Anda di halaman 1dari 16

PERANCANGAN

KAWASAN RUMAH
SAKIT “BONNE
SANTE HOSPITAL”

Oleh :
Kelompok Pengembangan Fasilitas Kesehatan
M. Refardian Imaduddin 15416003
Zalfa Fadilla Anjani 15416017
Martha J. S. Mendrofa 15416025
Fajar F. S. Kartasasmita 15416041
Gabriel Bagas H. M. 15416047
Septyani Tri Erlida 15416095

Dosen :
Dr. RM. Petrus Natalivan Indradjati ST., MT.

Asisten:
Tika Savitri Deddy Hasan, ST., MA.

PROGRAM STUDI
Proposal Pengembangan Kawasan PERENCANAAN WILAYAH
PL 4112 Perancangan Kota DAN KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI
BANDUNG
2019

1
LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk fasilitas kesehatan yang sangat krusial
untuk setiap lapisan masyarakat. Berdasarkan Kemenhukam no. 1644 tahun 2016, setiap
daerah harus memiliki minimal satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan rasio 1
tempat tidur rumah sakit dibandingkan 1000 jumlah penduduk. Di Kota Bandung sendiri
terdapat 2.490.622 penduduk dengan 34 rumah sakit yang melayaninya. Tentunya rumah
sakit yang baik adalah rumah sakit yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menimbang karakteristik Kota Bandung sebagai metropolitan dan ibukota provinsi,


jelas sekali bahwa dibutuhkan rumah sakit terpadu dengan spesialisasi yang lengkap dan
fasilitas yang mumpuni yang dapat memenuhi kebutuhan semua orang. Terlebih lagi,
adanya dukungan konektivitas berupa kereta api dan bandara yang menghubungkan Kota
Bandung secara domestik maupun internasional mendorong potensi Kota Bandung untuk
mengembangkan sebuah rumah sakit terpadu yang bisa menjadi tempat berobat pasien
lokal maupun mancanegara.

Tapi, membuat rumah sakit dengan pelayanan terpadu saja tidak cukup untuk
betul-betul memenuhi kebutuhan masyarakat, selain terpadu rumah sakit juga harus
memiliki karakteristik berwawasan lingkungan (green hospital). Nyatanya dari ke-34 rumah
sakit di Kota Bandung belum ada rumah sakit yang menerapkan prinsip green hospital yang
mampu merespon isu keberlanjutan dan pengadaan pelayanan kesehatan yang berwawasan
lingkungan.

Green hospital sendiri mengandung berbagai macam prinsip di dalamnya seperti


yang dirumuskan pada Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) di
Indonesia yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Di antara
beberapa dari persyaratan teknis dari prinsip green hospital ialah adanya ruang terbuka
hijau, adanya akses ke fasilitas umum, adanya area parkir sepeda, adanya upaya
perubahan iklim mikro dengan pengadaan komponen green roof, dan bahkan adanya taman
penyembuhan berupa roof garden. Hal-hal tersebut belum terdapat pada rumah sakit yang
ada di Kota Bandung. Bahkan permasalahan-permasalahan seperti akses yang kurang, lahan
parkir yang minim, dan bangunan gedung yang tidak mendukung penyembuhan pasien
masih menjadi problematika yang dapat ditemui di berbagai rumah sakit di Kota Bandung.

2
TUJUAN PEKERJAAN
Tujuan perencanaan tapak kawasan fasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Merencanakan pengembangan tapak kawasan fasilitas kesehatan seluas 5,95 ha dengan
mempertimbangkan:
a. Visi, Misi, dan Tema Pengembangan
b. Lokasi, kesesuaian fungsi dengan lokasi serta karakteristik tapak
c. Fungsi utama kegiatan lokal pengembangan
2. Menyajikan produk rancangan dalam bentuk:
a. Gambar
b. Maket
c. Laporan
d. Presentasi Lisan

DESKRIPSI LOKASI DAN TAPAK PERANCANGAN


Lokasi tapak yang dipilih adalah Kompleks Rumah Sakit Immanuel yang berlokasi di Jl. KH.
Wahid Hasyim No.161, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloakidul, Kota Bandung.
Dalam tataran spasial Kota Bandung, titik lokasi tapak terletak di barat daya mendekati
pusat (tengah) dari Kota Bandung. Berikut merupakan gambaran terkait titik lokasi tapak
dalam skala kota.
Gambar 1. Peta Titik Lokasi Tapak

Sumber: Hasil Analisis, 2019

3
Untuk delineasi tapak, kawasan yang akan dirancang adalah zona yang ditarik batas utara
Kompleks Rumah Sakit Immanuel hingga menyentuh Jalan Peta di selatan kompleks. Zona
tersebut, secara tinjauan terhadap RDTR Kota Bandung 2015-2035, telah sesaui dengan
peruntukannya, yakni zona sarana pelayanan umum (SPU), dengan sub zona SPU kesehatan
(SPU 2). Berikut merupakan gambaran terkait delineasi tapak.

Gambar 2. Peta Delineasi Lokasi Perancangan Tapak

Sumber: Hasil Analisis, 2019

Dari Gambar 2, terlihat bahwa delineasi tapak dibatasi oleh dua jalan lokal (Jalan
Nyengseret di Utara dan Jalan Leuwipanjang di Timur), satu jalan kolektor primer (Jalan
KH. Wahid Hasyim di barat), dan satu jalan arteri sekunder (Jalan Peta). Dengan
terhubungnya lokasi tapak terhadap jalan kolektor primer dan arteri sekunder, maka
aksesibilitas menuju lokasi tapak relative lebih mudah. Terlebih lagi, jarak dari titik
perempatan pertemuan Jalan Peta dan Jalan KH. Wahid Hasyim menuju jalan arteri primer
(Jalan Soekarno-Hatta) di selatan tapak hanya terpaut sekitar 1,1 kilometer atau memakan
waktu tempuh sekitar 7 menit dengan kendaraan bermotor.

4
PERSOALAN PERANCANGAN
Persoalan Eksternal
Gambar 3. Persoalan Eksternal Tapak

Sumber: Hasil Analisis, 2019

Terdapat beberapa persoalan ekternal tapak, tepatnya pada jalan-jalan lokal yang
menjadi batas dari delineasi tapak. Jalan lokal yang membatasi delineasi tapak di timur
tapak (Jalan Leuwipanjang) memiliki memiliki yang tidak terlampau besar (relatif hanya
dapat menampung dua mobil yang jalan berdampingan). Kondisi demikian pun terjadi di
jalan yang menjadi batas utara tapak (Jalan Nyengseret) dimana rata-rata lebar jalan
hanya berkisar 5 meter (relatif hanya dapat menampung dua mobil yang jalan
berdampingan). Dengan demikian, kecil kemungkinan untuk membangun akses utama di
jalan-jalan lokal yang membatasi delineasi tapak di utara dan timur tapak.

Selain terkait aksesibilitas, pada jalan yang menjadi batas barat tapak (Jalan KH.
Wahid Hasyim), intensitas pergerakan kendaraan tergolong tinggi sehingga berpotensi
menimbulkan gangguan terhadap internal tapak (khususnya untuk zona yang berbatasan
langsung dengan jalan tersebut) berupa kebisingan. Kondisi serupun terjadi di Jalan Peta

5
yang merupakan jalan arteri sekunder dimana intesitas pergerakan kendaraannya
tergolong tinggi, bahkan melampaui Jalan KH. Wahid Hasyim.

Persoalan Internal
Rumah sakit Immanuel memiliki bangunan yang sudah tua, terutama bangunan di
gedung belakangnya yang sudah bertahan sejak pembangunannya pada awal tahun 1900-
an oleh colonial Belanda. Bangunan yang sudah tua ini memberikan kesan angker dan
kurang terawat sehingga pasien tidak sepenuhnya merasa nyaman dalam proses pemulihan.

Gambar 4. Rumah Sakit Immanuel

Sumber: Google Images, 2019

VISI, MISI, DAN TEMA PENGEMBANGAN


Adapun visi, misi dan tema pengembangan fasilitas kesehatan yang diusulkan adalah
sebagai berikut.

Visi: “Mewujudkan Rumah sakit yang Terpadu dan Ramah Lingkungan.“

Makna dari visi diatas dapat dijelaskan dari dua kata kunci yang terdapat pada kalimat visi
tersebut, yaitu terpadu dan ramah lingkungan. Kata ‘Terpadu’ kami angkat sebagai bentuk
rencana dalam mewujudkan seluruh komponen fasillitas kesehatan yang terdapat dalam
satu kawasan dan mampu menyediakan seluruh kebutuhan didalamnya. Kemudian kata
‘ramah lingkungan‘ diangkat sebagai bentuk rencana selanjutnya yaitu untuk mewujudkan
rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara dengan
mempertimbangakn prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjutan. Sehingga
ditetapkanlah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi melalui misi.
Misi yang ditetapkan untuk mencapai visi adalah sebagai berikut.

1. Mewujudkan Rumah Sakit dengan jenis layanan spesialis yang lengkap dan terpadu

2. Mewujudkan Rumah Sakit dengan lingkungan yang dapat mempercepat proses


pemulihan
6
3. Mewujudkan Rumah Sakit dengan pengolahan limbah yang terpadu

4. Mewujudkan Rumah Sakit yang didukung oleh kemudahan akses

Kemudian Tema pengembangan yang diusung untuk mewujudkan visi dan misi diatas
adalah “Green Hospital for Healthy Life“, yang diartikan sebagai rumah sakit ramah
lingkungan untuk kehidupan yang sehat. Tema tersebut kami angkat karena Penerapan
rumah sakit ramah lingkungan di Indonesia saat ini telah berkembang menjadi pendekatan
sisi baru dalam pengelolaan rumah sakit. Rumah sakit ramah lingkungan dalam
perancangan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannya akan senantiasa
menerapkan prinsip keberlanjutan dan praktik-praktik ramah lingkungan. Hal ini
sebagaimana yang diamanahkan dalamUndang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dikatakan bahwa setiap pembangunan harus memperhatikan lingkungan
dan risiko terhadap kesehatan.

Dalam rangka mewujudkan rumah sakit yang ramah lingkungan ini, maka akan
direncanakan beberapa konsep yang tentunya mengacu pada prinsip yang ditetapkan
seperti akan membangun rumah sakit yang memiliki area hijau, berada di lokasi yang
tepat, memiliki akses ke fasilitas umum, tersedia fasilitas transportasi umum, memiliki
area lansekap (landscape) berimbang, melakukan upaya untuk menciptakan iklim mikro
untuk kesehatan pasien dan beberapa komponen lainnya yang akan dijabarkan lebih detail
pada program pengembangan yang kami usulkan.

PRESEDEN PENGEMBANGAN
1. Bronson Methodist Hospital
Gambar 5. Atrium Bronson Methodist Hospital

Sumber: Website Health Facilities Management, 2019

7
Gambar 6. Bronson Methodist Hospital

Sumber: bronsonhealth.com, 2019

Bronson Methodist Hospital terletak di Kalamazoo, Michigan dan pernah


memenangkan penghargaan H2E Environmental Leadership selama dua tahun berturut-
turut. Rumah Sakit Bronson ini memiliki fokus pada konservasi energy dan mereduksi
limbah beracun serta konservasi energi. Selain itu di Bronson Methodist Hospital juga
terdapat program daur ulang yang berjalan dengan sangat baik.
Bronson Methodist Hospital yang mengusung konsep green hospital memiliki taman-
taman terbuka pada sirkulasi jalannya yang menghubungkan setiap gedung spesialis, rawat
jalan, dan rawat inap yang terpisah-pisah. Jika dilihat dari jahuh, Bronson Methodist
Hospital ini tampak seperti kompleks dengan gedung rumah sakit yang mengitari jalan dan
taman-taman yang membentuk persegi. Hal ini memungkinkan karena luas Bronson
Methodist Hospital yang besar yaitu 11 ha dan bahkan memiliki heliport-nya sendiri.

2. Dell Children’s Medical Central of Central Texas


Gambar 7. Atrium Terbuka Dell Children’s Medical Central

Sumber: dellchildrens.net, 2019

8
Gambar 8. Tampak Depan Dell Children’s Medical Central of Central Texas

Sumber: dellchildrens.net, 2019

Gambar 9. Layout Parkir Dell Children’s Medical Central of Central Texas

Sumber: dellchildrens.net, 2019

9
Dell Children’s Medical Central terletak di Central Texas dan merupakan rumah
sakit pertama yang mendapatkan penghargaan level Planitum LEED. Rumah sakit ini
terfokus kepada penangan dan perawatan untuk anak-anak dan menggunakan cat ramah
lingkungan serta atap putih reflektif yang secara natural menghasilkan fasilitas yang
sejuk.
Konsep green hospital yang diusung Dell Children’s Medical Central tercermin
pada atriumnya yang dilengkapi oleh taman terbuka untuk tempat pasien relaksasi.
Bangunan rumah sakitnya sendiri tidak terpisah-pisah dan menyatu tanpa taman luar,
hal ini disebabkan oleh luas Dell Children’s Medical Central of Central Texas yang tidak
terlalu besar. Layout parkir seperti terlihat pada gambar 9.

3. Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk


Gambar 10. Siloam Hospital Kebon Jeruk

Sumber: siloamhospitals.com
Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk di Jakarta merupakan salah satu rumah sakit
berstandar internasional di Indonesia yang memiliki spesialisasi dan fasilitas yang lengkap.
Setiap dari spesialis di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk terdapat pada satu gedung utama
yang sama. Pemisahan rawat jalan dan rawat inap pada RS Siloam Kebon Jeruk terdapat
pada perbedaan lantai dimana rawat jalan terdapat pada lantai satu dan rawat inap
terdapat pada lantai dua dan seterusnya. Parkir di Siloam Kebon jeruk sendiri terdapat di
bagian luar gedung.

10
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN TARGET PENGGUNA
Program yang direncanakan terbagi atas program utama, program penunjang, dan program
pelengkap untuk mewujudkan visi pengembangan kawasan.

Program Utama :
1. Terdapat ruang rawat inap, rawat jalan, dan instalasi gawat darurat, ruang operasi,
dan ruang radiologi yang memadai
2. Terdapat ruang laboratorium, ruang sterilisasi, dan ruang farmasi yang memadai
3. Terdapat ruang tenaga kesehatan, ruang kantor dan administrasi, ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit, ruang pendidikan dan latihan, yang ruang mekanik
yang memadai
4. Terdapat ruang tunggu, ruang menyusui, ruang ibadah, ruang dapur, laundry, dan
kamar jenazah yang memadai
5. Terdapat seluruh jenis layanan spesialis kesehatan berupa spesialis anak; saraf; bedah
umum; ginjal; jantung dan vaskuler; kanker; kebidanan dan kandungan; lambung dan
sistem pencernaan; mata; paru-paru dan pernafasan; penyakit dalam; telinga, hidung,
dan tenggorokan; tulang; sistem perkemihan dan reproduksi; anestesiologi; gigi;
dermatologi; geriatri; kedokteran nuklir; patologi; bedah plastik; dan psikiatri yang
diadakan pada bangunan yang terpisah untuk setiap kelompok layanan spesialis

Program Penunjang :
1. Terdapat vertical parking untuk memenuhi kebutuhan parkir pengunjung
2. Terdapat jaringan sirkulasi khusus untuk tenaga medis dan pasien
3. Terdapat fasilitas dan kemudahan akses menuju fasilitas dan transportasi umum
4. Terdapat infrastruktur pengolahan limbah cair yang optimal
5. Terdapat infrastruktur pengolahan limbah padat yang optimal

Program Pelengkap :
1. Terdapat ruang terbuka hijau yang indah, nyaman, dan mendukung proses pemulihan
2. Terdapat taman atap dan taman balkon yang meningkatkan kenyamanan pasien

Target Pengguna
Target pengguna yang disasar pada pengembangan kawasan rumah sakit ini adalah
masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.

11
Tabel 1. Visi, Misi, dan Program Pengembangan
VISI MISI PROGRAM PENGEMBANGAN
Terdapat ruang rawat inap, rawat
Mewujudkan Rumah Mewujudkan Rumah Sakit
jalan, dan instalasi gawat darurat,
Sakit yang terpadu dan dengan jenis layanan spesialis
ruang operasi, dan ruang radiologi
ramah lingkungan yang lengkap dan terpadu
yang memadai

Terdapat ruang laboratorium,


ruang sterilisasi, dan ruang
farmasi yang memadai

Terdapat ruang tenaga kesehatan,


ruang kantor dan administrasi,
ruang penyuluhan kesehatan
masyarakat rumah sakit, ruang
pendidikan dan latihan, yang
ruang mekanik yang memadai

Terdapat ruang tunggu, ruang


menyusui, ruang ibadah, ruang
dapur, laundry, dan kamar
jenazah yang memadai

Terdapat seluruh jenis layanan


spesialis kesehatan berupa
spesialis anak; saraf; bedah
umum; ginjal; jantung dan
vaskuler; kanker; kebidanan dan
kandungan; lambung dan sistem
pencernaan; mata; paru-paru dan
pernafasan; penyakit dalam;
telinga, hidung, dan tenggorokan;
tulang; sistem perkemihan dan
reproduksi; anestesiologi; gigi;
dermatologi; geriatri; kedokteran
nuklir; patologi; bedah plastik;
dan psikiatri yang diadakan pada
bangunan yang terpisah untuk
setiap kelompok layanan spesialis

Terdapat ruang terbuka hijau yang


Mewujudkan Rumah Sakit indah, nyaman, dan mendukung
dengan lingkungan yang dapat proses pemulihan
mempercepat proses Terdapat taman atap dan taman
pemulihan balkon yang meningkatkan
kenyamanan pasien

Terdapat infrastruktur pengolahan


limbah cair yang optimal
Mewujudkan Rumah Sakit
dengan pengolahan limbah Terdapat infrastruktur pengolahan
yang terpadu limbah padat yang optimal

12
Terdapat jaringan sirkulasi khusus
untuk tenaga medis dan pasien

Mewujudkan Rumah Sakit yang Terdapat vertical parking untuk


didukung oleh kemudahan memenuhi kebutuhan parkir
akses pengunjung

Terdapat fasilitas dan kemudahan


akses menuju fasilitas dan
transportasi umum
Sumber: Hasil Analisis, 2019

TAHAP PEKERJAAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk fasilitas kesehatan yang sangat krusial
untuk setiap lapisan masyarakat. Berdasarkan Kemenhukam no. 1644 tahun 2016, setiap
daerah harus memiliki minimal satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dengan rasio 1
tempat tidur rumah sakit dibandingkan 1000 jumlah penduduk. Di Kota Bandung sendiri
terdapat 2.490.622 penduduk dengan 34 rumah sakit yang melayaninya. Tentunya rumah
sakit yang baik adalah rumah sakit yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kegiatan ini terdiri atas 8 tahap yaitu :

1. Penyusunan proposal
Proposal perancangan tapak berisi gagasan yang disampaikan oleh mahasiswa ( dalam
kelompok) yang memberikan gambaran tentang :
- Fungsi utama kegiatan yang akan dikembangkan
- Visi pengembangan tapak
- Lokasi tapak yang dipilih ( peta skala 1:1000)
- Usulan program pengembangan
- Target pengguna
- Daftar data dan informasi yang dibutuhkan
2. Identifikasi dan pengumpulan data
Sesuai dengan proposal yang disetujui, tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data
data yang diperlukan, antara lain :
- data atau informasi yang terkait dengan fungsi kegiatan (misalnya standar
perancangan kawasan perbelanjaan, standar parker, intensitas ruangan, dll)
- data atau informasi tapak (misalnya peta, foto eksisting , dll)
- Dokumen rencana atau peraturan yang terkait dengan tapak dan fungsi kegiatan (bila
tersedia)
- Contoh kasus dengan fungsi serupa

13
3. Analisis tapak
Analisis tapak dilakukan untuk memahami kualitas tapak, menyesuaikantapak dengan
program kegiatan, serta menanggapi kondisi atau ketentuan yang ada.
4. Gagasan perancangan
Berdasarkan hasil analisis tapak, persoalan tapak dan obyek fungsional, serta karakter
perancangan obyek fungsional, setiap anggota kelompok mengajukan gagasan
perancangan individual mulai dari visi/tema perancangan, tujuan perancanagan,
program kegiatan dan ruang, sedikitnya 2 kasus preseden perancangan, serta prinsip
perancangan dan konsep perancangan.
5. Pemilihan dan pengembangan gagasan perancangan
Berdasarkan gagasan perancangan yang dihasilkan anggota kelompok, dikembangkan 1
konsep perancangan yang dianggap paling baik. Gagasan tersebut dapat dipilihh dari
alternative gagasan perancangan yang diajukan aggota kelompok, kombinasi dari 2 atau
lebih gagasan, atau program yang direncanakan dibagi ke dalam program utama,
program penunjang dan program pelengkap untuk mewujudkan visi pengembangan.
6. Pengembangan program
Program kegiatan tapak dikembangkan berdasarkan komponen komponen yang telah
diidentifikasi pada tahap penyusunan proposal. Umumnya suatu kawasan fungsional
memiliki komponen inti (kegiatan utama kawasan), komponen penunjang/pendukung
(kegiatan sekunder), serta kompnen lainnya. Dalam tahap ini diidentifikasi kebutuhan
ruang tiap komponen dan keterkaitan antar komponen/sub komponen.
7. Pengembangan konsep dan rencana tapak
Konsep yang diusulkan harus tertuang dalam rencana rencana meliputi rencana tata
masa bangunan , ruang terbuka(hijau), sirkulasi dan parker, signage da street furniture,
serta rencana skematik jaringan utilitas.
8. Penyajian rencana rancangan
Rencana rancangan disajikan dalam bentuk gambar, model 3 dimensi (maket) dan
tulisan.

KELUARAN
Pembelajaran pada tugas mata kuliah PL 4112 Perancangan Kota diharapkan dapat
menghasilkan keluaran berupa:
1. Gambar-gambar yang disusun dalam bentuk laporan dengan ukuran A3
2. Maket studi
3. Presentasi dengan format Microsoft Power Point beserta softcopy
4. Compact Disk yang memuat laporan, foto maket, dan file presentasi

14
Tabel 2. Keluaran Perancangan Kawasan

Jumlah
Gambaran Jumlah
Jenis Gambar Skala Gambar
Tentang lembar
(minimal)

Kondisi Eksisting Analisis Eksternal Tanpa skala, 2 1


dibuat
Analisis Internal freehand
Konsep atau Konsep Zonasi 1:1000 4 4
design response
Konsep Sirkulasi 1:1000
terhadap kondisi
eksisting Tata Massa 1:1000
Bangunan
Vegetasi Tapak 1:1000
Signage dan Street 1:1000
Furniture
Produk Design Plan / 1:500 1 1
Rancangan Rencana Rancangan
Potongan / 1:500 2 1
Penampang Tapak

Sketsa Suasana Tanpa Skala 2 1-2


Perspektif Tanpa Skala 1
/Aksonometri
Tapak
Sumber: TOR Tugas Kuliah PL 4112 Perancangan Kota, 2019

15
WAKTU PENGERJAAN
Waktu pelaksanaan pekerjaan pengembangan fasilitas kesehatan adalah selama 10 minggu.
Untuk lebih jelasnya mengenai jadwal pelaksanaan pengembangan fasilitas kesehatan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Bulan Bulan Bulan Bulan


September Oktober November Desember
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal

Identifikasi dan
2
Pengumpulan Data

3 Analisis Tapak

4 Gagasan Perancangan

Pemilihan dan
5 Pengembangan Gagasan
Perancangan

6 Pengembangan Program

Pengembangan Konsep dan


7
Rencana Tapak

Penyajian Rencana
8
Rancangan
Sumber: TOR Tugas Kuliah PL 4112 Perancangan Kota, 2019

16

Anda mungkin juga menyukai