Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TEKANAN DARAH

Disusun oleh :
Nama : Hellen Natasya Hia
NPM : 20000028

Dosen pengajar :

dr. Rebecca Rumesty, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN


1.1 Latar Belakang
Darah merupakan cairan yang terdapat dalam semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh,mengangkut bahan kimia hasil dari metabolisme dan juga sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berhubungan dengan darah
diawali dengan kata “hemo-atau hemato” yang dari menurut bahasa Yunani “haima” yang
berarti darah .Tekanan darah dalam kehidupan setiap individu bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal mempunyai tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh kegiatan fisik, dimana akan lebih tinggi
dalam Ketika melakukan suatu kegiatan dan lebih rendah waktu beristirahat. Tekanan darah
dalam satu hari juga berbeda, yaitu paling tinggi pada saat pagi hari dan paling rendah dalam
ketika tidur malam hari. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat seseorang yang
mempelajari tekanan darah dengan menggunakan alat disebut sfigmomanometer,atau yang
seringkali disebut dengan tensimeter. Satuan dari tekanan darah yang diukur dengan
menggunakan tensimeter adalah mmHg (milimeter air raksa). Dari pengukuran tekanan darah
ini,lalu akan didapatkan hasil tekanan darah, misalnya 120/80 mmHg yaitu tekanan darah
sistolik per tekanan darah diastolik. Naik turunnya tekanan darah akan seirama dengan
kemampuan pemompaan jantung untuk dapat mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan
darah memuncak dalam Ketika jantung memompa, ini dinamakan dengan tekanan darah
sistolik, dan menurun hingga dalam tekanan terendah yaitu ketika jantung tidak memompa
atau saat relaksasi yang disebut dengan tekanan darah diastolik. Kemudian muncul
pertanyaan dalam benak kita bagaimana cara memilih angka-angka tersebut, atau adakah hal-
hal yang dapat mempengaruhi sehinga tekanan darah setiap orang berbeda-beda dan
bagaimana pengaruhnya terhadap keadaan fisiologis seseorang.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
tekanan darah.
2.1 Dasar Teori
Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh,bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan
compliance, atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut
diregangkan). Jika volume darah yang masuk ke arteri sama dengan volume yang keluar dari
arteri selama periode yang sama maka tekanan darah arteri akan konstan. Namun,pada
kenyataannya tidaklah demikian. Sewaktu sistol ventrikel, satu isi sekuncup darah masuk ke
arteri dari ventrikel. Sementara hanya sekitar sepertiga dari jumlah tersebut yang
meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol. Selama diastol tidak ada darah yang masuk ke
arteri,sementara darah terus keluar dari arteri,didorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimal
yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan ke dalam pembuluh darah tersebut
selama sistol disebut tekanan sistolik, dengan rerata adalah 120 mmHg. Tekanan minimal di
dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir
sewaktu diastol disebut tekanan diastolik, dengan rerata adalah 80 mmHg.
Tekanan darah dapat diukur secara tak langsung dengan menggunakan
sfigmomanometer. Perubahan tekanan arteri sepanjang siklus jantung dapat diukur secara
langsung dengan menghubungkan suatu alat pengukur tekanan ke jarum yang dimasukkan ke
sebuah arteri. Namun, tekanan darah dapat diukur secara tak langsung dengan lebih mudah
dan cukup akurat dengan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat dikembungkan dan
dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan darah. Ketika manset dilingkarkan di
sekitar lengan atas dan kemudian dikembungkan dengan udara maka tekanan manset
disalurkan melalui jaringan ke arteri brakhialis di bawahnya, pembuluh utama yang
membawa darah ke lengan bawah. Teknik ini memerlukan penyeimbangan antara tekanan di
manset dan tekanan di arteri. Ketika tekanan manset lebih besar daripada tekanan di
pembuluh maka pembuluh tertekan dan menutup sehingga tidak ada darah yang
mengalirinya. Ketika tekanan darah lebih besar daripada tekanan manset maka pembuluh
terbuka dan darah mengalir melewatinya.
Denyut yang dapat dirasakan di sebuah arteri yang terletak dekat dengan permukaan
kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini
dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg, tekanan nadinya adalah
40 mmHg(120 mmHg-80 mmHg). Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama
aliran darah. Tekanan arteri rerata adalah tekanan rerata yang mendorong darah maju menuju
jaringan sepanjang siklus jantung. Berbeda dari apa yang mungkin anda harapkan,tekanan
arteri rerata bukan nilai tengah antara tekanan sistolik dan diastolik (misalnya,dengan tekanan
darah 120/80 mmHg,tekanan rerata bukan 100 mmHg). Penyebabnya adalah bahwa dalam
setiap siklus jantung tekanan arteri lebih dekat dengan tekanan diastolik daripada tekanan
sistolik untuk periode yang lebih lama. Pada kecepatan jantung istirahat, sekitar dua pertiga
dari siklus jantung dihabiskan dalam diastol dan hanya sepertiga dalam sistol. Sebagai
analogi, jika sebuah mobil balap berjalan 80km/jam selama 40 menit dan 120 km/jam selama
20 menit maka kecepatan reratanya adalah 93km/jam,bukan nilai tengah sebesar 100 km/jam.
Demikian juga, perkiraan tekanan arteri rerata dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
berikut: Tekanan arteri rerata = Tekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi
Pada 120/80 mmHg, tekanan arteri rerata = 80 mm Hg + (1/3) 40 mm Hg = 93 mm Hg
2.2 Metode Praktikum
Alat dan bahan :
1. Sfigmomanometer
2.Stetoskop
3.Tempat tidur
4. Stopwatch
5. Lembar observasi

Prinsip Kerja
Palpasi
-. Palpasilah arteri radialis
-. Naikkan tekanan dalam manset pelan-pelan, setiap kali pompa naikkan 5 mmHg. Catatlah
pada tekanan berapa nadi itu hilang. Kemudian tekanan di dalam manset dikurangi perlahan-
lahan sampai denyut nadi pada arteri radialis teraba kembali. Catatlah pada tekanan berapa
timbulnya nadi kembali.

Auskultasi
-. Dengan menggunakan stetoskop meletakkan ujung stetoskop pada fossa kubiti. Berikanlah
tekanan manset lebih besar dari tekanan sistolik yaitu 160-180 mmHg hingga tidak terdengar
bunyi kemudian turunkan tekanan itu pelan-pelan. Kira-kira 5 mmHg tiap detik. Pada satu
saat akan terdengar bunyi yang nyaring pada stetoskop dan bunyi yang pertama ini
menunjukkan tekanan sistolik. Kemudian tekanan diturunkan terus, bunyi suara itu akan
kurang dan menjadi lemah, akhirnya waktu terjadi perobahan kuatnya suara dinyatakan
sebagai tekanan diastolik. Akhirnya suara itu akan menjadi tulang. Terdengarnya suara
pertama itu disebut tekanan sistolik waktu perobahan kuatnya suara disebut tekanan diastolik
I dan hilangnya suara disebut tekanan diastolik II.
-. Misalnya 120/80/70 maka tekanan darah adalah : 120/80 mmHg selisih tekanan sistolik
dan tekanan rata-rata adalah tekanan rata-rata disepanjang siklus jantung, sama dengan
tekanan diastolik + (1/3 x tekanan nadi). Perobahan tekanan darah, tekanan nadi pada waktu
istirahat, perubahan sikap menaikkan aktivitas pernafasan dan akibat kerja.
Melakukan pengukuran tekanan darah (metode auskultasi), dan denyut nadi pada beberapa
keadaan, diantaranya:
1. Posisi tidur
2. Pada perubahan posisi (dari tidur terlentang menjadi duduk)
3. Pada keadaan setelah melakukan kerja (jumping jack dan plank)
3.1 Hasil observasi
 Hasil Observasi saat berbaring dan duduk
Subjek yang diperiksa : Glenessa Kuara
Tekanan darah pada berbagai posisi :

Denyut nadi posisi berbaring


83 1. Posisi berbaring
82
81 Tekanan darah : 104/65 mmHg
80
79 Tekanan nadi : 39 mmHg
78
77 Tekanan rata-rata : 78 mmHg
76
75
74
0 menit 2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit

Denyut Nadi

Posisi duduk
120 2. Posisi duduk
80
Tekanan darah : 104/65 mmHg
40
0 Tekanan nadi : 39 mmHg
lik lik di di ta
to
is s to
s na na era
h di
a yu
t
na
n
an
r Tekanan rata-rata : 78 mmHg
a ra ah den e ka an
d a r a t ek
d t ta t
an an ra ta
k an n ta- a -ra ra
te ka Ra t a-
ta te Ra at
a ta R
-r -ra
ta ta
Ra R a
Tekanan (mmHg) Denyut nadi (x/menit)
 Hasil Observasi :
1.Setelah melakukan jumping jack
Sebelum jumping jack :
Samson Zai : Tekanan darah : 96/59 mmHg
Denyut nadi : 74 x/menit
Loisa : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 78 x/menit
Rahel : Tekanan darah :110/80 mmHg
Denyut nadi : 78 x/menit

Setelah melakukan jumping jack


140

120

100

80

60

40

20

0
Samson Zai Loisa Rahel

Rata-rata tekanan sistolik Rata-rata tekanan diastolik Rata-rata denyut nadi


Rata-rata tekanan nadi Rata-rata tekanan rerata
2. Setelah melakukan plank
Sebelum melakukan plank :
Farhan : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 70 x/menit
Sering berolahraga
Fandi : Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 70 x/menit

Setelah melakukan plank


140

120

100

80

60

40

20

0
Farhan Fandi

Rata-rata tekanan sistolik (mmHg) Rata-rata tekanan diastolik (mmHg)


Rata-rata denyut nadi (x/menit) Rata-rata tekanan nadi (mmHg)
Rata-rata tekanan rerata (mmHg)

Analisis data :
Plank, merupakan salah satu contoh gerakan latihan isometrik. Kontraksi otot isometrik
adalah kontraksi yang terjadi untuk meningkatkan tonus otot,tidak disertai oleh pemanjangan
atau pemendekan otot.
Setelah melakukan plank,
-. detak jantung mengalami peningkatan
-. tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik meningkat
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum fisiologi mengenai tekanan darah :
1. Cara pengukurannya
-.Palpasi : dapat mengukur tekanan sistolik
-.Auskultasi ; dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastoli
2. Posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk posisi berbaring dan duduk,
menunjukkan tekanan yang konstan/stabil,tetapi setelah melakukan aktivitas tekanan darah
mengalami peningkatan tekanan darah yang akan berangsur-angsur kembali pada tekanan
darah awal sebelum melakukan aktivitas.

4.2 Daftar Pustaka


1. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. 6th ed. Yesdelita N, editor.
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. 373–377 p.

Anda mungkin juga menyukai