 30km, Pracimantoro Stalaktit Drapery Tahap
mrico Kearah pengembangan
_
selatan kota

Wonogiri
10 Gua 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap

Sodong Kearah Stalagmit pengembangan


_
selatan kota Drapery
Wonogiri Pilar

Flowstone
11 Gua 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap
Tembus Kearah Stalagmit pengembangan
_
selatan kota Flowstone
Wonogiri Pilar
12 Gua Song 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap

Potro Kearah Stalagmit pengembangan


_
Bunder selatan kota Flowstone pilar
Wonogiri
13 Gua Song 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap
Gilap Kearah Stalagmit pengembangan
_
selatan kota Flowstone
Wonogiri
14 Gua Sapen 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap

Kearah Stalagmit pengembangan


_
selatan kota Flowstone
Wonogiri Drapery

15 Gua Sonya 30km, Pracimantoro Stalaktit Tahap

Ruri Kearah Stalagmit pengembangan


_
selatan kota Flowstone
Wonogiri Pilar

Tabel wisata di Wonogiri

Sumber: Dinas Pariwisata Wonogiri

Berikut adalah data kunjungan wisatawan ke wonogiri, data ini diambil dari dinas
pariwisata di Wonogiri. Terlihat data wisatawan yang berkunjung ke Wonogiri mengalami
fluktuasi dari tahun ke tahun

DATA WISATAWAN DI WONOGIRI


TAHUN JUMLAH WISATAWAN
2011 439,293
2012 580,179
2013 399,615
2014 448,684
2015 359,884

Tabel data kunjungan Wisata di Wonogiri


Sumber: Dinas Pariwisata Wonogiri
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang dating ke Wonogiri pemerintah sudah
banyak melakukan pengembangan-pengembangan objek wisata sehingga dapat menarik
wisatawan untuk berkunjung ke Wonogiri.
Dari beberapa objek wisata yang ada di wonogiri, yang sedang dikembangkan oleh
pemerintah adalah kawasan pantai selatan wonogiri. Pemerintah berencana
mengembangkan kawasan pantai selatan sebagai objek wisata pantai seperti yang dikutip
dari Solopos.com Pemerintah Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten
Wonogiri dua tahun terakhir mengembangkan objek wisata pantai. Akses jalan ke lokasi
tiga pantai baru dibuka masyarakat dengan dana swadaya. Tiga pantai baru itu adalah
Pantai Karang Payung, Pantai Pringjono dan Pantai Puyangan. Ketiga pantai itu menjadi
satu kesatuan memanjang dari Pantai Nampu hingga Pantai Sembukan.
Suyadi menyatakan tiga pemdes yakni Desa Gunturharjo, Gudangharjo, dan
Paranggupito sudah menyepakati sinergitas pengembangan wisata pantai. Menurut dia,
ke depan wisatawan lokal maupun luar daerah bisa menikmati pantai di Kecamatan
Paranggupito yakni Pantai Nampu, Pantai Waru, Pantai Sembukan, Pantai Pringjono,
Pantai Puyangan, Pantai Karang Payung, Pantai Kalimirah, Pantai Banyutowo, dan Pantai
Klothok. (Jumat (25/9/2015))

3. Pantai nampu
Pantai Nampu berada di Kabupaten Wonogiri, tepatnya di Desa Dringo, Kelurahan
Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito. Pantai ini berjarak kurang lebih 70 KM selatan
kota Wonogiri. Pantai Nampu adalah pantai pasir putih dengan ombak yang cukup besar.
Jika air laut sedang surut, pantai ini menjadi pantai pasir putih yang berkarang.

Pantai nampu memiliki potensi alam yang bagus untuk dikembangkan. Potensi-potensi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pantai nampu merupakan salah satu pantai yang ada di wonogiri dengan pasir
putih,bersih serta pemandangan alam yang indah. Pantai ini seperti belum banyak
dijamah oleh orang.
b. Kawasan sekitar pantai adalah berbukit dan tebing, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bangunan yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan.
c. Karang yang masih bagus ,belum mengalami kerusakan

Dan bebepa potensi pendukung,antara lain:

a. Dekat dengan tempat pelelangan Ikan (TPI) yaitu di pantai waru


b. Dekat dengan pantai sembukan yang mana setiap setahun sekali diadakan selamatan
(Larung Ageng) baik oleh Kraton Surakarta, Pemkab Wonogiri maupun masyarakat
desa Paranggupito. Sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.
Data kunjungan ke pantai selatan Wonogiri yang diambil dari dinas pariwisata adalah
sebagai berikut:

DATA WISATAWAN DI PANTAI SELATAN


WONOGIRI
TAHUN JUMLAH WISATAWAN
2011 10,777
2012 10,778
2013 9,872
2014 10,020
2015 14,402

Tabel data kunjungan Wisata Pantai di Wonogiri


Sumber: Dinas Pariwisata Wonogiri

Melihat tabel tersebut data pengunjung pantai selatan Wonogiri cenderung mengalami
peningkatan tiap taunnya, kecuali pada tahun 2012 dan 2013.

Berangkat dari fenomena-fenomena tentang kebutuhan manusia dan juga rencana


pemerintah Wonogiri dalam mengembangkan kawasan pantai selatan wonogiri sebagai
kawasan wisata pantai untuk menarik wisatawan dating ke Wonogiri maka munculah ide
untuk menciptakan suatu tempat destinasi wisata pantai nampu(belum dikembangkan)
yaitu suatu kawasan wisata pantai yang memfasilitasi aktivitas yang berkaitan pantai dan
laut dalam bentuk tempat konservasi biota laut,school diving,snorkeling
sederhana,resort,fishing and sailing,spa, surfing dan berbagi kuliner khas laut.
Kawasan ini tidak hanya cocok diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin menikmati
liburan saja melainkan juga diperuntukkan bagi akademisi yang ingin melalukan penelitian
terhadap flora-fauna laut yang ada.
Pendekatann ekokultur arsitektur dipilih dalam perencanaan dan perancangan bangunan
adalah karena pengembangan pariwisata tidak bisa terjadi begitu saja melainkan
memerlukan jangka waktu yang panjang. Pengembangan wisata dengan proyeksi 5-10
tahun ke depan, dengan pendekatan eko kultur diharapkan dapat mempertahankan
kondisi pantai dari kerusakan yang berarti dan juga kultur yang ada tidak tergeserkan oleh
perkembangan jaman.
C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1. PERMASALAHAN
Bagaimana mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan destinasi wisata pantai
nampu dengan pendekatan eko-kultur di Wonogiri?
2. PERSOALAN
a. Bagaimana pengolahan tapak yang baik sesuai pendekatan ekokultur?
b. Bagaimana menentukan user dan aktivitas dalam perencanaan sesuai pendekatan
ekokultur?
c. Bagaimana menentukan struktur dan utilitas bangunan yang baik dengan konsep
ekokultur?
d. Bagaimana menerapkan konsep ekokultur dalam rancangan sehingga bisa ramah
lingkungan?
e. Bagaimana menerapkan kultur dalam arsitektur sesuai dengan kultur yang ada di
masyarakat sekitar?
f. Bagaimana mewujudkan konsep dan desain penataan dan perletakan massa
bangunan yang baik sesuai teori ekokultur?
g. Bagaimana menentukan konsep sirkulasi dalam landsekap yang sesuai dengan teori
ekokultur ?
h. Bagaimana memilih material bangunan yang sesuai dengan konsep ekokultur dan
sesuai dengan lingkungan sekitar?

D. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan destinasi wisata pantai nampu
dengan pendekatan eko-kultur di Wonogiri.
2. Sasaran
a. Mewujudkan pengolahan tapak yang baik sesuai pendekatan ekokultur.
b. Menentukan user dan aktivitas dalam perencanaan sesuai pendekatan ekokultur.
c. Menentukan struktur dan utilitas bangunan yang baik dengan konsep ekokultur.
d. Menerapkan konsep ekokultur dalam rancangan sehingga bisa ramah lingkungan.
e. Menerapkan kultur dalam arsitektur sesuai dengan kultur yang ada di masyarakat
sekitar.
f. Mewujudkan konsep dan desain penataan dan perletakan massa bangunan yang
baik sesuai teori ekokultur.
g. Menentukan konsep sirkulasi dalam landsekap yang sesuai dengan teori
ekokultur.
h. Memilih material bangunan yang sesuai dengan konsep ekokultur dan sesuai
dengan lingkungan sekitar.

E. LINGKUP DAN BATASAN


Lingkup dan batasan pembahasan permasalahan dalam perencanaan dan perancangan
destinasi wisata pantai nampu di Wonogiri ditekankan dengan pendekatan Eko kultur
arsitektur guna mewujudkan tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan bangunan.

F. METODE PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


METODE PERENCANAAN
1. Konstruksi Gagasan
Bertujuan untuk membangun gagasan tentang objek rancangan apakah yang akan
direncanakan, yaitu dengan :
a. Menangkap fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia akan pemenuhan
kebutuhan manusia akan wisata.
b. Menangkap issue tentang rencana pengembangan kawasan pantai selatan Wonogiri
c. Dari fenomena dan issue yang ada maka muncul gagasan untuk mengembangkan
kawasan pantai tersebut
2. Inventarisasi / Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang digunakan antara lain:
a. Data primer
Data fisik : Kabupaten Wonogiri, Pantai Nampu
Data non fisik : Kepariwisataan Wonogiri
b. Survey lapangan
Pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi eksisting. Serta melakukan studi dan
pengambilan data gambar untuk keperluan penyusunan konsep.
c. Wawancara
Wawancara langsung kepada pihak terkait atau pihak yang dapat memberi informasi
positif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini Dinas pariwisata Wonogiri,
kecamatan paranggupito dan penduduk sekitar tapak yang terpilih.
d. Data sekunder
Berupa teori-teori dan hasil penelitian dalam pelestarian kondisi alam, pengkajian
pengembangan wisata,pendekatan ekokultur, serta standar-standar perancangan
bangunan yang berlaku
3. Analisa
Melakukan analisa dari data-data yang ada berdasarkan prediksi perencanaan yang
dihubungkan dengan tujuan, sasaran dan faktor-faktor lain yang berpengaruh, lalu
dibahas dan permasalahan yang ada diselesaikan dengan menggunakan :
a. Metode kualitatif
Digunakan untuk permasalahan yang tidak dapat diukur dan dideskripsikan secara
verbal (kata-kata).
b. Metode kuantitatif
Digunakan untuk permasalahan yang dapat diukur dan diselesaikan melalui
pemecahan kuantitatif dengan memakai logika dan asumsi. Digunakan untuk
menganalisa kebutuhan, besaran ruang dan lain sebagainya.

Metode-metode tersebut menggunakan acuan dari literatur dan preseden.


4. Sintesa
Merupakan simpulan dari proses rangkaian analisa-analisa untuk mendapatkan konsep
akhir. Hasil analisa dan data diolah dengan kriteria yang telah ditetapkan kemudian
diintegrasikan dengan persyaratan/ketentuan perencanaan dan perancangan yang
akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap
ditransformasikan ke dalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki.

METODE PERANCANGAN

Merumuskan analisa sebagai upaya pemecahan masalah yang kemudian


diterjemahkan ke dalam desain berupa rancang bangun. Analisis dilakukan pada aspek
pelaku,kegiatan,program ruang,pemelihan dan pengolahan tapak,tampilan massa
bangunan,utilitas struktur,material, aspek keselarasan lingkungan dan budaya yang ada
dengan menggunakan pendekatan eko-kultur arsitektur.
G. SISTEMATIKA
Dalam penyelesaian permasalahan dan persoalan menggunakan sistematika sebagai berikut
yang terdiri dari beberapa bab, yang mana di setiap bab berisi subbab-subbab tertentu.
BAB I
Pada bab ini dijelaskan tentang pengertian judul, latar belakang, rumusan permasalahan,
tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan serta sistematika.
BAB II
Pada bab ini diungkapkan tinjauan teoritis dan empiris. Serta mencakup tinjauan objek yang
direncanakan.
BAB III
Pada bab ini dijelaskan mengenai bagaimana metode dalam penyusunan konsep perencanan
dan perancangan.
BAB IV
Meliputi tentang data fisik dan non fisik dari Kabupaten Wonogiri sebagai lokasi objek rancang
bangun.
BAB V
Gambaran umum bangunan yang direncanakan. Meliputi status kelembagaan, keinginan
owner dan visi misi.
BAB VI
Analisis perencanaan dan perancangan, meliputi pendekatan perilaku, kegiatan dan
peruangan, penentuan lokasi, pemilihan site, sistem sirkulasi, bentuk dan massa bangunan,
lingkungan serta struktur bangunan.
BAB VII
Konsep perencanaan dan perancangan, merupakan hasil pengolahan tahap bab V, proses
penentuan konsep setelah analisa terhadap pengguna dan site untuk mendapatkan suatu
kesimpulan mengenai peruangan, orientasi bangunan, pencapaian, tampilan bangunan, tata
massa bangunan, utilitas bangunan, dan pemilihan struktur bangunan.
H. TINJAUAN PUSTAKA
1. DESTINASI WISATA
a. PENGERTIAN WISATA
Dalam arti luas, pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan
diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata
telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian
kecil masyarakat negara berkembang.
Definisi wisata/pariwisata menurut para ahli:
- Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World
Association of Travel Agent), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari
tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan
acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam
maupun di luar negeri.
- Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987), pariwisata adalah perpindahan orang
untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat
dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan- kegiatan mereka
selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
- Menurut Hunziger dan Krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen
Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan
gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat
dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting
(Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun
sementara.
- Menurut undang undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan. Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya
dalam jangka waktu sementara.
- Definisi pariwisata menurut Damanik dan Weber (2006: 1) Pariwisata adalah
fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa, yang sangat kompleks. Ia terkait
erat dengan organisasi, hubungan-hubungan kelembagaan dan individu,
kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya.
- Sementara Marpaung (2002:13) mendefinisikan Pariwisata adalah perpindahan
sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-
pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama
mereka tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
b. DESTINASI WISATA
Menurut Ricardson dan fluker (2004 : 48). Destinasi merupakan suatu tempat yang
dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan
dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan (misalnya daerah transit). Suatu
tempat pasti memiliki batas-batas tertentu, baik secara actual maupun hukum.

Menurut Daryanto (1997:167) dalam kamus Bahasa Indonesia lengkap destinasi


diartikan tempat tujuan atau daerah tujuan dan dengan kata wisata, hal ini berarti
tempat tujuan wisata.
Menurut Hadinoto (1996:15), destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik
yang dipilih oleh seseorang pengunjung, ia dapat tinggal selama waktu tertentu.
Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa agar dapat disebut destinasi wisata,
hendaknya kawasan memiliki ciri khas atau keunikan agar dapat memberikan pesona
atau daya tarik seorang pengunjung selama kunjungannya dan bahkan dapat
memikat lebih lama dengan berkunjung kembali pada destinasi tersebut.
1. Tujuan
Beberapa motif orang untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:
Alasan pendidikan dan kebudayaan
Menyaksikan tempat-tempat bersejarah, kesenian rakyat, industri kerajinan,
festival, keindahan alam, untuk berpartisipasi dalam suatu festival
kebudayaan.
Alasan santai, kesenangan, dan petualangan
Menghindar dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin, melihat daerah-
daerah baru, menggunakan kesempatan yang ada untuk memperoleh
kegembiraan.
Alasan kesehatan, olahraga, dan rekreasi
Beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras, melatih diri
dalam pertandingan olahraga tertentu, menyembuhkan diri dari penyakit
tertentu.
2. Unsur-unsur sestinasi wisata
Menurut Herber dan Hadinoto (1996:21), unsur-unsur destinasi yang harus
dimiliki pada suatu objek wisata agar memiliki daya tarik yang berhubungan
dengan kualitas jasa, antara lain :
Atraksi
Budaya
Tenaga Kerja
Sarana dan Prasarana
Transportasi
Jasa pendukung
Akomodasi
Pelayanan

Menurut Suwantoro (2001:54) umumnya unsur-unsur destinasi yang mesti


dipenuhi oleh objek wisata agar memiliki daya tarik yang berhubungan dengan
kualitas jasa, antara lain :

Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah dan bersih
Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya
Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka
Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir .
3. Klasifikasi destinasi wisata
Berikut adalah klasifikasi destinasi wisata:
2. EKO KULTUR ARSITEKTUR
Secara bahasa ,eko kultur terdiri dari dua kata eko dan kultur ,yaitu eko atau ekologis dan
kultur atau budaya.
Arsitektur ekologis adalah suatu wadah atau fasilitas sebagai kebutuhan kehidupan
manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan.
Sedangkan kultur menurut koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem
gagasan,tindakan,dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
a. Ekologi Arsitektur
1. Pengertian ekologi
Ekologi didifeinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara mahluk
hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh
Haeckel, seorang ahli biologi pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi
berasal dari bahasa Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu,
sehingga secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga mahluk hidup
(KRISTANTO, Ir. Philip 2002 Ekologi Industri, Ed.I.ANDI : Yogyakarta 11).
Ekolog De Bel mengemukakan, bahwa ekologi adalah suatu study of the total
impact of man and other animals on the balance of nature. Rumusan ekologi
yang menekankan pada hubungan makhluk hidup dikemukakan dalam buku
William H. Matthews et. Al. sebagai berikut: ecology focuses the
interrelationship between living organism and their environment, sedang
rumusan Joseph van Vleck lebih mengetengahkan isi dan aktivitas hubungan
makhluk hidup, yaitu ecology is study of such communities and how each species
takes to meet its own needs and contributes toward meeting the need of its
neighbours. Definisi ekologi menurut Otto Soemarwoto adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
(HARDJASOEMANTRI, Koesnadi. Hukum Tata Lingkungan, Cet. Ke-12, Edisi ke-6.
Gadjah MadaUniversity Press;Yogyakarta. 1996. 2).
Prinsip-prinsip ekologi sering berpengaruh terhadap arsitektur (Batel Dinur,
Interweaving Architecture and Ecoligy A Theoritical Perspective). Adapun
prinsip-prinsip ekologi tersebut antara lain :
Fluctuation
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didesain dan dirasakan
sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan prose salami.
Bangunan seharusnya mencerminkan hubungan prose salami yang terjadi
di lokasi dan lebih dari itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai
proses dan bukan sebagai penyaji dari proses, lebihnya lagi akan berhasil
dalam menghubungkan orang-orang dengan kenyataan pada lokasi
tersebut.
Stratification
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya
muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-
tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur
secara terpadu
(saling ketergantungan)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya
adalah hubungan timbale balik. Peninjau (perancang dan pemakai)
seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling
ketergantungan antara bangunan dan bagian-bagiannya berkelanjutan
sepanjang umur .

Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka perhatian
pada arsitektur sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang
memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan kepentingan manusia
penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan
kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya
dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur (Krusche, Peret sl. Oekologisches
Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 ).
Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian dari arsitektur
biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur
alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur
bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta
biologi pembangunan. Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi
dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau
ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan
lingkungan alamnya. Adapun ciri yang perlu diperhatikan dari eko-arsitektur yaitu :
1. Penyelidikan kualitas
Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan cipta dan rasa
adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya, kenyamanan tidak dapat diukur
dengan alat sederhana seperti lebar dan panjang ruang dengan meter, melainkan
seperti yang telah diuraikan tentang kualitas , penilaian kenyamanan selalu sangat
subjektif dan tergantung pada berbagai faktor. Kenyamanan dalam suatu ruang
tergantung secara immaterial dari kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-
masing, dan secara material terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan
pencemaran udara
2. Bentuk dan struktur bangunan
Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam perencanaan
eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas yang lain yang
berhubungan, terutama kualitas bentuk yang tidak dapat diukur maupun diberi
standar
3. Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui mata dalam
hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan (penerangan alami
maupun buatan) dan pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.

Pencahayaan lewat Pencahayaan lewat Pencahayaan lewat


lubang jendela di lubang pintu di lubang jendela di
tengah tengah sudut ruang
Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai
psikis yang berhubungan dengan ruang (misalnya dengan perabot, lukisan, dan
hiasan lainnya). Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika
cahaya tersebut masuk dari jendela yang orientasinya ke timur.
Oleh karena pencahayaan matahari di daerah tropis mengandung gejala
sampingan dengan sinar panas, maka di daerah tropis tersebut manusia sering
menganggap ruang yang agak gelap sebagai sejuk dan nyaman. Akan tetapi,
untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata
manusia. Karena pencahayaan buatan dengan lampu dan sebagainya
mempengaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang
terang tanpa kesilauan dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang
berlawanan ini, maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima secara langsung,
melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam (kehilangan
panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang menghindari penyilauan
orang yang bekerja di dalam ruang

Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti dapat
dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena itu, warna adalah
salah satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Masing-
masing warna memiliki tiga ciri khusus, yaitu sifat warna, sifat cahaya (intensitas
cahaya yang direfleksi), dan kejenuhan warna (intensitas sifat warna). Makin
jenuh dan kurang bercahayanya suatu warna, akan makin bergairah. Sebaliknya,
hawa nafsu dapat diingatkan dengan penambahan cahaya.
Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah
atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan.
Misalnya : ( Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992.
Hlm.23 )
Langit-langit yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan warna yang
hangat dan agak gelap. Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih
atau cerah, yang diikuti oleh 20 cm dari dinding bagian paling atas juga
diberi warna putih, yang memberi kesan langit-langit seakan melayang
dengan suasana yang sejuk.
Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang yang luas
memberi kesan memperkecil ruang.
Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan
memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedangkan dapat
berkesan panjang dengan menggunakan warna dingin.
Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut.
Dinding dari lantai sampai langit-langit tidak seharusnya diberi warna
yang sama. Jikalau dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung,
sedangkan yang bergaris vertical berkesan lebih tinggi.

4. Keseimbangan dengan alam


Pada penentuan lokasi gedung tersebut diperhatikan fungsi dan hubungannya
dengan alam, seperti matahari, arah angina, aliran air dibawah tanah, dan
sebagainya. Setiap serangan terhadap alam mengakibatkan suatu luka yang
mengganggu keseimbangannya. Oleh karena setiap benda memiliki hubungan
langsung dengan benda-benda lainnya, maka masuk akal apabila setiap
perubahan pada suatu titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang
harus dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar manusia
telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Seperti manusia
dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya menjadi spesialis hanya dalam aspek
keahliannya tetapi tetap bersatu didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian
keseimbangan dengan alam mengandung kesatuan makh luk hidup (termasuk
manusia) dengan alam sekitarnya secara holistis.
5. Alam dan iklim tropis
Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan
terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat
pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar
matahari dan orientasi bangunan, angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan
perlindungan terhadap panas, curah hujan dan kelembapan udara

6. Sinar matahari dan orientasi bangunan


Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara lintasan
matahari dan angin, serta bentuk denah yang terlindung adalah titik utama dalam
peningkatan mutu iklim-mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya perlu
diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah
angin yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang
paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak

gedung berarah dari timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah
angin seperti gambar berikut

7. Angin dan pengudaraan ruangan


Angin dan pengudaraan ruangan secara terus-menerus mempersejuk iklim
ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan
penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit
manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara
didalam ruang (Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid
Weather. Texas 1953 ).

b. Kultur atau Kebudayaan


Menurut Koentjaraningrat pengertian kebudayaan adalah "keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar".
Menurut Koentjaraningrat Kebudayaan mempunyai unsur unsur yang bersifat
universal. Unsur unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat
ditemukan pada semua kebudayaan bangsa bangsa di dunia. Menurut
Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1. Bahasa.
Bahasa adalah suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan
sekaligus menjadi alat perantara yang utama bagi manusia untuk meneruskan
atau mengadaptasi kan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua yaitu bahasa lisan
dan bahasa tulisan.
2. Sistem Pengetahuan.
Sistem pengetahuan itu berkisar pada pegetahuan tentang kondisi alam
sekelilingnya dan sifat sifat peralatan yang dipakainya. Sistem pengetahuan
meliputi ruang pengatahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang
dan bilangan, sifat sifat dan tingakh laku sesama manusia, tubuh manusia.
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial.
Organisasi Sosial adalah sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu
dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan
hidup, perkumpulan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.
Yang dimaksud dengan teknologi adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki
oleh para anggota suatu masyarakat, meliputi keseluruhan cara bertindak dan
berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan bahan bahan mentah,
pemrosesan bahan-bahan itu untuk dibuat menjadi alat kerja, penyimpanan,
pakaian, perumahan, alat trasportasi dan kebutuhan lain yang berupa benda
meterial. Unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan fisik yang
meliputi, alat alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian dan
perhiasan, tempat berlindung dan perumahan serta alat alat transportasi.
5. Sistem mata pencaharian hidup.
Sistem mata pencaharian hidup merupakan segala usaha manusia untuk
mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup
atau sistem ekonomi yang meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan,
bercocok tanam, peternakan, perikanan, perdagangan.
6. Sistem Religi.
Sistem religi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terpadu antara
keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal hal suci dan
tidak terjangkau oleh akal. Sistem religi yang meliputi, sistem kepercayaan, sistem
nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.
7. Kesenian.
Secara sederhana kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia
terhadap keindahan. bentuk keindahan yang beraneka ragam itu timbul
dari imajinasi kreatif yang dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia.
Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar,
yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.

3. ARSITEKTUR JAWA
a. Pengertian Arsitektur Jawa
Arsitektur tradisional merupakan satu unsure kebudayaan yang tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku ataupun bangsa. Arsitektur
tradisonal adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi , ragam hias dan cara
pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk
melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. (Arsitektur Tradisional Daerah
Istimewa Yogyakarta,DPDK,1986/1987) Jadi Arsitektur Jawa dapat diartikan arsitektur
yang lahir, tumbuh dan berkembang, didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa.
b. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa
Rumah tradisional Jawa merupakan salah satu wujud Arsitektur Jawa yang sangat
bernilai. Karena dalam pembangunan rumah Jawa tidak sekedar membuat sebuah
tempat untuk berteduh, tetapi juga memperhatikan keseimbanganalam. Hal ini
terlihat pada pola pikir masyarakat Jawa yang mempertimbangkan masa lalu, rencana
saat ini dan kegiatan masa yang akan datang. Mereka berusaha mempertimbangkan
berbagai tanda-tanda atau peristiwa alam misalnya penebangan pohon yang
menimbulkan gejala kerusakan lingkungan di sekitarnya. Mengingat bangunan rumah
jawa asli dibangunan dengan menggunakan material kayu, sehingga dalam
penebangan pohon dipilih dari pohon yang sudah tua, dan diganti dengan menanam
pohon baru untuk keturunannya yang akan datang.
Bentuk arsritektur Jawa merujuk pada pendapat Dakung (1982), Ismunandar (1986),
Hamzuri (tanpa tahun), bersumber dari Mintobudoyo, bahwa ada 5 bentuk dasar
rumah Jawa yaitu Panggang Pe, Kampung, Limasan, Joglo dan Tajug . Nama- nama
rumah diambil dari bentuk atap rumah tersebut.
Serta merujuk pada penelitan Drs. H.J. wibbowo, Drs. Gatot Murniatmo, Sukirman Dh.
Dalam bukunya berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta jenis
bangunan tradisional jawa ada 4 yaitu:
1. Panggang Pe
Panggang pe merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bentuk
dasar bangunan Jawa. Bentuk pokok bangunan memepunyai tiang sebanyak 4
atau 6. Dalam perkembangan kebutuhan bentuk panggang pe mempunyai
beberapa variasi yaitu:panggang pe gedhang selirang, empyak setangkeap,

gedhang setangkep, ceregencet, trajumas, barengan.

2. Kampung
Bangunan lain setingkat lebih sempurna dari panggang pe adalah bentuk
bangunan yang di sebut Kampung. Bangunan pokonya terdiri dari saka- saka yang
berjumlah 4,6, atau 8 dan bisa seterusnya. Bentuk rumah kampong ini susunan
ruangnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang.
Dalam perkembangannya bentuk kapung mempunyai beberapa variasi yaitu
kampung pacul gowang, srotong, dara gepak, klabang nyander, lambang teplok,
lambang teplok semar tinandhu, gajah njerum, ceregncet, semar pinondhong.

3. Limasan
Bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutanbentuk bangunan
sebelumnya. Kata limosan ini diambil dari kata Lima- lasan, yakni perhitungan
sederhana penggunaan molo 3m dan blandar 5m, atau molo 10m blandar 15m

dan seterusnya.
Susunan ruang limasan dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang depan, tengah dan
belakang. Hampir sama dengan kampung, tetapi ruangan tengah lebih luas

daripada ruang depan dan belakang

4. Joglo
Bentuk bangunan yang lebih sempurna dari bangunan sebelumnya. Ciri utama
bangunan Joglo adalah menggunakan blandar bersusun (tumpang sari) yang di
sangga dengan 4 tiang pokok yang terletak di tengah yang disebut Saka Guru.

Bentuk bangunan dengan ukuran yang lebih besar, memungkinkan untuk


penambahan ruang. Sehingga susunan ruang rumah Joglo lebih banyak
dibandingkan rumah bentuk kampung dan limasan. Selain itu, rumah joglo para

bangsawan lebih lengkap dibandingkan orang biasa

Keterangan:
a. Regol, merupakan pintu gerbang masuk terletak di sebelah kanan bangunan,
tapi ada kalanya dibuat dua regol yang dibangun di sebelah kanan dan kiri
depan rumah (berimbang).(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:65)
b. Rana, seperti pagar penghalang yang diletakkan di belakang regol (Arsitektur
Tradisional DIY,DPdK,1986:65)
c. Sumur terletak di sebelah barat daya (ArsiTradisional DIY,DPdK,1986:65)
d. Langgar, merupakan tempat ibadah. (Arsitektur Tradisional DIY,1986:65)
e. Kuncung, merupakan tempat pemberhentian kendaraan dibangun menjorok
di depan pendhapa. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
f. Kandang kuda, tempat kuda terletak disebelah kiri pendhapa sedikit
kebelakang. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
g. Pendapa, merupakan ruang pertemuan, ruang tamu sedangkan pendapa milik
bangsawan kebanyakan berfungsi pula untuk pagelaran kesenian tradisional
seperti tarian. Pendhpa dalam pandangan orang Jawa difungsikan untuk
menerima tamu resmi, pertemuan, pesta maupun untuk pertunjukan dan
juga tempat gamelan tradisional ditempatkan (Prijotomo, 1992: 102). Para
undangan yang menyaksikan pagelaran itu berada di sebelah kiri dan kanan
pendhapa, menghadap ke arah yang berlawanan dengan arah bangunan.
Sedangkan para keluarga duduk dalam ruangan pendhapa menghadap ke
arah bangunan, dan ruang depan untuk iringan musik.(Arsitektur Tradisional
DIY,DPdK,1986:64)
h. Longkangan, pada rumah bentuk joglo milik bangsawan ada yang
menggunakan batas pemisah antara pendapa dengan pringgitan, batas
tersebut berupa sebuah gang kecil yang disebut longkangan dipergunakan
untuk jalan kendaraan keluarga. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
i. Seketheng, terletak diantara dalem dengan masing-masing gandhok berupa
pintu gerbang kecil sebagai pembatas antara halaman luar dengan dhalem
(omah jero). (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
j. Pringgitan, ruang tengah atau ruang untuk pementasan wayangan (ringgit).
Ruang pringgitan merupakan pengantar memasuki dalem ageng yang menjadi
pusat rumah Jawa. Berdasar fungsi ini struktur ruang pringgitan didesain
sebagai tempat yang semiprivat, yang tentu berbeda dengan desain
pendhapa yang bersifat publik/ umum (Bandingkan Caillois, 1959 ).
k. Dalem (omah jero) sebagai ruang keluarga.
l. Senthong kiwa (kamar kiri), untuk golongan petani senthong kiri berfungsi
untuk menyimpan senjata atau barang-barang keramat. (Arsitektur
Tradisional DIY,DPdK,1986:62)
m. Senthong tengah (kamar tengah), untuk golongan petani senthong tengan
unutk menyimpan benih atau bibit, akar-akaran dan gabah. Terkadang dipakai
pula untuk mengheningkan cipta dan berdoa kepada Tuhan. Disamping itu
juga dipergunakan sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Sri atau Dewi
Kesuburan dan kebahagiaan rumah tangga. Oleh karena iru senthong tengah
disebut pasren atau petanen.senthong tersebut diberi batas dengan kain yang
disebut langse atau dari gedheg berhias anyaman yang disebut patangaring.
Sedangkan milik bangsawan, senthong tengah ini berisi bermacam-macam
benda-benda lambang (perlengkapan) yang mempunyai kesatuan arti sakral
(suci). Macam-macam benda lambing ini berbeda dengan benda-benda
lambang petani. Namun keduanya mempunyai arti lambang kesuburan,
kebahagiaan rumah tangga, personifikasinya adalah Dewi Sri. (Arsitektur
Tradisional DIY,DPdK,1986:63)
n. Senthong tengen, baik golongan bangsawan ataupun petani senthong tengen
untuk tempat tidur. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:63)
o. Gandhok, berupa dua buah ruang samping yang memanjang sejajar dengan
dalem, dipergunakan untuk tempat tinggal keluarga. Gandhok ini digunakan
untuk kamar anak-anak yang sudah menginjak dewasa. Mereka dipisahkan
menurut jenis kelamin. Anak putri yang sudah dewasa ditempatkan pada
gandhok kiri sedangkan yang laki-laki di gandhok kanan. (Bahasa Dan Seni,
Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73)
p. Dapur posisinya sebelah timur dalem atau belakang gandhok kiri. Dapur
digunakan untuk meramu bumbu, memasak, dan tempat sisa makanan atau
sayuran. Dalam menerima tamu wanita dari tetangga dekat dan saudara
biasanya juga di ruang dapur. Maka ruang ini lebih sebagai pusat kegiatan
para wanita atau fungsi domestik merupakan tempat untuk memasak. Selain
dapur terdapat gadri terdapat ruang di belakang senthong namanya gadri.
Ruang ini digunakan sebagai tempat makan keluarga. Bagian belakang
biasanya terdapat pintu. Pintu bagian belakang dalam rumah Jawa memiliki
tafsiran sebagai sarana saling komunikasi, berhubungan sosial, dan fungsi
menghargai. (Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73) Namun
pada susunan tataruang di atas dapur menjadi satu dengan gadri.
5. Tajug
Rumah ibadah sepeti masjid kebanyakan menggunakan bentuk bangunan tajug.
Bangunan tajug ini hamper samadengan bangunan joglo, bedanya bentuk atap
tajug tidak mempunyai molo, jadi atapnya tidak brunjung tapi lancip atau runcing.
Atap dibuat demikian diartikan sebagai lambang keabadian Tuhan dan keesaan

Tuhan.

4. PRESEDEN
1. Wisata Bahari Lamongan
Terletak di pesisir utara Pantai Jawa, tepatnya di kecamatan Paciran, Kabupaten
Lamongan Jawa Timur, Wisata Bahari Lamongan (WBL) menawarkan oase tersendiri

bagi wisatawan. Berdiri sejak tahun 2004 sebagai hasil pengembangan objek wisata
yang telah ada sebelumnya, yaitu Pantai Tanjung Kodok. Memadukan konsep wisata
bahari dan dunia wisata dalam areal seluas 11 hektare, WBL siap memanjakan
pengunjung dengan konsep one stop service mulai jam 08.30-17.30 WIB setiap
harinya. Didukung pula dengan hadirnya 3 wahana baru setiap tahunnya. Selain itu
tersedia pula fasilitas pendukung seperti arena ketangkasan, insektarium, marina,
kolam renang air tawar, kolam renang laut dengan pantai pasir putih buatan, bumper
car, space shattle, kano, long boat, bumper boat, tagada, planet kaca, sarang bajak
laut, arena pacuan kuda, dan sirkuit go kart, terdapat juga fasiltas pasar hidangan,
pasar wisata, pasar buah dan ikan serta fasilitas umum lain seperti mushola, klinik,
ATM, tempat menyusui ibu dan bayi, toilet, tempatparkir dan lain sebagainya.
Terhubung dengan tanjung kodok beach resort dan maharani zoo dan goa,
menjadikan perjalanan wisata anda semakin nyaman dan berkesan.
2. Wisata bahari Kabupaten Indragiri Hilir
Objek kawasan pemukiman pesisir ini bisa ditemui di hampir semua pantai di Indragiri
Hilir. Salah satu yang terpadat adalah kawasan sungai Guntung di Kecamatan
Kateman. Yang merupakan jalur transportasi menuju Kepulauan Riau. Kawasan Sungai
Guntung sendiri berdekatan dengan Pantai tertitip. Mengunjungi wisata bahari di
Kabupaten Indragiri Hilir, seperti mendapatkan satu paket wisata bahari yang lengkap.
Tak hanya sekadar panorama alam saja, pemandangan hirukpikuk aktivitas warga dan
pemukiman di pesisir juga menjadi bagian yang tak terpisahkan saat wisatawan
menyusuri pantai-pantai di Kabupaten Indragiri Hilir. Dari pemandangan itu, bisa
dilihat bahwa antara aktivitas keseharian warga dengan dunia pariwisatanya juga bisa
menjadi kombinasi yang menarik untuk dinikmati bersamaan. Lanskap ini bisa
mengingatkan wisatawan akan pemukiman pesisir di kawasan mediterania, seperti di
Italia, Spanyol maupun Portugal. Warna-warni rumah maupun bangunan di
pemukiman warga ini meskipun tidak terkonsep namun justru mendatangkan

nuangsa alami dari citarasa seni warga sekitar. Di sini terdapat fasilitas pendukung
berupa berbagi macam bank baik daerah maupun nasional. Di samping itu, lokasi
penginapan berupa hotel maupun wisma juga terbagi merata di Tembilan. Bagi
wisatawan yang berminat mencoba suasana berbelanja di tengah sungai, Pasar
Terapung bisa menjadi pilihan tepat.

3. Wisata bahari laut banda


Lokasi taman laut Banda terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api, Pulau Ai,
Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta. Tepatnya terletak di Kabupaten Maluku Tengah,
Provinsi Maluku. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan menumpang kapal feri
dari kota Ambon selama satu malam. Kegiatan wisata bahari di perairan Banda
beraneka ragam, seperti melihat taman laut dari atas perahu, menyelam, memancing
ikan tuna dan cakalang, melihat ikan paus, lumba-lumba, termasuk berbagai jenis ikan
dan kerang purba yang saat ini disuakakan seperti ikan Napoleon, burung laut yang
berenang dan terbang dekat serta menyaksikan Arombai Manggurebe (Lomba Belang
atau balap perahu) dari pantai. Kepulauan Banda adalah salah satu tempat yang paling
indah untuk menyelam di Indonesia baik yang sudah ahli menyelam maupun pemula.
Ketika menyelam terlihat pemandangan ikan hiu, penyu, ikan tuna, lobster dan
baraccuda besar. Pulau Banda merupakan grup pulau-pulau vulkanik kecil di Laut
Banda, sekitar 140km sebelah selatan pulau Seram dan sekitar 2000km timur Jawa,
dan merupakan bagian dari provinsi Maluku. Pusat administratif Bandanaira, terletak
di pulau Pulau Banda.

4. Pantai Kuta
Sebelum menjelma menjadi obyek wisata terkemuka, dulunya Pantai Kuta merupakan
salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali yang menjadi pusat pemasaran hasil-hasil
bumi masyarakat pedalaman dengan para pembeli dari luar. Pada abad ke-19, Mads
Lange, seorang pedagang asal Denmark, menetap dan mendirikan markas dagang di
Pantai Kuta. Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara
perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda.
Daya tarik lainnya, Pantai Kuta memiliki deburan ombak yang besar yang menjadi
tantangan tersendiri bagi para wisatawan untuk melakukan olahraga selancar
(surfing). Tempat ini juga kerapkali menjadi arena perlombaan selancar tingkat
nasional maupun tingkat dunia.
Sebagai pusat destinasi pariwisata di Pulau Bali, Pantai Kuta memiliki beragam fasilitas
pendukung, salah satunya adalah pusat pelatihan dan penyewaan peralatan surfing.
Bagi wisatawan yang ingin belajar melakukan surfing, di pantai ini tersedia tempat-
tempat khusus yang menyewakan peralatan selancar dan sekaligus pemandu. Di
pantai ini juga tersedia arena hiburan, seperti bungy jumping, water boom serta arena
permainan lainnya. Selain itu, di sepanjang Pantai Kuta terdapat berbagai macam
kafe, bar, pub, diskotek, maupun ajang live music yang selalu ramai dikunjungi oleh
para turis untuk menghabiskan waktu atau sekedar menambah hiburan di malam hari.

5. Pantai Sanur
Pantai Sanur sendiri terletak di sebelah timur kota Denpasar, yang merupakan Ibukota
dari Bali. Pantai Sanur pun lebih awal dikenal dibanding dengan Pantai Kuta. Pantai
Sanur adalah pantai berbatu karang dan memiliki ombak yang tenang. Ombak di
pantai ini pun tidak cocok bagi pecinta surfing. Dikarenakan ombak yang tenang, anda
dapat memanfaatkannya untuk snorkeling, kano, diving, banana boat dan parasailling.
Panjang Pantai Sanur sekitar 3 km dan menghadap ke arah timur. Anda dapat berjalan
santai di bibir pantai sambil mengabadikan beberapa pemandangan indah. Pantai
Sanur memiliki pasir yang putih dan lembut serta sangat cocok bagi anak-anak untuk
dapat bermain.
Pantai Sanur memiliki banyak fasilitas yang dapat anda manfaatkan seperti, hotel,
resort, villa, cafe, restoran, tempat oleh-oleh, pasar tradisional, pasar seni, dan
bungalow, dan fasilitas lainnya. Pantai Sanur juga terkenal akan komplek penginapan
yang cukup banyak yang mencapai lebih dari seratus penginapan dari hotel, bungalow
dan resort, dan villa. Anda pun dapat memilih penginapan sesuai dengan budget atau
keinginan.
I. TINJAUAN LOKASI
1. WONOGIRI SEBAGAI LOKASI
A. GAMBARAN UMUM WONOGIRI
1. Letak Geografis
Kabupaten Wonogiri terletak pada 70 32 80 15 Lintang selatan dan Garis Bujur 1100
41 1110 18 Bujur Timur. Posisi Kabupaten Wonogiri sangat strategis karena terletak
di ujung selatan Propinsi Jawa Tengah dan diapit oleh Propinsi Jawa Timur dan
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Luas Wilayah dan Kondisi Alam
Luas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah 182.236,02 ha. Secara administratif terbagi
menjadi 25 Kecamatan, 43 Kelurahan dan 251 Desa.
Kondisi alamnya sebagian besar berupa pegunungan berbatu gamping, terutama di
bagian selatan, yang termasuk jajaran Pegunungan Seribu dan merupakan mata air
dari Bengawan Solo.
3. Batas Wilayah
Batas wilayah Kabupaten Wonogiri dengan daerah lainnya adalah sebagai berikut :
- Sebelah Selatan : Kab. Pacitan (Jawa Timur) dan Samudra Indonesia
- Sebelah Utara : Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.
- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar dan Kab. Ponorogo (Jawa Timur)
- Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar :peta wonogiri

Sumber :Indonesia-peta.blogspot.com

4. Topografi
Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian tanahnya berupa perbukitan, dengan 20%
bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah
selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata
300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya
yang membuat kondisi sumberdaya alam yang saling berbeda. Hanya sebagian kecil
wilayah yang memiliki kesuburan dan potensial untuk pertanian. Dengan topografi
daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain
membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda.
5. Klimatologi
Secara Klimatologi, Kabupaten Wonogiri beriklim tropis, mampunyai 2 musim yaitu
penghujan dan kemarau dengan suhu rata-rata antara 240 - 320 dengan curah hujan
rata-rata 1,845 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 100 hari/tahun.
Besarnya hujan potensial pertahun rata-rata 3.631.708.820 m3 dengan tingkat
evaporasi sebesar 10% maka jumlah air hujan efektif di Kabupaten Wonogiri pertahun
rata-rata sebesar 3.268.537.937 m3 dengan penyebaran daerah hujan yang tidak
merata.
6. Iklim dan Curah Hujan
Kondisi iklim di Kabupaten Wonogiri termasuk tipe tropis atau memiliki dua musim,
yaitu penghujan dan kemarau. Pergantian musim berlangsung sepanjang tahun
dengan temperatur suhu udara rata-rata 24o 32o C. Curah hujan di Kabupaten
Wonogiri rata-rata berkisar antara 1.557-2.476 mm/ tahun dengan hari hujan antara
107-153 hari/tahun.
7. Jarak Wonogiri dengan Kota Sekitar
- Kota Surakarta : 32 Km
- Kabupaten Sukoharjo : 17 Km
- Kabupaten Klaten : 67 Km
- Kabpaten Boyolali : 55 Km
- Kabupaten Sragen : 49 Km
- Kabupaten Karanganyar : 49 Km
- Kota Semarang : 133 Km
8. Administrasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 3 Tahun 2002
pembagian wilayah administrasi terdiri dari 25 Kecamatan 294 Desa/Kelurahan
dengan perincian 251 Desa dan 43 Kelurahan.
9. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Wonogiri berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak
949.017 jiwa yang terdiri atas 461.307 jiwa penduduk laki-laki dan 487.710 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014,
penduduk Wonogiri mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan sebesar 94,59.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri tahun 2015 mencapai 521 jiwa/km2.
Kepadatan Penduduk di 25 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi terletak di Kecamatan Jatisrono dengan kepadatan sebesar 1.148 jiwa/km2
dan terendah di Kecamatan Paranggupito sebesar 259 jiwa/km2.
10. Tata guna lahan
Penggunaan tanah di wilayah kota Wonogiri pada daerah-daerah yang penduduknya
berkepadatan tinggi adalah untuk perumahan/permukiman beserta fasilitas-fasilitas,
terutama fasilitas lingkungan, seperti fasilitas perdagangan, perkantoran, pelayanan
jasa umum, dan sebagainya yang juga menempati sepanjang jalur utama.
Perkembangan fisik kota Wonogiri dengan pola penggunaan tanahnya yang masih
menunjukkan karakter rural urban lebih terkonsentrasi pada daerah berkepadatan
bangunan tinggi yaitu daerah sekitar pusat pemerintahan, perdagangan serta daerah
pemukiman di belakang daerah pertokoan.
B. KEPARIWISATAAN WONOGIRI
Kabupaten Wonogiri mempunyai banyak potensi wisata yang menarik untuk
dikunjungi oleh wisatawan. Di Wonogiri masih banyak potensi wisata yang harus
dikembangkan sehingga dapat menambah pemasukan untuk pemerintah daerah.
Potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Wonogiri antara lain termasuk jenis wisata
alam, wisata budaya, maupun wisata alam budaya.
Berikut adalah data kunjungan wisatawan ke Wonogir beberapa tahun terakhir:

DATA WISATAWAN DI WONOGIRI


TAHUN JUMLAH WISATAWAN
2011 439,293
2012 580,179
2013 399,615
2014 448,684
2015 359,884

Tabel data kunjungan Wisata di Wonogiri


Sumber: Dinas Pariwisata Wonogiri

Dari data diatas terlihat bahwa jumlah wisatawan yang mengunjungi wonogiri
mengalami fluktuasi.

2. KECAMATAN PARANGGUPITO
Paranggupito adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kecamatan
ini adalah satu-satu kecamatan di Kabupaten Wonogiri dan di eks-Karesidenan Surakarta
yang memiliki pesisir di Samudra Hindia.

Gambar. Peta Lokasi Parangupito


Sumber: Wikipedia
Profil kecamatan Paranggupito
Luas Wilayah : 6.475,4225 ha
Wilayah administrasi : 8 Desa, 38 RW dan 127 RT.
Jarak : 68 Km dari Kota Wonogiri
Ketinggian : 195 m dari permukaan air laut
Batas wilayah
Sebelah utara : Kecamatan Pracimantoro dan Giritontro
Sebelah timur : Kabupaten Pacitan
Sebelah : Laut selatan
Sebelah barat : Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil pertanian :
Padi gogo, jagung, ubi kayu, kacang tanah, dan kelapa deres
Usaha Mikro Kecil Menengah :
Potensi kerajinan dan industri rumah anyaman bambu, mebeler, pertukangan.
Industri makanan :
Pembuatan cabe jamu, empon-empon
Obyek wisata :
Pantai Nglonjok, Pantai Nampu, Pantai Sembukan, Pantai Banyutowo, Pantai
Kalimirah,dan Pantai Pringjono. wisata alam goa antara lain Goa Kendangan dan Goa
Suling yang di Desa Gudangharjo dan Gunturharjo.
Lain-lain :
Ada satu jenis tanaman yang memang banyak dikembangkan di daerah ini yaitu cabe
jamu. Potensi pertambangan yang banyak menjadi tumpuan mata pencaharian
penduduk Paranggupito adalah bahan galian C yang tersebar hampir seluruh
wilayahnya. Juga usaha rumput laut dan pembuatan gula kelapa yang memang banyak
bahan bakunya. Hasil perikanan Paranggupito adalah lobster segar dan ikan laut.
Untuk tempat pelabuhan para nelayan saat ini sudah dibangun Pelabuhan /
penambatan nelayan/perahu di Pantai Klotok.
3. Pantai Nampu
Pantai Nampu merupakan salah satu obyek Wisata pantai yang terletak di daerah
Wonogiri tepatnya di Desa Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito,
Wonogiri. Jarak tempuh menuju Wisata Pantai Nampu dari Kota Wonogiri sekitar 70 km
atau sekitar 2 jam perjalanan dari kota Wonogiri.
Gambar. Peta pantai Nampu
Sumber: Google earth

Pantai nampu memiliki potensi alam yang bagus untuk dikembangkan. Potensi-potensi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pantai nampu merupakan salah satu pantai yang ada di wonogiri dengan pasir
putih,bersih serta pemandangan alam yang indah. Pantai ini seperti belum banyak
dijamah oleh orang.
b. Kawasan sekitar pantai adalah berbukit dan tebing, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bangunan yang mempunyai daya tarik tersendiri.
c. Karang yang masih bagus ,belum mengalami kerusakan

Dan bebepa potensi pendukung,antara lain:

a. Dekat dengan tempat pelelangan Ikan (TPI) yaitu di pantai waru


b. Dekat dengan pantai sembukan yang mana setiap setahun sekali diadakan selamatan
(Larung Ageng) baik oleh Kraton Surakarta, Pemkab Wonogiri maupun masyarakat
desa Paranggupito. Sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

Gambar. Pantai Nampu Wonogiri

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai