A. Kesimpulan. 239
B. Saran 240
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 26. Hasil penskalaan item 170
Tabel 27. Domain dan distribusi skor TDQ.. 184
Tabel 28. Hasil analisis inter-rater reliability.. 189
Tabel 29. Deskripsi hasil penilaian oleh 3 rater 190
Tabel 30. Hasil analisis penggunaan waktu TDQ. 195
Tabel 31. Karakteristik item dan skor TDQ... 197
Tabel 32. Hasil analisis status tiroid berdasarkan skor TDQ. .. 198
Tabel 33. Hasil analisis impact score TDQ. 202
Tabel 34. Skor TDQ, TSH-FT4 kelompok muda dan premenopause.. 207
Tabel 35. Status skor TDQ, status tiroid kelompok muda dan premenopause. 208
Tabel 36. Distribusi frekuensi subjek berdasarkan c.o.p skor TDQ. 212
Tabel 37. Tabel silang kategori hipotiroid menurut TDQ dan TSH-FT4 214
Tabel 38. Ringkasan hasil uji diagnostik TDQ untuk hipotiroid .. 215
Tabel 39. Distribusi frekuensi subjek hipertiroid dalam berbagai c.o.p 225
Tabel 40. Tabel silang kategori hipertiroid menurut TDQ dan TSH-FT4 226
Tabel 41. Ringkasan hasil uji diagnostik TDQ untuk hipertiroid .... 227
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Hasil Penskalaan Thurstone oleh Expert RSUP Sardjito dan Puskesmas
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian (RSUP Dr. Sardjito, Desa Gayamharjo,
Desa Wukirharjo)
Lampiran 11. Master Tabel (Karakteristik WUS, Uji Diagnostik Hipotiroid, Uji
Diagnostik Hipertiroid)
Lampiran 12. Hasil Analisis Data (Uji Reliabilitas TDQ :Alpha Cronbach, ICC, test
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
LILA : Lingkar Lengan Atas
LR : Likelihood Ratio
MIT : Monoiodotyrosine
mRNA : messenger ribonukleatic acid
USG : Ultrasonography
NPA : Negative Percent Agreement
NPV : Negative Prediction Value
N/D :Naik berat badan/balita yang ditimbang (keberhasilan program
penimbangan)
N/S : Naik berat badan/Seluruh balita (keberhasilan program gizi)
OR : Odds Ratio
PPA : Positive Percent Agreement
PPV : Positive Prediction Value
QoL : Quality of Life
RBC : Red Blood Cell
RIA : Radioimmunoassay
RNI : Recommended Nutrient Intake
ROC : Receiver Operating Characteristic
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
Se : Sensitivitas
SEM : Standard Error Measurement
SD/MI : Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
SK : Sandell-Kolthoff
SKG : Survei Konsumsi Gizi
Sp : Spesifisitas
TBG : Thyroid Binding Globulin
TDQ : Thyroid Dysfunction Questionnaire
TGR : Total Goiter Rate
Tg : Thyroglobulin
TSH : Thyroid Stimulating Hormone
UIE : Urinary Iodine Excretion
UMR : Upah Minimum Rata-rata
UNICEF : United Nations Childrens Fund
USG : Ultrasonography
USI : Universal Salt Iodization
WHO : World Health Organization
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah kesehatan masyarakat yang serius (Joshi et al., 2006; Mazzarella et al.,
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Penyebab GAKY adalah,
Zimmermann et al., 2005, Zimmermann et al., 2006; Kapil, 2007; Delshad et al.,
(UIE), atau ekskresi yodium urin (EYU), sebanyak 2 miliar individu di dunia
masalah gizi utama, karena sejumlah 42 juta penduduk tinggal di daerah endemis
GAKY, 10 juta menderita gondok dan 750 ribu menderita kretin. Hasil survei di
(TGR), dari 9,8% pada tahun 1998, menjadi sebesar 11,1% pada tahun 2003 (Tim
sudah tidak ada, akibat erosi tanah secara terus menerus, terkikis oleh banjir,
lahar, hujan tropik pada lahan miring, tanah berkapur dan yodium larut dalam air
yang terbawa sampai ke muara sungai dan laut, serta karena adanya pembakaran
1
hutan. Beberapa kondisi geografis tersebut, menyebabkan keadaan tanah, air dan
ini disebut sebagai daerah endemis GAKY (Black, 2003; Ritanto, 2003;
semua kelompok umur, mulai dari janin, neonatal, anak-anak, remaja, dewasa dan
lanjut usia. Dampak dari defisiensi yodium mencakup spektrum yang sangat luas,
seperti: abortus, lahir mati, cacat bawaan, kematian perinatal, kematian bayi,
hyperthyroidism atau IIH (Dillon dan Milliez, 2000; Verma dan Raghuvanshi,
ekses yodium, sebagai dampak dari program eliminasi terhadap defisiensi yodium
berupa universal salt iodization (USI) dan suplementasi yodiol dalam jangka
waktu yang relatif panjang (Fountoulakis et al., 2007; Burgi, 2010; Henjum et al.,
2010). Tidak berbeda dengan defisiensi yodium, ekses yodium juga berisiko
(Henjum et al., 2010) dan berbagai dampak IIH dengan berbagai manifestasi,
dan tremor. Pearce et al. (2002), Fountoulakis et al. (2007), Alsayed et al. (2008)
dan Burgi (2010) menyatakan bahwa, IIH merupakan risiko dari kondisi
2
autoimmune thyroid disease (AITD). Lebih lanjut, Burgi menjelaskan bahwa
terdapat 2 tipe ekses yodium, yang pertama sporadic excess, yakni bila terjadi
pada beberapa individu di sejumlah populasi, dengan kadar EYU < 300 g/l, yang
kedua endemic excess, yakni bila terjadi pada sebagian besar proporsi populasi
Hasil penelitian Mutalazimah dan Asyanti (2010) pada pengukuran EYU anak
prevalensi defisiensi yodium sebesar 70% dan ekses yodium sebesar 10%.
Penelitian Henjum et al. (2010) menunjukkan hasil yang sangat ekstrim, yakni
Hermann et al. (2004) dan Lamfon (2008) mengenai adanya hipertiroid subklinis,
dengan pria, khususnya pada masa usia produktif (Strieder et al., 2003; Gonen et
al., 2004; Fountoulakis et al., 2007; Lamfon, 2008; Watt, 2009). Berdasarkan data
3
bahwa wanita lebih rentan terhadap IDD, direkomendasikan untuk melakukan
skrining pada wanita secara teratur, terutama yang berumur lebih dari 35 tahun,
Indonesia belum melakukan pemeriksaan rutin gangguan fungsi tiroid pada wanita
hamil (Susanto, 2006). Tidak terdeteksinya wanita usia produktif yang menderita
kematian janin, dengan prevalensi bervariasi sampai 79% (Allan et al., 2000;
Andersson et al., 2004; Hetzel, 2005; Girling, 2006; Wang et al., 2009; Bashir et
menurunnya kecerdasan pada anak yang akan dilahirkan, karena IQ anak menjadi
lebih rendah 4 sampai 7 poin (Smallridge dan Ladenson, 2001; Glinoer, 2008;
semakin banyak metode yang digunakan, hasilnya akan semakin baik (WHO,
(Demers dan Spencer, 2002; Temple et al., 2004; Bogale et al., 2009; Vejbjerg et
al., 2009; Singh et al., 2010; Medani et al., 2011). Kelebihan pemeriksaan EYU
4
dibandingkan dengan palpasi goiter adalah karena EYU mempunyai sensitivitas
dan spesifisitas yang lebih tinggi, perubahannya tidak memerlukan waktu yang
lama, sehingga dapat dengan cepat menggambarkan status yodium pada tubuh
seseorang (El Sayed et al., 1997; Rasmussen et al., 1999; Van den Briel et al.,
pemeriksaan TSH dan free tyroxine atau FT4 (Free T4). Namun, pada
pada anak sekolah dan digunakan sebagai indikator endemisitas suatu wilayah.
tiroid, yang baru bermanifestasi setelah kekurangan atau kelebihan yodium terjadi
dalam jangka waktu yang relatif panjang, sehingga goiter merupakan fenomena
gunung es (Djokomoeljanto, 2008; Min, 2009; Medani et al., 2011). Selain itu,
merupakan dampak yang bisa ditimbulkan, baik dari kondisi defisiensi maupun
defisiensi yodium, ada 5,7% (2 anak) yang mempunyai goiter dan dari 5 anak
5
Berbagai keterbatasan metode TGR, sebagai satu-satunya indikator
bertambahnya waktu, gejala klinis dan psikologis akan semakin meningkat tanpa
terapi yang memadai (Canaris et al., 1997; OReily, 2000). Berdasarkan fakta
hipotiroid dan hipertiroid perlu didukung melalui pengukuran gejala lainnya, yang
terkait secara biologis, psikologis dan sosial atau yang lebih dikenal sebagai
adalah hasil dari interaksi antara faktor biologis, psikologis dan sosial, melalui
penyakit (Carrio et al., 2004; Brown et al., 2005; Novack et al., 2007; Bruns dan
Warren, 2011). Model biopsikososial juga menjelaskan efek psikologis dan sosial
hidup dan kelangsungan hidup. Brown et al. (2005) menjelaskan bahwa model
6
kondisi psikis) dan secara sosial (berkaitan dengan interaksi individu dengan
lingkungan sosialnya).
dan orang dewasa yang menderita defisiensi yodium dan hipotiroid (Grant, et al.,
1992; Canaris et al., 1997; Zulewski et al., 1997; Giavoli et al., 2003; Indra et al.,
2004; Ocal et al., 2004; Agha, et al., 2007). Sementara itu, berkaitan dengan
sekolah, mempunyai skor klinis yang tergolong defisiensi yodium dan terdapat
hubungan yang signifikan, antara status klinis dan status yodium dalam urin.
radiologi; 2) aspek psikologis, meliputi mood disorder dan stress dengan berbagai
gangguan psikologis, seperti mudah panik, cemas, depresi, fobia, iritabilitas dan
mudah marah. Sementara itu, Hermann et al. (2004) menyatakan 16 gejala dalam
defisiensi yodium; dan 3) aspek sosial, meliputi rendahnya rasa percaya diri,
7
mudah terlibat konflik dengan orang lain, kurang bisa memahami orang lain, serta
memenuhi syarat, tidak saja lebih komprehensif dan teruji reliabilitasnya, tetapi
juga harus memenuhi beberapa kriteria uji diagnostik, yakni nilai diagnostiknya
tidak jauh berbeda dengan uji diagnostik standar, memberi kenyamanan yang
lebih bagi pasien, lebih mudah dan sederhana (user friendly), lebih murah, serta
dapat mendiagnosis pada fase lebih dini (Sastroasmoro dan Ismael, 1995;
Knottnerus, 2002; Dopson dan Fitzgerald, 2006; Mc.Dowell, 2006; Mayer, 2010).
Berbagai langkah ideal yang berkaitan dengan skrining massal IDD, seperti
penggunaan kuesioner, terlebih lagi pengukuran TSH dan FT4 belum dapat
pada tahun 2003, sehingga sampai saat ini tidak tersedia data hasil pemantauan
angka TGR yang terbaru. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kecamatan
8
tingkat berat (Dinkes Sleman, 2003). Pertimbangan lain, karena Dinas Kesehatan
yodium, pada awalnya melalui suntikan lipiodol, dan dewasa ini melalui kapsul
yodium, terutama pada anak sekolah dan wanita usia produktif, sebelum
B. Permasalahan
endemis IDD, adalah defisiensi dan ekses yodium, yang menimbulkan berbagai
sindrom hipotiroid dan hipertiroid yang meliputi aspek biologis, psikologis dan
sosial. Wanita usia produktif, merupakan salah satu kelompok yang rawan
terhadap dampak dari IDD, terutama berkaitan dengan risiko terhadap kualitas
anak yang akan dilahirkannya. Tidak seperti di negara maju, pengukuran EYU,
TSH dan FT4 di Indonesia masih dirasakan sangat mahal dan sering terkendala
secara teknis, sehingga belum memungkinkan dilakukan secara massal dan rutin.
penemuan kasus menjadi kurang akurat, karena TGR belum bisa membedakan
9
ekses yodium sebagai penyebab utama hipotiroid dan hipertiroid, dapat
produktif, yang berisiko terhadap kehamilan dan penurunan kualitas anak yang
skrining hipotiroid dan hipertiroid, yang murah, mudah serta teruji reliabilitas dan
validitasnya.
penelitian adalah:
1. Gejala biopsikososial apa saja yang teridentifikasi dari tahap item generation
berbasis kajian pustaka dan kajian subjek dengan kondisi hipotiroid dan
hipertiroid?
instrumen?
3. Bagaimana hasil analisis pengujian presisi dan akurasi dalam uji diagnostik
TDQ untuk skrining hipotiroid dan hipertiroid pada wanita usia produktif?
C. Tujuan
pengembangan alat ukur baru, yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk
10
diagnosis, yakni lebih memberi kenyamanan bagi pasien, lebih mudah dan
sederhana (user friendly), lebih murah serta sedapat mungkin dapat mendiagnosis
pada fase lebih dini. Selain itu, karena tanda dan gejala IDD, baik yang bersifat
maka dalam proses penyusunan TDQ harus melalui tahapan yang terukur
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
c. Melakukan analisis presisi dan akurasi dalam uji diagnostik TDQ untuk
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
khususnya untuk skrining defisiensi dan ekses yodium, pada wanita usia
11
produktif. Secara lebih luas, penelitian ini akan memberikan informasi hasil
dengan sindrom defisiensi dan ekses yodium, proses dan hasil pelaksanaan
penyusunan kuesioner, proses dan hasil uji coba kuesioner serta hasil
standard, serta hasil analisis data secara keseluruhan mengenai presisi dan
2. Manfaat praktis
ahli gizi di puskesmas, sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi yang
GAKY oleh dinas kesehatan yang terhenti sejak tahun 2003. Penemuan tanda
dan gejala hipotiroid dan hipertiroid ini, dapat menjadi dasar untuk melakukan
rujukan bagi pasien ke rumah sakit atau BP2 GAKY, sehingga mendapatkan
segera diketahui dan ditanganinya hipotiroid dan hipertiroid pada wanita usia
12
hipertiroid. Dengan demikian, secara dini akan dapat dicegah berbagai dampak
itu, dengan segera diketahui keluhan yang berkaitan dengan hipotiroid dan
kecacatan akibat hipotiroid dan hipertiroid, bisa dicegah sedini mungkin, status
gizi menjadi lebih optimal, serta kualitas dan kelangsungan hidup masyarakat
dapat meningkat.
E. Keaslian Penelitian
uji diagnostik mengenai hipotiroid atau hipertiroid, sebagian besar berbasis rumah
hipertiroid, yang disebut sebagai Indeks Wayne, yang terdiri dari 9 gejala dan
sedangkan yang mengarah pada hipotiroid diberi skor negatif (penurunan nafsu
makan, kesukaan udara panas dan peningkatan berat badan). Persamaan dengan
13
penelitian ini, instrumen digunakan untuk skrining hipertiroid. Perbedaannya,
hipertiroid, skala yang dikembangkan hanya single domain, yakni gejala klinis
judgment, tidak melakukan penskalaan item, tidak ada uji coba instrumen,
item, yang menilai ada atau tidaknya berbagai tanda dan gejala hipotiroid,
pemeriksaan kadar protein binding iodine (PBI) dan memberikan tanda (+) di
depan angka frekuensi tersebut. Sementara itu, frekuensi subjek yang normal,
diberi tanda (-) di depan angka frekuensi tersebut. Persamaan dengan penelitian
skala yang dikembangkan hanya single domain, yakni gejala klinis (tidak
14
tidak ada uji coba instrumen, tidak ada pengujian reliabilitas dan validitas
sebesar 42%.
klinis yang nyaman, untuk menilai derajat keparahan dari gangguan fungsi
tiroid. Penelitian tersebut juga menghubungkan TSH, FT4, T3 dan beberapa tes
yang berkaitan dengan dampak kelainan pada jaringan seperti ART (ankle
hipotiroid, skala yang dikembangkan hanya single domain, yakni gejala klinis
tidak ada uji coba instrumen, tidak ada pengujian reliabilitas dan validitas
15
instrumen, analisis akurasi uji diagnostik dilakukan dengan menghitung
cognition, sexual life sampai pada aspek social life. Kuesioner lebih bersifat
rating, analisis item, menyusun wording pada item, melakukan uji coba
tetapi untuk mencatat dampak penyakit terhadap kualitas hidup, dan lebih
umum pada semua gangguan tiroid (bukan hanya hipotiroid dan hipertiroid).
Selain itu, tidak melakukan metode penskalaan pada hasil expert judgment,
antara TDQ, indeks Wayne, indeks Billewicz dan indeks Zuwleski, yakni untuk
16
skrining, sementara itu ThyPRO cenderung sebagai laporan dampak penyakit.
Ada perbedaan mendasar pada pada objek yang ingin diukur, TDQ bertujuan
mendasar lain, pada tahapan konstruksi instrumen, antara TDQ dengan indeks-
berbasis klinis di rumah sakit, serta ThyPRO berbasis kualitas hidup berbasis
validitas isi, pembobotan, jumlah item, cara penskoran, interpretasi skor, dan
desain layout.
melibatkan para ahli kedokteran dalam kegiatan expert judgment. Selain itu,
dalam proses perbaikan dan uji coba TDQ dilakukan untuk mengetahui
reliabilitasnya.
pengujian content validity ratio (CVR) dan content validity index (CVI).
17
Selanjutnya, penentuan skor masing-masing item, dilakukan melalui metode
bahwa tahapan yang dilakukan pada penskalaan ini lebih detail, dengan hasil
akhir skor item dalam bentuk skala interval, yang bisa dijumlahkan karena
skor merupakan nilai dalam skala interval. Sementara, bila skala ordinal tidak
tersebut hanya kode respons jawaban dalam skala ordinal, hal ini yang
peneliti.
bahwa selain menguji konsistensi internal (yang dianalisis pada ThyPRO) dan
oleh observer dan impact score. Sementara itu, indeks Billewicz dan
pasien dengan tanda dan gejala yang sama. Perbedaan lain, pada analisis
18
validitas kriteria untuk menilai akurasi diagnostik, pada indeks Wayne, indeks
pengujian presisi dan akurasi uji diagnostik dengan beberapa indikator seperti
percent agreement (PA), koefisien Kappa, Se, Sp, LR(+), LR(-), indeks
Youden, AUC pada kurva ROC dan DOR. Dengan demikian, terpilih skor
berbagai indikator analisis pengujian presisi dan akurasi dalam uji diagnostik.
19