Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KOTA KENDARI

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS POASIA
Jl. Bunggasi, No. Telp. (0401) 3193 670, Kendari.
e-mail : puskesmaspoasia19@gmail.com

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN
DAN REHABILITASI PUSKESMAS POASIA
DENGAN MEMPERHATIKAN KEBUTUHAN
MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep kesehatan yang ada di masyarakat Indonesia selalu


berhubungan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang menjadi penentu
bagaimana masyarakat menetapkan kesehatannya sebagai modal dalam
pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Kebutuhan pelayanan kesehatan
yang akan menentukan derajat kesehatan sebagaimana yang diisyaratkan
oleh Bloom menjadi kebutuhan utama yang ditunjang oleh pemenuhan
fasilitas pelayanan kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah
satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.
Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat ditata untuk meningkatkan
aksesibilitas, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan dalam rangka
meningkatkan derajat masyarakat serta menyukseskan program jaminan
sosial nasional.
Untuk pemenuhan puskesmas seperti yang diharapkan oleh
masyarakat, maka harus dilakukan telaah, apakah puskesmas tersebut sudah
sesuai dengan standar yang diharapkan dan dibutuhkan masyarakat. Telaah
yang dimaksud adalah dengan melakukan Penelitian dan Pengamatan berupa
Studi Kelayakan yang akan menentukan bagaimana hakikat puskesmas
yang sesungguhnya. Studi kelayakan ini diharapkan sebagai gambaran
puskesmas sehingga apabila ada hal-hal yang perlu diperbaiki atau
ditingkatkan, maka akan menjadi lebih mudah dalam pelaksanaannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1.Maksud

Studi Kelayakan ini bermaksud menjabarkan keadaan Puskesmas Poasia


sebagai syarat untuk menjadi Puskesmas Induk dengan status Unit
Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPTD) Kota Kendari yang menjadi
bagian dari Pemerintah Kota Kendari.
2.Tujuan

1) Memperoleh gambaran keadaan Puskesmas P o a s i a sebagai syarat


pemenuhan kebutuhan masyarakat
2) Mengetahui urgensi kebutuhan masyarakat akan Puskesmas Poasia
sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan
3) Mengetahui kelayakan Puskesmas Poasia sebagai Puskesmas dengan
status UPTD
BAB II

PENETAPAN PUSKESMAS PANCASAN

Puskesmas Poasia terletak di Kelurahan Wundumbatu Kecamatan


Poasia. Secara geografis wilayah administratif Puskesmas Poasia terdiri atas 5
(Lima) kelurahan yaitu Kelurahan Anduonohu, Anggoeya, Anduonohu,
Matabubu dan Rahandouna kelurahan ini berdasarkan pertimbangan :
A. Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPT)
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 adalah puskesmas Induk dengan konsep wilayah
yang mencakup suatu kecamatan, apabila dalam satu kecamatan ditetapkan
lebih dari satu puskesmas, maka harus ada pembagian wilayah yang
mecakup wilayah di bawah kecamatan yaitu kelurahan.

B. Rencana pengembangan Puskesmas Poasia untuk memiliki Fasilitas


Pelayanan Kesehatan yang optimal, hal ini akan memudahkan
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih maksimal
karena memiliki sarana puskesmas yang memadai, dan akan lebih
dikembangkan dan dilengkapi sumber dayanya. Selain itu penetapan ini
juga akan memberikan kelancaran akses dan mempercepat pengurusan
administrasi kesehatan seperti rujukan, keterangan kesehatan serta
meningkatkan koordinasi dengan sektor terkait lainnya. Kebutuhan
pelayanan kesehatan wilayah kerja Puskesmas yang cukup tinggi.
C. Batas-batas Puskesmas Poasia sesuai dengan geografis adalah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
Batas-batas ini menunjukkan bahwa lingkup wilayah Puskesmas Poasia
berada dalam wilayah yang dapat diakses dan dapat dijangkau.
D. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Poasia pada tahun 2020
sebanyak 37.159 jiwa yang tersebar di 5 (lima) wilayah Kelurahan.
BAB III
PERSYARATAN PUSKESMAS

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, maka


persyaratan untuk didirikannya suatu Puskesmas adalah :

A.Persyaratan Lokasi Puskesmas

a. Geografis

Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu:

1) tidak di tepi lereng;

2) tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah longsor;

3) tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang dapat mengikis
pondasi;

4) tidak di atas atau dekat dengan jalur patahan aktif;

5) tidak di daerah rawan tsunami;

6) tidak di daerah rawan banjir;

7) tidak dalam zona topan;

8) tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.

b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi

Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat


dan dapat diakses dengan mudah menggunakan transportasi umum.
Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalur-jalur yang aksesibel untuk
penyandang disabilitas.

c. Kontur Tanah

Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada perencanaan


struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai.
Selain itu kontur tanah juga berpengaruh terhadap perencanaan sistem
drainase, kondisi jalan terhadap tapak bangunan dan lain-lain.

d. Fasilitas parkir.

Perancangan dan perencanaan prasarana parkir cukup penting karena


prasarana parkir kendaraan akan menyita banyak lahan. Kapasitas parkir
harus memadai, menyesuaikan dengan kondisi lokasi, sosial dan
ekonomi daerah setempat.
e. Fasilitas Keamanan.

Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat penting untuk


mendukung pencegahan dan penanggulangan keamanan minimal
menggunakan Pagar.
f. Ketersediaan utilitas publik
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan membutuhkan
air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur telepon.
Pemerintah daerah harus mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia
untuk kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai sumber
daya yang ada pada daerahnya.
g. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk pengelolaan
kesehatan lingkungan antara lain air bersih, pengelolaan limbah B3
seperti limbah padat dan cair yang bersifat infeksius dan non infeksius
serta pemantauan limbah gas/udara dari emisi incinerator dan genset.
h. Kondisi lainnya
Puskesmas tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
B. Persyaratan Bangunan Puskesmas

1. Arsitektur Bangunan

a. Tata Ruang Bangunan

1) Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai


fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi


yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota dan/Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) yang bersangkutan.

3) Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah:

a) Ditetapkan nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal


untuk Puskesmas adalah 60%.
b) Ditetapkan nilai Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal
untuk Puskesmas adalah 1,8.
c) Ditetapkan nilai Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal untuk
Puskesmas adalah 15%.
d) Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sempadan Pagar
(GSP).
b. Desain
1) Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur
dengan memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas
pelayanan kesehatan.
2) Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
3) Zona berdasarkan privasi kegiatan:
a) area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran.
b) area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan
langsung dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya
merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik,
misalnya laboratorium, ruang rapat/diskusi.
c) area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung
Puskesmas, misalnya ruang sterilisasi, ruang rawat inap.
4) Zona berdasarkan pelayanan:

Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan


pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi,
misalnya:
a) Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang
jaga petugas.
b) Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan
dengan sistem rawat gabung.
5) Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua
bagian bangunan.
6) Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obat-
obatan khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh
terputus.
7) Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit
minimal 2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat
perbedaan ketinggian permukaan pijakan, maka dapat menggunakan
ram dengan kemiringannya tidak melebihi 7°.
BAB IV

KELAYAKAN PUSKESMAS POASIA

Sesuai dengan syarat untuk mendirikan dan menyelenggarakan Puskesmas


berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, maka Puskesmas Poasia telah cukup
layak dengan penilaian berdasarkan :
1. Pemenuhan persyaratan baik persyaratan Geografis maupun persyaratan
bangunan dimana Puskesmas Poasia berada dalam kawasan daerah yang stabil,
telah terpenuhi secara geografis.
2. Ketersediaan sumberdaya telah memenuhi standar sebagaimana yang
disyaratkan oleh Permenkes 75 Tahun 2014, dan diharapkan akan terpenuhi
seluruhnya, ketersediaan sumber daya sampai saat ini adalah sebagai berikut :
a. Sumber daya manusia kesehatan yang bersumber dari masyarakat yang terdiri
atas :
 25 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

 9 Pos Bimbingan Terpadu (Posbindu)

 104 orang Kader Kesehatan

b. Sumber daya manusia kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Poasia, yang
saat pembuatan profil ini terdiri atas :
 Gedung Puskesmas Poasia didirikan pada bulan Juli 1973 diatas tanah seluas
4.032M2 sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Kendari.
 Sarana dan prasarana, Gedung dilengkapi dengan daya Listrik Rawat Inap
7.700 Watt, Rawat Jalan 11.000 Watt, Poned 5.500 watt, Air Bersih
bersumber dari PDAM dan Sumur, Tempat parkir roda dua dan roda empat
serta dilengkapi dengan peralatan medis untuk pengobatan umum dan
pengobatan gigi (dental unit)
 Tenaga Kesehatan Analisis ratio jumlah tenaga kesehatan
dibanding dengan jumlah penduduk di wilayah puskesmas Poasia.

No Tenaga Jumlah Rasio


1 Dokter 6 0.016
2 Dokter Gigi 2 0.005
3 Perawat 48 0.129
4 Bidan 37 0.100
5 Kesling 5 0.013
6 Epid 9 0.024
7 Promkes 1 0.003
8 Gizi 9 0.024
9 Analis 4 0.011
10 Adminkes 5 0.013
11 Perawat gigi 2 0.005
12 Asisten Apoteker 4 0.011
13 Apoteker 1 0.003
14 Administrasi 18 0.048
Jumlah 151 0.406

Sumber daya Manusia Kesehatan perbandingannya adalah 1 orang tenaga


kesehatan di wilayah pusksmas melayani 246 jiwa penduduk di wilayah
puskesmas Poasia.
Sedangkan untuk ratio jumlah penduduk dibandingkan jumlah dokter di
wilayah adalah sebagai berikut :
a. jumlah penduduk 5 kelurahan = 37.159 jiwa

b. jumlah dokter di wilayah = 6

c. Ratio = jumlah penduduk : jumlah dokter di wilayah

= 37.159 : 6

= 6.194 : 1
BAB V
KESIMPULAN

Dengan telah dilakukan uji kelayakan terhadap Puskesmas Poasia sebagai


Puskesmas Induk, maka dapat disimpulkan :
1. Puskesmas Poasia telah memiliki kesiapan dari segi persyaratan geografis tetapi
belum memenuhi persyaratan bangunan sesuai dengan Permenkes Nomor 75
Tahun 2014
2. Puskesmas Poasia sangat dibutuhkan oleh Masyarakat di wilayah sebagai
Pusat pelayanan kesehatan yang akan menyediakan layanan kesehatan yang lebih
maksimal, terkonsentrasi, mendukung kemudahan akses baik dari segi teknis
maupun administratif terhadap penyelenggaraan kesehatan
3. Puskesmas Poasia akan bersinergi dengan Puskesmas lainnya dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayahnya Kota Kendari.
4. Sumber daya Manusia Kesehatan perbandingannya adalah 1 orang tenaga
kesehatan di wilayah pusksmas melayani 246 jiwa penduduk di wilayah
puskesmas Poasia.
Sedangkan untuk ratio jumlah penduduk dibandingkan jumlah dokter di wilayah
adalah sebagai berikut :
 jumlah penduduk 5 kelurahan = 37.159 jiwa

 jumlah dokter di wilayah = 6

 Ratio = jumlah penduduk : jumlah dokter di wilayah

= 37.159 : 6

= 6.194 : 1

Kesimpulannya adalah 1 orang dokter melayani 6.194 jiwa penduduk di wilayah


puskesmas Poasia. Sedangkan menurut aturan, 1 orang dokter harusnya melayani
5.000 jiwa penduduk. Untuk ratio wilayah sudah terpenuhi kebutuhan
dokternya
5. Menurut aturan dari WHO, fasilitas pelayanan kesehatan layak berdiri jika sudah ada
13.000 penduduk di wilayah tersebut dan menurut undang- undang dan peraturan
BPJS, fasilitas kesehatan layak berdiri jika sudah ada lebih dari 5.000 penduduk.
Kesimpulannya puskesmas Poasia sudah layak melakukan pembenahan karena
sudah memenuhi kriteria-kriteria tersebut di atas untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai