63 63 1 PB
63 63 1 PB
ABSTRACT
The Bivalve and Gastropods Potential that Associated with Sea Grass in Pannikiang Island, Barru
Background: The sea grass was one of a natural ecosystem in coastal area. Sea grass has high diversity spesies , and
bivalve was a dominant group organism. Recently, there were no bivalve and gastropod that associated with sea grass in
Pannikiang island, so the informatiaon was required especially for economics reason.
Methods : The evaluation were held in 3 stations, each consist 3 substation. The data of bivalve and sea grass was
taken with 1x1 m transect. The variabels for bivalve were composition, density, diversity index, uniformity index,and
dominant index, meanwhile for sea grass were composition and density.
Result : The composition of sea grass consist of 8 kinds, 4 from Potamogetonaceae, there were ( Cymodecea
rotundata,C serrulata, Halodule pinifolia dan Syringodium isotifolium) and 4 from Hydrocharitaceae (Enhalus
acoroides, Halophila minor, H. ovalis dan Thalassia hemprichii). The bivalve composition in sea grass composition
consist of 20 kinds gastropod dan 14 kinds bivalvia, meanwhile outside the station were found 9 kinds gastropod dan 2
bivalve.
ABSTRAK
Latar Belakang : Salah satu ekosistem alami yang ditemukan di wilayah pesisir adalah padang lamun. Padang lamun
memiliki keanekaragaman spesies yang cukup tinggi. Salah satu kelompok organisme yang banyak ditemukan di
padang lamun adalah kekerangan. Golongan molluska khususnya kekerangan (bivalvia dan gastropoda) yang
berasosiasi dengan padang lamun di pulau Pannikiang belum ada sehingga dibutuhkan informasi tentang hal tersebut
terutama yang bernilai ekonomis.
Metode : Pengamatan dilakukan pada 3 stasiun dan masing-masing stasiun terdiri atas 3 substasiun. Pengambilan data
kerang dan lamun dengan menggunakan transek kuadrat 1 x 1 m, jarak antara stasiun 250 m dan jarak antara substasiun
berkisar 50 m sedangkan jarak setiap titik sebagai ulangan pada setiap substasiun adalah 10 20 m (tergantung luas
area lamun yang diamati).Variabel pengamatan meliputi komposisi jenis, kepadatan, indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman, indeks dominasi (kekerangan) sedangkan untuk lamun meliputi komposisi jenis dan kerapatan.
Kesimpulan : Komposisi jenis lamun yang ditemukan terdiri atas 8 jenis yaitu 4 jenis dari famili Potamogetonaceae
(Cymodecea rotundata,C serrulata, Halodule pinifolia dan Syringodium isotifolium) dan 4 jenis famili
Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides, Halophila minor, H. ovalis dan Thalassia hemprichii). Komposisi jenis
kekerangan yang ditemukan pada ekosistem padang lamun adalah 20 jenis gastropoda dan 14 jenis bivalvia sedangkan
jenis yang ditemukan di luas stasiun pengamatan terdiri dari atas 9 jenis gastroposa dan 2 jenis bivalvia. Pola
penyebaran kekerangan sebagian besar bersifat acak yang artinya kondisi lingkungannya homogen.
172
Hamziah Jurnal Protein
173
Vol.13.No.2.Th.2006 Potensi Jenis Kekerangan Yang Berasosiasi
H=Indeks Keanekaragaman
Analisis Data H Max= Logz S = 3,3219log S
S = Jumlah Spesies /jenis
A. Kekerangan
a. Kepadatan Nilai indeks keseragaman ini
Kepadatan adalah jumlah individu berkisar antara 0-1. Jika indeks
per satuan luas dengan formulasi sebagai keseragaman mendekati nilai 0, maka
berikut (Brower, J.E. and J.H. Zar, 1977): dalam ekosistem ada kecenderungan
ni D = Kepadatan (individu/m2) teIjadi dominansi spesies yang
ni= Jumlah total individujenis disebabkan oleh adanya ketidakstabilan
D=
ke-i yang diperoleh faktor-faktor lingkungan dan populasi.
A Bila indeks keseragaman mendekati 1,
A = Luas total habitat yang
disampling (m2) maka hal ini menunjukkan bahwa
ekosistem tersebut dalam kondisi yang
b. Keragaman (keanekaragaman) relatif mantap/stabil yaitu jumlah individu
Keanekaragaman spesies dapat tiap spesies relatif saran (Brower, J.E.
dikatakan sebagai keheterogenan spesies and J.H. Zar, 1977).
dan merupakan ciri khas struktur
komunitas. Rumus yang digunakan untuk d. Dominansi
menghitung keanekaragaman adalah Untuk mengetahui ada tidaknya
rumus Shannon-Wiener (Krebs, C.J., dominansi dari spesies tertentu
1972) yaitu: digunakan Indeks Dominansi Simpson
s (Brower, J.E. and J.H. Zar, 1977). yaitu
H= - pi log, pi I
i=1 :3
Dimana: s s
H' = lndeks Keanekaragaman D = (pi) = (ni / N)2
2
174
Hamziah Jurnal Protein
jenis suatu organisme pada habitat antara lamun dengan jumlah jenis
digunakan metode pola sebaran Morisita kekerangan digunakan analisa regresi linear
(Elliott, J. M., 1977). Rumus untuk sederhana. Dari hasil tersebut dapat diketahui
menghitung Indeks Penyebaran Morisita korelasi masing-masing parameter terhadap
adalah sebagai berikut : kepadatan dan jumlah jenis kekerangan.
n Rumus yang digunakan
{x (x-I) }
i=l Y = a + bX
1 = n Dimana:
n n
X (x-l) Y = Kepadatan kekerangan (peubah tidak
i=1 ;=1 bebas)
X = Kerapatan lamun (peubah bebas)
Dimana : A = Konstanta
b = Koefisien peubah bebas
1 = Indeks sebaran Morisita
n =Jumlah petak pengambilan contoh Identifikasi jenis lamun dengan
x =Jumlah individu pada petak menggunakan buku (Den Hartog, C., 1970;
pengambilan contoh ke -1 Philips, R. C. dan E. G. Menez. 1988).
1 2 3
Stasiun
Gambar 1. Komposisi Jenis Kekerangan pada setiap Stasiun Pengamatan berdasarkan kelas .
175
Vol.13.No.2.Th.2006 Potensi Jenis Kekerangan Yang Berasosiasi
Tabel 2. Jenis dan Kepadatan Rata-rata Kekerangan (ind/m2) pada Habitat lamun
A B C
No Jenis Molluska
I II III I II III I II III
GASTROPODA
1. Trochus stellatus* - - - - - - 5 - 2
2. Cymbiola vespertilio - - - - - - 1 - 1
3. Columbella scripta* - - - - - - - 2 3
4. Cypreae boivinii - 1 1 2 - 2 2 3 4
5. Cypreae moneta - 2
6. Cypreae annulus - 1 2
7. Cypreae tigris - 1
8. Cypreae pallidula - 1
9. Cypreae pyriformis - 2
10. Strombus labiatus - 2 1 1 2 3 11 7 15
11. Strombus mutabilis - - 2 1 1
12. Clanculus atropurpureus - - 2 1 4
13. Bulla vernicosa - - 2 1
14. Rhinoclavis vertagus - - 1 1
15. Rhinoclavis aspera - - 1
16. Nodilittorina pyramidalis* - - 4 3 1
17. Clypeomorus corallium 2 1 2
18. Polinices melanostomus - - 1
19. Angaria delphinus - - 2
20. Vexillum plicarium - - 1
BIVALVIA
1. Anadara antiquate - 1 1 5 2 2 4 3 2
2. Tellina remies - - 2 1 1 1
3. Mytilus edulis - - 2 1
4. Atrina vexillum - - 2
5. Gafrarium pectinatum - 1 1 1 1 1
6. Grafrarium tumidum - - 1 1 1
7. Trachycardium rugosum 1 - 1 2 1 1 2 4
8. Septifer bilocularis - - 1 3 1 2
9. Isognomon isognomum - - 1 1 1
10. Pinna muricata 2 - 1 2 1
11. Pitar manillae - 2 2 2 1 2 2 2
12. Fragum unedo - - 2 1
13. Codakia tigerina - - 1 1 1
14. Paphia undulate - - 1 1
Jumlah Individu 5 6 8 20 15 22 39 33 51
Jumlah Jenis 3 8 7 12 12 12 15 14 21
Catatan :
1. * Jenis gastropoda yang menempel pada tumbuhan lamun
2. Jenis kekerangan yang ditemukan diluar stasiun pengamatan adalah :
a. Gastropoda : Nerita insculpta, Strombus variabilis, Lambis lambis, Chicoreus ramosus, C. capucinus, Vasum tubinellus,
Conus connectens, C. marmoreus dan Mitra proscissa.
Bivalvia : Pteria penguin dan hoppopus hippopus
176
Hamziah Jurnal Protein
Tabel 3. Nilai Indeks Keanekaragaman (H), Keseragaman (E) dan Dominasi (D) pada
setiap stasiun pengamatan
indeks
Stasiun
Keanekaragaman Keseragaman Dominasi Jumlah jenis
Pengamatan
(H) (E) (D)
A 3,1360 0,9440 0,1295 10
B 3,8479 0,9228 0,0716 18
C 4,0309 0,8576 0,1045 26
177
Vol.13.No.2.Th.2006 Potensi Jenis Kekerangan Yang Berasosiasi
tidak ditemukan pada saat pengamatan berbeda. Adapun komposisi jenis lamun
adalah Halodule uninervis. Adanya berdasarkan famili dapat dilihat pada
perbedaan ini kemungkinan disebabkan Tabel 4 dan Gambar 2.
lokasi pengamatan yang dilakukan
Gambar 2. Komposisi Jenis Lamun pada Setiap Stasiun Pengamatan Berdasarkan Famili
Tabel 4. Komposisi Jenis Lamun pada Setiap Stasiun Pengamatan Berdasarkan Famili
Stasiun
No. Jenis Lamun I Famili
A % B % C %
l. Potamogetonaceae 4 57,14 4 66,67 2 33,3
2. Hydrocharitaceae 3 42,86 2 33,33 4 66,6
Jumlah 7 100 6 100 6 100
178
Hamziah Jurnal Protein
179
Vol.13.No.2.Th.2006 Potensi Jenis Kekerangan Yang Berasosiasi
Den Hartog, C., 1970. The Sea-Grasses of the Krebs, C. J., 1972. Ecology, the Experimental
World. North-Holland Publishing Company- Analisys of Distribution and Abudance Haper
Amsterdam London. 275 p. anda Row Publ. New York. 496 p.
Elliott, J. M., 1977. Statistical Analisis of Samples Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology.
of Benthic Invertebrate. Freshwater Biological Thirth Edition WB Saunders Co. Philadelphia and
Association Scientific Publication. No. 25 Second London. 546 p.
Edition. 157 p.
Philips, R. C. and E. G. Menez, 1988. Seagrasses.
Hadijah, 2000. Sebaran Spasial Komunitas Smithsonian Institution Press. Washington, D. C.
Gastropoda dan Asosiasinya dengan Lamun di 104 p.
Perairan Pulau Kodingareng Kotamadya
Makassar. Tesis. Program Pascasarjana Institut Tomasick, T., A.J. Mah., A. Nontji and M.K.
Pertanian Bogor, Bogor. Moosa, 1997. The Ecology of The Indonesian
Seas. Part Two. Published by Periplus Edition
Heddy, S dan M. Kurniati, 1996. Prinsip-prinsip (HK) Ltd. Singapore.
Ekologi, Suatu Bahasan tentang Kaidah Ekologi
dan Penerapannya. P.T. Raja Grafindo Persada. Wahyuddin, M., 2003. Distribusi Jenis Lamun
Jakarta. 271 h. Kaitannya dengan Sediman Dasar Perairan di
Pulau Pannikiang Kabupaten Barru. Skripsi.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS.
Makasar. 51 h.
180