Clinical Pathways RSUD Kanujoso Djatiwibowo Clinical Pathways PDF
Clinical Pathways RSUD Kanujoso Djatiwibowo Clinical Pathways PDF
Pendahuluan
#
Disampaikan pada Acara Pelatihan Penyusunan Clinical Pathways RSUD Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan, Kalimantan Timur 7-8 Juli 2012.
1
Undang Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
2
Undang Undang RI No.24 Tahun 2011 Pasal 70 ayat a.
3
Undang Undang RI No.24 Tahun 2011 Pasal 60 ayat (1).
4
Undang Undang RI No.24 Tahun 2011 Pasal 5 ayat (2)a.
5
Undang Undang RI No.24 Tahun 2011 Pasal 60 ayat (2)a.
6
Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
7
Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2010 tentang Rumah Sakit
8
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah
1
Dalam melakukan evaluasi kebijakan dan sistem layanan kesehatan
(healthcare system and policies evaluation) ada 3 kriteria kunci yakni
kriteria efektifitas, efisiensi, dan keberadilan/ekuiti (effectiveness,
efficiency and equity)10 yang merupakan suatu rangkaian sistematik dalam
suatu sistem. Melakukan suatu analisis ekonomi dalam pelayanan kedokteran
profesi adalah tidak mudah, mengingat banyak faktor yang harus
dipertimbangkan dari berbagai dimensi termasuk cara pendekatan dari jenis
analisis ekonomi yang akan digunakan, batasan terminologi ekonomi itu sendiri
mengenai utilization, productivity, benefit, efficiency, effectiveness, value
for money, kebijakan fiskal dan tingkat inflation rate yang sering kali
berubah. Disamping keterbatasan sumber daya dan kebijakan ekonomi yang
dipengaruhi politis, sehingga tidak jarang 'resources' tersebut telah dipagu
menjadi 'fixed'.11
Sedangkan di sisi dimensi lain profesi itu sendiri dituntut untuk meningkatkan
mutu pelayanannya dan keprofesiannya dalam koridor etik-sosio-budaya serta
berbagai peraturan dan perundangan hukum.7
Sedangkan istilah, definisi dan dimensi akan efisiensi juga belum ada
kesepakatan yang jelas dan eksplisit tergantung dari berbagai perspektif.
Efisiensi dapat digolongkan kepada efisiensi tehnik (technical efficiency),
efisiensi produksi/hasil (productive efficiency) dan efisiensi alokatif
(allocative/societal efficiency) termasuk didalamnya bidang market dan
kesehatan.6,12 (Tabel 1)
10
Aday LA, Begley CE, Lairson DR. Evaluating the healthcare system: effectiveness, efficiency and
equity. 3rd ed. Washington DC: Health Administration Press, 2004.
11
Firmanda D. Aplikasi integrasi sinergis antara Evidenve-based Medicine, Evidence-based Healthcare dan
Evidence-based Policy dalam satu sistem peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan kedokteran
(Clinical Governance): suatu tantangan profesi IDAI di masa mendatang.II.Cost Effectiveness Analyses
(CEA) Standar Pelayanan Medis (SPM) Kesehatan Anak IDAI Disampaikan pada Acara Pertemuan
Perhimpunan Organisasi Profesi dengan Ditjen Yan Medik Depkes RI di Bogor September 2005.
http://www.scribd.com/doc/12827936/Dody-Firmanda-2005-042-Aplikasi-integrasi-sinergis-
Evidenvebased-Medicine-Evidencebased-Healthcare-dan-Evidencebased-Policy-dalam-Clinical-Gove
12
Firmanda D. Pengendalian mutu dan efisiensi pembiayaan layanan kesehatan. Disampaikan dalam
rangka evaluasi Program Pelayanan Askes Terpadu Rumah Sakit (PPATRS) diselenggarakan oleh Kantor
Pusat PT Askes (Persero) di Hotel Panorama Batam 10 Desember 2008.
http://www.scribd.com/doc/9800878/Dody-Firmanda-2008-Pengendalian-Mutu-Dan-Efisiensi-Biaya-RS-
10-Desember-2008
2
Tabel 1. Berbagai definisi dam dimensi tingkat analisis tentang efektifitas,
efiensi dan keberadilan/ekuiti.12
3
Pada abad 21 ini masa era globalisasi dibutuhkan tidak hanya doing things
right, akan tetapi juga diperlukan prinsip manajemen doing the right things
sehingga kombinasi keduanya disebut sebagai prinsip manajemen layanan
modern doing the right things right. 13
13
Firmanda D. Peran Efektifitas Klinis dalam rangka mewujudkan keselamatan/keamanan (safety) dan
berorientasi kepada pasien (patient centredness).Disampaikan pada Hospital Management 3 yang
diselenggarakan oleh Pusat Kajian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI di Grand Angkasa
Hotel International, Medan 11 Agustus 2008. http://www.scribd.com/doc/9813111/Dody-Firmanda-2008-
Peran-Efektivitas-Klinis-Dalam-PATH
14
Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix
di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober
2005.
15
Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di
rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,
RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam
rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29
Desember 2005.
16
Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways
Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.
4
terlihat jelas dari segi ekonomi/pembiayaan rumah sakit tersebut sangat
efisien dan menguntungkan bila menggunakan Clinical Pathways.
5
Gambar 1. Contoh hasil penelitian implementasi salah satu Clinical Pathways untuk kasus pneumonia
6
Gambar 2. Contoh analisis hasil implementasi salah satu Clinical Pathways
pada tahun 2006 untuk kasus pneumonia
7
Tentang cara langkah langkah perhitungan cost weight, casemix index, base
rate rumah sakit dan alokasi anggaran dapat dilihat dalam Gambar 3 berikut.
8
Agar tidak tumpang tindih serta sinergis dengan kenyataan di lapangan
(rumah sakit), maka implementasi Clinical Pathways sebaiknya terpadu dengan
tatakelola manajamen (corporate governance) dan tatakelola klinis (clinical
governance) yang telah berlaku sesuai misi rumah sakit dalam bidang
pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Namun bila PNPK tersebut belum ada atau tidak sesuai dengan kondisi
rumah sakit atau dalam PNPK belum mencantumkan jenis penyakit yang sesuai
dengan keadaan epidemiologi penyakit di daerah/rumah sakit tersebut
maka profesi di rumah sakit tersebut wajib membuat Panduan Praktik Klinis
(PPK) untuk rumah sakit tersebut dan disahkan penggunaannya di rumah sakit
oleh direktur rumah sakit. Dalam menyusun PNPK dari organisasi profesi
maupun PPK untuk rumah sakit - profesi medis memberikan pelayanan
keprofesiannya secara efektif (clinical effectiveness) dalam hal menegakkan
diagnosis dan memberikan terapi berdasarkan pendekatan evidence-based
medicine. Secara sederhana peraturan tersebut dapat dilihat sebagaimana
dalam Gambar 4 berikut.
17
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1348/MENKES/PER/IX/2010
9
Gambar 4. Ringkasan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1348/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran PNPK,
SPO dan PPK.
10
Sistem Casemix adalah suatu cara mengelola sumber daya rumah sakit
seefektif mungkin dalam memberikan layanan kesehatan yang terjangkau
kepada masyarakat berdasarkan pengelompokkan spektrum diagnosis
penyakit yang homogen dan prosedur tindakan yang diberikan - secara
ringkasnya terdiri dari 3 komponen utama yakni kodefikasi diagnosis (ICD
10) dan prosedur tindakan (ICD 9 CM), pembiayaan (costing) yang dapat
berupa top-down approach, activity based costing dan atau kombinasi
keduanya, dan melalui Clinical Pathways.18,19,20,21,22
18
Goldman L. Cost-Effectiveness in a flat world Can ICDs help the United States get rhythm? N
Engl J Med 2005;353(14 ):1513-5.
19
Dana B Mukame DB, Zwanziger J, Bamezai A. Hospital competition, resource allocation and quality
of care. BMC Health Services Research 2002; 2(10): 1472-81.
20
Diane Rowland D. Medicaid Implications for the health safety net.N Engl J Med 2005; 353(14):
1439-41.
21
Greally C. After 12 years of Casemix in Ireland, a major review leading to its modernisation and
expansion as a central pillar in hospital funding policy. Ireland Department of Health, 2004.
22
Casemix Unit Department of Health and Children. Casemix Measurement in Irish Hospitals. Ireland
Department of Health, 2005.
23
Firmanda D. Analisis Pembayaran kepada Pemberi Layanan Kesehatan (PPK) menggunakan INA-CBG
mendekati harapan semua pihak sesuai Clinical Pathways. Disampaikan pada Workshop Implementasi
INA-CBG Percepatan Transformasi di Rumah Sakit Daerah (RSD) diselenggarakan oleh Asosiasi
Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) Jawa Barat di Hotel Aston Tropicana Bandung, 23
Juni 2011.
24
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan RI Nomor IR.03.01/
I/570710 Tanggal 18 Oktober 2010.
11
P2JK Kementerian Kesehatan RI telah mengadakan pertemuan dengan
seluruh perhimpunan profesi dan kolegium di Denpasar Bali pada tanggal 23
November 2009 dan menghasilkan keputusan sebagai berikut:
12
Gambar 5. Implementasi Clinical Pathways dalam bidang pelayanan di rumah
sakit.
13
Gambar 6. Implementasi Clinical Pathways untuk penelitian di rumah sakit.
14
Gambar 7. Implementasi Clinical Pathways dikaitan dengan asesmen penilaian
untuk peserta didik mahasiswa dan peserta program dokter spesialis di
rumah sakit maupun rumah sakit jejaring pendidikan.
15
Konsep. konstruksi maupun model implementasi Clinical Pathways secara tidak
langsung sebagaimana diutarakan diatas bahwa:
16
Gambar 8. Clinical Pathways dan JCI 2011 Accreditation Standards
17
Not
Met
18
Gambar 10. Clinical Pathways dan tehnik Tracer Methodology yang digunakan
oleh surveyor dalam rangka Akreditasi JCI 2011
19
Prinsip prinsip dalam menyusun Clinical Pathways
25
Firmanda D. Pedoman Penyusunan Clinical Pathways dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix
di rumah sakit. Disampaikan dalam Sidang Pleno Komite Medik RS Fatmawati, Jakarta 7 Oktober
2005.
26
Firmanda D. Clinical Pathways: Peran profesi medis dalam rangka menyusun Sistem DRGs Casemix di
rumah sakit. Disampakan pada kunjungan lapangan ke RSUP Adam Malik Medan 22 Desember 2005,
RSUP Hasan Sadikin Bandung 23 Desember 2005 dan Evaluasi Penyusunan Clinical Pathways dalam
rangka penyempurnaan Pedoman DRGs Casemix Depkes RI, Hotel Grand Cempaka Jakarta 29
Desember 2005.
27
Firmanda D, Pratiwi Andayani, Nuraini Irma Susanti, Srie Enggar KD dkk. Clinical Pathways
Kesehatan Anak dalam rangka implementasi Sistem DRGs Casemix di RS Fatmawati, Jakarta 2006.
20
Clinical Pathways tersebut dapat merupakan suatu Standar Prosedur
Operasional yang merangkum:
a. Profesi medis: Standar Pelayanan Medis dari setiap Kelompok Staf
Medis/Staf Medis Fungsional (SMF) klinis dan penunjang.
b. Profesi keperawatan: Asuhan Keperawatan
c. Profesi farmasi: Unit Dose Daily dan Stop Ordering
d. Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Operasi dari Sistem Kelompok
Staf Medis/Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi dan Sistem
Manajemen Rumah Sakit.
28
Firmanda D. Kodefikasi ICD 10 dan ICD 9 CM: indikator mutu rekam medik dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Disampaikan pada Sosialisasi Pola Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI
di Hotel Panghegar Bandung 1-3 Juni 2006.
29
Departemen Kesehatan RI. Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah
Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI, Jakarta 2005.
21
Persiapan dalam penyusunan Clinical Pathways
Agar dalam menyusun Clinical Pathways terarah dan mencapai sasaran serta
efisien waktu, maka diperlukan kerjasama dan koordinasi antar profesi di
SMF, Instalasi Rawat Inap (mulai dari gawat darurat, ruangan rawat inap,
ruangan tindakan, instalasi bedah, ICU/PICU/NICU) dan sarana penunjang
(instalasi gizi, farmasi, rekam medik, akuntasi keuangan, radiologi dan
sebagainya).
Setiap varians yang didapatkan akan dilakukan tindak lanjut dalam bentuk
pelaksanaan audit medis sebagaimana yang dianjurkan dalam Undang Undang
RI Nomor 29 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
755/Menkes/Per/IV/2011.
Kesimpulan:
22
diperlukan, menggunakan obat obataan (terutama antibiotik) sesuai evidence-
based; sehingga pelayanan efektif disamping tidak membedakan latar
belakang pasien karena fokus kepada pasien dan penyakitnya
(keberadilan/ekuiti) dan sekaligus memenuhi seluruh tiga tujuan dari
Undang Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 dan empat tujuan Undang
Undang RI Nomor 44 Tahun 2009. Bahkan bila dilaksanakan Clinical
Pathways secara konsisten dimana akan didapatkan data data cost-weight,
casemix index dan base-rate secara lengkap (untuk micro-system) akan dapat
disusun suatu National Health Accounts sehingga Universal Coverage akan
lebih mudah tercipta dan Undang Undang RI Nomor 40 Tahun 2004 serta
Undang Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 untuk bidang kesehatan
terwujud (secara macro-system).
23
LAMPIRAN:
........................
1. Pengertian (Definisi) ..
2. Anamnesis ..
..
..
..
..
3. Pemeriksaan Fisik ..
..
..
..
..
..
.
4. Kriteria Diagnosis 1. .
2.
3.
4. ..
5. .........................
5. Diagnosis .
6. Diagnosis Banding 1. .
2. .
3.
7. Pemeriksaan Penunjang 1.
2.
3.
4.
24
8. Terapi 1.
2.
3.
4.
5. ........
9. Edukasi 1.
2.
3.
4.
5. ........
Balikpapan, .2012
.................................... ......................................
.......................................................
25
CLINICAL PATHWAYS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN
..
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
..kg ..cm .
Diagnosis Awal: . Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan . . . ... hari .. .
HR 1 HR 2 HR 3 HR 4 HR 5 HR 6 HR 7 HR 8 HR 9 HR HR HR
10 11 12
HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS .. HS ..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ..
Konsultasi ..
Pemeriksaan Penunjang:
..
Tindakan: ..
Obat obatan:
..
Nutrisi: ..
Mobilisasi: ..
Hasil (Outcome):
..
..
..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM
PPDU: Utama .. .
DPJP: Penyerta .. .
........................ . .. .
DPJP Operator: .. .
Komplikasi .. .
DPJP Anestesi: . .. .
....................... .. .
Verifikator: . .. .
.. .
.. .
26
CLINICAL PATHWAYS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN
..
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
..kg ..cm .
Diagnosis Awal: . Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan . . . ... hari .. .
HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR HR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS HS
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ..
Konsultasi ..
Pemeriksaan Penunjang: ..
Tindakan: ..
Obat obatan:
..
Nutrisi: ..
Mobilisasi: ..
Hasil (Outcome):
..
..
..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM
PPDU: Utama .. .
DPJP: Penyerta .. .
........................ . .. .
DPJP Operator: .. .
Komplikasi .. .
DPJP Anestesi: . .. .
....................... .. .
Verifikator: . .. .
.. .
27
CLINICAL PATHWAYS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN
..
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
..kg ..cm .
Diagnosis Awal: . Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan . . . ... hari .. .
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5
Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit:
Diagnosis:
Penyakit Utama .
Penyakit Penyerta .
Komplikasi .
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter . ..
Konsultasi . ..
Pemeriksaan Penunjang: . ..
Tindakan: . ..
Obat obatan:
. .. .. .. ..
. .. .. .. ..
.. . .. .. .. ..
Nutrisi: . ..
Mobilisasi: . ..
Hasil (Outcome):
.. .
.. .
.. .
Pendidikan/Rencana .
Pemulangan:
Varians: .
Jumlah Biaya ..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM
PPDU: Utama .. .
DPJP: Penyerta .. .
........................ . .. .
DPJP Operator: .. .
Komplikasi .. .
DPJP Anestesi: . .. .
....................... .. .
Verifikator: . .. .
.. .
28
CLINICAL PATHWAYS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN
..
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
..kg ..cm .
Diagnosis Awal: . Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan . . . ... hari .. .
Hari Rawat 1 Hari Rawat 2 Hari Rawat 3 Hari Rawat 4 Hari Rawat 5 Hari Rawat 6
Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit: Hari Sakit:
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ..
Konsultasi ..
Pemeriksaan Penunjang:
..
Tindakan: ..
Obat obatan:
.
.. .
Nutrisi: ..
Mobilisasi: ..
Hasil (Outcome):
..
..
..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya ..
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM
PPDU: Utama .. .
DPJP: Penyerta .. .
........................ . .. .
DPJP Operator: .. .
Komplikasi .. .
DPJP Anestesi: . .. .
....................... .. .
Verifikator: . .. .
.. .
29
CLINICAL PATHWAYS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN
..
Nama Pasien: Umur: Berat Badan: Tinggi Badan: Nomor Rekam Medis:
..kg ..cm .
Diagnosis Awal: . Kode ICD 10 : Rencana rawat : hari
R. Rawat Tgl/Jam masuk: Tgl/Jam keluar: Lama Rwt Kelas: Tarif/hr (Rp): Biaya (Rp)
Aktivitas Pelayanan . . . ... hari .. .
Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat Hari Rawat
1 2 3 4 5 6 7
Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit.. Hari Sakit..
Diagnosis:
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Asessmen Klinis:
Pemeriksaan dokter ..
Konsultasi ..
Pemeriksaan Penunjang: ..
Tindakan: ..
Obat obatan:
..
..
.. ......
Nutrisi: ..
Mobilisasi: ..
Hasil (Outcome):
..
..
..
Pendidikan/Rencana
Pemulangan:
Varians:
Jumlah Biaya
Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir: Kode ICD 10 Jenis Tindakan: Kode ICD 9 CM
PPDU: Utama .. .
DPJP: Penyerta .. .
........................ . .. .
DPJP Operator: .. .
Komplikasi .. .
DPJP Anestesi: . .. .
....................... .. .
Verifikator: . .. .
.. .
30