CSS Hipertensi Esensial
CSS Hipertensi Esensial
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2. Faktor resiko
Penentuan risiko kardiovaskular menggunakan perhitungan estimasi risiko
kardiovaskular yang formal (ESC 2013), untuk mengetahui prognosis. Selalu
mencari faktor risiko metabolik (diabetes, gangguan tiroid dan lainnya) pada
pasien dengan hipertensi dengan atau tanpa penyakit jantung dan pembuluh
darah.3
-
t
i
n
g
g
i
3 FR Risi Risi Resi Resi
k k k k
o o o o
s
r e t t
e d i i
n a n n
d n g g
a g g g
h - i i
t
- i
n
s g
e g
d i
a
n
g
OD, CKD std 3 atau Risi Risi Resi Resi
DM k k k k
o o o o
t
s i t t
e n i i
d g n n
a g g g
n i g g
g i i
-
s
t a
i n
n g
g a
g t
i t
i
n
g
g
i
CVD simtomatik, Risi Risi Resi Resi
CKD std 4 atau k k k k
DM dengan OD / o o o o
FR s
s a s s
a n a a
n g n n
g a g g
a t a a
t t t t
i t t
t n i i
i g n n
n g g g
g i g g
g i i
i
3. Epidemiologi
Riset Kesehatan Dasar / RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah sebesar 26,5%.
Hipertensi ditemukan pada semua populasi dan kejadiannya akan makin
meningkat bersama dengan bertambahnya umur, sehingga umur di atas 60
tahun prevalensinya mencapai 65,4%. Hasil analisa The Third National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES III) blood pressure data,
hipertensi dapat dibagi menjadi dua kategori:
1. 26% pada populasi muda (umur 5 tahun), terutama pada laki-laki
(63%) yang biasanya didapatkan lebih banyak IDH daripada ISH.
2. 74% pada populasi tua (umur > 50 tahun), utamanya pada wanita
(58%) yang biasanya didapatkan lebih banyak ISH dibanding IDH.
Hipertensi mengambil porsi sekitar 60% dari seluruh kematian di dunia. Bila
anamnesa keluarga ada yang didapatkan hipertensi, maka sebelum umur 55
tahun risiko menjadi hipertensi diperkirakan sekitar empat kali dibandingkan
dengan anamnesa keluarga yang tidak didapatkan hipertensi. Setelah umur 55
tahun, semua orang akan menjadi hipertensi (90%).
4. Patogenesis
Ada empat faktor yang mendominasi terjadinya hipertensi:
1 Peran volume intravaskular
Tekanan darah tinggi adalah hasil interaksi antara cardiac output (CO) atau
curah jantung (CJ) dan TPR (total peripheral resistence, tahanan total perifer)
yang masing-masing dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Volume intravaskular merupakan determinan utama untuk kestabilan tekanan
darah dari waktu ke waktu. Tergantung keadaan TPR apakah dalam posisi
vasodilatasi atau vasokonstriksi. Bila asupan NaCl meningkat, maka ginjal akan
merespons agar ekskresi garam keluar bersama urine ini juga akan meningkat.
Tetapi bila upaya mengekskresi NaCl ini melebihi ambang kemampuan ginjal,
maka ginjal akan meretensi H2O sehingga volume intravaskular meningkat.
Pada gilirannya CO atau CJ juga akan meningkat. Akibatnya terjadi ekspansi
volume intravaskular, sehingga tekanan darah akan meningkat. Seiring dengan
perjalanan waktu TPR juga akan meningkat, lalu secara berangsur CO atau CJ
akan turun menjadi normal lagi akibat autoregulasi. Bila TPR vasodilatasi tekanan
darah akan menurun, sebaliknya bila TPR vasokonstriksi tekanan darah akan
meningkat.