Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PERILAKU MURID, KONDISI EKONOMI DAN

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI


CACING NEMATODA INTESTINAL (SOIL TRANSMITTED
HELMINTHIASIS) DI SD INPRES PAMPANG 2 MAKASSAR

THE RELATION BETWEEN STUDENTS BEHAVIORAL, ECONOMIC SITUATION


AND ENVIRONMENTAL SANITATION SITUATION WITH INTESTINAL NEMATODE
WORMS INFECTION (SOIL TRANSMITTED HELMINTHIASIS) IN PRIMARY SCHOOL OF
PAMPANG 2 MAKASSAR

A. SYAFAAT ZULKARNAIN SP1

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

Hp 085298120840, Email: ahmadsyafaat@med.unismuh.ac.id

Abstrak
Kecacingan merupakan penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi
kesehatan masyarakat namun kurang mendapat perhatian (neglected diseases) paling sering
muncul terutama di daerah miskin dan di Negara berkembang yang memiliki kebersihan dan
sanitasi yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
perilaku murid, kondisi ekonomi dan kondisi sanitasi lingkungan dengan kejadian infeksi
cacing nematoda intestinal (soil-transmitted helminthiasis) pada SD Inpres Pampang 2
Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode
potong lintang (cross sectional study), yang dilakukan di SD Inpres Pampang 2 Makassar
pada bulan Desember 2016- Februari 2017. Sampel pada penelitian ini berjumlah 74 anak
yang diambil melalui tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menujukkan dari 74 anak
didapatkan 35 anak (47,3%) yang mengalami kecacingan dengan jenis cacing yang paling
dominan adalah Ascaris lumbricoides (62,8%). Dari hasil analisis didapatkan hubungan
yang bermakna antara perilaku murid, kondisi ekonomi dengan kejadian kecacingan (nilai p
<0,05; p=0,000, p=0,008) dan tidak ada hubungan antara kondisi sanitasi lingkungan
dengan kecacingan pada penilitian ini (nilai p >0,05; p=0,838).

Kata kunci: Kecacingan, perilaku murid, kondisi ekonomi, kondisi sanitasi lingkungan

Abstract
Worm infestation is disease-based environment that is still an issue for public health but less
attention (neglected diseases) most often appear in poor areas and in developing countries
that have hygiene and sanitation poorly. The research aims to know relation between
students behavioral, economic situation and environmental sanitation situation with
intestinal nematode worms infection (soil transmitted helminthiasis) in primary school of
Pampang 2 Makassar. This research is an observational analytic with cross sectional study
method, conducted in primary school of Pampang 2 Makassar in December 2016-February
2017. The samples on this research are 74 kids be taken through purposive sampling. The
result shows in 74 kids, be obtained 35 kids (47,3%) have worm infestation which the
dominant kind of worm infestation is Ascaris lumbricoides (62,8%). Analysis results obtained
that there is significant relation between students behavioral, economic situation with worm
infestation (p value <0,05; p=0,000, p=0,008) and no relation between environment
sanitation situation with worm infestation on this research (p value >0,05; p=0,838).

Key words: Worm infestation, students behavioral, economic situation, environmental


sanitation situation
diatas masih relatif tinggi terutama pada
penduduk yang kurang mampu dari segi
PENDAHULUAN ekonomi. Hasil studi Tasbih, dkk di
SDN Cambaya Kecamatan Ujung
Kecacingan merupakan infeksi Tanah Kota Makassar tahun 2014,
kronik paling sering yang muncul didapatkan 60 responden (57,7%)
terutama di daerah miskin dan di positif kecacingan dengan jenis cacing
Negara berkembang yang memiliki Ascaris lumbricoides sebanyak 51,9%,
kebersihan dan sanitasi yang kurang sedangkan Trichuris trichiura 36,5%.
baik.1 Kecacingan yang paling umum Diantara sejumlah responden yang
terjadi disebabkan oleh infestasi cacing positif, terdapat 30,7% responden yang
yang penyebarannya melalui tanah mengalami infestasi ganda dengan dua
(soil-transmitted helminthes/STH). jenis cacing berbeda (Ascaris
Parasit yang termasuk dalam STH yaitu lumbricoides dan Trichuris trichiura).6
Ascaris lumbricoides, Trichuris Tingginya angka kecacingan
trichiura, dan cacing tambang (Necator tersebut terutama pada usia anak
americanus dan Ancylostoma prasekolah dikarenakan rendahnya
duodenale).2 tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup
Anak-anak usia sekolah bersih sehat) seperti kebersihan kuku,
merupakan salah satu dari populasi kebiasaan cuci tangan sebelum makan
risiko tinggi atas infeksi parasit dan setelah buang air besar, perilaku
intestinal. World Health Organization jajan di sembarang tempat yang
(WHO) menyatakan bahwa lebih dari kebersihannya tidak dapat dikontrol,
270 juta anak-anak usia prasekolah dan dan perilaku BAB tidak di WC yang
600 juta anak-anak usia sekolah hidup mengakibatkan terjadinya pencemaran
di daerah dengan penyebaran intensif tanah dan lingkungan dengan feses
parasit-parasit ini dan membutuhkan yang mengandung telur cacing.7
terapi dan tindak pencegahan.4 Pampang merupakan salah satu
Efek samping dari parasit daerah wilayah kecamatan
tersebut pada anak-anak beragam dan Panakkukang. Pemukiman
mengkhawatirkan. Menurut Stephenson penduduknya telihat cukup padat dan
et al, infeksi parasit usus memiliki efek kumuh, dibeberapa tempat masih
merugikan pada kelangsungan hidup, didapatkan anak-anak yang berenang
nafsu makan, pertumbuhan dan dikanal. Berdasarkan angka kecacingan
kebugaran fisik juga kehadiran sekolah pada salah satu Sekolah Dasar di
dan kinerja kognitif. Sedangkan Makassar dan keadaan sekitar sekolah
menurut Avhad, anak usia sekolah SDI Pampang 2 Makassar, maka
menanggung beban besar dari infeksi peneliti terdorong untuk melakukan
ini, yang berhubungan dengan penelitian terkait kasus kecacingan pada
malnutrisi, anemia, pertumbuhan dan sekolah ini. Juga dalam rangka
penundaan kognitif yang mana dapat meningkatkan upaya pencegahan
berdampak negatif terhadap kecacingan yang efektif sesuai dengan
perkembangan fisik dan menurunnya Kibajakan Program Pengendalian
kualitas sumber daya manusia.3 Penyakit Cacingan di Indonesia.
Berdasarkan Ditjen PP-PL,
Depkes RI, kecacingan di Indonesia METODE PENELITIAN
pada tahun 2008 terjadi penurunan
prevalensi yang awalnya 32,6% pada Penelitian ini merupakan
tahun 2006 menjadi 24,1%.5 Walaupun penelitian observasional analitik dengan
terjadi penurunan, tetapi prevalensi metode potong lintang (cross sectional
study). Penelitian dilakukan di SD sanitasi lingkungan diukur dengan
Inpres Pampang 2 Makassar pada bulan menggunakan jawaban dari beberapa
Desember 2016- Februari 2017. Sampel pertanyaan yaitu, tempat buang air di
pada penelitian ini adalah anak SD rumah, lantai rumah, lantai kamar
kelas satu, dua dan tiga. Pengambilan mandi, air yan digunakan sehari-hari
sampel dilakukan dengan menggunakan dan kualitas fisik air dirumah,
teknik metode Purposive Sampling atau kemudian di ukur melalui skoring.
pengambilan sampel berdasarkan Kondisi sanitasi lingkungan
kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan dikategorikan menjadi kondisi sanitasi
teknik pengambilan sampel yang yang bersih dan cukup bersih. Kondisi
digunakan, maka dibentuk kriteria ekonomi dikategorikan menjadi kondisi
inklusi maupun eksklusi. Berdasarkan ekonomi mampu dan cukup mampu
hasil perhitungan sampel, diperoleh dengan melihat gaji yang dihasilkan
minimal 66 sampel yang dibutuhkan. oleh kedua orang tua apakah lebih atau
Untuk mengantisipasi terjadinya drop kurang dari UMR.
out maka jumlah sampel ditambahkan Setelah dilakukan wawancara,
menjadi 200 sampel. kepada siswa yang terpilih dibagikan
Adapun kriteria inklusi, yaitu: wadah plastik dengan penutup yang
1. Murid kelas 1-3 SD Inpres telah diberikan formalin 10% dan
Pampang 2 Makassar sendok kecil untuk mengambil feses
2. Dapat berkomunikasi dengan baik yang sebelumnya telah diberikan
3. Murid bersedia menjadi objek penjelasan cara mengambil feses.
penelitian Pemeriksaan feses dilakukan di
4. Mendapat izin dari orang tua laboratorium RSUD Haji Makassar
Adapun Kriteria eksklusi, yaitu: Provinsi Sulawesi Selatan
1. Tidak bersedia menjadi objek menggunakan metode Kato-Katz.
penelitian Data yang didapatkan akan di
2. Tidak mengembalikan pot analisis dengan uji Chi-square dengan
3. Murid yang telah mengkonsumsi menggunakan aplikasi SPSS version
obat anti cacing dalam 6 bulan 23.0.
terakhir
4. Murid yang berhalangan hadir HASIL
Cara pengumpulan data dengan
melakukan wawancara terlebih dahulu Dari proses pengumpulan data
dengan murid didampingi oleh orang diperoleh 200 murid yang memenuhi
tuanya terhadap perilaku murid kriteria, namun yang mengembalikan
sehubungan dengan risiko terkena pot feses hanya 74.
kecacingan dan sanitasi lingkungan Dari 74 responden, jangkauan
rumah. Perilaku murid berkaitan umur yang ada mulai dari 6 tahun
dengan penyakit kecacingan diukur sampai 9 tahun dimana umur 7 tahun
dengan melihat jawaban mengenai memiliki jumlah terbanyak sebesar
kebiasaan mencuci tangan, menghisap 59,5% sedangkan umur 6 tahun dengan
jari, memasukkan mainan ke mulut, jumlah terkecil sebesar 5,4%.
memotong kuku, membersihkan kuku, Sedangkan untuk jenis kelamin maupun
menggunakan alas kaki ke sekolah kelas, antara laki-laki dan perempuan
maupun bermain, membersihkan alas tidak ada perbedaan jumlah yang
kaki, bermain di tanah dan diukur signifikan, begitupun dengan distribusi
melalui skoring kemudian kelas responden. Hasil distribusi
dikategorikan menjadi perilaku sehat tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
dan perilaku cukup sehat. Kondisi
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Jenis Cacing N= 35 %
Murid berdasarkan umur, kelas, dan Ascaris lumbricoides 22 62,8
jenis kelamin Trichuris trichiura 0 0
N= 74 % Hook Worm 3 8,,6
Umur Campuran 10 28,6
6 tahun 4 5.4 Total 35 100
7 tahun 44 59.5
8 tahun 19 25.7
9 tahun 7 9.5 Hasil wawancara dengan murid-
Total 74 100 murid SD Inpres Pampang 2 Makassar
Jenis Kelamin tentang perilaku mereka berkaitan

Laki-Laki 39 52.7
Perempuan 35 47.3
dengan resiko terjangkit penyakit
Total 74 100 kecacingan menunjukkan masih lebih
Kelas dari 50% responden memiliki perilaku

I 26 35.1 kurang sehat dan selebihnya sudah
II 24 32.4 memiliki perilaku yang sehat.
III 24 32.4
Sesuai dengan jawaban dari
Total 74 100
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
menujukkan semua murid
1. Pemeriksaan feses menggunakan alas kaki kesekolah,
Dari hasil pemeriksaan feses hampir semua murid mencuci tangan
didapatkan informasi bahwa dari 74 baik sebelum makan maupun setelah
responden yang terkumpul terdapat 35 buang air besar menggunakan sabun.
yang positif kecacingan (47,3%). Hasil Lebih dari setengah responden yang
pemeriksaan tinja pada anak SD Inpres selalu menghidap jari, memasukkan
Pampang 2 Makassar dapat dilihat pada mainan ke dalam mulut, menggunakan
tabel 2. alas kaki saat bermain. Dan lebih dari
Dari 35 responden yang positif, jenis setengah yang tidak pernah
cacing yang paling dominan membersihkan kukunya.
menginfeksi adalah Ascaris Hasil wawancara tentang
lumbricoides (62,8%) dan ada sebagian sanitasi lingkungan di rumah responden
yang campuran. Jenis-jenis cacing yang menunjukkan bahwa sudah lebih dari
menginfeksi responden dapat dilihat 80% responden telah memiliki sanitasi
pada tabel 3. yang bersih dengan jumlah responden
pada masing-masing poin pertanyaan
2. Perilaku murid, kondisi sanitasi seperti BAB di WC , membersihkan
lingkungan, kondisi ekonomi WC sekali seminggu, lantai rumah
Hasil distribusi perilaku murid, maupun kamar mandi dari
kondisi sanitasi dan kondisi ekonomi tegel/keramik/ kayu, air yang
dapat dilihat pada tabel 4. digunakan dari PDAM dan kualitas air
yang memenuhi syarat lebih dari 50%.
Tabel 2. Distribusi Kecacingan
Responden
Kecacingan N= 74 % Tabel 4. Distribusi Perilaku Murid,
Positif 35 47,3
Kondisi Sanitasi dan Kondisi
Ekonomi
Negatif 39 52,7
Variabel N %
Total 74 100
1. Perilaku Murid
Mencuci tangan sebelum makan
Tabel 3. Distribusi Jenis Cacing pada
Kecacingan Positif Mencuci tangan dengan sabun 65 87.8
Mencuci tangan tanpa sabun 6 8.1 Kadang-kadang 20 27
Tidak mencuci tangan 3 4.1 Tidak pernah 36 48.6
Mencuci tangan setelah bermain Sehat 32 43,2

Selalu 5 6.8 Kurang Sehat 42 56,8
Kadang-kadang 29 39.2 2. Kondisi Sanitasi
Tidak pernah 40 54.1 Tempat BAB
Menghisap jari WC 70
94,6

Selalu 41 55.4 Diluar WC (kebun/ sungai/
4
pantai) 5,4
Kadang-kadang 13 17.6
Berapa kali membersihkan tempat
Tidak pernah 20 27 BAB
Mencuci tangan setelah BAB Seminggu sekali 51 68,9

Selalu 61 82.4 Tidak pernah 23 31,1
Kadang-kadang 13 17.6 Lantai Rumah
Tidak pernah 0 0 Tegel/keramik/kayu 62 83,8
Memasukkan mainan kedalam mulut Tanah 12 16,2

Selalu 45 60.8 Lantai Kamar Mandi
Kadang-kadang 5 6.8 Tegel/keramik/kayu 62 83,8
Tanah 12 16,2
Tidak pernah 24 32.4
Air yang Digunakan
Memotong kuku
PDAM 46 62,2
Selalu 29 39.2
Sumur/ Sungai 28 37,8
Kadang-kadang 39 52.7
Kualitas Air
Tidak pernah 6 8.1
Memenuhi syarat 47 63,5
Frekuensi memotong kuku
Tidak Memenuhi Syarat 27 36,5
Seminggu sekali 28 37.8 62 83,8
Bersih
2 minggu sekali 14 18.9 12 16,2
Kurang Bersih
> 2 minggu sekali 32 43.2
3. Kondisi Ekonomi
Membersihkan kuku 31 41,9
Mampu
Selalu 22 29.7 Kurang Mampu 43 58,1
Kadang-kadang 4 5.4
Tidak pernah 48 64.9 Untuk mengetahui hubungan
Menggunakan alas kaki ke perilaku murid, kondisi ekonomi dan
sekolah
kondisi sanitasi lingkungan dengan
Selalu 74 100
kejadian kecacingan maka dilakukan
Kadang-kadang 0 0 analisis data dengan menggunakan uji
Tidak pernah 0 0 chi-square. Distribusi sampel menurut
Menggunakan alas kaki saat bermain perilaku murid, kondisi ekonomi dan

Selalu 40 54.1 kondisi sanitasi lingkungan dengan
Kadang-kadang 31 41.9 kejadian kecacingan dapat dilihat pada
Tidak pernah 3 4.1 tabel 5.
Membersihkan alas kaki

Selalu 24 32.4
Tabel 5. Tabulasi Silang Distribusi
Kadang-kadang 17 23
Perilaku Murid, Kondisi Ekonomi
Tidak pernah 33 44.6
dan Kondisi Sanitasi dengan
Kebiasaan bermain di tanah Kecacingan

Selalu 18 24.3 Kecacingan P
Negatif Positif Sampel feses yang terkumpul
N % N % tidak sesuai dengan harapan karena
Perilaku Murid seharusnya sampel feses yang
Kurang Sehat 12 16,2 30 40,5 p= terkumpul sebanyak 200 sampel tetapi
Sehat 27 36,5 5 6,8 0,008 yang terkumpul hanya 74 sampel.
Kondisi Ekonomi Alasan responden tidak mengumpulkan
Kurang fesesnya yaitu, pagi hari tidak buang air
17 23,0 26 35,1 p=
Mampu
Mampu 22 29,7 9 12,2
0,008 besar, ada sebagian anak yang merasa
Kondisi Sanitasi jijik untuk mengambil fesesnya., dan
Kurang Bersih 6 8,1 6 8,1 p= ada juga anak sekolah yang tidak masuk
Bersih 33 44,6 29 39,2 0,838 sekolah sampai hari terakhir
pengumpulan sampel feses.
Berdasarkan hasil uji chi-square Jenis cacing usus yang paling
menunjukkan bahwa terdapat hubungan banyak ditemukan dalam sampel feses
antara perilaku murid dan kondisi yang diperiksa adalah Ascaris
ekonomi dengan kejadian kecacingan lumbricoides. Sesuai dengan penelitian
dengan nilai p < 0,05 (p= 0,000, p= yang dilakukan oleh Tasbih, dkk yang
0,008) dan tidak terdapat hubungan mengatakan bahwa infestasi cacing
antara kondisi sanitasi lingkungan gelas (Ascaris lumbricoides) paling
dengan kejadian kecacingan dengan banyak di dapatkan dengan jumlah
nilai p > 0,05 (p= 0,838). 51,9%.6 Sedangkan jenis cacing yang
paling sedikit didapatkan yaitu cacing
PEMBAHASAN tambang. Responden yang menderita
Berdasarkan hasil pemeriksaan infestasi cacing tambang ini merupakan
feses , didapatkaan persentase kakak adik yang tinggal serumah di
prevalensi kecacingan sebesar 47,3%, daerah Barombong dan memiiki
hasil ini berdasarkan pemeriksaan feses kebiasaan tidak menggunakan alas kaki
yang dilakukan pada 74 sampel murid saat bermain ataupun sekedar keluar
SD Inpres Pampang 2 Makasaar. Hasil rumah berdasarkan hasil wawancara
ini lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan kuesioner.
hasil survey yang dilakukan oleh Hasil uji statistik (uji chi-
Depkes RI pada tahun 2008, dimana square) untuk analisa hubungan antara
prevalensi kecacingan sebesar 24,1%.5 perilaku murid dengan kecacingan
Bila dibandingkan dengan target angka menunjukkan bahwa ada hubungan
Nasional infeksi kecacingan yaitu yang signifikan. Hasil ini sesuai dengan
<10%, maka angka ini masih cukup penelitian yang dilakukan oleh Brefiani,
tinggi. Hal ini juga sesuai dengan hasil 2011 yang menyimpulkan bahwa
studi yang dilakukan oleh Tasbih, dkk terdapat hubungan antara perilaku
di SDN Cambaya Kecamatan Ujung murid dengan kejadian kecacingan.30
Tanah Kota Makassar tahun 2014, dari Berbeda dengan hasil yang didapatkan
104 anak didapatkan bahwa prevalensi pada penelitian ini yang menunjukkan
kecacingan sebesar 57,7%.6 Sedangkan adanya hubungan antara perilaku murid
menurut Ainun, dkk, studi yang dengan kejadian kecacingan, penelitian
dilakukan di SD Athirah Bukit Baruga yang dilakukan oleh Sitti Chadijah, dkk
Makassar pada tahun 2013 menunjukkan tidak adanya hubungan
menunjukkan rendahnya angka antara perilaku murid dengan kejadian
kejadian kecacingan, hal ini terlihat dari kecacingan.31
126 sampel hanya 7 sampel yang Dari beberapa pertanyaan yang
mengalami kecacingan. menunjukkan perilaku murid, hasil
wawancara menggunakan kuesioner
menunjukkan bahwa ada beberapa poin menunjukkan tidak adanya hubungan
yang menyebabkan beberapa dari antara kondisi ekonomi dengan
responden yang secara keseluruhan kejadian kecacingan.32
dikategorikan sehat dalam penelitian ini
tetapi menderita kecacingan yaitu KESIMPULAN
menghisap jari tangan, memotong kuku,
membersihkan kuku, dan kebiasaan Dari hasil penelitian yang
bermain di tanah. dilakukan pada murid SD Inpres
Berdasarkan hasil penelitian ini Pampang II, didapatkan bahwa:
yang menunjukkan tidak adanya 1. Prevalensi kecacingan pada anak
hubungan antara sanitasi lingkungan sekolah dasar di SD Inpres
dengan kejadian kecacingan pada anak Pampang 2 Makassar sebesar
SD Inpres Pampang 2 Makassar. Hal ini 47,3%.
sesuai dengan penelitian yang 2. Ada hubungan yang bermakna
dilakukan oleh Sitti Chadijah, dkk antara perilaku murid dengan
menunjukkan tidak adanya hubungan kejadian kecacingan pada murid
antara kondisi sanitasi dengan kejadian kelas 1-3 SD Inpres Pampang 2
kecacingan.31 Berbeda dengan Makassar.
penelitian yang dilakukan oleh Brefiani 3. Ada hubungan yang bermakna
bahwa terdapat hubungan antara antara kondisi ekonomi dengan
kondisi sanitasi dengan kejadian kejadian kecacingan pada murid
kecacingan.30 Pada penelitian ini sudah kelas 1-3 SD Inpres Pampang 2
lebih dari 80% telah memiliki kondisi Makassar.
sanitasi yang bersih, tetapi prevalensi 4. Tidak ada hubungan yang
terjadinya kecacingan masih cukup bermakna antara kondisi sanitasi
tinggi, hal ini berbeda dengan literatur- dengan kejadian kecacingan pada
literatur yang menjelaskan bahwa murid kelas 1-3 SD Inpres
semakin baik kondisi sanitasi Pampang 2 Makassar.
lingkungan seseorang maka semakin
kecil pula kemungkinan orang SARAN
terinfeksi kecacingan.
Adanya hubungan antara 1. Memperbaiki sanitasi lingkungan
kondisi ekonomi dengan kejadian tempat tinggal meski pendapatan
kecacingan pada penelitian ini kurang, dengan lebih
menunjukkan bahwa semakin mampu memprioritaskan kebutuhan
suatu keluarga maka semakin kecil sandang, pangan terlebih dahulu
kemungkinan seseorang dalam keluarga disbanding kebutuhan yang lain
tersebut untuk menderita kecacingan untuk mencegah infeksi
sebaliknya semakin kurang mampu kecacingan.
suatu keluarga makan besar 2. Mengajarkan kepada anak tentang
kemungkinan seseorang dalam keluarga pola hidup bersih dan sehat.
tersebut terjangkit kecacingan. Hal ini 3. Bagi pihak keluarga, sekolah
sesuai dengan studi yang dilakukan maupun petugas kesehatan lebih
oleh Danang Yoga, 2014 yang melakukan lagi upaya promotif
menunjukkan bahwa keadaan ekonomi dalam mencegah kejadian
yang kurang baik berhubungan dengan kecacingan mengingat selama ini
kejadian kecacingan pada anak-anak di kurangnya program untuk penyakit
salah satu sekolah dasar di Kabupaten infeksi cacing
Semarang.34 Berbeda dengan hasil yang
didapatkan oleh Yudha Prasetyo, 2016
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2011. h. 74-81, 85-9
1. Brooker S, Donald AP. Mansons 12. Paniker, CK, Ghosh Sougata.
tropcal diseases. 23rd ed. Section Panikers Textbook of Medical
11. Chapter 85. Philadelphia: Parasitology 7th Edition. New
Saunders Elsevier; 2013. h. 1515. Delhi: Jaypee Brothers Medical
2. Silalahi RH, Wistiani, Edi D. Publisher (P) Ltd; 2013. h. 172-75,
Jumlah eosinophil pada anak 182-83, 185-87, 190-91, 195-200
dengan soil transmitted 13. Rampengan, TH. Penyakit Infeksi
heminthiasis yang berusia 6-10 Tropik pada Anak Edisi 2. Jakarta:
tahun. Sari Pediatri 2014;16:79. ECG; 2008. h. 231-32, 237-41
3. Avhad SB, Hiware CJ. Soil 14. Hawley, LB. High-Yield
transmitted helminthiasis among Microbiology and Infectious
school age children in Aurangabad Diseases 2nd Edition. United States
district, Maharashtra state, India. of America: Lippincott Williams &
Dama International 2012;1(2):31. Wilkins; 2007. h. 169
4. World Health Organization. Soil- 15. Guerrant, RL, Walker, DH, Weller,
transmitted helminth infections. PF. Tropical Infectious Diseases
Geneva: World Health Principles, Pathogens and Practice
Organization [Online]. 2016. 3rd Edition. Philadelphia: Saunders
Tersedia di: Elsevier; 2011. h. 1248-49, 1255,
http://www.who.int/mediacentre/fa 1258, 1267-68
ctsheets/fs366/en/ [diakses pada 15 16. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi
Oktober 2016]. Kedokteran. Jakarta: Sagung Seto;
5. Depkes RI. Profil kesehatan 2011. h. 181-82
Indonesia 2008. Kemenkes, 17. Satoskar, AR, dkk. Medical
Jakarta. 2009 Parasitology. United States
6. Ahdal, Tasbih, dkk. Hubungan America: Landers Bioscience;
infestasi kecacingan dengan status 2009. h. 5, 10-1, 16, 23, 28
gizi pada anak SDN Cambaya di 18. Soedarmo, SS, dkk. Buku Ajar
wilayah pesisir kota Makassar. Infeksi & Pediatri Tropis Edisi
[Artikel]. Unhas Respository; 2014 Kedua Cetakan Ketiga. Jakarta:
7. Winita R, Mulyati, Hendri Astuty. Badan Penerbit IDAI; 2012. h. 371
Upaya pemberantasan kecacingan 19. Centers For Disease Control and
di sekolah dasar. Makara Prevention. Parasites-Ascariasis.
Kesehatan; 2012;16(2):66. United Stated America: CDC
8. Zaman, Viqar. Atlas Parasitologi [Online]. 2015. Tersedia di:
Kedokteran Edisi II. Jakarta: http://www.cdc.gov/parasites/ascari
Hipokrates; 2007. h. 177 asis/biology.html [diakses pada 3
9. Sutanto, Inge, dkk. Buku Ajar November 2016].
Parasitologi Kedokteran Edisi 20. Soedarto. Pengobatan Penyakit
Keempat. Jakarta: Balai Penerbit Parasit. Jakarta: Sagung Seto;
FKUI; 2008. h. 6, 12-3 2012. h. 62
10. Natadisastra, D, Agoes, R. 21. Centers For Disease Control and
Parasitologi Kedokteran Ditinjau Prevention. Parasites-Trichuriasis.
dari Organ Tubuh yang Diserang. United Stated America: CDC
Jakarta: EGC; 2009. h. 73-84 [Online]. 2013. Tersedia di:
11. Hadidjaja, P, Margono, S. Dasar https://www.cdc.gov/parasites/whi
Parasitologi Klinik Edisi Pertama. pworm/ [diakses pada 4 November
2016].
22. Schlossberg, David. Clinical Kanak/Raudhatul Athfal/Bustanul
nd
Infectious Disease 2 Edition. Athfal dan Sekolah/Madrasah.
United Kingdom: Cambridge Kementerian Pendidikan dan
University Press; 2015. h. 2123-24 Kebudayaan. 2014:4
23. Centers For Disease Control and 30. Ariska, Brefiani M. Beberapa
Prevention. Parasites-Hookworm. Faktor yang Berhubungan dengan
United Stated America: CDC Kejadian Infeksi Cacing Askariasis
[Online]. 2013. Tersedia di: Lumbricoides Pada Murid SDN
https://www.cdc.gov/parasites/hoo 201/IV Di Kelurahan Simpang IV
kworm/biology.html [diakses pada Sipin Kota Jambi Tahun 2011.
4 November 2016]. [Artikel]. Unand Respository; 2011
24. Centers For Disease Control and 31. Chadijah, Sitti, dkk. Hubungan
Prevention. Parasites-Enterobiasis. Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi
United Stated America: CDC Lingkungan dengan Angka
[Online]. 2013. Tersedia di: Kecacingan Pada Anak Sekolah
https://www.cdc.gov/parasites/pin Dasar Di Kota Palu. Donggala:
worm/biology.html [diakses pada 4 Media Litbangkes; 2014: 24(1): 50
November 2016]. 32. Dharma, Yudha P. Hubungan
25. World Health Organization. Faktor Sosio-Ekonomi dan Tingkat
Healthy Villages: A Guide for Pengetahuan Orang Tua dengan
Communities and Community Kejadian Infeksi Soil Transmitted
Health Workers. Geneva: World Helminth (STH) dan Pemetaan
Health Organization [Online]. Tempat Tinggal Siswa Terinfeksi
Tersedia di: STH Pada Siswa SDN 1
http://www.who.int/water_sanitatio Krawangsari Natar. [Artikel]. Unila
n_health/hygiene/settings/hvchap8. Repository; 2016
pdf 33. Muchlisah, Ainun, dkk. Hubungan
26. Mahmud, MA, dkk. Efficacy of Higiene Perorangan dengan
Handwashing with Soap and Nail Kejadian Kecacingan di SD
Clipping on Intestinal Parasitic Athirah Bukit Baruga Makassar.
Infections in School-Aged [Artikel]. Unhas Repository; 2013
Children: A Factorial Cluster 34. Wiguna, DY. Hubungan Antara
Randomized Conrolled Trial. Status Sosial Ekonomi dengan
PLOS Medicine. 2015:10 Infeksi Soil Transmitted Helminths
27. Kattula, Deepthi, dkk. Prevalence di SDN 03 Kecamatan Prigapus
& Risk Factors For Soil Kabupaten Semarang. [Artikel].
Transmitted Helminth Among Undip Repository; 2014
School Children in South India.
Indian J Med. 2014: 139:79-80
28. Chadijah S, Sumolang PPF,
Veridiana NN. Hubungan
Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi
Lingkungan dengan Angka
Kecacingan pada Anak Sekolah
Dasar di Kota Palu. Media
Litbangkes. 2014; 24(1): 50- 56.
29. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI & Menteri Agama
RI. Penerimaan Peserta Didik Baru
Pada Taman Kanak-

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • BAB 1.docx Pelayanan
    BAB 1.docx Pelayanan
    Dokumen48 halaman
    BAB 1.docx Pelayanan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Print
    Daftar Isi Print
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi Print
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Surat
    Surat
    Dokumen1 halaman
    Surat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Is1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Teknik Penyuluhan
    Teknik Penyuluhan
    Dokumen3 halaman
    Teknik Penyuluhan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Soal Biomedik 2
    Soal Biomedik 2
    Dokumen6 halaman
    Soal Biomedik 2
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • International Standard Tuberculosis Care
    International Standard Tuberculosis Care
    Dokumen3 halaman
    International Standard Tuberculosis Care
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kisisoal
    Kisisoal
    Dokumen2 halaman
    Kisisoal
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Asistensi Endokrin 2015
    Asistensi Endokrin 2015
    Dokumen18 halaman
    Asistensi Endokrin 2015
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen31 halaman
    Kelompok 5
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Tutor Modul 2-1
    Tutor Modul 2-1
    Dokumen10 halaman
    Tutor Modul 2-1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Referat Faat
    Referat Faat
    Dokumen10 halaman
    Referat Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • 49,50,51 Faat
    49,50,51 Faat
    Dokumen3 halaman
    49,50,51 Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen14 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Hemophilia
    Hemophilia
    Dokumen3 halaman
    Hemophilia
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Observasi Lapangan
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Dokumen3 halaman
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Haha
    Haha
    Dokumen5 halaman
    Haha
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • JATUH LANJUT
    JATUH LANJUT
    Dokumen13 halaman
    JATUH LANJUT
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Wisuda
    Wisuda
    Dokumen2 halaman
    Wisuda
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Dokumen6 halaman
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Osteosarcoma
    Osteosarcoma
    Dokumen9 halaman
    Osteosarcoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokumen9 halaman
    Kanker Serviks
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen13 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Faat
    Faat
    Dokumen3 halaman
    Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bank Asi Dan Bank Sperma
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Dokumen17 halaman
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat