Anda di halaman 1dari 13

Nama : Lukas Lede Dairo

Nim : 1204.14201.157
Tugas : FN1

1. Sejarah Keperawatan Internasional (dunia)


Keperawatan sebagai suatu pekerjaan yang sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
meskipun profesi keperawatan sering di sebut sebagai asisten dokter ,tapi anggapan itu tidak
selalu benar karena keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang
sesuai perkembangan zaman saat ini.
a. Sejak Zaman Manusia Diciptakan
Pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri
sebagaimana tercermin pada seorang ibu.Perawat harus memiliki naluri keibuan (mother
instinct).tapi pada zaman purbaorang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan
mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, kepercayaan mereka ini dikenal dengan
nama animisme, di mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan alam atau
pengaruh kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan bahwa jiwa yang jahat akan dapat
menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau
kesejahteraan. Pada saat itu peran perawat bisa di samakan dengan dengan dukun karena
meraka mengusir roh-roh agar penyakit tersebut bisa di sembuhkan. Setelah itu
perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya diakones dan philantrop yang
merupakan suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat
orang sakit serta kelompok kasih sayang yang anggotanya menjauhkan diri dari keramaian
dunia(mengasingkan diri) dan hidupnya ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit
sehingga akhirnya berkembanglah rumah-rumah perawatan dan akhirnya mulai lah awal
perkembangan ilmu keperawatan.
b. Sejak Zaman Keagamaan
Pada zaman ini semua penyakit di anggap berasal dari dosa-dosa si penderita karena
perbuatan-perbuatannya sehingga dia mendapatkan murka. Pusat perawatan pada zaman ini
adalah tempat-tempat ibadah, sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat disebut sebagai
tabib yang mengobati pasien karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin
agama sedangkan pada waktu itu perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu dan
bekerja atas perintah pemimpin agama.
c. Sejak Zaman Masehi
Pada zaman masehi Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, di
mana pada saat itu banyak membentuk diakones (deaconesses), dan para wanita bertugas
untuk merawat oarng yang sakit sedangkan orang laki-laki bertugas mengubur mayat jika
mereka meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah RUMAH SAKIT di Roma seperti
Monastic Hospital.
d. Sejak Zaman Permulaan abad 21
Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan
dengan faktor keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme atau animisme akan tetapi berubah
kepada faktor kekuasaan, mengingat pada masa itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi
alam sehingga pesatlah perkembangan pengetahuan. Pada masa itu tempat ibadah yang
dahulu digunakan untuk merawat sakit tidak lagi digunakan kembali.
e. Sejak Perang Dunia ke-2
Selama masa selama perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam
penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam
tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.
f. Sejak Masa Pasca Perang Dunia ke-2
Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang
akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtera
semakin pesat. Sebagai contoh di Amerika, perkembangan keperawatan pada masa itu diawali
adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
g. Sejak Periode 1950
Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya
penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai
pendidikan setingkat master dan doktoral. setelah itu penerapan proses keperawatan sudah
mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa perawatan adalah suatu proses,
yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
h. Perkembangan pada Masa Florence Nightingale
Perkembangan pendidikan keperawatan di luar negeri dipelopori oleh Florence
Nightingale sekitar abad ke 18 dan 19. Hasil didikan sekolah Nightingale ini mempengaruhi
perkembangan keperawatan di dunia. Tidak hanya disitu,pendidikan keperawatan juga
berkembang hingga jenjang pendidikan tinggi. Ini ditandai dengan berdirinya progam sarjana
keperawatan British Columbia di Vancouver-Canada pada tahun 1919. Lalu,pada tahun 1924
sampai 1934, muncul konsep progam pendidikan spesialis keperawatan yang baru terrealisasi
pada tahun 1946 dengan didirikannya progam spesialis keperawatan jenjang S1,hingga
progam master dan doctor
.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Nasional (Indonesia)
1. Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi
yang disebut velpleger dengan dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799. Pada
masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan
Kesehatan adalah milik manusia Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum,
membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan
perawatan tahanan. Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada
tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband
yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke
Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dalam kurun waktu
1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending
protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos
Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan
pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan
juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan
keperawatan mengalami kemunduran.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah kemerdekaan
a. Periode 1945 1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari
pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah
ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A
(perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan
dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat. Baru kemudian
tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang
lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan
pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai
pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun. Pada tahun 1962 telah
dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang bertempat di
Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl.
Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan
keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit.
Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan
belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan
keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada
keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
b. Periode 1963 1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada
tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam
perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat
penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan
organisasi lainnya.
c. Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak
saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada
tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan
sebagai profesi. Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum
pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III
keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.

Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia


Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas sudah
barang tentu membutuhkan dukungan sumber daya manusia bidang keperawatan yang
profesional. Tenaga keperawatan yang profesional (perawat profesional atau sekarang
disebut Ners) hanya bisa dilahirkan dari suatu sistem pendidikan profesional dimana seorang
perawat disamping telah menyelesaikan pendidikan tahap akademik (sarjana/bachelor), pada
saat yang sama ia terus melanjutkan pendidikan ke tahapan pendidikan profesional. Saat ini
belum ada data yang menggambarkan berapa jumlah Ners di Indonesia yang tersebar di
berbagai pusat pelayanan kesehatan di Indonesia.
Sampai dengan tahun 1990/1991 pendidikan tertinggi untuk perawat adalah S1 yaitu
pertama kalinya dibuka di Universitas Indonesia (UI) di bawah Fakultas Kedokteran
setingkat Program Studi pada tahun 1985. Sebelumnya pendidikan tertinggi perawat adalah
setingkat Diploma III yang dilahirkan dari Akademi Keperawatan yang sampai saat itu
tercatat berjumlah 72 buah institusi. Sebagian besar perawat di Indonesia saat itu memiliki
latar belakang pendidikan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) setingkat SMA/SMK.
SPK didirikan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan jumlah tenaga keperawatan.
Karena kebutuhan tenaga keperawatan masih sangat dibutuhkan maka lulusan SPK rata-rata
tidak mengalami kesulitan untuk mendapat pekerjaan. Hal inilah yang menyebabkan salah
satu animo untuk mendaftarkan diri ke SPK cukup besar. Untuk saat ini lulusan SPK sudah
bekerja di berbagai instansi kerja baik di rumah sakit, Puskesmas maupun institusi
pelayanan lainnya. Tujuan pendidikan SPK adalah meluluskan perawat kesehatan yang
mampu sebagai pelaksana maupun pengelola keperawatan dengan lama pendidikan
dirancang tiga tahun. Bagi perawat perempuan tamat SPK ditambah dengan pendidikan
bidan 1 tahun dilakukan untuk memenuhui tenaga bidan pada saat itu.
Program ini pertama-tama diselenggarakan pada tahun 1960-an yaitu dengan berdirinya
Akper Bandung. Persyaratan peserta adalah lulusan SLTA atau lulusan SPR/ SPK yang
sudah bekerja. Tahun demi tahun pendirian Akper semakin berkembang dan untuk saat ini
sudah ada 72 Akper (1990/1991) yang menawarkan program yang sama. Seperti halnya
SPK, secara administratif program diploma tiga di bawah koordinasi Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan (PUSDIKNAKES), Departemen Kesehatan. Kurikulum program diploma
tiga adalah kurikulum inti yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurikulum yang disusun telah dikembangkan dengan Community Oriented Nursing
Education atau pendidikan keperawatan yang berorientasi kepada masyarakat. Pada
dasarnya tujuan pendidikan Diploma III Keperawatan adalah untuk menghasilkan tenaga
perawat profesional pemula yang mendapat sebutan Ahli Madya Keperawatan yang
merupakan manager menengah dalam keperawatan yang diharapkan mampu sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik dan partisipasi aktif dalam penelitian ilmiah. Peserta yang
mengikuti program diploma terdiri dari peserta umum (lulusan SLTA) dan peserta lulusan
SPK. Untuk meningkatkan karier, para lulusan diploma setelah memenuhi persyaratan
tertentu dapat melanjutkan ke program sarjana keperawatan.
Hasil lokakarya nasional bulan Januari 1983 yang menghasilkan konsensus nasional tentang
perawat sebagai profesi, sehingga tenaga keperawatan harus disiapkan melalui pendidikan
tinggi. Tujuan pendidikan S1 Keperawatan adalah untuk menghasilkan sarjana keperawatan
sebagai perawat profesional yang mampu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti keperawatan. Program sarjana keperawatan pertama kali dirintis pada tahun 1985
yaitu dengan dibukanya program studi ilmu keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Saat ini tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan akan
terus meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan serta cakupan pelayanan.
Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan kesehatan secara umum meningkat, dan
peningkatan daya emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya kompleksitas masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum sehingga
mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Dengan
demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan
perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.
Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di
masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi.
Sejak per 1 Januari 2009, perawat luar negeri akan bebas datang dan bekerja di Indonesia.
Hal ini terjadi karena kesepakatan Mutual Recognition Arrangement (MRA) yang sudah
ditandatangani oleh 10 negara ASEAN. Isi dari MRA adalah pengaturan pengakuan timbal
balik negara-negara ASEAN untuk keperawatan.
Pendidikan keperawatan di Indonesia mulai menghasilkan Sarjana Keperawatan sejak
tahun 1995 secara mandiri. Tahun 2006 ada 12 Universitas yang menyelenggarakan PSIK
dan 14 STIKES (Sumber : Dikti) dan lulusan sarjana keperawatan sebanyak 6000 orang.
Pada tahun 2008 sudah mencapai 114 STIKES (sumber : PTS online), dan dalam program
pendidikannya memisahkan program pendidikan sarjana keperawatan (4 tahun) dimana
lulusannya bergelar S.Kep (Sarjana Keperawatan) dengan program pendidikan profesi
keperawatan (1,5 tahun) yang lulusannya bergelar Ners. Menjadi perawat profesional berarti
menjadi seorang perawat yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan
berkompetensi untuk melakukan pelayanan keperawatan klinik yang dibuktikan dengan
sertifikat Registered Nurse (RN) melalui proses akreditasi.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia (Hidayat, 2004).
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan
yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati (Bagolz, 2010).
1. Peran
Peran perawat adalah merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai dengan kependudukan dalam system, dimana dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat
konstan (Hidayat, 2007).
Menurut Barbara (1995) peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu (Lailia,
2009).
2. Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu ilmu kesehatan tahun 1989 dalam Hidayat (2007)
terdiri dari:
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai
dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai
dengan kompleks.
3. Peran sebagai advokat.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
berbagai informasi dari pemberian pelayanan atau informasi lain khususnya dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya. Hak atas privasi, hak
untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
4. Peran edukator.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.
5. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
6. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan kerana perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
7. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informais
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
8. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan.
9. Definisi peran
Peran dalam bidang dunia keperawatan merupakan cara untuk menyatakan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan, penelitian dan dapat mengembangkan
asuhan keperawatan dalam membina kerjasama dari tenaga kesehatan lainnya serta dapat
memenuhi kebutuhan pasien dalam melakukan tindakan. Peran adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain dalam memenuhi kebutuhan tersebut. dalam
hal perawat dapat memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan pada klien,
kolaborator dalam membina kerja sama dengan profesi lain dan sejawat, konsultan dalam
tenaga kerja dan klien dari sistem metodologi, serta sikap (CHS,1989). Peran pada dasarnya
adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar yang besifat stabil (Kozier dan Barbara, 1995).
3. Fungsi Peran Perawat
Fungsi peran perawat adalah salah satunya dapat menjalankan atau melaksanakan perannya
secara mandiri , tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawat dapat
memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia baik bio, psiko-sosio/kultur maupun spiriatual. dimana perawat bertanggung
jawab serta bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya.
Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
1. Perawat
PP No. 32 th 1996 ttg tenaga kesehatan: Seseorang yg telah lulus dan mendapatkan ijazah dr
pendidikan kesehatan yg diakui pemerintah. Tenaga keperawatan ad Perawat dan Bidan.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan keseh ntuk pelayanan bio-psiko sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
daur kehidupan manusia. atan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbe Keperawatan
merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal
dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu
klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya
Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu:
1. Independen
2. Dependen
3. Interdependen
1. Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh
perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan
kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim
perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Elemen peran perawat
Menurut Lokakarya Nasional keperawatan 1983, peran perawat di Indonesia disepakati sebagai;
1. Pelaksana pelayanan keperawatan
2. Pengelola dalam bidang pelayanan kep dan institusi
pendidikan.
3. Pendidik
4. peneliti
Elemen Peran Perawat
Pelaksana pelayanan keperawatan
Pendidik
Pengamat Kesehatan
Koordinator pelay kes
Pembaharu
Role model
Pengorganisir pelayanan kesehatan
Fasilitator

KEPERAWATAN SBG PROFESI


1. Profesi adalah pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan utk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu ( Hamid,1996 )
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun satu norma yang sangat khusus yang
berasal dari perannya di masyarakat (Schein,EH 1962 )
Profesi adalah Mengetahui yang lebih dari orang lain serta mengetahui lebih baik tentang
apa yang terjadi pada kliennya. (Hughes EC )
Pekerjaan Profesi apabila memenuhi syarat spt (Abraham Flekner 1915):
adanya aktivitas intelektual
Pekerjaannya berdasarkan ilmu dan belajar untuk tujuan praktek dan pelayanan
Dpt diajarkan , terorganisisr secara internal serta altruistik ( utk kepentingan masy)
Ciri suatu pekerjaan sbg profesi adalah :
1.Teori yg sistematik
2.Otoritas
3.Wibawa
4.Kode etik dan budaya professional ( Greenwood E , 1957 )
Gambaran ttg suatu profesi (Hall) :
Suatu pekerjaan yg harus melalui proses empat tahapan (mperoleh badan pengetahuan dr
institusi pendidikan tinggi menjadi pekerjaan utama, adanya organisasi profesi dan tdapat
kode etik )
Kriteria pekerjaan sebagai profesi ( Moore & Rosenblum ):
Dasar pekerjaan memiliki teori yg sistematik
Mempunyai otoritas
Wibawa dan prestige
Kode etik
Budaya profesional dan menjadi sumber utama dari penghasilan
Kriteria pekerjaan sbg profesi (Edgar Schein):
Pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan utama
Terdapat motivasi yang kuat atau panggilan sbg landasan dalam karir serta mempunyai
komitmen seumur hidup dalam karir serta mempunyai komitmen seumur hidup dalam
karirnya
Memiliki klpk ilmu pengetahuan serta adanya ketrampilan khusus yg diperoleh melalui
pendidikan dan latihan
Dalam mengambil keputusan thdp kliennya dilandasi prinsip
- prinsip dan teori yang ada
Berorientasi pada pelayanan
Pelayanan diberikan pada klien berdasarkan kebutuhan yg objektif

Profesionalisme
diartikan sebagai karakter,spirit atau metode profesional yang jugamencakup pendidikan dan
kegiatan di berbagaikelompok okupasi yang anggotanyaberkeinginan untuk menjadi profesional.
Profesional adalah seseorang yang memilikikompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
Profesionalisasi merupakan suatu proses yangdinamis untuk memenuhi atau
mengubahkarakteristik kearah suatu profesi (Kelly &Joel, 1995; Lindberg, Hunter
&Kruszewski,1994).

Karakteristik Profesionalisasi (Gray & Pratt, 1991 dan Kozier, Erb & Wilkinson, 1995)
1. konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
2. penguasahanan dan penggunaan pengetahuan teoritis
3. kemampuan menyelesaikan masalah
4. pengembangan diri secara berkesinambungan
5. pendidikan formal
6. System pengesahan terhadap kompetensi
7. penguatan secara legal terhadap standar professional
8. praktek berdasarkan etik
9. hukum terhadap terhadap malpaktek
10. penerimaan dan pelayanan pada masyarakat
11. perbedaan peran antara pekerjaan professional dengan pekerjaan lain dan membolehkan praktek
otonom

Anda mungkin juga menyukai