This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website More
info
Cookie Consent plugin for the EU cookie law
B. ETIOLOGI
Pneumotorak dapat terjadi secara spontan atau traumatic dan klasifikasi
pneumotorak berdasarkan penyebabnya di bagi sbb:
a. Pneumotorak Spontan.
Adalah setiap pneumotorak yang terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab ( trauma
ataupun iatrogenetik ), ada 2 jenis yaitu :
Pneumotorak Spontan Primer
Pneumotorak Primer Spontan ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yang terjadi tanpa ada
riwayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya, umumnya pada individu sehat. Dewasa
muda, tidak berhubungan dengan aktivitas fisis yang berat tetapi juntru terjadi pada saat
istirahat dan sampai sekarang belum di ketahui penyebabnya.
Pneumotorak Spontan Sekunder
Pneumotorak Spontan Sekunder ( PSP ) adalah suatu pneumotorak yanjg terjadi karena
penyakit paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial, pneumonia
tumor paru, dsb.
b. Pneumotorak Traumatik.
Adalah pneumotorak yang terjadi akibat suatu penetrasi ke dalam rongga pleura karena
luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum/kanuil. Pneumotorak Traumatik juga ada
2 jenis yaitu :
Pneumotorak Traumatik bukan iatrogenic.
Adalah pneumotorak yang terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas dinding dada
terbuka/tertutup, baro trauma.
Pneumotorak traumatic iatrogenic.
Adalah pneumotorak yang terjadi akibat tindakan oleh tindakan tenaga medis.
Pneumotorak jenis inipun masih di bedakan menjadi 2:
o Pneumotorak traumatic iatrogenic aksidental, adalah pneumotoraks yang terjadi akibat
tindakan medis karena kesalahan/komplikasi tindkan tsb. Misalnya pada tindakan
parasentesis dada, biopsy pleural, biopsy transbronkial, biopsy/aspirsi paru perkutneus,
kanulasi vena sentral barotrauma ( mechanical ventilation ).
o Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) adalah pneumotorak yang sengaja
dikerjakan dengan cara mengisi udara ke dalam rongga pleura melalui jarum dengan suatu
alat Maxwell box. Biasanya untuk terapi tuberculosis.
C. PATOGENESIS
Pleura secara anatomis merupakan satu lapis sel mesotelial, di tunjang oleh jaringan
ikat, pembuluh-pembuluih darah kapiler dan pembuluh-pembuluh getah bening. Rongga
pleura di batasi oleh 2 lapisan tipis sel mesotelial, terdiri atas pleura parietalis dan pleura
viselaris. Pleura parietalis melapisi oto-otot dinding dada, tulang dan kattilago, diafragma
dan mediastinum, sangat sensitive terhadap nyeri. Pleura viseralis melapisi paru-paru dan
menyusup ke dalam semua fisura dan tidak sensitive terhadap nyeri. Rongga pleura
individu sehat terisi cairan (10-20 ml) dan berfungsi sebagai pelumas diantara kedua
laoisan pleura.
Patogenesis pneumotorak spontan sampai sekarang belum jelas.
a) Pneumotoraks Spontan Primer
Terjadi karena robeknya suatu kantong udara dekat pleura viseralis. Penelitian secara
patologis membuktikan bahwa pasien pneumotorak spontan yang parunya direseksi tampak
adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk blab dan bulla. Bulla merupakan
suatu kantong yang di batasi sebagian oleh pleura fibrotik yang menebal, sebagian oleh
jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagian lagi oleh jaringan paru emfisematus. Bleb
terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan intertisial kedalam lapisan fibrosa
tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk kista.
b) Pneumotoraks Spontan Sekunder
Terjadinya pneumotoraks adalah akibat pecahnya bleb viseralis atau bulla subpleura dan
sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya. Patogenesis PSS
multifaktoria, umumnya terjadi akibatkomplikasi penyakit PPOK (penyakit paru obstruksi
kronik) asma, fibrosis kistik, tuberculosis paru, penyakit-penyakit poaru infiltratif lainnya
(misalnya pneumonia supuratif dan termasuk pneumonia p.carinii).
D. MANIFESTASI KLINIS
Kelihan subyektif :
1) Nyeri dada pada sisi oaru yang terkena lindskog dan halasz menemukan 69% dari 72 pasien
mengalami nyeri dada.
2) Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang
kolaps sudah mengenbang kembali.
3) Kombinasi keluhan dan gejala klinis pneumotoraks sangat tergantung pada besarnya lesi
pneumotoraks.
Menurut Mills dan Lucca pasien pneumotoraks spontan dapat asimtomatik atau
menimbulkan gangguan-gangguan ringan sampai berat, biasanya timbul kombinasi nyeri
dada, batuk dispnea.
Diagnostik Fisis
Suara nafas melemah sampai menghilang. Fremitus melemah sampai menghilang,
resonansi perkusi dapat normal atau meningkat/hipersonor. Pneumathoraks ukuran kecil
gejala biasanya hanya berupa takikardia ringan dan tidak khas. Pada pneumathoraks
ukuran besar biasanya terdapat jelas suara nafas yang melemah pada auskultasi,fremitus
raha menurun dan hipersonor. Pneumathoraks tension dicurigai apabila didapatkan adanya
takikardia berat, hipotermia dan pergeseran mediastinum atau trakea.
Pemeriksaan Penunjang
Analisis gas darah arteri memberikan gambaran hipoksemia meskipun pada
kebanyakan pasien sering tidak diperlukan. Pneumathoraks primer paru kiri sering
menimbulkan perubahan aksis QRS dan gelombang T prekardial pada gambaran rekaman
elektrokardiografi ( EKG ) dan dapat di tafsirkan sebagai infark miokard akut ( IMA ).
Pada pemeriksaan foto pada dada tampak gambaran sulkus kostofrenikus radiolusen,
sedang pneumathoraks tension pada gambaran foto dadanya tampak jumlah udara
hemitoraks yang cukup besar dan susunan mediastinum kontralateral.
E. DIAGNOSIS BANDING
Pneumathoraks dapat memberi gejala seperti infark miokard, emboli paru, dan
pneumonia. Pada pasien muda, tinggi, pria dan perokok jika setelah di foto diketahui ada
pneumotorak, umumnya diagnosis kita menjurus ke pneumotorak spontan primer.
Pneumotoraks spontan sekunder kadang-kadang sulit di bedakan dengan pneumotoraks
yang terlokalisasi dari suatu bleb emfisematus paru.
LIKASI
Pneumotoraks tension (terjadi pada 3-5% pasien Pneumotoraks), dapat
mengakibatkan kegagalan respirasi akut. Pro-pneumotoraks, Hidropneumotorakas, Hidro
pneumotoraks/hemo-pneumotoraks, henti jantung paru dan kematian (sangat jarang
terjadi) ; pneumodiastinum dan emfisima subkutan sebagai akibat komplikasi pneumotorak
spontan, biasanya karena pecahnya esophagus atau bronkus, sehingga kelainan tsb harus
ditegakkan (insidennya sekitar 1%), pneumotoraks simultan bilateral, insidennya sekitar 2%
; pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama waktu lebih dari 3 bulan , insidennya sekitar
5%.
TALAKSANAAN
Tindakan pengobatan pneumotorak tergantung beratnya, jika pasien dengan
pneumotorak ukurannya kecil dan stabil, biasanya hanya observasi dalam beberapa hari
(minggu) dengan foto dada steril tanpa harus di rawat inap di RS.
Pasien pneumotoraks dengan klinis tidak sesak dan luas pneumotoraks < 15% cup di
lakukan observasi. Namun demikian bila di dapatkan penyakit paru yang mendasarinya
perlu dipasang WSD (tindakan dekompresi). Apabila ada batuk dan nyeri dada, diobati
secara simtomatis. Pasien dengan luas pneumotoraks kecil unilateral dan stabil, tanpa
gejala diperbolehkan berobat jalan dan dalam 2-3 hari pasien harus control lagi.
H. PROGNOSIS
Pasien dengan pneumotoraks spontan hamper separuhnya akan mengalami
kekambuhan, setelah sembuh dari observasi maupun setelah pemasangan tube
thoracostomy. Kekambuhan jarang terjadi pada pasien-pasien pneumotoraks yang di
lakukan terakotomi terbuka. Pasien yang penatalaksanaannya cukup baik, umumnya tidak
di jumpai komplikasi. [asien pneumotoraks spontan sekunder tergantung penyakit paru
yang mendasarinya. Misalnya pada pasien PSS dan PPOK harus lebih berhati-hati karena
sangat berbahaya.
DIGNOSA KEPERAWATAN
A. Masalah yang lazim muncul pada klien :
a) Bersihkan jalan nafas tidak efektif b/d Inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
b) Deficit volume cairan b/d Intake oral tidak adekuat, takipnea, demam.
c) Intoleransi aktivitas b/d Isolasi Respiratory.
d) Deficit pengetahuan b/d perawatan anak pulang.
B. Discharge planning
1. Ajarkan pada orang tua tentang pemberian obat.
a) Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya.
b) Efek samping.
c) Respon anak.
2. Berikan informasi pada orang tua tentang cara pengendalian infeksi serta cara
pencegahannya.
Hindari pemajanan kontak infesius
Ikut jadwal imunisasi.
C. Nursing Care
Untuk
mengetahui
adanya
cairan/usdara.
Mengoptimalkan
O2.
2. Resiko a) Fluid balance Fluid Management (4120)
Defisit (0601)
Timbang popok/pembalut jika perlu
Volume
cairan
(060101)
b/d TD yang Mengetahui
intake yang diharapkan. Pertahankan intake dan output yang akurat
pengeluaran
kurang
(060102) Rata-rata tekanan Monitor status hidrasi (kelembaban
diaporesisi. dari tubuh.
arteri yang membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan
diharapkan ortostatik)
Intake dan
(060103) Tekanan venous Monitor TTV
output yang
tengah yang
adekuat.
diharapkan Monitor masukan makanan/cairan dan hitung
(060104) Tekanan intake kalori harian
Agar pasien
pulmonary yang Kolaborasi pemberian cairan IV
tidak
diharapkan Dorong masukan oral
dehidrasi.
(060105) Nadi yang
diharapkan
(060106) Hipotensi tidak Berikan pemberian IV pada suhu ruangan
diperlihatkan Dorong keluarga untuk membantu pasien
Agar TV
(060107) keseimbangan makan
membaik.
masukan dan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar)
Mengetahui
pengeluaran
intake kalori
(060108) Datangnya suara
perhari.
nafas yang tidak Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
diperlihakan muncul memburuk
Agar tidak
(060109) BB Atur kemungkinan tranfuse
terjadi
tidak stabil Persiapan untuk transfuse
dehidrasi.
(060110) Tidak
Agar pasien mau
ada ascites
makan.
(060111) Tidak ada
lapisan leher
menggelembung
Agar ruangan
(060112) Tidak
tetap sejuk.
ada edema
Agar pasien mau
(060113) Mata cekung
makan.
tidak
diperlihatkan
Menambah
(060114) Kebingungan
nutrisi selain
tidak
diperlihatkan makanan
(060115) Tidak ada rasa lengkap.
haus yang Agar tidak
berlebih terjadi syok.
(060116) Hidrasi
kulit
(060117) kelembaban Agar tidak
membrane terjadi syok.
mukosa Menghindari
(060118) Serum elektrolit dehidrasi
dalam batas berat.
normal
(060119) Hematokrit dalam
batas normal
(060120) Spesifik gravitasi
urin dalam batas
normal.
a) Activity Therapy (4310).
b) Hidratyon (0602)
o Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik
(060201) Hidrasi dalam merencanakan program terapi yang
kulit tepat.
o Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
(060202) Kelembaban
yang mampu dilakukan.
membrane o Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
mukosa sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
(060203) Tidak dan social.
o Bantu untuk mengidentifikasikan dan
ada edema
mendapatkan sumberyang di perlukan untuk
(060204) Tidak aktivitas yang di inginkan.
ada ascites o Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
(060205) tidak aktivitas seperti kursi roda, krek.
ada rasa haus o Bantu untuk mengidentiikasikan aktivitas
yang disukai.
(060206) tidak ada
o Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di
datangnya suara waktu luang.
nafas o Bantu pasien/keluarga untuk
(060207) tidak ada mata mengidentifikasikan kekurangan dalam
cekung beraktivias.
o Sediakan penguatan positif yang aktif
(060208) Tidak beraktivitas.
ada demam
(060209) Kemampuan o Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
berkeringat diri dari penguatan.
o Monitor respon fisik, emosi,social dan
(060210) Hasil urin dalam
batas normal spiritual.
(060211) TD dalam batas
normal
(060212) Hematokrit dalam
3) Intoleransi a) Energy Management (0180).
aktifitas b/d batas normal Observasi adannya pembatasan klien dalam
isolasi melakukan aktivitas.
respiratory.
Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan
a) Energy terhadap keterbatasan.
Conservation Kaji adanya actor yang menyebabkan
(0002) : kelelahan.
(000201) keseimbangan
aktivitas dan
istirahat. Monitor nutrisi dan sumber energi yang
adekuat.
(00202) tidur sebentar. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik
(000203) mengenal dan emosi secara berlabih.
batasan energi. Monitor respon kardiovaskuler terhadap
(000204) kegunaan aktivitas.
tekhnik Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat
pemeliharaan pasien.
energi.
(000205)
menyesuaikan ga
ya hidup untuk
tingkat energi.
(000206) memelihara /
mempertahankana) Teaching : disease prosses (5602).
kecukupan
nutrisi. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
(000207) menahan tingkat pasien tentang proses penyakit yang spesifik.
kecukupan untuk Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
aktifitas. bagaimana hal ini behubungan dengan
(00028) Lainnya... anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang
benar.
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
Agar tidak
tepat.
terjadi gerakan
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan yang
cara yang tepat. berlebihan.
Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat.
Agar pasien
Hindarkan harapan yang kosong. bisa membuka
diri.
Self Care : ADL
(Activities of
DailynLiving)
0300. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan. Agar pasien
(030001) Makanan yang tidak mudah
1. lelah dalam
enak. melakukan
(030002) berdandan sesuatu.
(030003) BAB dan BAK
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, Agar
merawat diri. mendapatkan
(030006) Kebersihan nutrisi yang
(030007) Kebersihan baik.
mulut. Agar pasien
(030008) Bantuan dalam tidak mudah
mobilisasi: emosi.
berjalan kaki.
(030009) Bantuan dalam
mobilisasi: kursi Agar pasien
roda. bisa aktivitas
dengan baik.
(030010) pergantian
pelaksanaan .
(030011) Lainnya. Agar pasien
bisa tidur
dengan baik.
a) Knowledge:
disease
process(1803).
(180301) Mengetahui
4) DEfisit
tentang nama
pengetahuan
b/d penyakit.
perawatan
(180302) Gambaran dari
anak proses penyakit.
pulang.
(180303) Gambaran dari
sebab atau factor Menilai
sumbangan pengetahuan
iuran. pasien tentang
penyakitnya.
(180304) Gambaran dari
efek atau
penyakit.
(180305) Gambaran dari
actor resiko. Agar pasien tau
(180306) Gambaran dari tentang
tanda atau gejala. jalannya
(180307) Gambaran dari penyakit.
jalannya
penyakit.
(180308) Gambaran dari
tindakan untuk
meminimalkan
jalannya
penyakit.
(180309) Gambaran dari Agar pasien tau
komplikasi. gejala dari
(180310) Gambaran dari penyakitnya.
tanda dan gejala
dari komplikasi.
(180311) Gambaran dari Agar pasien tau
tindakan proses dari
pencegahan penyakitnya.
untuk mencegah Agar pasien tau
komplikasi. tentang
(180312) Lainnya.. penyebab
penyakitny
b) Knowledge :
health behaviour Agar pasien au
(1805) tentang
(180501) Gambaran dari kondisinya.
kesehatan nutrisi
yang praktis. Agar pasien
(180502) Gambaran dari tiodak
kegunaan dari mendapatkan
aktivitas dan harapan-
latihan /gerakan harapan yang
badan. kosong.
(180503) Gambaran dari
pengaruh tekhnik Agar pasien
direksi stress. cepat sembuh
(180504) Gambaran dari dari
pengaruh pola penyakitnya.
tidur.
(180505) Gambarabn dari
metode rencana
keluarga.
(180506) Gambaran efek
kesehatan dari
merokok.
(180507) Gambaran efek
kesehatabn dari
alcohol.
(180508) Gambaran efek
kesehatan dari
bahan kimia.
(180509) Gambaran
tekanan
keamanan
narkoba.
(180510) Gambaran
tekanan
ketidaknyamana
n dari narkoba.
(180511) Gambaran dari
eek kopi.
(180512) Gambaran dari
tindakan untuk
mengurangi
resiko dari luka-
luka.
(180513) Gambaran
bagaiman cara
menghindari
pencahayaan
lingkungan.
(180514) Gambaran dari
tindakan untuk
mencegah
penularan
penyakit infeksi.
(180515) Gambaran dari
promosi
kesehatan.
(180516) Lainnya
Respiratory Status: Ventilation (0403)
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Respiratory Status: Airway patency (0410)
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Fluid Balance (0601)
1 2 3 4 5
1
2 3 4 5
1
2 3 4 5
1
Hydration (0602)
b) Hidratyon (0602)
1 2 3 4 5
1
2 3 4 5
1 2 3 4 5
1
2 3 4 5
4 5
2 3
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Self Care : ADL (Activities of
DailynLiving) 0300.
(030001) Makanan yang enak.
(030002) berdandan
(030003) BAB dan BAK 1 2 3 4 5
(030004) Mandi, renang
(030005) mengurus, merawat 1 2 3 4 5
diri. 1 2 3 4 5
(030006) Kebersihan 1 2 3 4 5
(030007) Kebersihan mulut. 1 2 3 4 5
(030008) Bantuan dalam
mobilisasi: berjalan 1 2 3 4 5
kaki. 1 2 3 4 5
(030009) Bantuan dalam
mobilisasi: kursi 1 2 3 4 5
roda.
(030010) pergantian
pelaksanaan . 1 2 3 4 5
(030011) Lainnya.
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
4
1 2 3 5
1 2 3 5
4
1 2 3 5
1 2 3 5
4
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, 2001, Jakarta : FKUI (1
Aplikasi Nanda (NIC NOC), 2008 (2
C.McCloskey, Joanne. Nursing Interventions Classification (NIC), Second Edition (3
.Johnson, Marion. Nursing Outcomes Classification (NOC), Second Edition (4
Diposkan oleh taufik ae di Sabtu, Agustus 27, 2016
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
taufik ae
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2017 (14)
2016 (21)
o November (1)
o Oktober (3)
o Agustus (14)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LARINGITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLOMERULO NEFRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COLOREKTAL
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMOTHORAX
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KWASIORKOOR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GONORHEA
BAB 1 PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI<!--[if !suppor...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DYSPEPSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADSIEN DEMAM TYPOID
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PITYRIASIS ROSEA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDICITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDICITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDICITIS
o Juli (3)
Tema Sederhana. Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.