Anda di halaman 1dari 3

INTERNATIONAL STANDARD TUBERCULOSIS CARE

STANDAR 1.
Untuk memastikan diagnosis dini, pemberi pel. Kesehatan harus mengetahui fx
risiko TB u/ individu dan kelompok serta melakukan evaluasi klinis cepat dan uji
diagnostic yang tepat untuk orang dengan gejala dan temuan yang mendukung
TB.
Rasional dan ringkasan bukti
Pemberi pelayanan kesehatan harus mengenal bahwa dalam
mengevaluasi orang2 yang mungkin memiliki TB. Mereka menganggap fungsi
esensial pelayan kesehatan itu memerlukan tanggujawab yang tinggi terhadap
masyarakat seperti halnya kepada pasien individu. Diagnosis dini dan tepat
merupakan suatu yang kritis terhadap perawatan dan control TB. Meskipun
secara dramatis memperbaiki akses terhadap layanan tuberkulosis berkualitas
tinggi selama dua dekade terakhir, ada bukti besar yang gagal u/
mengidentifikasi kasus awal yaitu kelemahan utama dalam upaya mengukur
hasil optimal terhadap pasien dan pengotrolan penyakit. Keterlambatan
diagnostic menghasilkan transmisi yang berlanjut pada komunitas dan lebih
paranya, memperparah penyakit pada org yang telah terkena.
Ada tiga alasan utama keterlambatan diagnosis TB; (1) org yg telah
terkena tdk mencari atau tdk memiliki akses ke pelayanan kesehatan; (2) pelayan
kesehatan tidak mencurigai penyakit; (3) menurunnya sensitivitas dari tes
diagnostic paling sering (sputum atau specimen lain smear mikroskopis.
Pendekatan untuk mengurangi keterlambatan ini, jelas sangat berbeda. (1)
Mengurangi keterlambatan pada bagian dimana org yg telah terkena berarti
MENYEDIAKAN AKSES TERHADAP FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN,
MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT DAN PECARIAN KASUS SECARA
AKTIF PADA POPULASI RISIKO TINGGI. (2) Mengurangi keterlamatan pelayan
kesehatan pendekatan paling baik melalui MENINGKATKAN KEWASPADAAN
PELAYAN KESEHATAN TERHADAP FAKTOR RISIKO DAN GEJALA2 DARI TB DAN
TES DIAGNOSTIK YANG DIBUTUHKAN DAN TERSEDIA YG DIAPPROVE O/ WHO.
Tes molecular cepat yang meningkatkan kedua yaitu kecepatan dan sensitivitas
untuk indetifikasi mycobacterium tuberculosis yang mana pd standar 3,5,6
merupakan tes diagnostic awal yg direkomendasikan.
Penyedia kesehatan biasanya gagal melakukan penyelidikan yang tepat
bila terdapat orang dengan gejala yang menunjukkan tuberkulosis, terutama
gejala pernafasan, mencari perawatan. Dari catatan umum, setidaknya dalam
satu studi, wanita cenderung tdk mendapatkan evaluasi diagnostic yg tepat
dibandingkan pria. Harus ada suspek klinis dari TB sebelum tes diagnostic yg
layak di minta. Kecurigaan klinis sebagaian besar didorong oleh adanya gejala
klinis, temuan radiologi yg sugestif, dan kesadaran akan komorbid dan keadaan
epidemiologis yg meningkatkan risiko TB pada pasien individual. Rsiko2 ini
dirangkum ada guideline WHO untuk skrining TB. Kelompok yg rentan seperti
org2 yang hidup dengan HIV dan komorbid lain, anak-anak, dan populasi yg
risikonya meningkat seperti tahanan dan org yg tinggal di daerah urban dengan
insiden tinggi memerlukan perhatian khusus, bahkan ketiadaan gejala2 yg
tipikal, seperti yg dijelaskan sebelumnya.
STANDAR 2
Semua pasien, termasuk anak2, dengan batuk yang tdk diketahui penyebabnya
selama 2 minggu atau lebih ATAU temuan yg mengarah ke TB yg tidak dapat
dijelaskan pada foto thorax HARUS DIEVALUASI TERHADAP TB.

Rasional dan ringkasan bukti

Gejala yang paling sering dilaporkan dari TB paru yaitu batuk yang
persisten tapi tidak selalu , produksi lender dan kadang2 darah (hemoptysis).
Pada org2 dengan TB, batuk sering disertai dengan gejala2 sistemik seperti
demam, keringat malam, dan penurunan BB. Sebagai tambahan, temuan seperti
limfadenopati sesuai dengan berjalannya TB ekstraparu, dapat dicatat, terutama
pada pasien dengan infeksi HIV. Bagaimanapun, batuk kronik dengan produksi
sputum tidak selalu ada, bahkan diantara org2 yg dilakukan pemeriksaan apusan
sputum meninjukkan basil tahan asam. Data dari beberapa survey prevalensi TB
menunjukkan sebuah persentasi penting dari org2 dengan TB aktif tidak
memiliki gejala batuk selama dua minggu atau lebih yang secara konvensional
digunakan untuk indetifikasi suspek TB. Pad studi2 ini,, 10-25% pasien2 dengan
TB yang telah dikonfirmasi secara bakteriologik tidak dilaporkan batuk. Data ini
menyarankan bahwa evaluasi terhadap TB, menggunakan pertimbangan gejala
yang termasuk, sebagai tambahan BATUK 2 MINGGU ATAU LEBIH, BATUK
DENGAN BERBAGAI DURASI, DEMAM, KERINGAT MALAM, ATAU PENURUNAN
BB, BISA DIINDIKASIKAN PADA KELOMPOK RISIKO TERPILIH, TERUTAMA
DIAREA DIMANA TINGGI PREVALENSI PENYAKIT DAN PADA POPULASI RISIKO
TINGGI DAN INDIVIDU DENGAN SUSPEK MENINGKAT, SEPERTI PADA PASIEN
DENGAN INFEKSI HIV.
Walaupun banyak pasien dengan TB paru memiliki btuk, gejala yg tdk
spesifik pada TB,; itu dapat muncul dalam jangkauan luas kondisi respiratorik,
termasuk infeksi saluran pernapasan akut, asma, dan PPOK. Memiliki batuk
selama 2 minggu atau lebih memperlihatkan kriteria untuk menjelaskan suspek
TB dan digunakan pada semua guideline internasional dan nasional, terutama di
area dengan prevalensi moderat sampai tinggi TB, sebagai suatu indikasi untuk
evaluasi awal penyakit.
Pada Negara dengan prevalensi TB rendah, batuk kronik lebih mengarah
ke kondisi lain dibandingkan dengan TB. TB harus selalu di diagnosis banding
dengan COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA, terutama jika pneumonia gagal
disembuhkan dengan terapi antibiotic yg tepat. Beberapa ciri yg diidentifikasikan
bahwa curiga TB pada pasien rawat inap untuk COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA, yaitu UMUR <65 TAHUN, KERINGAT MALAM, HEMOPTYSIS, BB
TURUN, RIWAYAT TERPAPAR TB, DAN OPASITAS DI LOBUS ATAS PADA FOTO
THORAX.
Pada beberapa keadaan, pemerikaan radiologi thorax merupakan test
awal yg digunakan pada org2 dengan batuk, sejak hal tsb termasuk alat yg
berguna u/ mengidentifikasi org2 yg membutuhkan evaluasi lebih jauh untuk
menentukan penyebab abnormalitas radiologi termasuk TB. Pemeriksaan
radiologi (film, pencitraan digital atau fluoroscopy) dari thorax atau daerah yg
disuspek bisa memperlihatkan titik masuk untuk evaluasi diagnostic TB. Juga,
foto thorax berguna untuk mengevaluasi org2 yg dicurigai memiliki TB tetapi
pemeriksaan sputum negative dan atau negative pemeriksaan Xpert MTB/RIF.
Radiologi berguna untuk menemukan bukti TB paru dan u/ mengidentifikasi
keadaan abnormal lain yg menyebabkan gejala. Bagaimanapun, DIAGNOSIS TB
TDK BOLEH BERDASARKAN RADIOLOGI SAJA. KARENA WALAUPUN
SENSITIFITAS NYA TINGGU TERHADAP TB TETAPI MEMILIKI SPESIFISITAS YG
RENDAH.

STANDAR 3
Semua pasien, termasuk anak2, yg dicurigai memiliki TB paru dan mampu
mengeluarkan sputum harus diambil setidaknya 2 spesimen sputum untuk
pemeriksaan mikroskopik atau satu specimen sputum untuk pemeriksaan Xpert
MTB/RIF pada laboratorium yg berkualitas. Pasien dengan risiko resisten obat,
yg memiliki infeksi HIV, atau orang dengan penyakit serius harus dilakukan
pemeriksaan Xpert MTB/RIF sebagai pemeriksaan awal. Test serologic darah dan
Interferon-gamma release assays tidak seharusnya digunakan untuk diagnosis
TB aktif.

Rasional dan ringkasan bukti

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen9 halaman
    Bab Iv
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • BAB 1.docx Pelayanan
    BAB 1.docx Pelayanan
    Dokumen48 halaman
    BAB 1.docx Pelayanan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Print
    Daftar Isi Print
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi Print
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen6 halaman
    Bab Iii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Surat
    Surat
    Dokumen1 halaman
    Surat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Daftar Is1
    Daftar Is1
    Dokumen2 halaman
    Daftar Is1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Teknik Penyuluhan
    Teknik Penyuluhan
    Dokumen3 halaman
    Teknik Penyuluhan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Soal Biomedik 2
    Soal Biomedik 2
    Dokumen6 halaman
    Soal Biomedik 2
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 2
    Jurnal 2
    Dokumen9 halaman
    Jurnal 2
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kisisoal
    Kisisoal
    Dokumen2 halaman
    Kisisoal
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Asistensi Endokrin 2015
    Asistensi Endokrin 2015
    Dokumen18 halaman
    Asistensi Endokrin 2015
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen31 halaman
    Kelompok 5
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Tutor Modul 2-1
    Tutor Modul 2-1
    Dokumen10 halaman
    Tutor Modul 2-1
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Referat Faat
    Referat Faat
    Dokumen10 halaman
    Referat Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • 49,50,51 Faat
    49,50,51 Faat
    Dokumen3 halaman
    49,50,51 Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen14 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Hemophilia
    Hemophilia
    Dokumen3 halaman
    Hemophilia
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Format Laporan Observasi Lapangan
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Dokumen3 halaman
    Format Laporan Observasi Lapangan
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Haha
    Haha
    Dokumen5 halaman
    Haha
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • JATUH LANJUT
    JATUH LANJUT
    Dokumen13 halaman
    JATUH LANJUT
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Wisuda
    Wisuda
    Dokumen2 halaman
    Wisuda
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Dokumen6 halaman
    ANCALYSTOMIASIS Atau NECATORIASIS
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Osteosarcoma
    Osteosarcoma
    Dokumen9 halaman
    Osteosarcoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokumen9 halaman
    Kanker Serviks
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Dokumen1 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Osteosarkoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Interna Hepatoma
    Lapsus Interna Hepatoma
    Dokumen13 halaman
    Lapsus Interna Hepatoma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Faat
    Faat
    Dokumen3 halaman
    Faat
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat
  • Bank Asi Dan Bank Sperma
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Dokumen17 halaman
    Bank Asi Dan Bank Sperma
    Ahmad Syafaat Sp
    Belum ada peringkat