Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK 1

TEKANAN DARAH MANUSIA DAN FREKUENSI DENYUT NADI

Disusun oleh:

Nama:Eka budianti.
NIM:2100029034

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2021
A. TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan sphygmomanometer dalam pengukuran tekanan darah
arterial.
2. Mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah,meliputi
perubahan posisi badan,perubahan suhu,dan macam macam latihan berat.
3. Mengetahui cara menghitung denyut nadi.

B. DASAR TEORI

Blood pressure is the force of blood pumped by the heart against the arterial walls.
Blood pressure is the driving force for blood to travel around the body to deliver
fresh blood with oxygen and nutrients to the organs of the body. Blood pressure
varies for many different reasons, one of conditions is changes in position. (Ratulangi
et al., 2015)
Tekanan darah diukur menggunakan sebuah alat manometer berisi air raksa. Alat itu
dikaitkan pada kantong tertutup yang dibalutkan mengelilingi lengan atas (bladder
&cuff). Tekanan udara dalam kantong pertama dinaikkan cukup di atas tekanan darah
sistolik dengan pemompaan udara ke dalamnya. Memutuskan aliran arteri brakhial
dalam lengan atas, memutuskan aliran darah ke dalam arteri lengan bawah.
Kemudian, udara dilepaskan secara perlahan-lahan dari kantong selagi stetoskop
digunakan untuk mendengarkan kembalinya denyut dalam lengan bawah.(Redhono,
2018)
Jenis tekanan darah:
1. Tekanan darah sistolik Tekanan darah sistolik yaitu tekanan maksimum dinding
arteri pada saat kontraksi ventrikel kiri.
2. Tekanan darah diastolik Tekanan darah diastolik yaitu tekanan minimum dinding
arteri pada saat relaksasi ventrikel kiri.
3. Tekanan arteri atau tekanan nadi. Tekanan nadi yaitu selisih antara tekanan sistolik
dan diastolik. Pengukuran tekanan darah merupakan gambaran resistensi pembuluh
darah, cardiac output, status sirkulasi dan keseimbangan cairan. Tekanan darah ini
dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :aktifitas fisik, status emosional, nyeri,
demam atau pengaruh kopi dan tembakau.(Redhono, 2018)
Menurut shilverthorn,2014 setiap satu kali kontraksi jantung pada orang dewasa
normal akan memompa 80 ml darah yang akan di edarkan ke seluruh tubuh. Jumlah
darah pada orang dewasa adalah 45 liter dengan perbandingan 80% darah berada
dalam sirkulasi sistemik dan 20%pada sirkulasi paru paru. Pada sirkulasi
sistemik,sekitar 20% darah berada di arteri,10% pada kapiler dan 70% pada
vena.sementara pada sirkulasi paru paru 7% berada dalam kapiler paru dan 93%
berada antara arteri pulmonalis dan pembuluh vena pulmonalis.(Tradiga, 2015)
Menurut (sandi, 2016) Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri
bila
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas.(Samodra, Y. Touvan. Juni; Sudrazat, 2021)
Menurut Kasenda, Marunduh & Wungouw, 2014). (Darah yang didorong ke arah
aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan
gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri.(Samodra, Y. Touvan. Juni;
Sudrazat, 2021)
letak perabaan denyut nadi yang sering dilakukan yaitu :
1) Arteri Radialis Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brankialis Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat
siku (fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan
darah.
3) Arteri Karotid Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri
carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus.
Sering digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke
otak.(Samodra, Y. Touvan. Juni; Sudrazat, 2021)
Macam Macam Denyut Nadi Menurut (Aaronson & Ward, 2007) denyut nadi ada 3
macam yaitu:
1) Denyut Nadi Basal Denyut nadi basal adalah denyut nadi pada saat bangun tidur
sebelum melakukan aktifitas.
2) Denyut nadi istirahat, denyut nadi istirahat adalah denyut nadi pada istilah atau
sedangkan santai tanpa melakukan pekerjaan dan dalam kondisi rileks tanpa
emosi.
3) Denyut Nadi Latihan. Denyut nadi latihan adalah denyut nadi ketika sedang
melakukan aktifitas kerja atau latihan.(Gide, 1967)

Menurut (Sherwood, 2012).Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari


permulaan denyut jantung sampai denyut jantung berikutnya yang disebut siklus
jantung.
Setiap siklus diawali oleh pembentukkan potensial aksi yang spontan di
dalam nodus sinus, nodus ini teletak pada dinding lateral superior
atrium kanan dekat tempat masuk vena kava superior dan potensial aksi
menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atriiun dan
kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel. Keadaan ini menyebabkan
atrium berkontraksi terlebih dahulu sebelum kontraksi ventrikel. Jadi
atrium bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel dan ventrikel
memompakan darah ke sistem pembuluh darah melalui aorta pada fase
sistol.

Menurut(Bumside-McGlynn, 2007). Arteri radialis adalah tempat paling ideal untuk


menghitung denyut nadi. Langkah menghitung deyut nadi adalah:

1. Meminta pasien berbaring atau duduk dengan santai.


2. Tentukan lokasi arteri radialis.
3. Menggunakan jari tengah II-III-IV palpasi sejajar dengan arteri radiasi.
4. Hitung denyut nadi dalam I.(Tradiga, 2015)
C. BAHAN DAN ALAT.
1. Sphygmomanometer air raksa
2. Stetoskop
3. Air dingin/es

I. CARA KERJA
1. lengan akan di bebat dengan pembebat.
2. Letak kan pembebat 3cm di atas anteri brakialis.
3. lakukan penguncian tuas sebelum di pompa.
4. Setelah terkunci maka dapat di pompa dengan pemompanya
5. Kemudian lihat lah indikator pada manometer nya.
6. Gerakan ponpa dengan angka yang tertentu
7. Setelah mendapat kan angka tertentu,ruas nya dapat di buka
8. Dengan memutar kan kebawah.

II. PERCOBAAN
A. Pengukuran tekanan darah manusia (Sphygmomanometry)
1. Probandus tidur telentang, lengan kirinya dibebat.
2. Dicari posisi pembuluh darah arteri (arteria brachialis) yang berdekatan dengan
bagian lengan yang dibebat, kemudian di situ diletakkan stetoskop. Melalui
stetoskop tersebut akan terdengar danyut nadi.
3. Perlahan-lahan udara dipompa masuk ke dalam pembebat sehingga air raksa
menunjukkan ± 170 mm Hg atau jarum menunjukkan angka 170. Dengan makin
penuhnya udara pada pembebat, maka bunyi nadi mulai melemah dan akhimya
menghilang. Pada saat bunyi itu mulai melemah dicatat skala pada alat (ketinggian
permukaan air raksa atau angka yang ditunjuk jarum), kemudian pengisian udara
dilanjutkan.
4. Selanjutnya udara dikeluarkan kembali perlahan-lahan sambil didengarkan
melalui stetoskop dan pada saat danyut nadi terdengar lagi untuk pertama kalinya
dicatat skala pada alat.
5. Pengosongan dilanjutkan terus sampai bunyi mulai melemah dan jangan lupa
dicatat skala pada alat . Apabila memungkinkan dicatat pula skala pada alat
Ketika bunyi menghilang sama sekali.
6. Pekerjaan ini diulangi sebanyak 3 kali untuk diambil nilai rata ratanya.

III. Latihan dengan olah raga


Probandus naik turun tangga 2-3 kali. Pengukuran tekanan darah dilakukan
setelah probandus berolah raga.

IV. Pengaruh pendinginan


Dalam keadaan duduk, ditentukan tekanan darah probandus. Kemudian
tangannya dicelupkan ke dalam air dingin selama 2 menit dan ditentukan lagi
tekanan darahnya. Coba kerjakan pendinginan selama lebih dari 2 menit.
D. PEMBAHASAN.

duduk rileks berdiri olah raga direndam air Frekuens


Identitas umu BB TB (mmHg) (mmHg) (mmHg) es (mmHg) i Denyut
Kel No
Probandu r (kg (cm Nadi
. . (denyut/
s (thn) ) ) S D P S D P S D P S D P menit)

8 8 9 8
1 Pria 1 19 80 167 136
3
130 138
5
138 152
2
150 139
5
135 86
7 8 9 8
2 Pria 2 18 65 170 125
8
124 126
0
124 145
3
145 132
2
130 80
PRI 7 8 9 7
A
3 Pria 3 19 60 163 123
6
123 125
0
123 142
0
140 130
5
128 79
8 8 9 8
4 Pria 4 18 75 165 130
0
132 132
3
130 147
2
145 136
5
136 82
7 7 8 8
5 Pria 5 18 50 170 120
3
120 122
4
122 140
6
139 132
0
130 79
7 8 9 8
Rata-rata 18 66 167 127
8
126 129
0
127 145
1
144 134
1
132 81
6 7 8 7
1 Wanita 1 17 54 165 103
8
100 105
2
105 132
3
132 120
8
120 76
7 7 8 8
2 Wanita 2 18 48 160 112
8
110 116
8
114 136
7
135 128
0
126 77
WA
7 7 8 7
NIT 3 Wanita 3 18 50 150 107
3
105 110
6
112 133
0
134 125
9
125 76
A
7 7 8 7
4 Wanita 4 18 47 155 115
5
115 118
5
117 140
7
140 130
8
129 78
7 7 9 8
5 Wanita 5 19 46 149 118
9
118 120
5
120 142
0
142 129
2
128 78
7 7 8 7
Rata-rata 18 49 156 111
5
110 114
5
114 137
5
137 126
9
126 77

Pada pria yang pertama yaitu dengan umur 19 tahun,dengan berat badan 80 kg, dan
memiliki tinggi badan 167cm saat posisi normal (releks)di ukur tekanan darah nya, di
peroleh sistol 136,diastol 85 dan sistole pada metode palaptoir 130. Saat berdiri di
peroleh sistol 138,distol 92 dan sistol pada metode palaptoir 150 sedangkan saat di
rendam air es menghasilkan sistole 139,diastol 85 sistol pada metode palaptoir 135.
Frekuensi denyut nadi adalah 86.
pada pria yang kedua yaitu dengan umur 18 tahun, berat badan 65kg dan memiliki
tinggi badan 170 cm , pada posisi normal(releks) di ukur tekanan darah di peroleh
sistol 125, diastol 78 sistol metode palaptoir 124. Saat berdiri di peroleh sistol 126 dan
sistol pada metode palaptoir 124. Saat olah raga diperpleh 145 sistole 93 diastol dan
145 sistol pada metode palaptoir. Saat di rendam air es akan mendapat kan hasil 132
pada sistol,82 pada diastole, 130 pada mode palaptoir. Frekuensi denyut nadi adalah
80.

Pada pria ketiga, dengan umur 19 tahun,berat badan 60kg dan tinggi badan 163 di
dapatkan hasil pengukuran tekanan darah pada saat normal(releks) 123 sistol 76 distol
dan sistol pada metode palaptoir. Saat dalam posisi berdiri data 125 sistol 80 diastol
123 siastol pada metode palaptoir. Apabila di rendam di air es 130 sistol,75 diastol
dan 128 sistol pada metode palaptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 79.

Pada pria ke empat yaitu dengan umur 18 thn,memiliki berat badan 75 tinggi 165 saat
normal(releks) di ukur tekanan darah di peroleh 130 sistol,80 diastol dan 130 sistol,
metode palaptoir pengukuran pada saat berdiri di peroleh data 132 sistol ,83 diastol
dan 130 sistol pada metode palaptoir. Pada saat olah raga 147 sistor,92 diastor dan
145 sistoil pada metode palaptoir dan di saat di rendam air es 136 sistol pada metode
palaptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 82.

Pada pria ke lima yaitu dengan usia 18 thn berat badan 50kg, dengan tinggi badan 170
di dapat kan hasil pengukuran tekanan darah pada saat normal(releks) 120 sistol73
diastol dan 120 sistol metode palaptoir. Pada olah raga di peroleh data 132 sistol,80
diastol, dan 130 sistol metode palaptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 79.

Dari data pria di atas di peroleh rata rata dengan umur18 tahun berat badan 66 dan
Tinggi badan 167 pada pemeriksaan kondisi normal(releks)di peroleh rata rata 127
tekanan darah sistol, 78 tekanan darah diastor dan 126 tekanan darah sistol metode
palaptoir. Pada pengukuran berdiri di peroleh rata rata 129 tekanan darah sistol 80
tekanan diastol dan 127 sistol metode palptoir. Pada saat olah raga di peroleh rata rata
data yaitu 145 tekanan darah sistol,91 tekanan darah diastol dan 144 tekanan darah
sistol metode palaptoir. Pada saat di rendam air es di peroleh rata rata yaitu 134
tekanan darah sistol, 81 tekanan darah diastol dan 132 tekanan darah sistol metode
palaptoir.
Frekuensi denyut nadi adalah 81.

Pada wanita pertama yaitu umur 17 tahun berat 54 dan tinggi 165 melakukan
pemeriksaan tekanan darah kondisi normal (releks) di peroleh data 103 sistol dan 100
tekanan darah sistol metode palaptoir, pada kondisi berdiri 105 tekanan data sistol, 72
tekanan darah diastol dan 105 tekanan darah polaptoir.olah raga 132 tekanan darah
sistol 83 tekanan diastole ,132 sistol metode palptoir , yang es 120 tekanan darah
sistol, 78 tekanan darah diastol, 120 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut nadi
adalah 76.

Pada wanita dua yaitu umur 18 thn, berat badan 48 dan tinggi 160 melakukan
pemeriksaan tekanan darah kondisi normal(releks)di peroleh data 112 sistol, 78
diastol dan 110 sistol metode palptoir, pada posisi berdiri di peroleh rata rata 116
tekanan darah sistol, 78 tekanan darah diastol dan 110 sistol metode palptoir, pada
berolah raga di peroleh rata rata 136 sistol,87 diastol, 135 sistol metode palptoir, pada
rendaman air es 128 sistol,80 diastol ,126 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut
nadi adalah 77.

Pada wanita ke tiga yaitu umur 18 thn, berat badan 50, tinggi badan 150 melakukan
pemeriksaan tekanan darah kondisi normal(releks) di peroleh data 107 sistol,73
diastol, dan 105 sistol metode palptoir. Pada berdiri 110 sistol,76 distol, dan 105 sistol
metode palptoir. Pada olah raga di peroleh tekanan 133 sistol,80 diasto dan 134 sistol
metode palptoir. Pada rendaman ai es di peroleh tekanan rata rata 125 sistol, 79 distol
dan 125 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 76.

Pada wanita ke empat yaitu umur 18 tahun,berat badan 47 kg, tinggi badan 155cm,
melakukan pemeriksaan tekanan darah kondisi normal (releks) di peroleh rata rata
115 sistol,75 distol dan 115 sistol metode palptoir. Pada berdiri memperoleh rata rata
118 sistol,75 distol, 117 sistol metode palptoir. Pada olah raga mendapat kan hasil rata
rata 140 sistol, 87 distol, dan 140 sistol metode palptoir. Pada rendaman air es di
peroleh rata rata 130 sistol, 78 distol,129 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut
nadi adalah 78.
Pada wanita ke lima umur 19 tahun, berat badan46 ,tinggi badan149. Melakukan
pemeriksan tekanan darah kondisi normal(releks) di peroleh rata rata 118 sistol,79
distol,dan 118 sistol metode palptoir, pada berdiri memperoleh rata rata 120 sistol ,75
distasol dan 120 sistol metode palptoir. Pada olah raga memperoleh rata rata 142
sistol,90 distol, dan 142 sistol metode palptoir. Pada rendam air es di peroleh rata rata
129 sistol,82 distol dan 128 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 78.

Dari data wanita di atas di peroleh rata rata dengan umur 18 tahun ,berat badan 49 kg,
tinggi badan 156 cm, pada pemeriksaan kondisi normal (releks) di peroleh rata rata
111 tekanan darah sistol, 75 tekanan darah distol,110 sistol metode palaptoir. Pada
pengukuran berdiri di peroleh rata rata 114 tekanan darah sistol, 75 tekanan darah
distol, 114 sistol metode palaptoir. Pada olah raga menghasilkan rata rata 137 tekanan
darah sistol, 85 tekanan darah distol, dan 137 sistol metode palptoir. Pada di rendam
di air es menghasil kan rata rata 126 tekanan darah sistol,79 tekanan darah distol dan
126 sistol metode palptoir. Frekuensi denyut nadi adalah 77.
Pada penelitian ini remaja yang mengalami hipertensi sistolik maupun hipertensi
diastolik lebih banyak dari pada laki laki. Hal itu kemungkinan karena laki laki
banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi,seperti setress,kelelahan dan
makan tidak terkontrol. Pada remaja dan pubertas, Ketika hormone androgen
mengalami peningkatan , maka tekanan darah pada laki laki lebih tinggi dari pada
perempuan.(Nugroho et al., 2016)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tekanan darah adalah faktor keturunan,
usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), polamakan tidak sehat,
konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi
kafein, penyakit lain, dan merokok Agar perubahan tekanan darah tidak mempengaruhi
fungsi organ tubuh, apalagi mengakibatkan kelumpuhan dan kematian, perlu diteliti
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan tekanan darah pasien. Dengan
mengetahui faktor-faktor tersebut, resiko berlanjutnya pada gangguan fungsi organ
tubuh dapat berkurang. Sehingga, secara tidak langsung hal ini, juga dapat
mengurangi resiko kematian dan kelumpuhan akibat hipertansi dan hipotensi.
(Sasmalinda, 2013)
E. KESIMPULAN
Dari hasil yang di peroleh dapat di ketahui fungsi dari pengunaan sphygmomanometer
dalam mengukur tekanan darah arteri, dengan cara mengetahui fungsi nya maka kita
juga dapat mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap tekanan
darah,meliputi perubahan posisi badan,perubahan suhu dan bermacam macam latihan
berat. Kita juga dapat mengetahui bagaimana cara menghitung denyut nadi,sehingga
dapat mengurangi resiko kesalahan dalam melakukan percobaan.

F. DAFTAR PUSTAKAXRatulangi, U. S. A. M., Danes, V. R., Skripsi, K., Fisika, B.,


Universitas, K., & Ratulangi, S. (2015). Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Antara Posisi Duduk Dan Posisi Berdiri Pada Mahasiswa Semester Vii (Tujuh) Ta.
2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. EBiomedik, 3(1), 125–129.
https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.6635

G. Redhono, D. (2018). Pemeriksaan tanda vital. Kementrian Riset, Teknologi, Dan


Pendidikan Tinggi Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran, 0271, 1–25.

H. Tradiga, E. G. Y. D. (2015). Perbedaan Rerata Denyut Nadi dan Tekanan Darah


Sebelum dan Sesudah Gilir Jaga Malam pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2015. Skripsi.

I. Samodra, Y. Touvan. Juni; Sudrazat, A. (2021). Denyut Nadi Indikator Istirahat dalam
Kegiatan Sehari-Hari. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 7(1), 150–159.

J. Gide, A. (1967). 済無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International


Edition, 6(11), 951–952., 2012, 5–24.

K. Tradiga, E. G. Y. D. (2015). Perbedaan Rerata Denyut Nadi dan Tekanan Darah


Sebelum dan Sesudah Gilir Jaga Malam pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2015. Skripsi.

L. Nugroho, D., Saraswati, L., & Udiyono, A. (2016). Gambaran Faktor Risiko
Peningkatan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 12-14 Tahun (Studi Pada Siswa Smp
Islam Al Azhar 14 Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(1), 120–
126.

M. Sasmalinda, L. (2013). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Tekanan Darah


Pasien di Puskesmas Malalo Batipuh Selatan dengan Menggunakan Regresi Linier
Berganda. UNP Journal of Mathematics, 2(1), 36–42.

N.

O.

P.

Anda mungkin juga menyukai