Anda di halaman 1dari 70

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


NOMOR
TENTANG
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

I. PERSYARATAN LOKASI PUSKESMAS

A. Geografis
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:
1. tidak di tepi lereng;
2. tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;
3. tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat
mengikis pondasi;
4. tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif;
5. tidak di daerah rawan tsunami;
6. tidak di daerah rawan banjir;
7. tidak dalam zona topan;
8. tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.
B. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat
dan dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.
Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalur-jalur yang aksesibel untuk
difabel.
C. Kontur Tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan
struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai.
Selain itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan
sistem drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
D. Fasilitas parkir.
Perancangan dan perencanaan prasarana parkir cukup penting karena
prasarana parkir kendaraan akan menyita banyak lahan. Kapasitas
parkir harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi, sosial
dan ekonomi daerah setempat.
E. Fasilitas Keamanan.
Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat penting
untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan
minimal menggunakan Pagar.
F. Tersedianya utilitas publik
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan
jalur telepon. Pemerintah daerah harus mengupayakan
kesinambungan ketersediaan utilitas tersebut untuk kebutuhan
pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya yang ada
pada daerahnya.
G. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3
seperti limbah padat dan cair yang bersifat infeksius dan non
infeksius serta pemantauan limbah gas/udara dari emisi incinerator
dan genset.
H. Kondisi lainnya
Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

II. BANGUNAN PUSKESMAS


A. Arsitektur Bangunan
1. Alur Kebutuhan Ruangan di Puskesmas
a. Alur kebutuhan ruangan untuk Puskesmas non perawatan
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1
Alur Kebutuhan Ruangan Puskesmas Non Rawat Inap

One day care tidak hanya diperuntukan bagi kebidanan, sehingga tidak bisa
jika Ruang rawat inap kebidanan ditulis dalam kurung one day care,

b. Alur kebutuhan ruangan untuk Puskesmas perawatan


digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2
Alur Kebutuhan Ruangan Puskesmas Rawat Inap

c. Puskesmas non rawat inap yang menyelenggarakan pelayanan


persalinan minimal memiliki ruang perawatan paska
persalinan untuk 2 tempat tidur;

2. Tata Ruang Bangunan


a. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan
lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota dan/Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) yang bersangkutan.
c. Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang
Daerah:
1) Ditetapkan nilai Kooefisien Dasar Bangunan (KDB)
maksimal untuk Puskesmas adalah 60%.
2) Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal
untuk Puskesmas adalah 1,8.
3) Ditetapkan nilai Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal
untuk Puskesmas adalah 15%.
4) Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sepadan Pagar
(GSP).
5) Ketentuan besarnya GSB dan GSP harus mengikuti
ketentuan yang diatur dalam RTBL atau peraturan daerah
setempat.
3. Desain
a. Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus
diatur dengan memperhatikan zonasi Puskesmas sebagai
bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
c. Zonasi berdasarkan privasi kegiatan:
1) area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas, misalkan ruang
pendaftaran.
2) area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan
langsung dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya
merupakan area yang menerima beban kerja dari area
publik, misalnya laboratorium, ruang rapat/diskusi.
3) area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung
Puskesmas, misalnya seperti ruang sterilisasi, ruang rawat
inap.
d. Zonasi berdasarkan pelayanan:
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan
pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi,
seperti contoh:
1) Letak pos perawat mudah untuk menjangkau ruang rawat
inap pasien.
2) Ruang KIA berdekatan dengan ruang persalinan.
e. Pelayanan rawat inap antara ibu dengan bayi dilakukan
dengan sistem rawat gabung.
f. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman untuk semua
bagian bangunan merupakan faktor yang penting, khususnya
untuk Puskesmas yang tidak menggunakan alat pengkondisian
udara.
g. Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-
obatan khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak
boleh terputus.
h. Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit
minimal 2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat
perbedaan ketinggian permukaan pijakan, maka dapat
menggunakan ram dengan kemiringannya tidak melebihi 7.
4. Bentuk Bangunan Puskesmas
Bentuk bangunan Puskesmas harus mudah dikenal oleh
masyarakat. Lambang palang warna hijau tua.
Lambang Puskesmas sebagai berikut :

Lambang Puskesmas diletakkan dibagian atas bangunan sehingga


dapat terlihat dari jarak jauh oleh masyarakat.

Catt : lambang diperbaiki Bu Ulfa

5. Program Ruang
Program ruang Puskesmas dilakukan dengan melakukan analisis
kebutuhan ruang minimal berdasarkan pelayanan yang
diselenggarakan. Tabel dibawah ini menunjukkan Program ruang
pada Puskesmas, seperti berikut:
Puskesmas
No. Nama Ruangan Non Rawat Keterangan
Inap
Ruang Kantor
Ruang Administrasi Kantor +
Ruang Kepala Puskesmas +
Ruang Rapat +
Ruang Pelayanan
Ruang pendaftaran dan rekam
+
medik
ruang tunggu antara
Ruang tunggu + pasien sehat dan
pasien sakit terpisah.

Ruang pemeriksaan umum +


Ruang tindakan dapat
digunakan untuk
Ruang tindakan +
pelayanan gawat
darurat
Ruang Kesehatan Ibu, Anak
+
dan KB dan imunisasi
Ruang kesehatan gigi dan
+
mulut
Ruang ASI +
Ruang promosi kesehatan
(konsultasi/ konseling) dan
pelayanan pencegahan dan +
pengendalian penyakit
menular
Ruang farmasi (apotek,
gudang obat, dan +
penyimpanan vaksin)
Gudang umum +
Ruang Persalinan +
Ruang Pasca Persalinan +
Dapat digunakan oleh
Kamar Mandi / WC Pasien
+ orang berkebutuhan
(laki-laki dan perempuan)
khusus
Laboratorium +
Ruang Sterilisasi +
Dapur + Dapur dapat hanya
memiliki fungsi
sebagai tempat
penyajian makanan,
jadi tidak diharuskan
Puskesmas
No. Nama Ruangan Non Rawat Keterangan
Inap
memiliki ruangan
khusus untuk
memasak.
KM/WC untuk persalinan +
KM/WC Petugas +
Pendukung
Rumah Dinas Tenaga
+
Kesehatan
Parkir kendaraan roda 2 dan 4
serta garasi untuk ambulans +
dan pusling
Puskesmas
No. Nama Ruangan Rawat Keterangan
Inap
Ruang Kantor
Ruang Administrasi Kantor +
Ruang Kepala Puskesmas +
Ruang Rapat +
Ruang Pelayanan
Ruang pendaftaran dan rekam
+
medik
ruang tunggu antara
Ruang tunggu + pasien sehat dan pasien
sakit terpisah.

Ruang pemeriksaan umum +

Ruang gawat darurat +

Ruang Kesehatan Anak +


Ruang Kesehatan Ibu, KB, dan
+
imunisasi
Ruang kesehatan gigi dan mulut +
Ruang ASI +
Ruang promosi kesehatan
(konsultasi/ konseling) dan
+
pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit menular
Ruang farmasi (apotek, gudang
+
obat, dan penyimpanan vaksin)
Gudang umum +
Ruang Persalinan +
Ruang rawat pasca persalinan +
Bergabung di area
Ruang tindakan +
perawatan
Terdiri dari ruang rawat
inap umum dan ruang
Ruang Rawat Inap + rawat kebidanan,
dibedakan antara laki-
laki dengan perempuan
Dapat digunakan oleh
Kamar Mandi / WC Pasien (laki-
+ orang berkebutuhan
laki dan perempuan)
khusus
Laboratorium +
Ruang cuci linen +
Ruang Sterilisasi +
Dapur +
Puskesmas
No. Nama Ruangan Rawat Keterangan
Inap
KM/WC untuk rawat inap +
KM/WC Petugas +
Ruang jaga petugas +
Pendukung
Rumah Dinas Tenaga Kesehatan +
Parkir kendaraan roda 2 dan 4
serta garasi untuk ambulans +
dan pusling
6. Persyaratan Komponen Bangunan dan Material
a. Atap
1) Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana (angin
puting beliung, gempa, dan lain-lain), tidak bocor, tahan
lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.
2) Material atap tidak korosif, tidak mudah terbakar.
b. Langit-langit
1) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah
dibersihkan, tanpa profil dan terlihat tanpa sambungan
(seamless).
2) Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 m.
c. Dinding
1) Material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak
menyebabkan silau, kedap air, mudah dibersihkan, dan
tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan. Material
dapat disesuaikan dengan kondisi di daerah setempat.
2) Dinding toilet harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150
cm.
3) Dinding laboratorium harus tahan bahan kimia, mudah
dibersihkan, tidak berpori.
d. Lantai
Material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, mudah dibersihkan, dan dengan
sambungan seminimal mungkin.
e. Pintu dan Jendela
1) Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat
minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar dan pintu-pintu
yang bukan akses brankar memiliki lebar bukaan minimal
90 cm. Pintu harus terbuka ke luar.
2) Pintu khusus untuk toilet di ruang perawatan dan pintu
toilet aksesibel, harus terbuka ke luar dan lebar daun pintu
minimal 90 cm.
3) Material pintu untuk toilet harus kedap air.
f. Kamar Mandi / WC
1) KM/WC harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk
masuk dan keluar oleh pengguna.
2) Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin. Lantai
tidak boleh menggenangkan air buangan.
3) Pintu harus mudah dibuka dan ditutup.
4) Kunci-kunci KM/WC dipilih sedemikian sehingga bisa
dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.
5) Disarankan disediakan minimal 1 KM/WC umum untuk
difabel, dilengkapi dengan tampilan rambu/simbol difabel
pada bagian luarnya.
6) Pemilihan tipe kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan
kebiasaan pengguna pada daerah setempat.
7) Pada KM/WC difabel disarankan dilengkapi dengan
pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang difabel lainnya. Pegangan disarankan memiliki
bentuk siku-siku mengarah ke atas untuk membantu
pergerakan pengguna kursi roda.

Gambar 3
Ruang gerak dalam KM/WC difabel

g. Tangga
1) Umum
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang
dirancang dengan mempertimbangkan ukuran dan
kemiringan pijakan dan tanjakan dengan lebar yang
memadai.
2) Persyaratan tangga
a) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
berukuran seragam Tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan adalah 15 17 cm.
b) Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60 0.
c) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan
dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien
dalam kasus terjadinya bencana.
d) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.
e) Harus dilengkapi dengan rel pegangan tangan (handrail).
f) Rel pegangan tangan harus mudah dipegang dengan
ketinggian 65 cm ~ 80 cm dari lantai, bebas dari elemen
konstruksi yang mengganggu, dan bagian ujungnya
harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah lantai,
dinding atau tiang.
g) Rel pegangan tangan harus ditambah panjangnya pada
bagian ujung-ujungnya (puncak dan bagian bawah)
sepanjang 30 cm.
h) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus
dirancang sehingga tidak ada air hujan yang menggenang
pada lantainya.
h. Ram
1) Umum
Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan
kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang yang tidak
dapat menggunakan tangga.
2) Persyaratan Ram.
a) Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh
melebihi 70, perhitungan kemiringan tersebut tidak
termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
b) Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 70)
tidak boleh lebih dari 9m.
c) Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi
pengaman.
d) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari
suatu ram harus bebas dan datar sehingga
memungkinkan sekurang-kurangnya untuk memutar
kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 180
cm.
Gambar 4 Ram

i. Aksesibilitas Difabel dan Lansia


1) Umum.
Setiap bangunan Puskesmas, harus menyediakan fasilitas
dan aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan
bagi difabel dan lanjut usia secara mudah, aman, nyaman
dan mandiri.
2) Persyaratan Teknis.
a) Fasilitas dan aksesibilitas meliputi KM/WC, tempat
parkir, telepon umum, jalur pemandu, rambu dan
marka, tangga, pintu, ram bagi difabel dan lanjut usia.
b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan dengan
fungsi, luas, dan ketinggian bangunan Puskesmas.
B. Struktur Bangunan
1. Struktur bangunan Puskesmas harus direncanakan kuat/kokoh,
dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban, baik beban
muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul,
antara lain beban gempa dan beban angin, dan memenuhi aspek
pelayanan (serviceability) selama umur layanan yang
direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembebanan, ketahanan
terhadap gempa dan/atau angin, dan perhitungan strukturnya
mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku.

III. PERSYARATAN PRASARANA PUSKESMAS


A. Sistem Proteksi Kebakaran
1. Bangunan Puskesmas perlu menyiapkan alat pemadam kebakaran
untuk memproteksi kemungkinan terjadinya kebakaran.
2. Alat Pemadam Kebakaran yang diperlukan dari jenis A, B, C,
dengan kapasitas minimal 2 kg, dan dipasang 1 buah untuk setiap
200 m2.
3. Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada dinding
dengan ketinggian antara 15 cm 120 cm dari permukaan lantai,
dilindungi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
kerusakan atau pencurian.
4. Apabila bangunan Puskesmas menggunakan Generator sebagai
sumber daya listrik utama, maka pada ruangan generator harus
dipasangkan Alat Pemadam Kebakaran jenis CO2.
B. Sistem Proteksi Petir
1. Untuk Puskesmas yang berada pada lokasi zona petir, harus
dipasang sistem proteksi petir yang sesuai.
2. Bangunan Puskesmas yang mempunyai ketinggian atap lebih
tinggi dari pemukiman disekeliling bangunan Puskesmas, harus
dipasang sistem Proteksi Petir.
3. Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan
bahaya sambaran petir.
C. Sistem Kelistrikan
1. Umum
a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak
mengganggu lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain.
b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-
2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)
atau edisi yang terbaru.
2. Sumber Daya Listrik
a. Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:
1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah
2200VA; dan
2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik
normal.
b. Sumber daya listrik normal, diperoleh dari:
1) Sumber daya listrik berlangganan seperti PLN;
2) Sumber daya listrik dari pembangkit listrik sendiri,
diperoleh dari:
a) Generator listrik dengan bahan bakar cair atau gas
elpiji.
b) Sumber listrik tenaga surya.
c) Sumber listrik tenaga angin.
d) Sumber listrik tenaga air. (mikro hidro).
e) Sumber listrik tenaga air.
c. Sumber daya listrik darurat, diperoleh dari :
1) Generator listrik.
2) UPS (Uninterruptible Power Supply)
3. Sistem Distribusi
Sistem distribusi terdiri dari :
a. panel-panel listrik.
b. Instalasi pengkabelan.
c. Instalasi kotak kontak dan sakelar.
4. Sistem Pembumian
Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.5 ohm. Nilai pembumian (grounding) alat
kesehatan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.1 ohm.

D. Sistem Penghawaan (Ventilasi)


1. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar ke
dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan,
bertujuan menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan,
menghilangkan uap air yang berlebih dan membantu
mendapatkan kenyamanan termal.
2. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa
ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan
ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem ventilasi
mekanis diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi syarat tidak
memadai.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai
fungsi ruangan di bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran
udara per jam dan untuk toilet 10x pertukaran udara per jam.
E. Sistem Pencahayaan
1. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan.
2. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
3. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.
Tabel 2
Tingkat pencahayaan rata-rata yang direkomendasikan.

Tingkat pencahayaan
Fungsi ruangan
min. (lux)

Ruang administrasi 200


Laboratorium, Ruang Tindakan,
300
Ruang Gawat Darurat
Ruang pantry/dapur, Koridor 100

F. Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi Puskesmas terdiri dari sistem air bersih, sistem
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
1. Sistem air bersih
a. Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem
distribusinya.
b. Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air
berlangganan dan/atau sumber air lainnya dengan baku mutu
yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah
a. Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1%.
c. Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
ruang pantri/dapur disediakan perangkap lemak untuk
memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak.
3. Sistem pembuangan limbah medis/ infeksius dan non medis/ non
infeksius
a. Sistem pembuangan limbah medis dan non medis harus
direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan
fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS), pewadahan,
dan pengolahannya.
b. Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS)
yang terpisah diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah medis dan non medis,
yang diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah
penghuni, dan volume limbah.
c. Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah medis
dan non medis diwujudkan dalam bentuk penempatan
pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak mengganggu
kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta
tidak mengundang datangnya vektor/binatang penyebar
penyakit.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perencanaan,
pemasangan, dan pengolahan fasilitas pembuangan limbah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

G. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup
dan keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon kabel, seluler, radio
komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.

H. Sistem Gas Medik


Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2) dan
Vakum Medik (suction pump). Sistem gas medik harus direncanakan
dan diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi
penggunanya.

Catt : Penjelasan vakum medik oleh Bu Ulfa


Persyaratan Teknis:
1. Pengelolaan, penggunaan dan penyimpanan gas medik harus
sesuai ketentuan berlaku.
2. Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji,
dan dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang
berwenang.
3. Tabung/silinder Oksigen (O2) harus di cat warna Putih untuk
membedakan dengan tabung/silinder gas medik lainnya sesuai
ketentuan yang berlaku.
4. Tabung/silinder Oksigen pada saat digunakan, diletakkan di
samping tempat tidur pasien, dan harus menggunakan alat
pengaman seperti troli tabung atau dirantai.
5. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila
Tabung/silinder sedang tidak digunakan.
6. Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan
silinder gas medik. Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan
pengaman/rantai.
7. Hanya Tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang
boleh disimpan dalam ruangan penyimpanan gas medik.
8. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan
dengan ruang penyimpanan gas medik.
9. Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder Oksigen (O2)
dari tabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas
medik kecil.

I. Sistem Pengendalian Kebisingan


1. Intensitas kebisingan equivalent (Leq) diluar bangunan Puskesmas
tidak lebih dari 55 dBA, dan di dalam bangunan Puskesmas tidak
lebih dari 45 dBA.
2. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat
sumber.
3. Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan
membuat sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu lintas
dikurangi dengan cara penanaman pohon dan membuat
gundukan tanah yang memadai.

J. Sistem Transportasi Vertikal dalam Puskesmas.


Setiap bangunan Puskesmas yang bertingkat harus menyediakan
sarana hubungan vertikal antar lantai yang memadai untuk
terselenggaranya fungsi bangunan Puskesmas tersebut berupa
tersedianya tangga dan ram.

K. Puskesmas Keliling (Pusling) dan Ambulans


Ketentuan mengenai kendaraan Puskesmas Keliling dan ambulans
mengikuti ketentuan teknis yang berlaku.
IV. PERSYARATAN PERALATAN PUSKESMAS

A. Ruang Pemeriksaan Umum


Catt : Dibagi ruangan (set pemeriksaan umum, set gawat darurat,
set.)
Per ruangan dibagi : alkes, bmhp, perlengkapan, mebelair.
Alat canggih diletakkan di terakhir dan diberi keterangan (*)

JUMLAH MINIMUM ALAT


KESEHATAN
No JENIS PERALATAN Puskesmas
Puskesmas
Non Rawat
Rawat Inap
Inap
1 Stetoskop Dewasa 1 1
2 Stetoskop Anak 1 1
3 Tensimeter Dewasa 1 1
4 Tensimeter Anak 1 1
5 Termometer Dewasa 1 1
6 Termometer Dahi dan Telinga 1 1
7 Timbangan Dewasa 1 1
8 Timbangan Anak + Pengukur Tinggi Badan 1 1
9 Bingkai Kaca Mata 1 1
10 Kaca Kepala 1 1
11 Kaca Pembesar 1 1
Lampu Periksa (Examination Light 15 Klux 1 1
12
Mobile)
13 Palu Pengukur Refleks 1 1
14 Sudip Lidah 10 10
1 1
15 Tempat Tidur Periksa dan Perlengkapannya
16 Meteran 1 1
17 Stop Watch 1 1
18 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 1
19 Lemari Alat 1 1
20 Meja Instrumen 1 1
21 Garpu Tala 512 Hz/1024 Hz/2084 Hz 1 1
22 Handle Kaca Larings 1 1
23 Handle Kaca Nasopharing 1 1
24 Kaca Larings Ukuran 2,4,5,6 1 1
25 Kaca Nasopharing Ukuran 2,4,5,6 1 1
Lampu Kepala/Head Lamp + Adaptor 1 1
26
AC/DC
27 Otoscope 1 1
28 Pelilit Kapas/Cotton Applicator 1 1
29 Pengait Serumen dan Sendok Serumen 1 1
30 Pinset Bayonet 1 1
31 Spekulum Hidung Bayi, Anak, Dewasa 1 1
32 Aligator Forceps 1 1
33 Corong Telinga/Speculum Telinga Ukuran 1 1
Kecil, Besar, Sedang
34 Lampu Spiritus 1 1
Spatula Lidah Logam /Sudip Lidah Logam 1 1
35
Panjang 12/16,5 cm
Alat Cuci Telinga/Mangkok atau Nierbeken 1 1
36
Besar
37 Alat Penghisap/Suction Thomas 1 1
1 1
38 Tip Suction P.23
39 Dilatator No.1 1 1
1 1
40 Ishihara Book 14 Plates
41 Jarum Anel 1 1
42 Lampu Senter 1 1
43 Opthalmoscope 1 1
44 Reading Card Edisi Bahasa Indonesia 1 1
Snellen Chart 2 Jenis (E Chart + Alphabet 1 1
45
Chart)
46 Tonometer Schiotz 1 1
Trial Lens Set Sph. + 10., + 2 With Sample 1 1
47
Trial Frame
48 Lup Binikuler (Lensa Pembesar) 3-5 Dioptri 1 1
B. Ruang Gawat Darurat/Tindakan
JUMLAH MINIMUM ALAT
KESEHATAN
Puskesmas Puskesmas
No JENIS PERALATAN Non Rawat Rawat Inap
Inap (Ruang
(Ruang Gawat
Tindakan) Darurat)
1 Alat Melebarkan Punctum Lakrimalis 1 1
2 Alat untuk Mengeluarkan Benda Asing 1 1
3 Aplicator Kapas THT 1 1
4 Bak Instrumen Tertutup 1 1
5 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 1
Dorongan Tabung Oksigen dengan Tali 1 1
6
Pengaman
7 Collar Brace/Neck Collar Dewasa 1 1
8 Collar Brace/Neck Collar Anak 1 1
10 EKG 1 1
11 Serumen Extractor THT 1 1
Gunting Bedah Standar, Lengkung, 1 1
12
Ujung, Tajam/Tajam
Gunting Bedah Standar, Lengkung, 1 1
13
Ujung, Tajam/Tumpul
Gunting Bedah Standar, Lengkung, 1 1
14
Ujung Tumpul/ Tumpul
Gunting Bedah Standar, Lurus, Ujung 1 1
15
Tajam/Tajam
Gunting Bedah Standar, Lurus, Ujung 1 1
16
Tajam/Tumpul
Gunting Bedah Standar, Lurus Ujung 1 1
17
Tumpul/Tumpul
18 Gunting Pembalut (Lister) 2 2
19 Gunting Pembuka Jahitan 1 1
20 Kanula Hidung 1 1
21 Klem Agrave, 14 mm 2 2
22 Klem Arteri, Lurus (Kelly) 2 2
Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu 1 1
23
Standar)
Klem/Pemegang Jarum Jahit, 18 cm 1 1
24
(Mayo-Hegar)
25 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1 1
Kuret untuk Membersihkan Hordeolum 1 1
26
(Meyerhoofer)
27 Kursi Roda 1 1
28 Mangkok untuk Larutan 2 2
29 Meja Instrumen/Alat 1 1
30 Stop Watch 1 1
31 Suction pump 1 1
32 Sudip Lidah 1 1
33 Lemari Peralatan 1 1
34 Meja Instrumen/Alat 1 1
35 Nebulizer 1 1
36 Pinset Anatomis, 14,5 cm 1 1
37 Pinset Anatomis, 18 cm 1 1
38 Pinset Bedah, 14,5 cm 1 1
39 Pinset Bedah, 18 cm 1 1
Pinset Epilasi, Untuk Mencabut Bulu 1 1
40
Mata
Pinset Untuk Insisi 1 1
41
Hordeolum/Chalazion (Desmares)
Retraktor, Pembuka Kelopak Mata, 13 2 2
42
cm (Desmares)
43 Ambu bag anak-anak 1 1
44 Ambu bag dewasa 1 1
45 Semprit, Gliserin 1 1
46 Silinder Korentang Steril 1 1
Ambu bag yang hanya mampu 1 1
47
menghasilkan PIP
Ambu bag yang mampu menghasilkan 1 1
48
PIP dan PEEP
49 Sungkup Silikon Ukuran 0,1 dan 2 1 1
Laringoskop Neonatus Bilah Lurus (1 1 1
50
set)
51 Nasogastrik Tube (ukuran 3, 5 dan 8) 1 1
52 T-Piece Resusitator 1 1
53 Syringe Pump 1 1
54 Skalpel, Mata Pisau Bedah (NO.10) 1 1
55 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 1 1
56 Sonde Pengukur Dalam Luka 1 1
57 Spekulum 1 1
58 Spekulum Mata (Weis) 1 1
59 Stand lamp untuk tindakan 1 1
60 Standar infuse 1 1
61 Sterilisator Uap 1 1
62 Stetoskop Janin 1 1
63 Stetoskop Duplex/Simplex 1 1
64 Jam/timer 1 1
65 Spalk 1 1
66 Waskom Bengkok 4 4
67 Waskom Cekung 1 1
68 Waskom Cuci 1 1
69 Tabung oksigen dan kelengkapannya 1 1
Tempat Tidur Periksa dan Lampu 1 1
70
Periksa
71 Tensimeter Anak 1 1
72 Tensimeter Dewasa 1 1
73 Termometer Dahi dan Telinga 1 1
74 Usungan ( Brankar ) 1 1
75 Termometer Dewasa 1 1
76 Toples Kapas/Kasa Steril 1 1
77 Torniket Karet 1 1
78 Tromol Kasa/Kain Steril 25 X 120 mm 1 1
C. Ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB
JUMLAH MINIMUM ALAT
KESEHATAN
No Jenis Layanan dan Peralatan Puskesmas Puskesm
Non Rawat as Rawat
Inap Inap
A. Kebidanan dan Kandungan
1 Stetoskop 1 1
2 Tensimeter Dewasa 1 1
3 Sudip Lidah 1 1
4 Sudip lidah logam panjang 12 cm 10 10
5 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 10 10
6 Lancet 1 1
7 Palu Refleks 1 1
8 Timbangan Dewasa 1 1
9 Dopler 1 1
10 Pita Pengukur Lila 1 1
11 Meteran 1 1
12 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 1
13 Sonde mulut 1 1
14 Sonde Uterus/Penduga 1 1
15 Termometer Dewasa 1 1
16 Termometer Rectal 1 1
17 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 3 3
18 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 2 2
19 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 5 5
20 Spekulum Vagina (Sims) 1 1
21 Anuskop 1 1
22 Gunting Benang 1 1
23 Gunting Episiotomi 1 1
24 Gunting Verband 1 1
Gunting tali pusat 1 1
25 Korcher Tang 1 1
26 1/2 Klem Korcher 1 1
27 Lemari Peralatan 1 1
28 Mangkok untuk Larutan 1 1
29 Masker Dewasa untuk Ambu Bag 1 1
30 Pinset Anatomi Pendek 1 1
31 Pinset Anatomi Panjang 1 1
32 Pinset Bedah 1 1
33 Pisau Pencukur 1 1
34 Pelvimeter Obstetrik 1 1
35 Pompa Payudara untuk ASI 1 1
36 Safety Box /Needle Destroyer 1 1
37 Silinder Korentang Steril 1 1
38 Tabung untuk bilas vagina 1 1
39 Bak Instrumen dengan tutup 1 1
40 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 1
41 Bengkok Kecil 1 1
42 Bengkok Besar 1 1
43 Tampon Tang 1 1
44 Toples Kapas / Kasa Steril 1 1
45 Torniket Karet 1 1
46 Tromol Kasa / Kain Steril 1 1
USG 2 Dimensi (dengan Ketentuan Ada 1 1
47
Dokter Terlatih)
48 Waskom Bengkok 1 1
49 Waskom Cekung 1 1
D. Ruang Imunisasi

JUMLAH MINIMUM
ALAT KESEHATAN
No JENIS PERALATAN Puskesmas Puskesm
Non Rawat as Rawat
Inap Inap
1 Cool box / Cool chain 1 1
E. Ruang Tindakan Persalinan dan Resusitasi Bayi
JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
KESEHATAN
No Jenis Layanan dan Peralatan
Puskesmas Puskesm
Non Rawat as Rawat
Inap Inap
A. Maternal
1 Meja Instrumen 1 1
2 Bak Instrumen Tertutup Kecil 1 1
3 Bak Instrumen Tertutup Medium 1 1
4 Bak Instrumen Tertutup Besar (Obsgin) 1 1
5 Tromol Kasa 1 1
6 Nierbekken/Kidney Disk Ukuran 23 cm 1 1
7 Nierbekken/Kidney Disk Ukuran 30 cm 1 1
8 Timbangan Dewasa 1 1
9 Pengukur Tinggi Badan (microtoise) 1 1
10 Standar Infus 1 1
11 Lampu Periksa Halogen 1 1
12 Tensimeter dewasa 1 1
13 Stetoskop Dupleks Dewasa 1 1
14 Termometer Klinik (elektrik) 1 1
15 Tabung Oksigen + Regulator 1 1
16 Masker Oksigen + Kanula Nasal Dewasa 1 1
17 Tempat Tidur Periksa (examination bed) 1 1

B. Pemeriksaan Obstetri
1 Meteran/Metline 1 1
2 Pita Pengukur Lengan Atas (LiLA) 1 1
3 Stetoskop Janin Pinard/Laenec 1 1
4 Pocket Fetal Heart Rate Monitor (Doppler) 1 1
Tempat Tidur untuk Persalinan (Partus 1 1
5
Bed)

C. Pemeriksaan Ginekologi
1 Klem Kasa (Korentang) 1 1
2 Tempat Klem Kasa (Korentang) 1 1
3 Spekulum (Sims) Kecil 1 1
4 Spekulum (Sims) Medium 1 1
5 Spekulum (Sims) Besar 1 1
6 Spekulum Cocor Bebek Grave Kecil 1 1
7 Spekulum Cocor Bebek Grave Medium 1 1
8 Spekulum Cocor Bebek Grave Besar 1 1

D. Penanganan Emergensi Dewasa


1 Kit Resusitasi Dewasa 1 1
2 Endotracheal Tube Dewasa 2,5 1 1
3 Endotracheal Tube Dewasa 3 1 1
4 Endotracheal Tube Dewasa 4 1 1
5 Stilet untuk Pemasangan ETT 1 1
6 Nasogastric Tube Dewasa 5 1 1
7 Nasogastric Tube Dewasa 1 1

E. Persalinan Normal
1 Setengah Kocher 1 1
2 Gunting Episiotomi 1 1
3 Gunting Talipusat 1 1
4 Gunting Benang 1 1
5 Pinset Anatomis 1 1
6 Pinset Sirurgis 1 1
7 Pisau Pencukur 1 1
8 Needle Holder 1 1
9 Nelaton Kateter 1 1
10 Jarum Jahit Tajam (Cutting) 1 1

F. Persalinan Patologis Per Vaginam


1 Ekstraktor Vakum Manual 1 1

G. Penatalaksanaan Abortus Inkompletus


1 Aspirator Vakum Manual 1 1

H. Penatalaksanaan Perdarahan Pasca


Persalinan
1 Klem Kelly/Klem Kocher Lurus 1 1
2 Klem Fenster/Klem Ovum 1 1
3 Needle Holder 1 1
4 Pinset Anatomis 1 1
5 Pinset Sirurgis 1 1
I. Alat Pelindung Diri Persalinan
1 Kacamata persalinan 1 1
2 Celemek 1 1
I. Insersi dan Ekstraksi AKDR
1 Mangkok Iodin 1 1
2 Tenakulum Schroeder 1 1
3 Klem Kasa Lurus (Sponge Foster Straight) 1 1
4 Gunting Mayo CVD 1 1
5 Aligator Ekstraktor AKDR 1 1
6 Klem Penarik Benang AKDR 1 1
7 Sonde Uterus Sims 1 1

J. Laboratorium Sederhana
Hemoglobin Meter Elektronik Alat 1 1
1 pemeriksaan Hb sesuai Permenkes yang
berlaku
Tes Celup Urinalisis Glukose & Protein 1 1
2
Glukoprotein Urin
3 Tes Celup hCG (Tes Kehamilan) 1 1
4 Tes Golongan darah (ABO, rhesus) 1 1
F. Ruang Rawat Pasca Persalinan (alat untukbayi baru lahir)
JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
KESEHATAN
No JENIS PERALATAN
Puskesmas Puskesm
Non Rawat as rawat
Inap inap
1 Tensimeter/Sphygmomanometer Bayi 1 1
Tensimeter/Sphygmomanometer 1 1
2
Neonatus
3 Stetoskop Dupleks Bayi 1 1
4 Stetoskop Dupleks Neonatus 1 1
5 Termometer Klinik (Elektrik) 1 1
6 Timbangan Neonatus + Bayi 1 1
7 ARI Timer Standar (respiratory rate timer) 1 1
8 Lampu Emergensi 1 1
9 Baby Incubator 1/sebaiknya - 1
Meja Resusitasi dengan pemanas (infant 1 1
10
radiant warmer)
11 Kit resusitasi neonates 1 1
Balon Resusitasi Neonatus mengembang 1 1
12
sendiri, dengan selang reservoir
13 Sungkup Resusitasi Neonatus 1 1
14 Sungkup Resusitasi Bayi 1 1
15 Sungkup Resusitasi Anak 1 1
Laringoskop Neonatus Bilah Lurus (3 1 1
16
ukuran)
Bilah Miller nomor 00 1 set 1 1
Bilah Miller nomor 0 1 1
Bilah Miller nomor 1 1 1
17 T Piece Resusitator 1 1
18 Endotracheal Tube Anak 2,5 1 1
19 Endotracheal Tube Anak 3 1 1
20 Endotracheal Tube Anak 3,5 1 1
21 Endotracheal Tube Anak 4 1 1
Nasogastric Tube Neonatus 3 Feeding 1 1
22
tube 5 fr 40 cm
Nasogastric Tube Neonatus 5 Feeding 1 1
23
tube 5 fr 100 cm
Nasogastric Tube Neonatus 8 Feeding 1 1
24
tube 8 fr 40 cm
Feeding tube 8 fr 100 cm 1
25 Tabung Oksigen + Regulator 1 1
26 Pompa Penghisap Lendir Elektrik 1 1
27 Penghisap Lendir DeLee (neonatus) 1 1
28 Handuk Pembungkus Neonatus 1 1
29 Kotak Kepala Neonatus (head box) 1 1
30 Klem Arteri Kocher Mosquito Lurus 1 1
31 Klem Arteri Kocher Mosquito Lengkung 1 1
32 Klem Arteri Pean Mosquito 1 1
33 Pinset Sirurgis 1 1
34 Pinset Jaringan Kecil 1 1
35 Pinset Bengkok Kecil 1 1
36 Needle Holder 1 1
37 Gunting Jaringan Mayo Ujung Tajam 1 1
38 Gunting Jaringan Mayo Ujung Tumpul 1 1
39 Gunting Jaringan Iris Lengkung 1 1
40 Skalpel 1 1
41 Bisturi 1 1
42 Baskom Kecil 1 1
43 Needle Holder Matheiu 1 1
44 Jarum Ligasi Knocker 1 1
45 Doyeri Probe Lengkung 1 1
46 Pinset Jaringan Semken 1 1
47 Pinset Kasa (Anatomis) 1 1
48 Pinset Jaringan (Sirurgis) 1 1
49 Gunting Iris Lengkung 1 1
50 Gunting Operasi Lurus 1 1
51 Retraktor Finsen Tajam 1 1
52 Skalpel No. 3 1 1
53 Skalpel No. 4 1 1
54 Bisturi No. 11 1 1
55 Bisturi No. 20 1 1
56 Bisturi No. 21 1 1
57 Klem Mosquito Halsted Lurus 1 1
58 Klem Mosquito Halsted Lengkung 1 1
59 Klem Linen Backhauss 1 1
60 Klem Pemasang Klip Hegenbarth 1 1
Kantong Metode Kanguru sesuai ukuran 1 1
61
neonates
Inkubator Ruangan dengan termostat 1 1
62
sederhana

G. Ruang pengobatan Gigi dan Mulut


JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
No Jenis Peralatan KESEHATAN
Non Rawat Rawat
Inap Inap
1 Atraumatic Restorative Treatment (ART) 1 1
1.1. Enamel Access Cutter 1 1
1.2. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Kecil (Spoon Excavator Small)
1.3. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Sedan g (Spoon Excavator Medium)
1.4. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Besar (Spoon Excavator Large)
1.5. Double Ended Applier and Carver 1 1
1.6. Spatula Plastik 1 1
1.7. Hatchet 1 1
1.8. Batu Asah 1 1
2 Bein Lurus Besar 1 1
3 Bein Lurus Kecil 1 1
Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk 1 1
4 Air Jet Hand Piece (Kecepatan Tinggi)
(round, inverted dan fissure)
Bor Intan Kontra Angle Hand Piece 1 1
5 Conventional (Kecepatan Rendah) (round,
inverted dan fissure)
6 Polishing Bur 1 1
7 Ekskavator Berujung Dua (Besar) 1 1
8 Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 1 1
9 Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm ) 1 1
10 Handpiece Contra Angle 1 1
11 Handpiece Straight 1 1
12 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 1 1
13 Tangkai Untuk Kaca Mulut 1 1
Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu 1 1
14
Standar)
15 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1 1
16 Set Kursi Gigi yang terdiri dari: 1 1
16.1. Kursi Gigi: 1 1
- Up Down Movement 1 1
- Reclining 1 1
- Head Rest 1 1
- Lampu Halogen Tanpa Bayangan 1 1
16.2. Cuspidor Unit: 1 1
- Spitton Bowl + Bowl Flush 1 1
- Water Cup Filler 1 1
- Saliva Ejector 1 1
- Transparent Water Tank (1000 cc) 1 1
16.3. Meja Instrumen 1 1
- Air Turbin Hand Piece 400.000 1 1
rpm
- Air Motor 20.000 rpm dengan 1 1
Straight dan Contra Angle Hand
- Triple Syringe 1 1
16.4. Foot Controller untuk Hand Piece 1 1
16.5. Kompresor Oilless 1 PK 1 1
17 Light Curing 1 1
18 Mikromotor dengan Straight dan Contra 1 1
Angle Hand Piece (Low Speed Micro Motor
portable)
19 Pelindung Jari 1 1
20 Pemegang Matriks (Matrix Holder) 1 1
21 Penahan Lidah 1 1
Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer 1 1
22
Distal)
Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer 1 1
23
Mesial)
24 Penumpat Plastis 1 1
25 Periodontal Probe 1 1
26 Penumpat Semen Berujung Dua 1 1
27 Pinset Gigi 1 1
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri 1 1
28
(Type Chisel/Mesial)
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan 1 1
29
(Type Chisel/Mesial)
Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type 1 1
30
Hook)
Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan 1 1
31
(Type Chisel/Mesial)
Skeler Standar, Black Kiri dan Kiri (Type 1 1
32
Chisel/Mesial)
33 Skeler Ultrasonik 1 1
34 Sonde Lengkung 1 1
35 Sonde Lurus 1 1
36 Spatula Pengaduk Semen 1 1
37 Spatula Pengaduk Semen Ionomer 1 1
38 Set Tang Pencabutan Dewasa 1 1
38.1. Tang gigi anterior rahang atas 1 1
dewasa
38.2. Tang gigi premolar rahang atas 1 1
38.3. Tang gigi molar kanan rahang atas 1 1
38.4. Tang gigi molar kiri rahang atas 1 1
38.5. Tang molar 3 rahang atas 1 1
38.6. Tang sisa akar gigi anterior rahang 1 1
atas
38.7. Tang sisa akar gigi posterior 1 1
rahang atas
38.8. Tang gigi anterior dan premolar 1 1
rahang bawah
38.9. Tang gigi molar rahang bawah 1 1
kanan/kiri
38.10. Tang gigi molar 3 rahang bawah 1 1
38.11. Tang sisa akar rahang bawah 1 1
39 Set Tang pencabutan anak 1 1
39.1. Tang gigi anterior rahang atas 1 1
39.2. Tang molar rahang atas 1 1
39.3. Tang molar susu rahang atas 1 1
39.4. Tang sisa akar rahang atas 1 1
39.5. Tang gigi anterior rahang bawah 1 1
39.6. Tang molar rahang bawah 1 1
39.7. Tang sisa akar rahang bawah 1 1
40 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar) 1 1
41 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil) 1 1
42 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 1 1
43 Silinder Korentang Steril 1 1
44 Tempat Alkohol (Dappen Glas) 1 1
Toples Kapas Logam dengan Pegas dan 1 1
45
Tutup (50 x 70 mm)
46 Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1 1
47 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 1
48 Lampu Spiritus Isi 120 cc 1 1
49 Lempeng Kaca Pengaduk Semen 1 1
50 Needle Destroyer 1 1
51 Sterilisator kering 1 1
52 Waskom Bengkok (Neirbeken) 1 1

H. Ruang promosi kesehatan


JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
Jenis Layanan, Alat dan Sarana KESEHATAN
No
Kesehatan Puskesmas Puskesm
Non Rawat as Rawat
Inap Inap
A. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1 Stetoskop Dewasa 1 1
2 Tensimeter Aneroid 1 1
3 Termometer Digital Dewasa (Mini Portable) 1 1
4 Termometer Telinga dan dahi 1 1
5 Reflex Hammer Segitiga 1 1
6 Penlight 1 1
7 Timbangan Badan Digital Dewasa 1 1
8 Timbangan Digital Bayi 1 1
9 Meteran Gulung 1 1
10 Garpu Tala 512 Hz 1 1
11 Torniquet Karet 1 1
Alat Test Darah Portable Haemoglobin 1 1
12
Analysis
Alat Test Darah Portable 3 Parameter 1 1
13
(Glukosa, Asam Urat, Kolesterol)
14 Pinset Anatomis 14 cm 1 1
15 Pinset Cirurgis 14 cm 1 1
16 Kom Iodine 6 cm 1 1
17 Kom Kapas Steril 6 cm 1 1
18 Kom dilengkapi tutup 12 cm 1 1
19 Bak Instrumen dilengkapi Tutup 21 cm x 1 1
4,5 cm x 12,5 cm
20 Bak Suntik 1 1
21 Tromol Kassa 1 1
22 Gunting Verband 14 cm 1 1
23 Gunting Jaringan 14 cm 1 1
24 Gunting Iris Lurus 14 cm 1 1
25 Gunting Angkat Jahitan 13 cm 1 1
26 Klem Arteri 14 cm 1 1
27 Nierbeken 20 cm 1 1
28 Nebulizer Inhalasi Portabel 1 1
29 Snellen Chart 2 Jenis 1 1
30 Stop Watch 1 1
31 Test Buta Warna (Ishihara) 1 1
32 Pengukur Tinggi Badan Dewasa 1 1
33 Resusitator untuk Dewasa 1 1
Tabung Oksigen Portable dilengkapi 1 1
34
Regulator, Selang dan Masker Oksigen
B. Layanan Gizi
1 Pengukur Lingkar Lengan Atas (Lila) 1 1
2 Timbangan Bayi 1 1
3 Timbangan Detecto 1 1
4 Papan Panjang Badan Bayi 1 1
5 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 1
6 Skinfold Calipers 1 1
7 Metline ( Pengukur Lingkar Pinggang ) 1 1

C. UKS Sekolah Dasar


Antrodometri Alat untuk Mengukur 1 1
1
Tubuh Dan Komposisi Tubuh
2 Bangku Harvard 1 1
3 Gambar Anatomi Mata 1 1
4 Garpu Tala 512 Hz/1024 Hz/2084 Hz 1 1
5 Gunting Pembalut (Lister) 1 1
6 Kaca Kepala 1 1
7 Loupe/Kaca Pembesar 1 1
8 Opthalmoscope 1 1
9 Palu Pengukur Refleks 1 1
10 Pengukur Tinggi Badan 1 1
11 Pulsameter, Alat Ukur Nadi 1 1
12 Snellen, Alat Untuk Pemeriksaan Visus 1 1
13 Sonde Lengkung 1 1
14 Sonde Lurus 1 1
15 Spalk 1 1
16 Spekulum Hidung (Lempert) 1 1
17 Spekulum Telinga 1 1
18 Stetoskop 1 1
19 Sudip Lidah, Logam, Panjang 12 cm 1 1
20 Tandu Lipat 1 1
21 Tas Lapangan 1 1
22 Tempat tidur 1 1
23 Tensimeter 1 1
24 Termometer Anak 1 1
25 Tes Buta Warna (Ishihara) 1 1
26 Timbangan Anak 1 1
27 Timbangan Dewasa 1 1
28 Torniket Karet 1 1
Trial Frame + Trial Lens (Lens Pemeriksa 1 1
29
Visus)
30 Waskom Cekung 1 1

D. UKS SMP SMA


Antrodometri Alat Untuk Mengukur 1 1
1
Tubuh Dan Komposisi Tubuh
2 Bangku Harvard 1 1
3 Gambar Anatomi Mata 1 1
4 Garpu Tala 512 Hz/1024 Hz/2084 Hz 1 1
5 Gunting Pembalut (Lister) 1 1
6 Kaca Kepala 1 1
7 Loupe/Kaca Pembesar 1 1
8 Opthalmoscope 1 1
9 Palu Pengukur Refleks 1 1
10 Pengukur Tinggi Badan 1 1
11 Pulsameter, Alat Ukur Nadi 1 1
12 Snellen, Alat Untuk Pemeriksaan Visus 1 1
13 Sonde Lengkung 1 1
14 Sonde Lurus 1 1
15 Spalk 1 1
16 Spekulum Hidung (Lempert) 1 1
17 Spekulum Telinga 1 1
18 Stetoskop 1 1
19 Sudip Lidah, Logam, Panjang 12 cm 1 1
20 Tandu Lipat 1 1
21 Tas Lapangan 1 1
22 Tempat tidur 1 1
23 Tensimeter 1 1
24 Termometer Anak 1 1
25 Tes Buta Warna (Ishihara) 1 1
26 Timbangan Dewasa 1 1
28 Torniket Karet 1 1
Trial Frame + Trial Lens (Lens Pemeriksa 1 1
29
Visus)
30 Waskom Cekung 1 1

E. UKGS
1 Atraumatic Restorative Treatmen (ART) 1 1
1.1. Enamel Access Cutter 1 1
1.2. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Kecil (Spoon Excavator Small)
1.3. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Sedan g (Spoon Excavator Medium)
1.4. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran 1 1
Besar (Spoon Excavator Large)
1.5. Double Ended Applier and Carver 1 1
1.6. Spatula Plastik 1 1
1.7. Hatchet 1 1
1.8. Batu Asah 1 1
2 Kursi Gigi Lapangan 1 1
3 Ekskavator Berujung Dua (Besar) 1 1
4 Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 1 1
5 Penumpat Plastis 1 1
6 Pinset Gigi 1 1
Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type 1 1
7
Hoe)
8 Skeler, Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) 1 1
Skeler, Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type 1 1
9
Sickle)
Skeler, Standar, Bentuk Cangkul Kanan 1 1
10
(Type Chisel/Mesial)
Skeler, Standar, Bentuk Cangkul Kiri 1 1
11
(Type Chisel/Distal)
12 Sonde Lengkung 1 1
13 Sonde Lurus 1 1
14 Spatula Pengaduk Semen 1 1
15 Tang Pencabutan Anak (1 Set) 1 1
15.1. Tang Gigi Anterior Rahang Atas 1 1
15.2. Tang Molar Rahang Atas 1 1
15.3. Tang Molar Susu Rahang Atas 1 1
15.4. Tang Sisa Akar Rahang Atas 1 1
15.5. Tang Gigi Anterior Rahang Bawah 1 1
15.6. Tang Molar Rahang Bawah 1 1
15.7. Tang Sisa Akar Rahang Bawah 1 1
16 Sterilisator (Pressure Cooker) 1 1
17 Tangkai untuk Kaca Mulut 1 1
18 Tempat Alkohol (Dappen Glas) 1 1
Toples Kapas Logam dengan Pegas dan 1 1
19
Tutup (50 x 75 mm)
20 Toples Kapas/Kasa Steril 1 1
21 Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1 1
22 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 1

I. Ruang Laktasi
JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
KESEHATAN
No Jenis Peralatan
Puskesmas Puskesm
Non Rawat as Rawat
Inap Inap
1 Breast pump 1 1

J. Laboratorium
No Jenis Layanan dan peralatan JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
KESEHATAN
Puskesmas Puskesm
non rawat as rawat
inap inap
A. Laboratorium
1 Albuminometer (Esbasch) 1 1
2 Fotometer 1 1
3 Hematology Analizer (HA) 1 1
POCT (Point of Care Testing) atau alat 1 1
pemeriksaan Hb sesuai dengan
Permenkes
4 (Jika Haematolgy analyzer sudah ada,
maka POCT tidak diperlukan, tetapi
kalau tidak ada maka POCT harus
disediakan)
5 Hemositometer Set /Alat Hitung Manual 1 1
6 Inkubator 1 1
Komparator Preparat untuk Pemeriksaan 1 1
7
Golongan Darah
8 Lampu Spiritus 1 1
9 Lancet 1 1
10 Mikroskop Binokuler 1 1
11 Pemanas/Penegas dengan Air 1 1
12 Penghisap Karet 1 1
1 1
Pinset Anatomis (untuk Specimen)
13
14 Pipet Serologi 1 1
15 Rotator Plate 1 1
16 Sengkelit/ OSE 1 1
17 Sentrifus Listrik 1 1
18 Sentrifuse Mikrohematokrit 1 1
19 Sterilisator 1 1
20 Tabung Kapiler Mikrohematokrit 1 1
21 Tabung Sentrifus tanpa Skala 1 1
22 Tensimeter 1 1
Termometer 0 50 Derajat Celcius (Skala 1 1
23
C)
24 Torniquet 1 1
Urinometer (Alat Pengukur Berat Jenis 1 1
25
Urine)
Westergren Set (Tabung Laju Endap 1 1
26
Darah)
B. Peralatan Gelas
1 Beker, Gelas 1 1
2 Botol Mulut Sempit dengan Tutup Ulir 1 1
3 Botol Pencuci 1 1
4 Botol Tetes 60 cc 1 1
5 Corong Kaca (5 cm) 1 1
6 Erlenmeyer, Gelas 1 1
7 Gelas Pengukur (100 cc) 1 1
8 Pipet Berskala (Vol 1 cc) 1 1
9 Pipet Berskala (Vol 10 cc) 1 1
10 Pipet Semi Otomatik 1 1
11 Pipet Tetes 1 1
12 Tabung Reaksi 1 1

C. Sanitasi Air
1 5000 Photo Meter 1 1
Boks Pendingin, Tahan Dingin Selama 7 1 1
2
hari (Cool Boks)
3 Botol Sampel Air Bermulut Lebar 1 1
4 Botol Sampel Air Berpemberat 1 1
5 Cakram (Kekeruhan Kolam Renang) 1 1
Comperator untuk mengukur (Iron, 1 1
6 Magnese, Nitrat, Nitrit, Total Hardness,
Total Disolved Solid
7 Jerigen (Wadah Sampel) 1 1
8 Digital Chlorin Test Kit 1 1
9 Digital Ph Meter 1 1
10 Digital Termometer 1 1
11 Termometer 1 1
12 Turbidity Meter 1 1
13 Tabung Pengukur Kekeruhan 1 1
Komparator untuk Mengukur Kadar 1 1
14
Chlor (Chlor Meter)
Penangkap Nyamuk Dan Larva 1 1
15
(Surveilance Vektor Kit)
16 Pengukur Colinesterasel (Cholisterase Kit)) 1 1
17 Pengukur Kelembaban (Hygrometer) 1 1
Soil Test Kit (Alat untuk Pengukur 1 1
18
Jumlah Cacing dalam Tanah, Dll)
D. Sanitasi Makanan
Alat Pengukur Kebutuhan Nutrisi Rumah 1 1
1
Tangga
Alat Pengukur Kontaminasi Makanan dan 1 1
2
Minuman (Food Sanitation Kit)
3 Fly Sweep Net (Fly Griil) 1 1
4 Pipet Tetes 1 1
5 Pisau Pemotong yang Steril 1 1
6 Selang Pipa Plastik Diameter 0,25 inchi 1 1
7 Sendok 1 1
8 Sendok Tahan Karat 1 1
9 Termos Es 1 1
K. Ruang farmasi (apotek dan gudang obat)
JUMLAH MINIMAL
PERALATAN
KESEHATAN
No Jenis Peralatan
Puskesmas Puskesm
non rawat as Rawat
inap Inap
1 Analitical Balance (Timbangan Mikro) 1 1
2 Mortir-stamper 1 1
3 Shaker 1 1
4 Termometer 1 1
5 Gelas Pengukur 1 1
6 Label untuk botol obat 1 1
7 Pipet Berskala 1 1
8 Corong 1 1
9 Vaccine Refrigerator 1 1
10 Vaccine carrier/Cool box 1 1
L. JEJARING JARINGAN PUSKESMAS:
1. Puskesmas Keliling
Harus disepakati dulu apakah betul IUD dan Implant akan dipasang di
luar gedung mengingat sterilitas ruangan patut dipertanyakan dan PI
agak sulit dilakukan
JUMLAH MINIMAL
No Jenis Peralatan PERALATAN
KESEHATAN
1 Alat Pemasang IUD 1
2 Alat Pemasang, Norplant 1
3 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1
4 Bein Lurus Besar 1
5 Bein Lurus Kecil 1
6 Botol Mulut Lebar 1
7 Botol Mulut Sempit dengan Tutup Ulir 1
8 Diagnostik Set, Lengkap 1
9 Ekskavator Berujung Dua (Kecil) 1
10 Gelas Pengukur (16 Oz/500 ml) 1
11 Gunting Bedah Standar, Lengkung 1
12 Gunting Pembalut (Lister) 1
13 Irigator Dengan Konektor Nilon, Lurus 1
14 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai 1
15 Kateter, Logam Untuk Wanita, No.12 1
16 Klem Arteri, Lurus (Kelly) 1
Klem/Pemegang Jarum Jahit, 18 cm 1
17
(Mayo-Hegar)
18 Klem/Penjepit Porsio, 25 cm (Schroder) 1
Korentang, Lengkung, Penjepit Alat Steril, 1
19
23 cm (Cheattle)
20 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1
21 Mangkok untuk Larutan 1
22 Manset Anak; dengan Velecro 1
23 Meteran 1
24 Palu Pengukur Reflek 1
Pengukur Panjang Bayi & Tinggi Badan 1
25
Anak
Timbangan dacin 1
Pengungkit Akar Gigi Kanan 1
26
(Mesial/Cryer Mesial)
Pengungkit Akar Gigi Kiri (Mesial/Cryer 1
27
Distal)
28 Penjepit Tabung dari Kayu 1
29 Penumpat Plastis 1
30 Penusuk Jari untuk Mengambil Darah 1
31 Pinset Anatomis, 14,5 cm 1
32 Pinset Anatomis, 18 1
33 Pinset Gigi 1
34 Pipet Tetes 1
35 Pompa Payudara untuk Asi ASI 1
36 Sandaran Kepala 1
37 Semprit Untuk Telinga dan Luka 1
38 Semprit, Air 1
39 Semprit, Gliserin 1
40 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 1 cc 1
41 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 10 cc 1
42 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 2 cc 1
43 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 5 cc 1
44 Silinder Korentang Kecil 1
45 Skalpel Tangkai Pisau Operasi 1
46 Skalpel, Mata Pisau Bedah (No.10) 1
Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type 1
47
Hoe)
48 Skeler, Black Kiri dan Kanan (Type Hoe) 1
Skeler, Standar, Bentuk Bulan Sabit (Type 1
49
Sickle)
Skeler, Standar, Bentuk Cangkul Kanan 1
50
(Type Chisel/Mesial)
Skeler, Standar, Bentuk Cangkul Kiri 1
51
(Type Chisel/Distal)
52 Sonde Lengkung 1
53 Sonde Lurus 1
54 Sonde Uterus/ Penduga 1
55 Spalk 1
56 Spatula Pengaduk Semen 1
57 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1
58 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1
59 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedan g 1
60 Standar Waskom, Tunggal 1
61 Sterilisator (Pemanas Alkohol) 1
62 Stetoskop 1
63 Stetoskop Janin 1
64 Sudip Lidah, Logam, Panjang 12 cm 1
65 Sudip Lidah, Logam, Panjang 16,5 cm 1
66 Tandu Lipat 1
Tang Pemotong Tulanguntuk 1
67
Anak(Knabel Tang), 15 cm
Tang Pencabut Akar Gigi Atas Bentuk 1
68
Bayonet
69 Tang Pencabut Akar Gigi Depan Atas 1
Tang Pencabut Akar Gigi Seri dan Sisa 1
70
Akar Bawah
71 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Atas 1
72 Tang Pencabut Akar Gigi Terakhir Bawah 1
73 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kanan 1
74 Tang Pencabut Gigi Geraham Atas Kiri 1
Tang Pencabut Gigi Geraham Besar 1
75
Bawah
76 Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Atas 1
Tang Pencabut Gigi Geraham Kecil Kecil 1
77
dan Taring Bawah
78 Tangkai untuk Kaca Mulut 1
79 Tempat Alkohol (Dappen Glas) 1
80 Tensimeter 1
81 Termometer Anak 1
82 Termometer Dewasa 1
83 Timbangan Bayi 1
84 Timbangan Dewasa 1
Toples Kapas Logam dengan Pegas dan 1
85
Tutup (50 x 75 mm)
86 Toples Kapas/Kasa Steril 1
87 Toples Pembuangan Kapas (50 x 75 mm) 1
88 Torniket Karet 1
89 Waskom Bengkok 1
90 Waskom Cekung 1
91 Waskom Cuci 1
92 Ekskavator Berujung Dua (Besar) 1

2. Puskesmas Pembantu
JUMLAH MINIMAL
Jenis Layanan, Alat dan Sarana
No PERALATAN
Kesehatan
KESEHATAN
A. PERALATAN UMUM
1 Aligator Forsceps P.247 1
2 Ari Sound Timer 1
Corong Telinga/Spekulum Telinga P.241, 1
3
Ukuran Kecil, Besar, Sedang
4 Dilatator No.1 1
5 Duk Bolong, Sedang 1
6 Gambar Anatomi Mata 1
7 Gunting Bedah Standar, Lurus 1
8 Gunting Benang 1
9 Gunting Pembalut, Lister 1
10 Klem Arteri, Lurus (Kelly) 1
Klem/Pemegang Jarum Jahit, 18 cm 1
11
(Mayo-Hegar)
12 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1
13 Meja Instrumen/Alat 1
14 Meteran 1
15 Pinset Anatomis (Untuk Specimen) 1
16 Pinset Anatomis, 14,5 cm 1
17 Pinset Anatomis, 18 cm 1
18 Pinset Bayonet P.245 1
19 Pinset Bedah 18 cm 1
20 Pinset Bedah, 14,5 cm 1
21 Pisau Pencukur 1
22 Pulsa Meter/Alat Ukur Nadi 1
Reading Card Edisi Bahasa 1
23
Indonesia/Kartu Tes Penglihatan Dekat
24 Silinder Korentang Steril 1
25 Skalpel, Mata Pisau Bedah (No.10) 1
26 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 1
27 Sterilisator (Pemanas Alkohol) 1
28 Stetoskop 1
29 Sudip Lidah, Logam, Panjang 12 cm 1
Tempat Tidur Periksa Dan 1
30
Perlengkapannya
31 Tensimeter, Air Raksa + Manset Anak 1
Timbangan bayi 1
Timbangan anak 1
Pengukur Panjang Badan 1
Pengukur Tinggi Badan 1
32 Termometer Dahi dan Telinga 1
33 Termometer Dewasa 1
34 Timbangan Dewasa 1
35 Tonometer Schiotz 1
36 Toples Kapas/Kasa Steril 1
37 Tromol Kasa/Kain Steril (125 x 120 mm) 1
38 Tabung Oksigen 1
39 Standar Infus 1
B. Kebidanan dan Kandungan
Harus ditentukan apakah memang harus
Doppler, tidak cukup saja Leanec utamanya
untuk jaringan pelayanan Puskesmas
1 Stetoskop 1
2 Tensimeter Dewasa 1
3 Sudip Lidah 1
4 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1
5 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1
6 Lancet 1
7 Palu Refleks 1
8 Timbangan Dewasa 1
9 Dopler 1
10 Pita Pengukur Lila 1
11 Meteran 1
12 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1
13 Sonde mulut 1
14 Sonde Uterus/Penduga 1
15 Termometer Dewasa 1
16 Termometer Rectal 1
17 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1
18 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1
19 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1
20 Spekulum Vagina (Sims) 1
21 Anuskop 1
22 Gunting Benang 1
23 Gunting Episiotomi 1
24 Gunting Verband 1
25 Korcher Tang 1
26 1/2 Klem Korcher 1
27 Lemari Peralatan 1
28 Mangkok untuk Larutan 1
29 Masker Dewasa untuk Ambu Bag 1
30 Pinset Anatomi Pendek 1
31 Pinset Anatomi Panjang 1
32 Pinset Bedah 1
33 Pisau Pencukur 1
34 Pelvimeter Obstetrik 1
35 Pompa Payudara untuk ASI 1
36 Safety Box /Needle Destroyer 1
37 Silinder Korentang Steril 1
38 Tabung untuk bilas vagina 1
39 Bak Instrumen dengan tutup 1
40 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1
41 Bengkok Kecil 1
42 Bengkok Besar 1
43 Tampon Tang 1
44 Toples Kapas / Kasa Steril 1
45 Torniket Karet 1
46 Tromol Kasa / Kain Steril 1
USG 2 Dimensi (dengan Ketentuan Ada 1
47
Dokter Terlatih) ??
48 Waskom Bengkok 1
49 Waskom Cekung 1
50 Sterilisator Uap 1
51 Meja Ginekologi 1
52 Lampu Periksa 1
53 Meja Instrumen / Alat 1
Tempat Tidur Periksa dan 1
54 Perlengkapannya (G With Foldable
Stepstool)
55 Stetoskop Janin 1
56 Stetoskop Neonatus 1
57 Termometer Bayi 1
58 Timbangan Bayi 1
59 Pengukur Panjang Badan Bayi 1
60 Pengukur Lingkar Kepala 1
61 Pengukur Panjang Badan Bayi 1
62 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1
63 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1
64 Ambu bag 1
65 Busi Heiger 1
66 Gunting Tali Pusat 1
69 Infant warmer 1
70 Inkubator bayi dengan 6 jendela 1
71 Klem Pean 1
72 Kulkas Vaksin 1
73 Masker Bayi untuk Ambu Bag 1
74 Penjepit Uterus 1
75 Penutup Mata (Okluder) 1
76 Vaccine Carrier 1
37 Steek Laken 1
38 Pin hole (Cakram Berlubang) 1
C. ALAT PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA
1 Alat pemeriksaan Hb POCT 1
2 Tes Celup Glucoprotein Urin 1
3 Tes Celup hCG (tes kehamilan) 1
4 Tes Golongan Darah 1
Kulkas (penyimpan reagen, vaksin dan 1
5
obat)
C. ALAT KB
1 Alat Pemasang IUD 1
2 Alat Pengait IUD 1
3 Alat Tulis 1
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1
3. Peralatan Bidan Kit untuk Bidan Desa
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN PERALATAN
KESEHATAN
1 Stetoskop 1
2 Stetoskop Janin (leanec) 1
3 Stetoskop Neonatus 1
4 Termometer Bayi 1
5 Termometer Dewasa 1
6 Termometer Rectal 1
7 Tensimeter Dewasa 1
Manset untuk anak
8 Sudip Lidah 1
9 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1
10 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1
11 Lancet 1
12 Palu Refleks 1
13 Timbangan Dewasa 1
14 Timbangan Bayi 1
15 Dopler 1
16 Pita Pengukur Lila 1
17 Pengukur Panjang Badan Bayi 1
18 Pengukur Lingkar Kepala 1
19 Pengukur Lingkar Kepala 1
20 Pengukur Panjang Badan Bayi 1
21 PengukurTinggi Badan (Microtoise) 1
22 Meteran 1
23 Sonde mulut 1
24 Sonde Uterus/Penduga 1
25 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1
26 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1
27 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1
28 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1
29 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1
30 Ambu bag 1
31 Busi Heiger 1
32 Spekulum Vagina (Sims) 1
33 Anuskop 1
34 Gunting Benang 1
35 Gunting Episiotomi 1
36 Gunting Verband 1
37 Gunting Tali Pusat 1
38 Klem Pean 1
39 Korcher Tang 1
40 1/2 Klem Korcher 1
41 Pompa Payudara untuk Asi 1
42 Mangkok untuk Larutan 1
43 Masker Dewasa untuk Ambu Bag 1
44 Masker Bayi untuk Ambu Bag 1
45 Pinset Anatomi Pendek 1
46 Pinset Anatomi Panjang 1
47 Pinset Bedah 1
48 Pisau Pencukur 1
49 Penjepit Uterus 1
50 Pelvimeter Obstetrik 1
51 Pompa Payudara untuk ASI 1
52 Silinder Korentang Steril 1
53 Tabung untuk bilas vagina 1
54 Bak Instrumen dengan tutup 1
55 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1
56 Bengkok Kecil 1
57 Bengkok Besar 1
58 Tampon Tang 1
59 Toples Kapas / Kasa Steril 1
60 Torniket Karet 1
61 Tromol Kasa / Kain Steril 1
62 Penutup Mata (Okluder) 1
63 Waskom Bengkok 1
64 Waskom Cekung 1
IUD kit 1
65 Alat pemeriksaan Hb POCT 1
66 Tes Celup Gluco-protein urin 1
67 Tes Celup hCG (tes kehamilan) 1
68 Tes Golongan Darah 1

V. ORGANISASI PUSKESMAS
A. PUSKESMAS KAWASAN PERKOTAAN
Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di
Puskesmas Perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas
minimal 2 tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas.

2. Kepala subbagian Tata Usaha


Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. pendaftaran
b. sistem informasi dan program
c. kepegawaian
d. rumah tangga
e. keuangan

3. Penanggungjawab UKP, farmasi, dan laboratorium


Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan pemeriksaan gigi
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan dan rawat inap untuk Puskesmas yang
menyediakan pelayanan rawat inap
4. Penanggungjawab UKM esensial dan perawatan kesehatan
masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan keperawatan masyarakat
b. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
c. pelayanan kesehatan lingkungan
d. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
e. pelayanan gizi yang bersifat UKM
f. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
5. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indra
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan pengendalian penyakit degeneratif
perlu konfirmasi dengan P2PL
UKM Pengembangan disesuaikan dengan kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas.

6. Penanggungjawab jejaring jaringan pelayanan Puskesmas &


Jejaring Puskesmas
Penanggungjawab jejaring jaringan pelayanan Puskesmas &
jejaring Puskesmas , yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
Adapun jejaring Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. dikaitkan dengan pasal 37

B. PUSKESMAS KAWASAN PERDESAAN


Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan di
Puskesmas Perdesaan adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat
pendidikan paling rendah sarjana, memiliki kompetensi
manajemen kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas
minimal 2 tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen
Puskesmas.

2. Kepala subbagian Tata Usaha


Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. pendaftaran
b. sistem informasi dan program
c. kepegawaian
d. rumah tangga
e. keuangan

3. Penanggungjawab UKP, farmasi, dan laboratorium


Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:
a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan pemeriksaan gigi
c. pelayanan poliklinik KIA-KB yangg bersifat UKP
d. pelayanan pelayanan gizi yang bersifat UKP
e. pelayanan pelayanan gawat darurat
f. pelayanan persalinan dan rawat inap untuk Puskesmas yang
menyediakan pelayanan rawat inap

4. Penanggungjawab UKM Esensial dan perawatan kesehatan


masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan keperawatan masyarakat
b. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
c. pelayanan kesehatan lingkungan
d. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
e. pelayanan pelayanan gizi yang bersifat UKM
f. pelayanan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
5. Penanggungjawab UKM Pengembangan
Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas,
antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indra
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja

UKM Pengembangan disesuaikan dengan kekhususan wilayah


kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas.

7. Penanggungjawab jejaring jaringan pelayanan Puskesmas &


Jejaring Puskesmas
Penanggungjawab jejaring jaringan pelayanan Puskesmas &
Jejaring Puskesmas
Puskesmas, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
Adapun Jejaring Puskesmas disesuaikan dengan kebutuhan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing wilayah kerja Puskesmas -. dikaitkan dengan pasal 37

C. PUSKESMAS KAWASAN TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL


Pola struktur organisasi Puskesmas yang dapat dijadikan acuan
Puskesmas di kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil adalah sebagai
berikut:

1. Kepala Puskesmas; dengan kriteria yaitu tenaga kesehatan dengan


tingkat pendidikan minimal D3, memiliki kompetensi manajemen
kesehatan masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 tahun,
dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
2. Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggungjawab membantu
kepala Puskesmas dalam pengelolaan sistem informasi dan
program, kepegawaian, rumah tangga, pelayanan kefarmasian,
perawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium.
Bendahara termasuk dalam bagian Tata Usaha.
3. Penanggungjawab UKP
4. Penanggungjawab UKM Esensial dan UKM Pengembangan
5. Penanggungjawab jejaring jaringan pelayanan Puskesmas, yang
membawahi:
a. Koordinator Puskesmas Pembantu
b. Koordinator Puskesmas Keliling
c. Koordinator Bidan Desa

Struktur organisasi lebih sederhana karena disesuaikan dengan


keterbatasan sumber daya manusia di Puskesmas kawasan Terpencil dan
Sangat Terpencil.
VI. UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS
Masukan secara garis besar:
Terkait dengan UKM essensial, lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dari dampak yang kemungkinan
ditimbulkan karena kondisi kawasan
- Untuk Puskesmas kawasan perkotaan (non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa), lebih ditekankan
(disamping yang sdh ada di tabel di bawah ini) pada:
1. healthy life style (pola konsumsi makanan, exercise dan mencegah stress)
2. dampak dari industri dan upaya kesehatan kerja (di perkantoran dan di pabrik)
3. mencegah terjadinya kemungkinan dampak negatif dari kondisi perkotaan; kecelakaan, penyakit
degeneratif, dampak polusi
- Untuk Puskesmas kawasan pedesaan (daerah agraris), lebih ditekankan pada
- Untuk Puskesmas kawasan terpencil/sangat terpencil

No. UPAYA KEGIATAN PKM KAWASAN PERKOTAAN PKM KAWASAN PKM KAWASAN
PERDESAAN TERPENCIL /SANGAT
TERPENCIL
1. UKM Esensial:
a. Pelayanan Promosi Penyuluhan Penyuluhan kesehatan jiwa Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan
Kesehatan masyarakat & napza jiwa masyarakat & napza jiwa masyarakat & napza
Penyuluhan kesehatan jiwa Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan
bagi ibu hamil & menyusui jiwa bagi ibu hamil & jiwa bagi ibu hamil &
menyusui menyusui
Penyuluhan kesehatan jiwa
masyarakat & napza pada
populasi beresiko (Lansia, anak
dan remaja)
Penyuluhan pada kelompok Penyuluhan pada Penyuluhan pada
atau masyarakat tentang kelompok atau kelompok atau
perilaku menjaga kebersihan masyarakat tentang masyarakat tentang
diri. perilaku menjaga perilaku menjaga
kebersihan diri. kebersihan diri.

Penyuluhan peningkatan Penyuluhan peningkatan Penyuluhan peningkatan


kesadaran masyarakat tentang kesadaran masyarakat kesadaran masyarakat
Imunisasi tentang Imunisasi tentang Imunisasi
Konseling kesehatan Konseling kesehatan Konseling kesehatan
reproduksi pada kelompok reproduksi pada kelompok reproduksi pada
anak remaja. anak remaja. kelompok anak remaja.

Peningkatan pengetahuan Peningkatan pengetahuan Peningkatan


komprehensif masyarakat komprehensif masyarakat pengetahuan
tentang pencegahan penularan tentang pencegahan komprehensif
HIV-AIDS & IMS penularan HIV-AIDS & masyarakat tentang
IMS pencegahan penularan
HIV-AIDS & IMS

Peningkatan pengetahuan dan Peningkatan pengetahuan Peningkatan


kepedulian masyarakat dan kepedulian pengetahuan dan
tentang penyakit diare, tifoid masyarakat tentang kepedulian masyarakat
dan hepatitis penyakit diare, tifoid dan tentang penyakit diare,
hepatitis tifoid dan hepatitis

Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling


Pemberian Makanan Bayi dan Pemberian Makanan Bayi Pemberian Makanan
Anak (PMBA) meliputi ASI dan dan Anak (PMBA) meliputi Bayi dan Anak (PMBA)
MP-ASI untuk balita ASI dan MP-ASI untuk meliputi ASI dan MP-ASI
sehat,balita kurang gizi, dan balita sehat,balita kurang untuk balita sehat,balita
balita gizi buruk rawat jalan gizi, dan balita gizi buruk kurang gizi, dan balita
rawat jalan gizi buruk rawat jalan
Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling
mengenai pola makan, mengenai pola makan, mengenai pola makan,
perilaku makan dan aktifitas perilaku makan dan perilaku makan dan
fisik bagi anak usia sekolah aktifitas fisik bagi anak aktifitas fisik bagi anak
usia sekolah usia sekolah
Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling
mengenai pola makan, mengenai pola makan, mengenai pola makan,
perilaku makan bagi bumil perilaku makan bagi perilaku makan bagi
KEK/Kurus bumil KEK/Kurus bumil KEK/Kurus
Konseling Dietetik Konseling Dietetik Konseling Dietetik
Pemberdayaa Memotivasi tokoh masyarakat Memotivasi tokoh Memotivasi tokoh
n masyarakat dalam pembentukan kader masyarakat dalam masyarakat dalam
kesehatan atau pembentukan pembentukan kader pembentukan kader
kelompok yang peduli terhadap kesehatan atau kesehatan atau
kesehatan. pembentukan kelompok pembentukan kelompok
yang peduli terhadap yang peduli terhadap
kesehatan. kesehatan.

Membentuk jejaring dalam Membentuk jejaring Membentuk jejaring


pembentukan PHBS di dalam pembentukan dalam pembentukan
masyarakat. PHBS di masyarakat. PHBS di masyarakat.
Penggerakan kelompok Penggerakan kelompok Penggerakan kelompok
masyarakat dalam masyarakat dalam masyarakat dalam
pemanfaatan Posyandu pemanfaatan Posyandu pemanfaatan Posyandu
Pelatihan Melatih kader kesehatan Melatih kader kesehatan Melatih kader kesehatan
tentang perawatan diri dan tentang perawatan diri tentang perawatan diri
mempraktikkan PHBS. dan mempraktikkan dan mempraktikkan
PHBS. PHBS.

Melatih kader kesehatan Melatih kader kesehatan Melatih kader


dalam menyampaikan dalam menyampaikan kesehatan dalam
informasi pada kelompok atau informasi pada kelompok menyampaikan informasi
masyarakat tentang perawatan atau masyarakat tentang pada kelompok atau
diri dan mempraktikkan PHBS perawatan diri dan masyarakat tentang
di daerah binaan. mempraktikkan PHBS di perawatan diri dan
daerah binaan. mempraktikkan PHBS di
daerah binaan.

Advokasi Mengadvokasi masyarakat Mengadvokasi masyarakat Mengadvokasi


dan lintas terkait dalam dan lintas terkait dalam masyarakat dan lintas
praktik PHBS dan praktik PHBS dan terkait dalam praktik
penanggulangan masalah penanggulangan masalah PHBS dan
kesehatan tertentu. kesehatan tertentu. penanggulangan
masalah kesehatan
tertentu.

Advokasi tokoh masyarakat Advokasi tokoh Advokasi tokoh


dalam membentuk kelompok masyarakat dalam masyarakat dalam
swabantu terkait perawatan membentuk kelompok membentuk kelompok
masalah gizi. swabantu terkait swabantu terkait
perawatan masalah gizi. perawatan masalah gizi.
b. Pelayanan kesehatan
lingkungan
c. Pelayanan KIA & KB Deteksi Dini Deteksi dini/penemuan pada Deteksi dini/penemuan Deteksi dini/penemuan
kasus ibu hamil,ibu nifas, pada kasus ibu hamil,ibu pada kasus ibu hamil,ibu
neonatus, bayi baru lahir, nifas, neonatus, bayi nifas, neonatus, bayi
anak dan remaja yang baru lahir, anak dan baru lahir, anak dan
mengalami masalah kesehatan remaja yang mengalami remaja yang mengalami
dan risiko tinggi di masalah kesehatan dan masalah kesehatan dan
masyarakat. risiko tinggi di risiko tinggi di
masyarakat. masyarakat.
Pelayanan Asuhan keperawatan pada Asuhan keperawatan pada Asuhan keperawatan
kasus ibu hamil,ibu nifas, kasus ibu hamil,ibu nifas, pada kasus ibu hamil,ibu
neonatus, bayi baru lahir, neonatus, bayi baru lahir, nifas, neonatus, bayi
anak dan remaja yang anak dan remaja yang baru lahir, anak dan
mengalami masalah kesehatan mengalami masalah remaja yang mengalami
dan risiko tinggi di kelompok kesehatan dan risiko masalah kesehatan dan
atau masyarakat. tinggi di kelompok atau risiko tinggi di kelompok
masyarakat. atau masyarakat.

Pelayanan imunisasi di Pelayanan imunisasi di Pelayanan imunisasi di


kelompok atau masyarakat kelompok atau kelompok atau
masyarakat masyarakat

Pelayanan KB sesuai program Pelayanan KB sesuai Pelayanan KB sesuai


pemerintah pada kelompok program pemerintah pada program pemerintah
atau masyarakat kelompok atau pada kelompok atau
masyarakat masyarakat

d. Pelayanan Gizi Deteksi dini Melakukan deteksi Melakukan deteksi Melakukan deteksi
dini/penemuan kasus gizi di dini/penemuan kasus gizi dini/penemuan kasus
masyarakat. di masyarakat. gizi di masyarakat.

Surveilans Gizi Surveilans Gizi Surveilans Gizi


Pelayanan Melakukan asuhan Melakukan asuhan Melakukan asuhan
keperawatan pada kasus gizi di keperawatan pada kasus keperawatan pada kasus
kelompok atau masyarakat. gizi di kelompok atau gizi di kelompok atau
masyarakat. masyarakat.

Penimbangan BB dan Penimbangan BB dan Penimbangan BB dan


pengukuran TB bagi penderita pengukuran TB bagi pengukuran TB bagi
gizi kurang dan gizi buruk penderita gizi kurang dan penderita gizi kurang
yang dirujuk atau yang gizi buruk yang dirujuk dan gizi buruk yang
ditemukan di Puskesmas atau yang ditemukan di dirujuk atau yang
Puskesmas ditemukan di Puskesmas
Penimbangan BB dan Penimbangan BB dan Penimbangan BB dan
pengukuran TB bagi anak pengukuran TB bagi anak pengukuran TB bagi
gemuk/obese yang dirujuk gemuk/obese yanganak gemuk/obese yang
melalui integrasi kegiatan dirujuk melalui integrasi dirujuk melalui integrasi
penjaringan kesehatan anak kegiatan penjaringankegiatan penjaringan
sekolah atau yang ditemukan kesehatan anak sekolah kesehatan anak sekolah
di Puskesmas atau yang ditemukan di atau yang ditemukan di
Puskesmas Puskesmas
Pengukuran LiLA bagi ibu Pengukuran LiLA bagi ibu Pengukuran LiLA bagi
hamil yang dirujuk melalui hamil yang dirujukibu hamil yang dirujuk
integrasi kegiatan ANC terpadu melalui integrasi kegiatanmelalui integrasi kegiatan
atau yang ditemukan di ANC terpadu atau yang ANC terpadu atau yang
Puskesmas ditemukan di Puskesmas ditemukan di Puskesmas
Pemberian PMT Pemulihan Pemberian PMT Pemulihan Pemberian PMT
(PMT-P) pangan lokal dan (PMT-P) pangan lokal dan Pemulihan (PMT-P)
pabrikan pada bumil KEK pabrikan pada bumil KEK pangan lokal dan
pabrikan pada bumil
KEK
Distribusi kapsul Vitamin A Distribusi kapsul Vitamin Distribusi kapsul Vitamin
A A
Distribusi tablet tambah darah Distribusi tablet tambah Distribusi tablet tambah
darah darah
Distribusi mineral mix Distribusi mineral mix Distribusi mineral mix
Distribusi PMT Bumil Distribusi PMT Bumil Distribusi PMT Bumil
Pemberian PMT untuk balita Pemberian PMT untuk Pemberian PMT untuk
gizi kurang balita gizi kurang balita gizi kurang

e. Pelayanan pencegahan 1. Posbindu PTM Posbindu PTM Posbindu PTM


& pengendalian Pencegahan
penyakit: &
pengendalian
penyakit
tidak
menular

2. Pengendalian filariasis* Pengendalian filariasis* Pengendalian filariasis*


Pencegahan
&
pengendalian
penyakit
menular
Pengendalian kecacingan Pengendalian kecacingan Pengendalian kecacingan
Pengendalian infeksi Pengendalian infeksi Pengendalian infeksi
Dengue/DBD* Dengue /DBD* Dengue /DBD*
Pengendalian malaria* Pengendalian malaria* Pengendalian malaria*
Pengendalian Zoonosis* Pengendalian Zoonosis* Pengendalian Zoonosis*
Pengendalian HIV/AIDS* Pengendalian HIV/AIDS* Pengendalian HIV/AIDS*

Pengendalian Penyakit yang Pengendalian Penyakit Pengendalian Penyakit


dapat dicegah dengan yang dapat dicegah yang dapat dicegah
imunisasi dengan imunisasi dengan imunisasi
2. UKM
Pengembangan**
a. Pelayanan kesehatan Pelayanan Konseling narkoba
jiwa Napza
Program wajib lapor pecandu
narkotika
b. Upaya kesehatan gigi
masyarakat
c. Pengobatan
tradisional,
komplementer &
alternatif
d. kesehatan olahraga
e. UKS Pelaksanaan Pemberian Imunisasi pada Pemberian Imunisasi Pemberian Imunisasi
Bulan anak sekolah dasar klas 1,2 pada anak sekolah pada anak sekolah
Imunisasi dan 3 dasar klas 1,2 dan 3 dasar klas 1,2 dan 3
Anak Sekolah
(BIAS)
f. kesehatan indera
g. kesehatan lansia
h. kesehatan kerja

KETERANGAN:
(*): sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
(**): Bentuk dan jenis UKM Pengembangan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan sumber daya di
Puskesmas, serta dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan program.
VII. JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS & JEJARING PUSKESMAS
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan, Puskesmas
didukung oleh jejaring jaringan pelayanan yaitu:
1. Puskesmas Pembantu
a. Puskesmas Pembantu merupakan jejaring jaringan Puskesmas
yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di
suatu lokasi dalam wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas
Pembantu merupakan bagian integral Puskesmas, yang harus
dibina secara berkala oleh Puskesmas.
b. Tujuan Puskesmas Pembantu adalah untuk meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
wilayah kerjanya.
c. Fungsi Puskesmas Pembantu adalah untuk menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan yang dilakukan Puskesmas,
di wilayah kerjanya.
d. Puskesmas Pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu)
Puskesmas Pembantu untuk melayani 2 (dua) sampai 3 (tiga)
desa/kelurahan.
e. Peran Puskesmas Pembantu:
Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di
wilayah kerja Puskesmas.
Mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Mendukung pelaksanaan kegiatan Posyandu, Imunisasi, KIA,
penyuluhan kesehatan, surveillance, pemberdayaan
masyarakat, dll.
Mendukung pelayanan rujukan.
Mendukung pelayanan promotif dan preventif.
f. Penanggungjawab Puskesmas Pembantu adalah seorang
perawat atau Bidan, yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas.
g. Tenaga minimal di Puskesmas Pembantu terdiri dari 1 (satu)
orang perawat dan 1 (satu) orang bidan dan tenaga administrasi
yang merangkap memberi obat.

2. Puskesmas Keliling
a. Puskesmas Keliling merupakan jejaring jaringan Puskesmas
yang sifatnya bergerak (mobile), untuk meningkatkan jangkauan
dan kualitas pelayanan bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam
gedung/statis di Puskesmas. Puskesmas Keliling dilaksanakan
secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan siklus kebutuhan pelayanan.
b. Tujuan dari Puskesmas Keliling adalah untuk meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat
terutama masyarakat di daerah terpencil dan terisolasi baik di
darat maupun di pulau-pulau kecil serta untuk menyediakan
sarana transportasi pada pelaksanaan pelayanan kesehatan.
c. Fungsi dari Puskesmas Keliling adalah sebagai: (1). sarana
transportasi petugas; (2). sarana transportasi logistik; (3). sarana
transportasi pasien; (4). sarana pelayanan kesehatan; dan (5).
sarana pendukung promosi kesehatan.
d. Peran Puskesmas Keliling:
Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di
wilayah kerja Puskesmas.
Mendukung pelaksanaan pelayanan di daerah yang jauh dan
sulit.
Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti
Posyandu, Imunisasi, KIA, penyuluhan kesehatan,
surveillance, pemberdayaan masyarakat, dll.
Mendukung pelayanan rujukan.
Mendukung pelayanan promotif dan preventif.
e. Aspek yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan
Puskesmas Keliling:
Aspek program:
Puskesmas Keliling digunakan untuk sarana penunjang
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Kegiatan yang
dilaksanakan relatif terbatas karena peralatan dan tenaga
yang ada terbatas. Untuk itu Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Puskesmas harus dapat merencanakan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada kegiatan Puskesmas
Keliling. Hal ini akan berkaitan dengan peralatan dan obat-
obat yang akan dibawa.
Aspek tenaga
Tenaga kesehatan yang akan bertugas pada Puskesmas
Keliling diharapkan merupakan tim yang dapat bekerjasama
dengan baik serta memiliki kemampuan yang cukup.
Aspek sarana
Sarana yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang dihadapi, yang memenuhi persyaratan Sarana
harus memenuhi persyaratan sarana sesuai ketentuan yang
ada, khususnya dalam hal keselamatan dan keamanan
petugas. Sarana dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi wilayah kerja Puskesmas.

JENIS PUSKESMAS KELILING SARANA


Puskesmas Keliling Darat Kendaraan Roda 2
Kendaraan Roda 4
Biasa
Kendaraan Roda 4
Double Gardan
Puskesmas Keliling Perairan Perahu Polyetylen
Perahu Fiberglass
Perahu kayu
Ketinting

Aspek pembiayaan
Aspek pembiayaan perlu diperhatikan terkait biaya
operasional dan biaya pemeliharaan kendaraan.
Aspek pendukung
Dalam pelaksanaan Puskesmas Keliling ada subsistem yang
harus dibangun untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.
Subsistem ini antara lain sistem rujukan, sistem komunikasi
dengan Puskesmas, dan sistem pencatatan dan pelaporan.
Untuk operasional Puskesmas Keliling, pendukung yang
harus dipenuhi yaitu peralatan pelayanan kesehatan, obat
dan bahan habis pakai, perlengkapan keselamatan tim dan
perorangan, dan alat komunikasi.

3. Bidan Desa
Bidan di desa adalah bidan yang ditempatkan dan bertempat
tinggal pada satu desa dalam wilayah kerja Puskesmas sebagai
jejaring jaringan Puskesmas. Penempatan bidan di desa utamanya
adalah dalam upaya percepatan peningkatan kesehatan ibu dan
anak, disamping itu juga untuk peningkatan status kesehatan
masyarakat. Wilayah kerja bidan di desa meliputi 1 (satu) wilayah
desa, dan dapat diperbantukan pada desa yang tidak ada bidan,
sesuai dengan penugasan kepala Puskesmas.

Tugas bidan desa, sesuai kewenangannya, yaitu:


a. Pelayanan KIA-KB.
b. Pelayanan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat.
c. Deteksi dini dan pengobatan awal terkait kesehatan ibu dan
anak, termasuk gizi.

I. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Menteri, Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Bupati/Walikota dan


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan milik Pemerintah dan Pemerintah
Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Puskesmas, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat mengikutsertakan
organisasi profesi dan perhimpunan/asosiasi terkait.

Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu


pelayanan kepada masyarakat, dan dilaksanakan dalam bentuk pemberian
dukungan sumberdaya dan regulasi, bimbingan, supervisi, konsultasi,
pendidikan, pelatihan dan kegiatan pemberdayaan lain.
1. Pemerintah daerah Kabupaten/Kota
Peran utama pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam pembinaan
dan pengawasan Puskesmas yaitu:
a. Menjamin kesinambungan ketersediaan sumber daya
Puskesmas sesuai standar, dalam menjamin mutu pelayanan.
b. Menyediakan Memastikan ketersediaan kesinambungan dana
operasional dan pemeliharaan sarana, prasarana serta peralatan
medis Puskesmas termasuk alokasi dana kalibrasi alat secara
berkala.
c. Melakukan peningkatan kompetensi tenaga Puskesmas
d. Melakukan monitoring dan evaluasi
e. Mendukung pengembangan upaya kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
f. Mengeluarkan regulasi yang bertujuan Memfasilitasi kesehatan
khususnya dalam mengeluarkan peraturan yang dibutuhkan
dalam mendukung Puskesmas untuk meningkatkan akses dan
mutu pelayanan.
g. Memfasilitasi integrasi lintas program terkait kesehatan dan
profesi dalam hal perencanaan, implementasi dan evaluasi
pelaksanaan program Puskesmas

Bila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak dapat memenuhi


perannya, maka Dinas kesehatan Kabupaten/Kota akan meminta
Pemerintah Daerah untuk mengajukan permintaan bantuan kepada
tingkat administrasi diatasnya.

2. Pemerintah daerah Provinsi


Peran utama pemerintah daerah Provinsi dalam pembinaan dan
pengawasan Puskesmas yaitu:
a. Melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan berbagai
standar dan pedoman yang terkait dengan penyelenggaraan
Puskesmas, sesuai kondisi daerah.
b. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat
Provinsi.
c. Melaksanakan sosialisasi & advokasi.
d. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota.
e. Memberikan bantuan teknis atas ketidakmampuan yang
dihadapi Kabupaten/Kota dalam mendukung penyelenggaraan
dan pelaksanaan fungsi Puskesmas.

Bila Dinas Kesehatan Provinsi tidak dapat memenuhi perannya,


maka Dinas kesehatan Provinsi akan meminta Pemerintah Daerah
untuk mengajukan permintaan bantuan kepada tingkat
administrasi diatasnya.

3. Pemerintah
a. Menyusun dan menetapkan berbagai standar dan pedoman yang
terkait penyelenggaraan Puskesmas.
b. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor di tingkat pusat
c. Melaksanakan sosialisasi & advokasi
d. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga di Dinas
Kesehatan Provinsi
e. Memberikan dukungan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan atau
Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan
fungsi Puskesmas, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

II. PUSKESMAS RAWAT INAP


1. Definisi:
Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan
sumber daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2. Ketentuan umum:
a. Puskesmas yang menjadi Puskesmas rawat inap merupakan
Puskesmas yang letaknya strategis terhadap Puskesmas non
rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
disekitarnya, yang dapat dikembangkan menjadi pusat rujukan
antara atau pusat rujukan.
b. Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasus-
kasus yang lama rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang
memerlukan perawatan lebih dari 5 (lima) hari harus dirujuk ke
rumah sakit, secara terencana.
c. Harus dilengkapi dengan sumber daya untuk mendukung
pelayanan rawat inap, sesuai dengan ketentuan.
d. Puskesmas di kawasan perkotaan dapat menyelenggarakan
pelayanan rawat inap dengan jumlah tempat tidur paling banyak
5 (lima) tempat tidur.
e. Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil, dan sangat
terpencil dapat menyelenggarakan pelayanan rawat inap dengan
jumlah tempat tidur paling banyak 10 (sepuluh) tempat tidur.
Dalam kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibilitas, jumlah tempat
tidur di Puskesmas di kawasan perdesaan, terpencil dan sangat
terpencil dapat ditambah, dengan tetap mempertimbangkan
ketersediaan sumber daya yang ada.
3. Fungsi:
Sebagai pusat rujukan dan rujukan antara bagi dari Puskesmas
non rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya yang ada di sekitarnya, sebelum dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan.
4. Kegiatan:
a. Merawat penderita yang memerlukan rawat inap secara tuntas
sesuai standar operasional prosedur dan standar pelayanan.
b. Merawat penderita gawat darurat secara tuntas ataupun
merawat sementara dalam rangka menstabilkan kondisi sebelum
dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan, sesuai standar
operasional prosedur dan standar pelayanan.
c. Observasi penderita dalam rangka diagnostik.
d. Pertolongan persalinan normal dan atau persalinan dengan
penyulit, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Di Puskesmas Perdesaan, Terpencil dan Sangat Terpencil, yang
jauh dari rujukan, Puskesmas diberi kewenangan tambahan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Langkah-langkah persiapan peningkatan Puskesmas non rawat


inap menjadi Puskesmas rawat inap:
1) Perencanaan
Perencanaan pengembangan Puskesmas rawat inap tidak bisa
terpisah dari mekanisme perencanaan kesehatan yang
dilakukan melalui 2 (dua) tahap yaitu: (1) tahap persiapan; dan
(2) tahap analisis situasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap persiapan
antara lain:
a. lokasi/distribusi Puskesmas yang akan dikembangkan
menjadi Puskesmas rawat inap dan area cakupannya
dengan mempertimbangkan:
Penyebaran penduduk
Akses penduduk terhadap Puskesmas
Sumber daya Puskesmas yang ada
Jarak dengan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di sekitarnya dan fasilitas kesehatan rujukan.
b. Menyusun kebijakan di tingkat Kabupaten/Kota:
Sistem rujukan di daerah (regionalisasi pelayanan
kesehatan)
Regulasi Penempatan Tenaga
Perlindungan Hukum

Sedangkan tahap analisa situasi, dimaksudkan untuk


memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan
yang dihadapi Kabupaten/Kota melalui proses analisis
terhadap data yang dikumpulkan.

2) Sosialisasi dan advokasi


Sasaran utama kegiatan ini adalah para pengambil keputusan
atau pengambil kebijakan pada masing-masing tingkat
administrasi pemerintah untuk mendapat dukungan dalam
pengembangan Puskesmas rawat inap. Pihak-pihak yang harus
dilibatkan secara aktif seperti Pemerintah Daerah, Rumah Sakit
Kabupaten/Kota, Organisasi Profesi, Lembaga Swadaya
Masyarakat, lintas sektor dan lintas program terkait serta
perwakilan dari masyarakat.
Hal yang perlu diadvokasikan antara lain penyebab kematian
ibu dan bayi baru lahir berdasarkan hasil analisa data
Puskesmas, konsep penanganan komplikasi dan sistem
rujukan, kebutuhan bagi pengembangan Puskesmas rawat inap
dan bagaimana pemenuhannya, serta bentuk dukungan lintas
sektor dan lintas program yang diperlukan dalam
pengembangan Puskesmas rawat inap.

3) Diseminasi
Maksud diseminasi adalah agar semua pihak yang terkait
dengan Puskesmas rawat inap mempunyai persepsi yang sama
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam pengembangan
rawat inap. Diseminasi juga dimaksudkan untuk menggalang
komitmen lintas program melalui pertemuan-pertemuan yang
melibatkan Pemerintah Daerah Kebupaten/Kota, Rumah Sakit
serta Lintas Sektor terkait.
Jenis diseminasi yang harus dilakukan antara lain mengenai
upaya yang mendorong masyarakat agar memanfaatkan
pelayanan kesehatan ibu baik di bidan di desa maupun di
Puskesmas, serta upaya pemberdayaan masyarakat untuk
mengenali tanda bahaya/risiko tinggi penyakit. Selain itu, perlu
dibangun kesepakatan dan komitmen dari Lintas Program (LP)
melalui pertemuan antar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
RS Daerah. Di kabupaten/kota perlu dilakukan analisis
tentang keadaan pelayanan kesehatan dari aspek cakupan
pelayanan, ketenagaan, serta perkiraan kebutuhan obat dan
sarana pelayanan di kabupaten/kota tersebut

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

NAFSIAH MBOI

Anda mungkin juga menyukai