TEKANAN DARAH
Disusun oleh :
Nama : Hellen Natasya Hia
NPM : 20000028
Dosen pengajar :
FAKULTAS KEDOKTERAN
Prinsip Kerja
Palpasi
-. Palpasilah arteri radialis
-. Naikkan tekanan dalam manset pelan-pelan, setiap kali pompa naikkan 5 mmHg. Catatlah
pada tekanan berapa nadi itu hilang. Kemudian tekanan di dalam manset dikurangi perlahan-
lahan sampai denyut nadi pada arteri radialis teraba kembali. Catatlah pada tekanan berapa
timbulnya nadi kembali.
Auskultasi
-. Dengan menggunakan stetoskop meletakkan ujung stetoskop pada fossa kubiti. Berikanlah
tekanan manset lebih besar dari tekanan sistolik yaitu 160-180 mmHg hingga tidak terdengar
bunyi kemudian turunkan tekanan itu pelan-pelan. Kira-kira 5 mmHg tiap detik. Pada satu
saat akan terdengar bunyi yang nyaring pada stetoskop dan bunyi yang pertama ini
menunjukkan tekanan sistolik. Kemudian tekanan diturunkan terus, bunyi suara itu akan
kurang dan menjadi lemah, akhirnya waktu terjadi perobahan kuatnya suara dinyatakan
sebagai tekanan diastolik. Akhirnya suara itu akan menjadi tulang. Terdengarnya suara
pertama itu disebut tekanan sistolik waktu perobahan kuatnya suara disebut tekanan diastolik
I dan hilangnya suara disebut tekanan diastolik II.
-. Misalnya 120/80/70 maka tekanan darah adalah : 120/80 mmHg selisih tekanan sistolik
dan tekanan rata-rata adalah tekanan rata-rata disepanjang siklus jantung, sama dengan
tekanan diastolik + (1/3 x tekanan nadi). Perobahan tekanan darah, tekanan nadi pada waktu
istirahat, perubahan sikap menaikkan aktivitas pernafasan dan akibat kerja.
Melakukan pengukuran tekanan darah (metode auskultasi), dan denyut nadi pada beberapa
keadaan, diantaranya:
1. Posisi tidur
2. Pada perubahan posisi (dari tidur terlentang menjadi duduk)
3. Pada keadaan setelah melakukan kerja (jumping jack dan plank)
3.1 Hasil observasi
Hasil Observasi saat berbaring dan duduk
Subjek yang diperiksa : Glenessa Kuara
Tekanan darah pada berbagai posisi :
Denyut Nadi
Posisi duduk
120 2. Posisi duduk
80
Tekanan darah : 104/65 mmHg
40
0 Tekanan nadi : 39 mmHg
lik lik di di ta
to
is s to
s na na era
h di
a yu
t
na
n
an
r Tekanan rata-rata : 78 mmHg
a ra ah den e ka an
d a r a t ek
d t ta t
an an ra ta
k an n ta- a -ra ra
te ka Ra t a-
ta te Ra at
a ta R
-r -ra
ta ta
Ra R a
Tekanan (mmHg) Denyut nadi (x/menit)
Hasil Observasi :
1.Setelah melakukan jumping jack
Sebelum jumping jack :
Samson Zai : Tekanan darah : 96/59 mmHg
Denyut nadi : 74 x/menit
Loisa : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 78 x/menit
Rahel : Tekanan darah :110/80 mmHg
Denyut nadi : 78 x/menit
120
100
80
60
40
20
0
Samson Zai Loisa Rahel
120
100
80
60
40
20
0
Farhan Fandi
Analisis data :
Plank, merupakan salah satu contoh gerakan latihan isometrik. Kontraksi otot isometrik
adalah kontraksi yang terjadi untuk meningkatkan tonus otot,tidak disertai oleh pemanjangan
atau pemendekan otot.
Setelah melakukan plank,
-. detak jantung mengalami peningkatan
-. tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik meningkat
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum fisiologi mengenai tekanan darah :
1. Cara pengukurannya
-.Palpasi : dapat mengukur tekanan sistolik
-.Auskultasi ; dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastoli
2. Posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk posisi berbaring dan duduk,
menunjukkan tekanan yang konstan/stabil,tetapi setelah melakukan aktivitas tekanan darah
mengalami peningkatan tekanan darah yang akan berangsur-angsur kembali pada tekanan
darah awal sebelum melakukan aktivitas.