Anda di halaman 1dari 9

KANKER SERVIKS

A. DEFINISI
Karsinoma serviks adalah tumor ganas paling sering ditemukan pada
system reproduksi wanita.1
B. EPIDEMIOLOGI
Seluruh dunia, kanker serviks merupakan terbanyak ketiga kanker dan

keempat yang menyebabkan kemaran pada wanita2


Insidensi tahunan dari kanker serviks di UK sekitar 9 per 100.000 kasus.
Insidensi tertinggi dari penyakit ini muncul pada usia 40-45 tahun.
Insidensi menurun dalam 10 tahun terakhir akibat dari skrining yang

efektif. Insidensi tertinggi pada Negara berkembang.3


Kanker ini paling sering pada wanita Eastern Africa, South Central Asia,
dan Melanesia. Usia rata-rata pada diagnosis adalah 48 tahun, dan
majoritas dari kasus didiagnosa pada umur 35-55 tahun.4

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


Etiologi: masih belum diketahui pasti
Factor risiko:
Human papillomavirus
Infeksi HPV yang persisten

merupakan

factor

penting

dalam

perkembangan kanker serviks dan lebih besar dari 99% dari mengandung
DNA HPV. HPV tipe 16 dan 18 terhitung 70% berkaitan dengan kanker
serviks. Efek onkogenik dari subtype HPV yang risiko tinggi muncul
untuk memediasi protein E6 dan E7, yang memperlihatkan inaktivasi gen
suppressor tumor p53 dan pRb. Kehilangan diatas dalam mekanisme
regulasi siklus sel menyebabkan transformasi keganasan.2 Banyak factor
risiko yang merupakan refleksi pemaparan dari HPV:3
Kehamilan pertama pada umur belia
Pada kehamilan pertama sel-sel dibawah sel epithelial columnar dan
sel-sel peralihan pada SCJ, akan mengalami metaplasia yang
mengakibatkan terdorongnya SCJ (skuamous-columnar junction)
yang awalnya berada didalam ostium external serviks ke luar dari
ostium external serviks. Sel-sel yang telah mengalami metaplasia ini
akan membentuk suatu batasan yang disebut transformational zone,
sel-sel pada TZ ini mewakili sebagai sel-sel baru dan sedikit matur
yang sangat berperan dengan perubahan onkogenik dalam hal ini
onkogenik yang diinisasi oleh HPV.5

Multiparitas

(Sumber: Beckman, Charles RB, dkk. Obstetrics and Gynecology


Sixth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2010. p.376)

Banyak partner seksual


Partner yang memiliki banyak pasangan seksual
Penggunaan pil kontraseptif
Merokok
Sosioekonomik rendah
Immunocompromise (AIDS)
Paparan Diethylstillboesterol in utero
Imigrasi dari daerah dengan prevalensi tinggi HPV atau Negara

dengan skrining yang rendah.2


Sirkumsisi penis.2

(Sumber: Beckman, Charles RB, dkk. Obstetrics and Gynecology Sixth Edition.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2010. p.375
D. GEJALA DAN TANDA
Kiranya, gejala pertama pada kanker serviks stadium awal adalah
secret vagina yang tipis, cair, dan kemerahan yang sering tidak dikenali oleh
pasien. Gejala klasik intermitten, tidak nyeri, metroragi atau spotting hanya
pada postcoitus atau setelah mandi, walaupun bukan gejala yang sering.
Keganasan yang membesar, episode perdarahan menjadi lebih berat dan lebih
sering, dan makin panjang. Pasien bisa juga mendiskripsikan sebagai
peningkatan dari jumlah dan durasi dari mestruasi biasanya.6
Gejala belakangan atau indicator dari penyakit lanjut termasuk
perkembangan nyeri yang menjalar ke panggul, kaki, dan biasanya
keterlibatan sekunder dari ureter, dinding pelvis atau rute nervus sciatic.
Banyak pasien mengeluhkan dysuria, hematuria, perdarahan rectal, atau
obstipasi hasil dari invasi kandung kemih atau rektal. Metastasis jauh dan
persisten edema pada satu atauu kedua ektremitas bawah sebagai hasil dari
blok limfatik dan vena oleh karena penyakit pelvis ekstensif merupakan

manifestasi belakangan dari penyakit primer dan manifestasi sering pada


penyakit berulang.6
Gejala pada tumor primer termasuk perdarahan pasca koitus,
perdarahan diluar masa menstruasi, secret vagina yang persisten, perdarahan
pasca menopause dan dyspareunia. Pemeriksaan didapatkan serviks yang
membesar atau ulserasi dan kadang-kadang terfiksasi (immobile).3
Gejala klinik pada pelebaran local dari tumor primer atau termasuk
limfe nodus pelvis termasuk gagal ginjal (obstruksi ureter), sering kencing dan
nyeri saat kencing, nyeri panggul, obstruksi aliran kandung kemih, perubahan
kebiasaan usus, perdarahan rektal, inkontinensia urin, inkontenesia alvi, nyeri
pelvis yang dalam atau limfaedema atau pada kaki.3

E. Patomekanisme6
Factor2
reproduk

Infeksi
HPV

Immunocompr
o-mised
Persisten
transkripsi &
ProtoonkogeDiterjemahkan
Infeksi
HPV
sebagai
replikasi
virus
Komp.
Fase
dgn
CIN
E6
Resisten
dan
Onkoge
atau
Fase
Ca
E7
Meroko
n (region

Komp. dgn

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG7
Stadium klinik seharusnya tidak berubah setelah beberapa kali
pemeriksaan. Apabila ada keraguan pada stadiumnya maka stadium yang lebih
dini dianjurkan. Pemeriksaan berikut dianjurkan untuk membantu penegakkan
diagnosis seperti palpasi, inspeksi, kolposkopi, kuretase endoserviks,
histeroskopi, sistoskopi, proktoskopi, intravenous urography, dan pemeriksaan
Xray untuk paru-paru dan tulang. Kecurigaan infiltrasi pada kandung kemih
dan saluran pencernaan sebaiknya dipastikan dengan biopsi. Konisasi dan
amputasi serviks dapat dilakukan untuk pemeriksaan klinis. Interpretasi dari

limfangografi, arteriografi, venografi, laparoskopi, ultrasonografi, CT scan dan


MRI sampai saat ini belum dapat digunakan secara baik untuk staging
karsinoma atau deteksi penyebaran karsinoma karena hasilnya yang sangat
subyektif. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada
pasien yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada
sekret yang diambil dari porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai
dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas
seksual sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear setiap
tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi sampai
90% kasus kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya yang tidak
mahal, akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim pun menurun
sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual
sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun.
Apabila selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil pemeriksaan yang
normal, maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan setiap 2 atau 3 tahun
sekali.
2. Pemeriksaan DNA HPV
Pemeriksaan ini dimasukkan pada skrining bersama-sama dengan Paps
smear untuk wanita dengan usia di atas 30 tahun. Penelitian dalam skala
besar mendapatkan bahwa Paps smear negatif disertai DNA HPV yang
negatif mengindikasikan tidak akan ada CIN 3 sebanyak hampir 100%.
Kombinasi pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita dengan umur diatas 30
tahun karena prevalensi infeksi HPV menurun sejalan dengan waktu.
Infeksi HPV pada usia 29 tahun atau lebih dengan ASCUS hanya 31,2%
sementara infeksi ini meningkat sampai 65% pada usia 28 tahun atau lebih
muda. Walaupun infeksi ini sangat sering pada wanita muda yang aktif
secara seksual tetapi nantinya akan mereda seiring dengan waktu. Sehingga,
deteksi DNA HPV yang positif yang ditentukan kemudian lebih dianggap
sebagai HPV yang persisten. Apabila hal ini dialami pada wanita dengan
usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko kanker serviks.
3. Biopsi

Biopsi

dilakukan

jika

pada

pemeriksaan

panggul

tampak

suatu

pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan pap smear
menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker. Biopsi ini dilakukan untuk
melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa dilakukan adalah punch
biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan teknik cone biopsy yang
menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan untuk mengetahui kelainan yang
ada pada serviks. Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal.
Hasil biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau
hanya tumor saja
4. Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses
metaplasia. Pemeriksaan ini kurang efisien dibandingkan dengan pap
smear, karena kolposkopi memerlukan keterampilan dan kemampuan
kolposkopis dalam mengetes darah yang abnormal
5. Tes Schiller
Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada serviks
normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks
karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks yang
mengandung kanker akan menunjukkan warna yang tidak berubah karena
tidak ada glikogen
6. Radiologi
a) Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada
saluran pelvik atau peroartik limfe.
b) Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks
tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter
terminal. Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi
kandung kemih dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram intravena
(IVP), enema barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging
(MRI) atau scan CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran
lokal dari tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional.

G. PEN
ATAL
AKS
ANA
AN8
DAFTAR
PUSTAKA
1. Desen,
Wan.
Buku
Ajar

Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2013. p.492, 493
2. Fitzgerald, S Romano, dll. The Bathesda Handbook of Clinical Oncology 4th
Edition, Chapter Cervical Cancer. Philadelphia: Lippincont Williams & Wilkins,
a Wolters Kluwer Business. 2014.

3. Hanna, Louise, dkk. Practical Clincal Oncology. New York: Cambrige University
Press. 2008. p.278, 280
4. Hacker, N F, dkk. Gynecologic Oncology 6th Edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer. 2015. p. 326, 327
5. Beckman, Charles RB, dkk. Obstetrics and Gynecology Sixth Edition.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2010. p.375-77
6. Di Saia, Phillip J, dkk. Clinical Gynecologic Oncology Eighth Edition.
Philadelphia: Elzevier Saunders. 2012. p. 5-7, 60
7. Jurnal
Universitas
Sumatera
Utara.

Tersedia

di

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21557/4/Chapter%20II.pdf.
[diakses: 7 April 2016]
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.. Panduan Pelayanan Klinis Kanker
Serviks. 2015. Tersedia di http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdff
[diakses: 7 April 2016]

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • BAB 1.docx Pelayanan
    BAB 1.docx Pelayanan
    Dokumen48 halaman
    BAB 1.docx Pelayanan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen31 halaman
    Kelompok 5
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Is1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Surat
    Surat
    Dokumen1 halaman
    Surat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Teknik Penyuluhan
    Teknik Penyuluhan
    Dokumen3 halaman
    Teknik Penyuluhan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Asistensi Endokrin 2015
    Asistensi Endokrin 2015
    Dokumen18 halaman
    Asistensi Endokrin 2015
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • International Standard Tuberculosis Care
    International Standard Tuberculosis Care
    Dokumen3 halaman
    International Standard Tuberculosis Care
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Soal Biomedik 2
    Soal Biomedik 2
    Dokumen6 halaman
    Soal Biomedik 2
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 2
    Jurnal 2
    Dokumen9 halaman
    Jurnal 2
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Print
    Daftar Isi Print
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi Print
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Tutor Modul 2-1
    Tutor Modul 2-1
    Dokumen10 halaman
    Tutor Modul 2-1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Referat Faat
    Referat Faat
    Dokumen10 halaman
    Referat Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kisisoal
    Kisisoal
    Dokumen2 halaman
    Kisisoal
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • 49,50,51 Faat
    49,50,51 Faat
    Dokumen3 halaman
    49,50,51 Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen14 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • JATUH LANJUT
    JATUH LANJUT
    Dokumen13 halaman
    JATUH LANJUT
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Haha
    Haha
    Dokumen5 halaman
    Haha
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Hemophilia
    Hemophilia
    Dokumen3 halaman
    Hemophilia
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen13 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Wisuda
    Wisuda
    Dokumen2 halaman
    Wisuda
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokumen9 halaman
    Kanker Serviks
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Osteosarcoma
    Osteosarcoma
    Dokumen9 halaman
    Osteosarcoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Dokumen6 halaman
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Observasi Lapangan
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Dokumen3 halaman
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bank Asi Dan Bank Sperma
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Dokumen17 halaman
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Faat
    Faat
    Dokumen3 halaman
    Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat