PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah terciptanya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk, agar dapat terwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam rumusan tersebut tersirat cita-cita
untuk lebih meratakan Pembangunan Kesehatan disamping lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan agar derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan ayat 2 menyebutkan setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Untuk memenuhi hak setiap orang tersebut
pemerintah mempunyai kewajiban. Kewajiban tersebut termaksuk dalam undang-undang tersebut
pasal 16 yang menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di
bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Sumber daya yang dimaksud adalah sumberdaya yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan termasuk pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peran penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya
kesehatan. Penyelenggaraan Pusat Kesehatan masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatkan
aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat masyarakat
serta menyukseskan program jaminan sosial nasional.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Visi pembangunan kesehatan yang diformulasikan dengan Visi Indonesia Sehat dengan
MDGs adalah gambaran masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Daerah Kabupaten
Halmahera Timur khususnya di masa depan, dimana masyarakat hidup dalam lingkungan yang bersih
dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta
secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Salah satu unsur
penting untuk terwujudnya visi tersebut yaitu terwujudnya kemandirian masyarakat di bidang
kesehahtan menuju Kecamatan Kota Maba Sehat.
B. TUJUAN
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni meningkatkan
kesadaraan,kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah Puskesmas Mabapura.
A. GEOGRAFIS
Puskesmas Mabapura secara geografis memenuhi standar karena tidak di lokasi berbahaya, yaitu :
1. Tidak di tepi lereng.
2. Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor.
3. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badah air yang dapat mengikis pondasi.
4. Tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif.
5. Tidak di daerah rawan tsunami.
6. Tidak di daerah rawan banjir.
7. Tidak dalam zona topan.
8. Tidak di daerah rawan badai.
C. KONTUR TANAH
Puskesmas Mabapura mempunyai kontur yang tanah yang cukup baik. Karena kontur tanah
mempunyai pengaruh penting pada perencanaan struktur, sehingga sudah dipilih sebelum
perencanaan awal dimulai. Selain itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan system
drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.
D. FASILITAS PARKIR
Fasilitas parkir Puskesmas Mabapura cukup memadai, telah tersedia parkir roda dua maupun roda
empat yang disendiri-sendirikan antara parkir karyawan dan pasien pengunjung. Perencanaan dan
perencanaan prasarana parkir cukup penting karena prasarana parkir kendaraan akan menyita banyak
lahan. Kapasitas parkir Puskesmas Mabapura sudah memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi,
sosial dan ekonomi daerah setempat.
E. FASILITAS KEAMANAN
Puskesmas Mabapura sudah melakukan perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat
penting untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan minimal. Fasilitas Keamanan
yang ada di Puskesmas Mabapura antara lain berupa pagar keliling pekarangan Puskesmas dan Pos
Penjaga Puskesmas.
H. KONDISI LAINNYA
Puskesmas Mabapura Merupakan Puskesmas Yang Terletak di Kecamatan Kota Maba Kabupaten
Halmahera Timur
Dengan Batas Wilayah:
Tepatnya Pada Tahun ....... Jumlah Penduduk Di Pusat Kota Maba Sudah Memenuhi Standar
Pembangunan Sebuah Puskesmas Maka Pemerintah Mendirikan Sebuah Bangunan Puskesmas Perawatan
Buli Luas Tanah 262 Km Dengan Wilayah Kerja Seluruh Kecematan Maba Dengan Luas 408,50 Km 2 ,
Secara Administrasi Pemerintah Terbagi Atas 1 Kecamatan Dan 10 Desa.
GAMBAR BANGUNAN
PERUMAHAN DOKTER
D. DESAIN
1. Tata letak pelayanan pada bangunan Puskesmas Perawatan Buli sudah diatur dengan
memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Tata letak ruangan sudah diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikan zona infeksius dan
non infeksius.
3. Zona berdasarkan privasi kegiatan:
a. Area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar Puskesmas,
misalnya ruang pendaftaran.
b. Area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luas
puskesmas, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya
laboratorium, ruang rapat/diskusi.
C. Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas, misalnya ruang
sterilisasi, ruang rawat inap.
4. Zona berdasarkan pelayanan:
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan pencapaian antar ruang yang
saling memiliki hubungan fungsi, misalnya:
a. Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga petugas.
b. Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan dengan sistem rawat
gabung.
Berdasarkan standar dari Kementerian Kesehatan, ratio jumlah penduduk dengan puskesmas
adalah 1 : 30.000 orang. Puskesmas Perawatan Buli melayani wilayah sebanyak 10 desa yaitu Wayafli,
Buli Asal, Buli Karya, Teluk Buli, Sailal, Buli, Geltoli, Gamesan,Baborino, dan Pekaulang dengan jumlah
penduduk sebanyak 10.629 jiwa.
Dengan melayanan penduduk sejumlah 10.629 jiwa berarti cakupan pelayanan Puskesmas Sentolo
I masih 35.4% dari standar. Artinya Puskesmas Kalibawang belum melebihi kapasitas yang dipersyaratkan
oleh Kementerian Kesehatan.
Adapun jumlah penduduk masing-masing Desa adalah sehagai berikut:
Jiwa
No Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Wayafli 510 394 904
2 Buli Asal 566 565 1.131
3 Kuli Karya 747 714 1.465
4 Teluk Buli 324 327 651
5 Sailal 1.050 950 2000
6 Buli 1.002 1095 2.097
7 Geltoli 661 533 1.191
Berdasarkan analisis lokasi Puskesmas, Bangunan Puskesmas dan Rasio jumlah penduduk dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Lokasi Puskesmas Perawatan Buli memenuhi pesyaratan pembangunan Puskesmas.
2. Bangunan Puskesmas Perawatan Buli memenuhi persyaratan baik dari segi tata ruang maupun
desainnya.
3. Rasio jumlah penduduk dengan Puskesmas memenuhi persyaratan untuk didirikannya Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pembangunan Puskesmas Perawatan Buli sangat
memungkinkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata bagi masyarakat,
utamanya Kecamatan Maba.
Demikian, analisis yang kami lakukan. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan analisis ini.
Serlyan Hukom,SKM
NIP. 19680317 200212 2 004