Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN BRONCOHOPNEUMONIA

A.PENGERTIAN
Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi
dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer & Suzanne C,
2002)
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan
diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A.
Price & Lorraine M. W, 1995).
Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang
tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk
gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan
oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.
B.ETIOLOGI
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh
adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme
patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh
terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan
mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi
humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,
mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettiria, 2001) antara lain:
Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
Virus : Legionella pneumoniae
Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien
yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam
mulut dan karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C,
2002 dan Sandra M. Nettina, 2001)
C.TANDA DAN GEJALA
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
3. Gerakan dada tidak simetris
4. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1 C, delirium
5. Diafoesis
6. Anoreksia
7. Malaise
8. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
9. Gelisah
10. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati
D.KOMPLIKASI
Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
Abses paru :pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
Infeksi sistomik
Endokarditis :peradangan pada endokardium.
Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
E.PATOVISIOLOGI
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melaui
saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding
bronchus atau bronchiolus dan alveolus sekitarnya.
Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara
progresif ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana proses peradangan ini dapat dibagi
dalam empat (4) tahap, antara lain :
1. Stadium Kongesti (4 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada
perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat
masuk ke dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
2. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah
fibrinosa, lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan
mengandung eksudat fibrinosa kekuningan).
3. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 8 hari)
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di
dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan
dapat berubah menjadi pus.
4. Stadium Resolusi (7 11 hari)
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada
struktur semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 : 231- 232).
PATWAY
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis (meningkatnya
jumlah neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas untuk
mendeteksi agen infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
(Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia
Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal
atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan
haemofilus. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh
benda padat. (Sandra M, Nettina, 2001)
H.PENATALAKSANAN
Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
Terapi oksigen (O2)
Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian bronkodilator.
Istirahat yang cukup
Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin 4x 500 mg/
hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
I.PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Klien
Nama : An T
Umur : 1 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Ds. Gombong
BB/TB : 8kg/50cm
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny S
Alamat : Ds Gombong
Umur : 30 tahun
Hubungan : Ibu Kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien batuk berdahak dari 1 bulan yang lalu kadang disertai sesak
nafas,anak panas sejak 2 hari yang lalu
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan Batuk berdahak, sesak nafas dan demam sudah dua hari
3. Riwayat Penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan an T sudah batuk berdahak sekitar satu bulan yang lalu, An.T
sering batuk pilek di usia 1 tahun sudah 5x batuk pilek,panas.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada kasus ini tidak dijelaskan adanya riwayat keturunan, apakah salah satu anggota
ada yang terkena penyakit infeksi saluran nafas itu perlu ditanyakan?
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Pre natal : keadaan gizi Ibu sewaktu hamil, penyakit infeksi yang diderita bumil,
psikologis bumil, permasalahan kehamilan, penggunaan obat/jamu-jamuan.
b. Natal : keadaan klien saat lahir, kelainan-kelainan yang didapatan, keadaan
trauma saat melahirkan, BB, dan TB klien.
c. Post natal : menyangkut keadaan klien setelah lahir sampai usia 28 hari,
kelainan yang didapatkan.
6. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan.
Perkembangan meliputi psiko sosial, psiko sexual, motorik halus dan kasar. (Erik
Erekson, 1963)
C. Pola Fungsional
Meliputi pola persepsi dan tata laksanan hidup sehat, pola nutrisi dan metabolisme,
pola aktivitas dan latihan, pola eliminasi, pola tidur dan istirahat, pola hubungan peran,
pola reproduksi dan sexual, pola penanggulangan stress, pola tata nilai dan keyakinan.
Adapun pola yang terganggu dan berpengaruh adalah sebagai berikut :
1. Pola tata laksana hidup
Fasilitas rumah lengkap, lingkungan bersih, fentilasi rumah yang cukup.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi : berapa kali klien setiap hari minum susu, botolnya ukuran, berat badan
pasien.
3. Pola eliminasi
Alvi : BAB encer, berapa jumlah, berapa kali dalam sehari.
Urine : berapa jumlah urine dalam sehari, berapa kali BAK dalam satu hari.
4. Pola aktivitas
Klien tidak dapat beraktivitas seperti bermain dan lain-lain.
D. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan umum, sistem respirasi, sistem kardiovasculer, sistem extremitas,
sistem persyarafan, sistem eliminasi, sistem pencernaan.
1. TTV : N:90x/menit,S:38,5C,RR:35x/menit
2. data: pasien tampak pucat, lemah, BB : 8 kg,TB : 50cm, auskultasi paru : ronkhi
dan terdapat secret di lobus medial deksta dan sinistra, terdapat otot bantu pernapasan
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Ditemukan lekositosis (15.000 40.000/mm3). Normal lekosit 4.000
10.000/mm3.
b. Pembiakan sputum terdapat sel polimononuklear (pmN) diplococcus gram positif
berbentuk lancet.
2. Radiologi
Terdapat bayangan kesuraman yang homogen pada satu lobus/lebih dan terlihat
konsolidasi pada satu lobus/lebih , serta bercak infiltrat pada satu lobus/lebih.
3. Analisa Gas Darah
PH : .... (7,35 7,45)
PO2 : .... (80 104 mmHg)
PCO2 : .... (35 45 mmHg)
HCO3 : ....
J.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum
2. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar
4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya
intake dan tachipnea
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak mampuan
pemasukan atau mencerna makanan.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS Obstruksi jalan
1. Ibu pasien mengatakan klien nafas
batuk berdahak sejak I bulan yang
lalu.
2. Usia 1 tahun batuk pilek sudah
5x.
DO
1. Auskultasi paru: ronkhi Bersihan jalan
2. Terdapat secret di lobus medial nafas tidak efektif
dextra dan sinistra. b.d peningkatan
3. Pasien tampak pucat dan lemah. produksi sputum
4. TTV: N 90 x/menit, RR 35x/menit,
S 38,5 C.

2 DS Proses Inflamasi Pola nafas tidak


Ibu Klien mengatakan An T panas efektif b.d
sejak 2 hari yang lalu. hiperventilasi
Ibu klien mengatakan klien sering
panas
DO
1. Pasien tampak pucat dan lemah
2. BB: 8kg TB : 50cm
3. N 90x per menit
4. S : 38,5 C

3 D Ds Ketidak seimbangan
Ibu pasien mengatakan sesak nafas suplai O2 dan
sejak I minggu yang lalu. kebutuhan

DO
1. Terdapat otot bantu pernapasan.
2. RR : 35x/mnt.
Pasien tampak pucat dan lemah.

4 Ds Risiko kekurangan
Ibu pasien mengatakan pasien mual volume cairan
dan munta I minggu yang lalu. berhubungan
dengan demam,
Do menurunnya
Mual dan munta intake dan
Diare sejak I minggu yang lalu. tachipnea
5 Ds Ketidak
Ibu pasien mengatakan pasien tidak seimbangan
mau makan kalau makan langsung di nutrisi kurang dari
muntain I minggu yang lalu. kebutuhan tubuh
b.d ketidak
Do mampuan
pemasukan atau
mencerna
makanan.

INTERVENSI

Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria
No Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas NOC : NIC :


tidak efektif b.d a. Respiratory Airway suction
peningkatan produksi status : Ventilation a. Pastikan kebutuhan
sputum. b. Respiratory status oral / tracheal suctioning
: Airway patency b. Auskultasi suara
c. Aspiration Control nafas sebelum dan
Kriteria Hasil : sesudah suctioning.
a. Mendemonstrasikan c. Informasikan pada
batuk efektif dan suara klien dan keluarga tentang
nafas yang bersih, tidak suctioning
ada sianosis dan d. Minta klien nafas
dyspneu (mampu dalam sebelum suction
mengeluarkan sputum, dilakukan.
mampu bernafas e. Berikan O2 dengan
dengan mudah, tidak menggunakan nasal untuk
ada pursed lips) memfasilitasi suksion
b. Menunjukkan jalan nasotrakeal
nafas yang paten (klien f. Gunakan alat yang
tidak merasa tercekik, steril sitiap melakukan
irama nafas, frekuensi tindakan
pernafasan dalam g. Anjurkan pasien untuk
rentang normal, tidak istirahat dan napas dalam
ada suara nafas setelah kateter dikeluarkan
abnormal) dari nasotrakeal
c. Mampu h. Monitor status oksigen
mengidentifikasikan pasien
dan mencegah factor i. Ajarkan keluarga
yang dapat bagaimana cara melakukan
menghambat jalan suksion
nafas j. Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.

Airway Management
a. Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
d. Pasang mayo bila
perlu
e. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
f. Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
g. Auskultasi suara
nafas, catat adanya suara
tambahan
h. Lakukan suction pada
mayo
i. Berikan bronkodilator
bila perlu
j. Berikan pelembab
udara Kassa basah NaCl
Lembab
k. Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
l. Monitor respirasi dan
status O2

2 Pola nafas tidak NOC : NIC :


efektif b.d a. Respiratory status : Airway Management
hiperventilasi Ventilation a. Buka jalan nafas,
b. Respiratory status : guanakan teknik chin lift
Airway patency atau jaw thrust bila perlu
c. Vital sign Status b. Posisikan pasien untuk
Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
a. Mendemonstrasikan c. Identifikasi pasien
batuk efektif dan suara perlunya pemasangan alat
nafas yang bersih, tidak jalan nafas buatan
ada sianosis dan d. Pasang mayo bila
dyspneu (mampu perlu
mengeluarkan sputum, e. Lakukan fisioterapi
mampu bernafas dada jika perlu
dengan mudah, tidak f. Keluarkan sekret
ada pursed lips) dengan batuk atau suction
b. Menunjukkan jalan g. Auskultasi suara
nafas yang paten (klien nafas, catat adanya suara
tidak merasa tercekik, tambahan
irama nafas, frekuensi h. Lakukan suction pada
pernafasan dalam mayo
rentang normal, tidak i. Berikan bronkodilator
ada suara nafas bila perlu
abnormal) j. Berikan pelembab
c. Tanda Tanda vital udara Kassa basah NaCl
dalam rentang normal Lembab
(tekanan darah, nadi, k. Atur intake untuk
pernafasan) cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
l. Monitor respirasi dan
status O2
Terapi Oksigen
a. Bersihkan mulut,
hidung dan secret trakea
b. Pertahankan jalan
nafas yang paten
c. Atur peralatan
oksigenasi
d. Monitor aliran oksigen
e. Pertahankan posisi
pasien
f. Onservasi adanya
tanda tanda hipoventilasi
g. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring


a. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
b. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
c. Monitor VS saat
pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
d. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
e. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
f. Monitor kualitas dari
nadi
g. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
h. Monitor suara paru
i. Monitor pola
pernapasan abnormal
j. Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
k. Monitor sianosis
perifer
l. Monitor adanya
cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
m. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign

3 Gangguan NOC : NIC :


pertukaran gas b.d a. Respiratory Status : Airway Management
perubahan membran Gas exchange a. Buka jalan nafas,
kapiler-alveolar b. Respiratory Status : guanakan teknik chin lift
ventilation atau jaw thrust bila perlu
c. Vital Sign Status b. Posisikan pasien untuk
Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
a. Mendemonstrasikan c. Identifikasi pasien
peningkatan ventilasi perlunya pemasangan alat
dan oksigenasi yang jalan nafas buatan
adekuat d. Pasang mayo bila
b. Memelihara perlu
kebersihan paru paru e. Lakukan fisioterapi
dan bebas dari tanda dada jika perlu
tanda distress f. Keluarkan sekret
pernafasan dengan batuk atau suction
c. Mendemonstrasikan g. Auskultasi suara
batuk efektif dan suara nafas, catat adanya suara
nafas yang bersih, tidak tambahan
ada sianosis dan h. Lakukan suction pada
dyspneu (mampu mayo
mengeluarkan sputum, i. Berika bronkodilator
mampu bernafas bial perlu
dengan mudah, tidak j. Barikan pelembab
ada pursed lips) udara
d. Tanda tanda vital k. Atur intake untuk
dalam rentang normal cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
l. Monitor respirasi dan
status O2
Respiratory Monitoring
a. Monitor rata rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
b. Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
c. Monitor suara nafas,
seperti dengkur
d. Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
e. Catat lokasi trakea
f. Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)
g. Auskultasi suara
nafas, catat area
penurunan / tidak adanya
ventilasi dan suara
tambahan
h. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles dan
ronkhi pada jalan napas
utama
i. auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

4 Risiko kekurangan NOC : NIC :


volume cairan Nutritional Status : food
berhubungan dengan and Fluid Intake a. Kaji adanya tanda
demam, menurunnya dehidrasi
intake dan tachipnea Kriteria Hasil : b. Jaga kelancaran aliran
a. Adanya infus
peningkatan berat c. Periksa adanya
badan sesuai dengan tromboplebitis
tujuan d. Pantau tanda vital tiap 6
b. Volume cairan jam
normal e. Lakukan kompres
c. Pengeluaran BAB dingin jika terdapat
normal (tidak terjadi hipertermia suhu diatas 38
peningkatan) C
d. Tidak ada tanda f. Pantau balance cairan
dehidrasi g. Berikan nutrisi sesuai
e. Suhu tubuh normal diit
36,5-37 0C h. Awasi turgor kulit
f. Kelopak mata tidak
cekung
g. Turgor kulit baik
h. Akral hangat
5 Ketidak seimbangan NIC :
nutrisi kurang dari Nutrition Management
kebutuhan tubuh b.d a. Kaji adanya alergi
ketidak mampuan makanan
pemasukan atau b. Kolaborasi dengan ahli
mencerna makanan. gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk
NOC : meningkatkan intake Fe
Nutritional Status : food d. Anjurkan pasien untuk
and Fluid Intake meningkatkan protein dan
vitamin C
Kriteria Hasil : e. Berikan substansi
a. Adanya gula
peningkatan berat f. Yakinkan diet yang
badan sesuai dengan dimakan mengandung
tujuan tinggi serat untuk
b. Berat badan ideal mencegah konstipasi
sesuai dengan tinggi g. Berikan makanan yang
badan terpilih ( sudah
c. Mampu dikonsultasikan dengan ahli
mengidentifikasi gizi)
kebutuhan nutrisi h. Ajarkan pasien
d. Tidak ada tanda bagaimana membuat
tanda malnutrisi catatan makanan harian.
e. Tidak terjadi i. Monitor jumlah nutrisi
penurunan berat badan dan kandungan kalori
yang berarti j. Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
k. Kaji kemampuan
pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam
batas normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
e. Monitor lingkungan
selama makan
f. Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
g. Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi
h. Monitor turgor kulit
i. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
j. Monitor mual dan
muntah
k. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
l. Monitor makanan
kesukaan
m. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
n. Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
o. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
p. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
q. Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC
Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC
Grace, Pierce A dan Borley, Neil R. At a Glance Ilmu Bedah. Terjemahan oleh Vidhia
Umami. 2006. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Muscari, Mary E. Panduan belajar: keperawatan pediatrik, Ed 3. Terjemahan oleh
Alfrina Hany. 2005. Jakarta: EGC
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Standar Perawatan Pasien:
proses keperawatan, diagnosis, dan evaluasi. Terjemahan oleh Susan Martin Tucker, et
al. 1998. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I. Jakarta
: EGC
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC, ed 9. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai