BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
2
Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang peraturan tentang pedoman Pusat Kesehatan
Masyarakat dalam Penyusunan Masterplan Pembangunan Puskesmas Pembantu Wonorejo UPTD
Puskesmas Banyuputih.
7) Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit- langit minimal 2,80
m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan kemiringannya
tidak melebihi 7°.
C. Sistem sanitasi
system sanitasi puskesmas terdiri dari system air bersih, system pembuangan air
kotor, dan limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan
1) system air bersih
system air bersih direncanakan sesuai dengan sumber air bersih dan system
pengalirannya. Sumber air bersih diperoleh langsung dari sumber air
berlangganan dengan baku mutu yang memenuhi dan sesuai dengan
ketentuan.
2) system penyaluran air kotor/ limbah
tersedia pemgolahan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan,
saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah, dan dilengkapi
penutup bak control untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1%. Di dalam
saluran penyaluran air kotor disediakan penyaring lemak untuk menyaring
kotoran/ lemak
3) system pembuangan limbah infeksius dan non infeksius
system pembuangan limbah infeksius dan non infeksisus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas pewadahan, tempat
penampungan sementara, dan pengolahannya
D. Sistem Kelistrikan
system kelistrikan direncanakan dengan mempertimbangkan letak penempatan
yang harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara dan tidak membahayakan
lingkungan. Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah 2200VA dan
untuk sumber daya darurat 75% dari sumber listrik normal. Selain itu diperlukan
adanya pertimbangan sumber daya listrik darurat diperoleh dari generator listrik
dan UPS.
E. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi dilingkup dan keluar
Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di Puskesmas. Alat komunikasi
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Kelurahan Mimbaan
Kelurahan Ardirejo
Desa Battal
Desa Juglangan
Perdesaan Desa Kayuputih
Desa Klampokan
Desa Panji Kidul
Desa Tenggir
6 SUBOH Desa Suboh
Perkotaan
Desa Buduan
Desa Cemara
Desa Dawuan
Desa Ketah
Perdesaan
Desa Mojodungkul
Desa Gunung Malang
Desa Gunung Putri
7 SUMBERMALANG Perkotaan Desa Tlogomas
Desa Alas Tengah
Desa Baderan
Desa Kalirejo
Desa Plalangan
Perdesaan
Desa Sumberargo
Desa Taman
Desa Tamankursi
Desa Tamansari
8 ASEMBAGUS Desa Asembagus
Desa Awar-awar
Perkotaan Desa Gudang
Desa Perante
Desa Trigonco
Desa Bantal
Desa Kedung Lo
Perdesaan Desa Kertosari
Desa Mojosari
Desa Wringinanom
9 BANYUGLUGUR Desa Banyuglugur
Perkotaan
Desa Kalianget
Desa Kalisari
Desa Lubawang
Perdesaan Desa Selobanteng
Desa Telempong
Desa Tepos
10 BANYUPUTIH Desa Banyuputih
Perkotaan
Desa Sumberejo
Desa Sumberanyar
Perdesaan desa Sumberwaru
Desa Wonorejo
11 BESUKI Desa Besuki
Desa Bloro
Perkotaan Desa Demung
Desa Jetis
Desa Kalimas
Perkotaan /
No Kecamatan Desa/ Kelurahan
Perdesaan
Desa Langkap
Desa Pesisir
Desa Blimbing
Perdesaan Desa Sumberejo
Desa Widoropayung
12 BUNGATAN Desa Bungatan
Desa Bletok
Desa Mlandingan
Perkotaan
Wetan
Desa Pasir Putih
Desa Selowogo
Desa Patemon
Perdesaan
Desa Sumber Tengah
13 KENDIT Desa Balung
Perkotaan Desa Kendit
Desa Klatangan
Desa Bugemn
Desa Kukusan
Perdesaan
Desa Rajekwesi
Desa Tambak Ukir
14 MANGARAN Desa Mangaran
Perkotaan Desa Tanjung Glugur
Desa Tanjung Kamal
Desa Semiring
Perdesaan Desa Tanjung Pecinan
Desa Terbungan
15 MLANDINGAN Desa Mladingan Kulon
Perkotaan Desa Selomukti
Desa Sumber Pinang
Desa ALas Banyur
Desa Campoan
Perdesaan
Desa Sumber Anyar
Desa Trebungan
16 PANARUKAN Desa Kilensari
Perkotaan
Desa Paowan
Desa Alasmalang
Desa Duwet
Desa Gelung
Perdesaan
Desa Peleyan
Desa Sumberkolok
Desa Wringinanom
17 SITUBONDO Kelurahan Dawuhan
Kelurahan Patokan
Perkotaan
Desa Kotakan
Desa Talkadang
Desa Kalibagor
Perdesaan
Desa Olean
Sumber : RTRW Kabupaten Situbondo 2011 - 2031
fauna yang langka seperti babi, kijang, merak , ayam dan rusa , untuk menjaga
kelestariannya akan diarahkan pada pengelolaan obyek wisata alam yaitu out
bond, hiking, adventure dan jogging, dimana kedua arahan tersebut bersifat
alam dan untuk mendukung akan di bangun jalan setapak serta fasilitas
penginapan.
2) Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan
Bawahannya.
Rencana pengelolaan kawasan resapan air ini adalah:
a) Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi melalui
pengembangan vegetasi tegakan tinggi yang mampu memberikan perlindungan
terhadap permukaan tanah dan mampu meresapkan air ke dalam tanah;
b) Penetapan fungsi lindung di wilayah Taman Nasional Baluran;
c) Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
d) Peningkatan fungsi lahan melalui pengembangan hutan rakyat yang
memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan hasil buah bukan kayu, dan
vegetasi yang menjadi tempat kehidupan berbagai satwa;
e) Meningkatkan kegiatan pariwisata alam (misalnya mendaki gunung, out bond,
camping) terutama di Kecamatan Arjasa Arjasa sekaligus menanamkan
gerakan cinta alam; serta
f) Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat embung, cekungan tanah,
bendung) sehingga kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air yang
lebih tinggi.
3) Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat berfungsi untuk melindungi kelestarian suatu
manfaat atau suatu fungsi tertentu, baik yang merupakan bentuk alami maupun
buatan, disekitar wilayah perairan yaitu sekitar: mata air, waduk/ danau, sungai,
dan pantai.
1) Sempadan pantai
Adapun kecamatan di Kabupaten Situbondo yang merupakan daerah
pesisir yang juga merupakan kawasan sempadan panatai adalah
Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Bungatan, Mlandingan, Kendit,
Panarukan, Mangaran, Kapongan, Arjasa, Jangkar, Asembagus,
Banyuputih. Dari pantai yang ada di Kabupaten Situbondo maka
terhadap mata air. Upaya perlindungan mata air tersebut dilakukan dengan
pembatasan kegiatan sekitarnya, adapun sebaran mata air di Kabupaten
Situbondo adalah :
Kecamatan Jatibanteng 11 Titik.
Kecamatan Banyuglugur 5 Titik.
Kecamatan Suboh 5 Titik.
Kecamatan Mlandingan 5 Titik.
Kecamatan Bungatan 2 Titik.
Kecamatan Kendit 8 Titik.
Kecamatan Arjasa 8 Titik.
Kecamatan Jangkar 4 Titik.
Kecamatan Asembagus 3 Titik.
Kecamatan Sumber Malang 13 Titik.
c) Untuk melindungi mata air tersebut dengan melakukan pembatasan kegiatan
disekitarnya, dengan menetapkan sempadan kawasan mata air minimum
berjari-jari 200 m.
d) Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air minum atau
irigasi;
e) Pengelolaan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup tanah/
ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi terhadap air; serta
f) Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara langsung untuk
bangunan yang tidak berhubungan dengan konservasi mata air.
6) Kawasan Pantai Berhutan Bakau
a) Kawasan pantai berhutan bakau yang jaraknya dari garis air surut terendah ke
arah darat sebesar 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan
terendah tahunan. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Situbondo
berada sepanjang pantai di Kecamatan Banyuglugur, Besuki, Suboh,
Mlandingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Kapongan, Mangaran, Arjasa,
Jangkar, Asembagus dan kekuatan ikatan tanah terutama pada daerah aliran
air
b) Menambah dan memperbaiki plengsengan/ penahan yang rusak.
c) Memperketat pemberian ijin bangunan dan pengontrolan penggunaan tanah.
7) Taman Nasional.
buah seperti durian, kopi; bunga seperti cengkeh, dan getahnya seperti
karet dan pinus; serta
Selanjutnya pada daearah aliran sungai yang umumnya memiliki kontur
tajam atau terjal juga merupakan kawasan yang mudah terkena longsor.
Untuk ini diperlukan pengelolaan DAS dengan membuat terasering
dan penanaman tanaman keras produktif bersama masyarakat. Mengingat
kawasan sepanjang das ini sekaligus merupakan kawasan penyangga untuk
mencegah pendangkalan waduk yang disebabkan oleh longsor dan erosi,
maka upaya penamanam vegetasi yang berkayu dengan tegakan tinggi juga
haruis diikuti oleh pengembangan tutupan tanah atau ground cover yang
juga memiliki fungsi ekonomi seperti rumput gajah yang dapat digunakan
untuk pakan ternak.
b) Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Banjir
Upaya penanganan/pengelolaan daerah rawan ombak besar, meliputi:
Penanaman hutan bakau pada kawasan yang potensial;
Pengembangan fungsi lindung pada kawasan sepanjang sempadan pantai;
Pembatasan kegiatan perkotaan dan perdesaan dan kegiatan masyarakat
pada kawasan yang datar dan berdekatan dengan pantai, yang mempunyai
resiko terkena ombak besar;
Pada kawasan yang terletak atau berdekatan dengan pantai
dikembangkan dengan kaidah tata bangunan yang bisa meredam dan
mengarahkan tata air jika terjadi tsunami. Kawasan permukiman ini juga
harus dilengkapi dengan kawasan untuk evakuasi dalam waktu singkat;
Pembangunan fisik dan orientasi bangunan yang perlu
mempertimbangkan besarnya kekuatan angin.
2.2.2.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
1) Kawasan Peruntukkan Hutan Produksi
Upaya pengelolaan kawasan hutan produksi meliputi :
a) Pengolahan hasil hutan sehingga memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dan
memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak;
b) Peningkatan partisipasi masyarakat sekitar hutan melalui pengembangan
pengelolaan hutan bersama rakyat (PHBM) dan hutan rakyat (di luar kawasan
hutan);
Kecamatan Panji.
Kecamatan Kendit.
Jaringan irigasi Sampean Baru Luas areal 5,114 ha, meliputi Kecamatan :
Kecamatan Kapongan.
Kecamatan Panji.
Kecamatan Arjasa.
Kecamatan Jangkar.
Kecamatan Asembagus.
Kecamatan Banyuputih.
Jaringan Irigasi Banyuputih dengan Luas areal 3,730 ha, meliputi
Kecamatan :
Kecamatan Banyuputih.
Kecamatan Asembagus.
Kecamatan Jangkar.
Jaringan Irigasi Nangger dengan Luas areal 2,433 ha, meliputi Kecamatan
:
Kecamatan Suboh.
Kecamatan Mlandingan.
Kecamatan Bungatan.
Jaringan Irigasi Bayeman Luas areal 788 ha, meliputi Kecamatan :
Kecamatan Arjasa.
Jaringan Irigasi Dawuhan dengan Luas areal 903 ha, meliputi Kecamatan :
Kecamatan Suboh.
Kecamatan Besuki.
Jaringan Irigasi Nogosromo dengan Luas areal 554 ha, meliputi
Kecamatan :
Kecamatan Jatibanteng.
Kecamatan Besuki.
Rencana pengembangan tanaman pangan palawija, yaitu jagung berdasarkan
skala prioritas berturut-turut adalah Banyuglugur, Jatibanteng, Besuki, Suboh,
Mladingan, Bungatan, Kendit, Panarukan, Situbondo, Panji, Kapongan, Arjasa,
Jangkar, Asembagus, Mangaran, Banyuputih, dan Sumbermalang. Rencana
Pengelolaan kedele berdasarkan skala prioritas berturut-turut adalah Suboh,