Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“ GREEN BULDING”
(Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Kota Kendari (RSUD ABUNAWAS)

OLEH :
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul ““ GREEN BULDING” (Studi Kasus : Rumah Sakit Umum Kota
Kendari (RSUD ABUNAWAS)”. Sebagai salah satu syarat penyelesaian Mata
Kuliah……… pada Jurusan……
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan Makalah
ini ada hambatan yang penulis dapatkan. Namun, atas bantuan dan bimbingan serta
dukungan dari teman-teman dan pembimbing, penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah……..
yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan serta membimbing penulis
selama proses penyusunan Makalah ini.

Kendari, 27 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN ............................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I .................................................................................................................. ..5
PENDAHULUAN ................................................................................................ 5
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………...6
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….7
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………...7
1.4 Batasan Masalah ..………………………………………………………………7
BAB II ................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 8
2.1 Rumah Sakit……………………………………………………………………..8
2.2 Green Hospital………………………………………………………………..….9
BAB III ............................................................................................................... 15
PEMBAHASAN ................................................................................................. 15
3.1 Green Building Dirumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari……………..15
3.2 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari berdasarkan Pedoman Rumah Sakit
Ramah Lingkungan (Green Hospital) oleh Kemenkes RI 2018, tentang
penyehatan lingkungan rumah sakit…………………………………….……….17
BAB IV ............................................................................................................... 20
PENUTUP ........................................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan………..……………………………………………………………20
4.2 Green Hospital………………………………………………………..……..….20
BAB V................................................................................................................. 21
ULASAN PENULIS ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri jasa layanan kesehatan telah berkembang tidak sekedar
melaksanakan fungsi sosial, tetapi institusi bisnis di era globalisasi. Tuntutan yang
semakin meningkat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga
mengakibatkan persaingan yang semakin ketat di antara semua pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas pelayanan. Rumah sakit
sering kali kehilangan citranya karena pelayanan yang tidak maksimal dan
manajemen yang kurang baik. Tren ramah lingkungan (eco friendly) telah masuk
dalam dunia perumahsakitan, green hospital saat ini telah berkembang menjadi
pendekatan sisi baru dalam pengelolaan rumah sakit. Keberadaan rumah sakit
dalam satu kesatuan ekosistem regional di suatu wilayah di tengah isu perubahan
iklim, pemanasan global dan degradasi lingkungan, seharusnya bertanggung jawab
atas keberlanjutan kualitas lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
Pemanfaatan sumber daya air, energi, material alam yang merupakan kebutuhan
input secara terus menerus bagi kebutuhan operasional rumah sakit, perlu dilandasi
pada prinsip efisiensi ekonomi (eco-efficiency).
Green building secara definitif dapat diartikan sebagai konsep
pembangunan suatu gedung/bangunan yang didesain baik secara konstruksi
maupun operasinya dapat meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan. Green
Hospital, konsep perpaduan antara unsur kesehatan dan lingkungan di sekitar
rumah sakit. Konsep ini sebetulnya sudah ada dibeberapa rumah sakit di Indonesia.
Namun, mungkin penerapannya tidak menyeluruh, kurang efektif karena beberapa
keterbatasan. Dan dari konsep Green Hospital ini, masing-masing rumah sakit
mempunyai keunggulan.
Green hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang dibangun
dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama, sehingga ramah
terhadap lingkungan dan lebih menghemat pengeluaran energi. Tujuh elemen yang
harus diperhatikan pada rumah sakit yang ramah lingkungan, yaitu energy
efficiency, green building design, alternative energy generation, transportation,
food, waste, dan water (Risnawati, Purwanto, Setiani, 2015: 26). Green hospital
merupakan aktivitas rumah sakit yang memberdayakan sumber daya alam yang
ramah lingkungan melalui dimensi energy efficiency, green building design,
alternative energy generation, transportation, food, waste, dan water.
Di Indonesia, green hospital masih merupakan sebuah konsep yang
menekankan efisiensi penggunaan air dan energi listrik yang efektif dan efisien,
serta serta pengelolaan limbah yang berwawasan lingkungan. Implementasi green
hospital pada rumah sakit yang terdapat di Indonesia, berimbas pada prinsip
pemenuhan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bidang
kesehatan akan terpenuhi (Kasus et al., 2016)
Konsep green Hospital saat ini belum ada di Indonesia pedoman green
Hospital masih dalam tahap penyempurnaan, namun beberapa kriteria yang sudah
ada seperti dari Green Building Council Indonesia, Kepmenkes No.
1204/Menkes/2004 tentang penyehatan lingkungan rumah sakit, kriteria Proper
rumah sakit, standar ISO14001 (sistem manajemen lingkungan), dan beberapa
peraturan lain, dapat digunakan sebagai pedoman awal untuk mulai menerapkan
program Green Hospital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan green bulding Rumah Sakit Umum Daerah di Kota
Kendari ?
2. Apakah penerapan green bulding pada Rumah Sakit Umum Daerah di Kota
Kendari sesuai kriteria Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green
Hospital) oleh Kemenkes RI 2018,?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penerapan green bulding Rumah Sakit Umum Daerah di
Kota Kendari.
2. Untuk mengetahui penerapan green bulding pada Rumah Sakit Umum
Daerah di Kota Kendari sesuai kriteria dari Pedoman Rumah Sakit Ramah
Lingkungan (Green Hospital) oleh Kemenkes RI 2018, tentang penyehatan
lingkungan rumah sakit.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah pada makalah ini yaitu penerapan green bulding pada
Rumah Sakit Umum Daerah di Kota Kendari sesuai kriteria dari Green Building
Council Indonesia, Kepmenkes No. 1204/Menkes/2004 tentang penyehatan
lingkungan rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit


2.1.2 Pengertian Rumah Sakit
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, dikatakan bahwa Rumah Sakit adalah sebagai institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan berupa rawat inap, rawat jalan,
laboratorium, dan gawat darurat (Undang Undang No 44, 2009). Rumah sakit juga
merupakan tempat menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Menurut WHO (World Health Organization) Rumah sakit merupakan
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) serta pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Disamping itu,
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medis.

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Rumah Sakit


Adapun beberapa tujuan pengaturan penyelenggaraan rumah sakit menurut
(UU NO 44 Tentang Rumah Sakit, 2009):
1. Mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan seluruh sumber daya manusia di rumah sakit.
3. Meningkatkan mutu pelayanan dan mempertahankan standar pelayanan
rumah sakit.
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia serta rumah sakit itu sendiri.
2.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas rumah sakit secara umum adalah melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil dengan mengutamakan penyembuhan
dan pemulihan yang dilakukan secara selaras dan terpadu dengan peningkatan dan
pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Sedangkan fungsi rumah sakit
Menurut (UU NO 44 Tentang Rumah Sakit, 2009) yaitu:
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit yang ditetapkan.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan
medis.
3. Penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian
teknologi dalam bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan. Dalam penyelenggaraan berbagai tugas dan fungsi rumah sakit
di atas, maka rumah sakit menyelenggarakan sejumlah kegiatan seperti:
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan dan asuhan keperawatan
3. Pelayanan penunjang medis dan non-medis
4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
5. Pendidikan penelitian dan pengembangan
6. Administrasi umum dan keuangan

2.2 Green Hospital


2.2.1 Pengertian Green Hospital
Menurut Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) oleh
Kemenkes RI 2018, Rumah sakit ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah
green hospital adalah rumah sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan
dioperasikan serta dipelihara dengan mempertimbangkan prinsip kesehatan dan
lingkungan berkelanjutan.

2.2.2 Kriteria Green Hospital


Kriteria Rumah Sakit Ramah Lingkungan meliputi (Kemenkes RI, 2018):
A. Kriteria desain dan konstruksi Kriteria desain dan konstruksi meliputi
:
1) Pengembangan Lahan Yang Tepat Bangunan rumah sakit memiliki area
hijau, berada di lokasi yang tepat, memiliki akses ke fasilitas umum, tersedia
fasilitas transportasi umum, memiliki area lansekap (landscape) berimbang,
melakukan upaya untuk menciptakan iklim mikro, tersedianya area parkir
sepeda, tersedianya manajemen limpasan air hujan dan upaya lain untuk
mengurangi beban banjir ke kawasan sekitar.
2) Efisiensi dan Konservasi Energi Bangunan rumah sakit dilengkapi meteran
listrik (kWh meter) pada setiap sub-sistem beban listrik secara terpisah
terutama antara fasilitas pelayanan rumah sakit dan medis, melakukan
kalkulasi listrik, melakukan pengukuran efisiensi energi, menggunakan
pencahayaan alami, dilengkapi ventilasi, menghitung dampak perubahan
iklim lokal melalui pengukuran emisi CO2 dan menggunakan sumber energi
baru dan terbarukan.
3) Konservasi Air Bangunan rumah sakit dilengkapi alat meteran air,
melakukan pengurangan penggunaan air, menggunakan water fixture hemat
air, memasang instalasi daur ulang air limbah, menggunakan sumber air
alternatif, melakukan upaya peresapan air hujan dan efisiensi air untuk
penyiraman taman.
4) Material, Sumber Daya dan Daur Hidup Bangunan rumah sakit tidak
menggunakan Chloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai refrigerant dan halon
sebagai bahan pemadam kebakaran, menggunakan material yang memiliki
sertifikat manajemen lingkungan, menggunakan kembali material bekas dan
material kayu bersertifikasi ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan
perusak ozon, desain modular untuk bangunan dan menggunakan material
lokal.
5) Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungan Dalam Ruang Bangunan rumah
sakit dilengkapi ventilasi yang memanfaatkan potensi udara luar,
pengukuran emisi CO2, memasang larangan merokok sebagai kawasan
tanpa rokok, tidak menggunakan material polutan, terdapat pandangan
keluar, menggunakan penerangan, mengontrol suhu dan kelembaban
ruangan serta mereduksi kebisingan yang berlebih. Rumah sakit memiliki
ruangan dengan tata kualitas udara dalam ruang dan desain ventilasi yang
memenuhi standar, sehingga menjamin kualitas udara dalam ruang bebas
dari mikrobiologi, bahan kimia, asap rokok, gas berbahaya seperti VOC
(volatile organic compound formaldehida, acetaldehyde, naftalin dan
toluene) yang dilepaskan ke udara dari material interior dan gas berbahaya
lainnya.
6) Taman penyembuhan Rumah sakit menyediakan fasilitas penghijauan baik
di lingkungan outdoor maupun indoor dengan desain yang bisa memberikan
efek penyembuhan pasien, mengurangi efek stres dan menciptakan taman
dengan fungsi relaksasi bagi pasien dan karyawan.
7) Manajemen Lingkungan Gedung Bangunan rumah sakit dilengkapi fasilitas
pemilahan sampah, memiliki tenaga bersertifikasi green building,
melaksanakan aktivitas pencegahan pencemaran selama konstruksi,
melakukan uji kesesuaian prosedur, menyusun database implementasi green
building, melakukan kesepakatan dengan pihak penyewa gedung untuk
melaksanakan prinsip green dan melakukan survey kenyamanan pengguna
gedung secara berkala.
B. Kriteria operasional Kriteria operasional meliputi :
1) Efisiensi Energi Rumah sakit melaksanakan manajemen energi dengan
menerapkan program efisiensi/penghematan energi (listrik, bahan bakar dll)
dengan menerapkan perhitungan kinerja energi, menggunakan jenis energi
yang ramah lingkungan serta memilih jenis peralatan yang hemat energi.
2) Tata Udara Rumah sakit memiliki prosedur pemeliharaan dan pemantauan
tata udara ruangan sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
melaksanakannya secara konsisten.
3) Pengelolaan Limbah Rumah sakit menerapkan pengelolaan limbah medis
dan non medis sesuai ketentuan, menerapkan upaya pengurangan,
penggunaan kembali, daur ulang dan komposting dari limbah yang
dihasilkan.
4) Penggunaan insinerator untuk memusnahkan limbah medis hanya sebagai
alternatif terakhir saja. Efisiensi dan Konservasi Air Rumah sakit melakukan
tindakan efisiensi penggunaan air dengan menyediakan alat monitoring
(meteran air), sarana penyuluhan penghematan air, menggunakan sumber
air alternatif seperti air daur ulang air limbah, melakukan konservasi air
dengan membangun sumur resapan air hujan, biopori dan kolam ekologi,
menggunakan peralatan plumbing yang hemat air, melakukan daur ulang air
limbah, pemisahan air dengan cemaran air ringan untuk reuse.
5) Transportasi Rumah sakit menyediakan fasilitas dan kemudahan akses
menuju transportasi umum seperti angkutan umum, bus kota dan lain-lain
dengan menyediakan fasilitas jalur pedestrian/akses pejalan kaki dengan
mengacu pada Peraturan Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Indonesia No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Selain itu rumah
sakit menggunakan kendaraan rendah emisi dan efisien dalam penggunaan
bahan bakar dan menyediakan fasilitas parkir sepeda.
6) Pendidikan Ramah Lingkungan Rumah sakit melakukan pendidikan ramah
lingkungan secara berkesinambungan melalui sosialisasi, pelatihan, seminar
dan lainlain bagi karyawan dan masyarakat lainnya, menyediakan fasilitas
penyebaran informasi green seperti majalah/tabloid, poster, spanduk,
standing banner dan lain-lain, serta petunjuk-petunjuk berbudaya ramah
lingkungan di ruangan-ruangan dan lingkungan luar rumah sakit.
7) Kebersihan Ramah Lingkungan Rumah sakit selalu menjaga kebersihan
ruangan, halaman, sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit dengan
menggunakan prosedur yang aman bagi lingkungan dan menggunakan
bahan pembersih dan peralatan kebersihan non toksik dan tidak
mengandung bahan beracun berbahaya.
8) Makanan yang Sehat Rumah sakit menyediakan makanan bagi pasien dan
karyawan dengan bersumber bahan makanan lokal organik yang segar
(fresh), tidak mengandung bahan toksik dan menerapkan prinsip-prinsip
sanitasi dan higienis makanan pada semua aspek dalam penanganan
makanan di rumah sakit dan menggunakan peralatan/material penyajian
makanan yang aman dari bahan toksik dan bahan beracun berbahaya.
9) Pengadaan Material Ramah Lingkungan Rumah sakit menerapkan prosedur
pengadaan barang maupun jasa/ pekerjaan yang memenuhi prinsip-prinsip
ramah lingkungan.
10) Manajemen Ramah Lingkungan Rumah sakit melaksanakan sistem
manajemen rumah sakit ramah lingkungan dengan mengacu pada standar
manajemen sesuai sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) dengan
melaksanakan tahapan tahapan : kebijakan, perencanaan, implementasi dan
operasi, pengecekan dan upaya perbaikan, serta mengkaji kembali
pelaksanaan manajemen.

2.2.3 Tujuan dan Prinsip


Tujuan Penerapan Prinsip Ramah Lingkungan di (Green Hospital) :
1. Melindungi kesehatan para penghuni gedung (pasien, karyawan,
pengunjung).
2. Melindungi kesehatan masyarakat sekitar.
3. Melaksanakan tindakan pencegahan akibat meningkatnya angka kesakitan
dan kematian.
4. Efisiensi penggunaan sumber daya rumah sakit Prinsip Rumah Sakit Ramah
Lingkungan (Green Hospital) :
1. Rumah sakit perlu mendesain bangunan yang menjamin keamanan dan
keselamatan pasien.
2. Desain konstruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan pada
desain untuk kemudahan pengendalian infeksi dan penyiapan kondisi
darurat.
3. Memaksimalkan kemudahan tenaga medis, staf, pasien dan keluarganya
dalam alur desain proses kegiatan rumah sakit.
4. Desain bangunan rumah sakit harus fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran (Ramadhan et al., 2019).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Green Building di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari


Green Hospital, konsep perpaduan antara unsur kesehatan dan lingkungan
di sekitar rumah sakit. Konsep ini sebetulnya sudah ada dibeberapa rumah sakit di
Indonesia. Namun, mungkin penerapannya tidak menyeluruh, kurang efektif karena
beberapa keterbatasan. Dan dari konsep Green Hospital ini, masing-masing rumah
sakit mempunyai keunggulan. Untuk memenuhi konsep Green Hospital perlu
adanya perencanaan dari awal. Bagaimana konsep ini akan dijalankan, siapa
nantinya yang akan bertanggungjawab karena penerapan Green Hospital akan
berpengaruh terhadapa kualitas RS. Semakin bersih, semakin nyaman, semakin
sehat rumah sakit makan kualitas RS semakin bagus.
Rumah sakit sehat adalah rumah sakit dengan pengolahan limbah yang baik
dan benar, adanya taman atau ruang terbuka hijau, kantin sehat, fasilitas wifi dan
layanan online di Rumah Sakit. Masing-masing punya keterkaitan satu sama lain,
yang mana masing-masing juga menjadi faktor pendukung menuju Rumah Sakit
sehat berwawasan Lingkungan atau biasa dikenal dengan Green Hospital. Limbah
rumah sakit jika tidak dikelola dengan baik dan benar tentu saja akan merusak
lingkungan. Semua limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit diwajibkan untuk
dikelola dengan baik dan benar. Semua diatur dalam Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Limbah
Bagi Kegiatan Rumah Sakit.. Jika ada Rumah Sakit tidak mengelola dan bahkan
membuang limbah secara langsung tanpa di proses, tentu akan merusak lingkungan,
menimbulkan pencemaran udara dan air, mengganggu ekosistem dan biota dalam
air. Efektif dan efsien pengelolaan limbah dapat dilihat dari hasil laporan setiap
bulan dengan pemeriksaan rutin parameter limbanya. Selain limbah cair, Limbah
padat berupa sampah medis/non medis juga tidak boleh dibuang langsung. Dengan
pengelolaan dan pengolahan limbah yang baik maka satu syarat menuju Rumah
Sakit sehat berwawasan Lingkungan sudah terpenuhi. Di Rumah Sakit tidak hanya
ada orang yang sedang sakit saja, selain pasien, dokter, perawat dan staf ada juga
orang yang sedang menjalani perawatan, pengunjung yang akan mengontrol
kesehatannya, atau keluarga pasien. Mereka butuh ruang gerak bebas dan udara
bebas selama berada di Rumah Sakit.
Penyediaan lahan untuk ruang terbuka hijau tidak hanya sekedar untuk
menyejukkan atau pemanis saja. Tapi fungsi lain juga untuk memberikan ruang
terbuka untuk pasien, keluarga dan staf di Rumah Sakit untuk bisa menghirup udara
segar dan bisa berinteraksi dengan yang lain. Dengan adanya ruang terbuka dan
sistem pengolahan limbah yang baik dan benar, Rumah Sakit sudah terlihat asri,
sehat, bersih dan nyaman. Lingkungan Rumah Sakit juga tidak tercemar dengan
limbah buangan dari kegiatan rumah sakit. Dengan konsep ini, Rumah Sakit sudah
menunjukkan kualitasnya, bahwa Rumah Sakit yang mempunyai ruang terbuka
hijau dan Pengolahan limbah yang baik juga akan menambah kepercayaan
masyarakat.
Pelayanan Rumah Sakit yang baik, ramah dan cepat akan mendapat respon
baik dari pengunjung. Harapanya tak hanya itu, tambahkan fasilitas wifi gratis
kepada pengunjung dan pasien. Biarkan mereka menggunakan fasilitas, sekedar
menunggu atau menyari informasi-informasi kesehatan. Konsep Green Hospital
sudah ada dibeberapa Rumah Sakit dan mungkin belum ada
penobatan/penghargaan untuk kategori Rumah Sakit berkonsep Green Hospital
atau mungkin hanya beberapa komponen saja yang digunakan Rumah Sakit untuk
konsep ini. Senang dan bangga jika ada rumah sakit yang sehat berwawasan
lingkungan, mungkin kedepannya kualitas Rumah Sakit akan terus meningkat
dengan menggunakan konsep Green Hospital ini bisa menjadi tempat kunjungan
lapangan atau studi banding untuk pembelajaran mahasiswa dibidang kesehatan.
Tentu sangat senang bisa menularkan dan mengajak masyarakat untuk tetap
menjaga lingkungan.

Pemerintah Kota Kendari akan menjadikan bangunan VIP RSUD Kendari


sebagai percontohan gedung ramah lingkungan atau bangunan hijau (green
building). Bangunan ruangan VIP RSUD Kendari akan dibuatkan taman, dan ini
akan menjadi contoh konsep green building dari gedung-gedung yang ada di Kota
Kendari. Pemerintah Kota Kendari tidak pernah berhenti berinovasi menciptakan
kota layak huni. Salah satunya dengan meluncurkan konsep green building menuju
green city (kota hijau). Green building atau bangunan hijau digagas untuk
mengurangi emisi karbon dan konsumsi energi bangunan, menghemat sumber daya
air, mengurangi efek gas rumah kaca dan menghemat biaya usaha. Tujuan utama
dari penerapan bangunan hijau tersebut untuk mengurangi dampak lingkungan
terhadap kesehatan manusia, demi menciptakan lingkungan alam yang sehat dan
menghasilkan oksigen yang sehat yang dibutuhkan manusia secara berkelanjutan.

3.2 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari berdasarkan Pedoman


Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) oleh Kemenkes RI
2018, tentang penyehatan lingkungan rumah sakit.
Penerapan rumah sakit ramah lingkungan hendaknya mencakup 2 (dua)
kelompok besar yaitu penerapan konsep ramah lingkungan pada tahap operasional,
serta dalam aspek desain dan konstruksi bangunan rumah sakit yang secara garis
besar penerapannya meliputi :
a. Lokasi yang berkelanjutan Pengelolaan tapak/halaman yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
b. Efisiensi dalam pengunaan air Efisiensi pemanfaatan air dan konservasi
sumber daya air.
c. Efisiensi dan konservasi energi Efisiensi energi dan penggunaan energi
alternatif serta reduksi emisi karbon.
d. Pengunaan material ramah lingkungan dan sumber daya alam alternatif
Penggunaan material non toksik, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan daur
ulang.
e. Kualitas udara di dalam ruangan Mencegah polusi, meningkatkan kualitas
udara ruang indoor dan kenyamanan penghuni.
f. Pengembangan inovasi Mengembangkan inovasi dan kreativitas kegiatan
yang berbasis green hospital.
Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan,
fasilitas/ peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun, dan
akibat interaksinya dengan manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit dapat
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang ditandaidengan indikator
menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit, seperti media air,
udara, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa penyakit.
Akibatnya, kegiatan pelayanan rumah sakit tidak menjamin perlindungan kesehatan
bagi petugas, pasien, pengunjung termasuk masyarakatdi sekitar rumah sakitapabila
upaya kesehatan lingkungan tidak dilaksanakan sesuai dengan standar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Saat ini standar rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) telah
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan kebijakan, peraturan
perundangundangan, pedoman teknisterkait kesehatan lingkungan. Sementara
disisi lain masyarakat menuntut perbaikan kualitas pelayanan rumah sakit melalui
perbaikan kualitas kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, dengan adanya Pedoman
Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) di Indonesia ini diharapkan
upaya kesehatan lingkungan rumah sakit dimasa mendatang dapat dilaksanakan
sesuai dengan standar dan peraturan perundangan yang berlaku, yang mencakup
seluruh dimensi, menyeluruh, terpadu, terkini dan berwawasan lingkungan. Rumah
sakit dapat ditetapkan sebagai Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital)
setelah memenuhi kriteria dan persyaratan sebagaimana diatur dalam pedoman ini.
Diharapkan agar pedoman ini dapat dilaksanakan di seluruh rumah sakit di
Indonesia (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan penyabaran diatas Rumah Sakit Umum Kota Kendari dari segi
visual yang diliat secara kasat mata telah menerapkan green building, sesuai
pedoman mengenai Rumah sakit Green Hospitas berdasarkan Pedoman Rumah
Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) oleh Kemenkes RI 2018, tentang
penyehatan lingkungan rumah sakit.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pemerintah Kota Kendari akan menjadikan bangunan VIP RSUD Kendari
sebagai percontohan gedung ramah lingkungan atau bangunan hijau (green
building). Bangunan ruangan VIP RSUD Kendari akan dibuatkan taman,
dan ini akan menjadi contoh konsep green building dari gedung-gedung
yang ada di Kota Kendari. Pemerintah Kota Kendari tidak pernah berhenti
berinovasi menciptakan kota layak huni. Salah satunya dengan
meluncurkan konsep green building menuju green city (kota hijau). Green
building atau bangunan hijau digagas untuk mengurangi emisi karbon dan
konsumsi energi bangunan, menghemat sumber daya air, mengurangi efek
gas rumah kaca dan menghemat biaya usaha. Tujuan utama dari penerapan
bangunan hijau tersebut untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap
kesehatan manusia, demi menciptakan lingkungan alam yang sehat dan
menghasilkan oksigen yang sehat yang dibutuhkan manusia secara
berkelanjutan.
2. Penerapan rumah sakit ramah lingkungan hendaknya mencakup 2 (dua)
kelompok besar yaitu penerapan konsep ramah lingkungan pada tahap
operasional, serta dalam aspek desain dan konstruksi bangunan rumah sakit
yang secara garis besar penerapannya meliputi :
a. Lokasi yang berkelanjutan Pengelolaan tapak/halaman yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
b. Efisiensi dalam pengunaan air Efisiensi pemanfaatan air dan
konservasi sumber daya air.
c. Efisiensi dan konservasi energi Efisiensi energi dan penggunaan
energi alternatif serta reduksi emisi karbon.
d. Pengunaan material ramah lingkungan dan sumber daya alam
alternatif Penggunaan material non toksik, ramah lingkungan,
berkelanjutan, dan daur ulang.
e. Kualitas udara di dalam ruangan Mencegah polusi, meningkatkan
kualitas udara ruang indoor dan kenyamanan penghuni.
f. Pengembangan inovasi Mengembangkan inovasi dan kreativitas
kegiatan yang berbasis green hospital.
Berdasarkan penyabaran diatas Rumah Sakit Umum Kota Kendari
dari segi visual yang diliat secara kasat mata telah menerapkan green
building, sesuai pedoman mengenai Rumah sakit Green Hospitas
berdasarkan Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital)
oleh Kemenkes RI 2018, tentang penyehatan lingkungan rumah sakit.

4.2 Saran
1. Berdasarkan pembahasan diatas saran yang dapat diberikan yaitu agar
pemerintah Kota Kendari terus berinovasi menerapkan green building di
Rumah Sakit yang ada di Kota Kendari.
2. Adapun saran kedua agar masyarakat juga terus berinovasi menjaga
lingkungan kita bersama.
BAB V
ULASAN PENULIS

Bersarkan penyabaran diatas mengenai Green Bulding bagaimana aspek-


aspek penting dari bangunan ramah lingkungan terutama pada topik yang diangkat
dalam makalah ini yaitu Rumah Sakit Umum Kota Kendari (RSUD ABUNAWAS).

Aspek-aspek penting pada bangunan RSUD Kota Kendari yaitu Pemerintah


Kota Kendari akan menjadikan bangunan VIP RSUD Kendari sebagai percontohan
gedung ramah lingkungan atau bangunan hijau (green building). Bangunan ruangan
VIP RSUD Kendari akan dibuatkan taman, dan ini akan menjadi contoh konsep
green building dari gedung-gedung yang ada di Kota Kendari. Pemerintah Kota
Kendari tidak pernah berhenti berinovasi menciptakan kota layak huni. Salah
satunya dengan meluncurkan konsep green building menuju green city (kota hijau).
Berdasarkan hal tersebut kita dapat menggambil contoh dari penerapan Green
building atau bangunan hijau digagas untuk mengurangi emisi karbon dan
konsumsi energi bangunan, menghemat sumber daya air, mengurangi efek gas
rumah kaca dan menghemat biaya usaha. Tujuan utama dari penerapan bangunan
hijau tersebut untuk mengurangi dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia,
demi menciptakan lingkungan alam yang sehat dan menghasilkan oksigen yang
sehat yang dibutuhkan manusia secara berkelanjutan.
Green building secara definitif dapat diartikan sebagai konsep
pembangunan suatu gedung/bangunan yang didesain baik secara konstruksi
maupun operasinya dapat meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan. Green
Hospital, konsep perpaduan antara unsur kesehatan dan lingkungan di sekitar
rumah sakit. Konsep ini sebetulnya sudah ada dibeberapa rumah sakit di Indonesia.
Namun, mungkin penerapannya tidak menyeluruh, kurang efektif karena beberapa
keterbatasan. Dan dari konsep Green Hospital ini, masing-masing rumah sakit
mempunyai keunggulan.
Green hospital merupakan sebuah konsep rumah sakit yang dibangun
dengan memberdayakan potensi alam sebagai sumber daya utama, sehingga ramah
terhadap lingkungan dan lebih menghemat pengeluaran energi. Tujuh elemen yang
harus diperhatikan pada rumah sakit yang ramah lingkungan, yaitu energy
efficiency, green building design, alternative energy generation, transportation,
food, waste, dan water (Risnawati, Purwanto, Setiani, 2015: 26). Green hospital
merupakan aktivitas rumah sakit yang memberdayakan sumber daya alam yang
ramah lingkungan melalui dimensi energy efficiency, green building design,
alternative energy generation, transportation, food, waste, dan water.
Penjelasan diatas selaras dengan aspek-aspek dari green hospitasl yaitu
Penerapan rumah sakit ramah lingkungan hendaknya mencakup 2 (dua) kelompok
besar yaitu penerapan konsep ramah lingkungan pada tahap operasional, serta
dalam aspek desain dan konstruksi bangunan rumah sakit yang secara garis besar
penerapannya meliputi :
a. Lokasi yang berkelanjutan Pengelolaan tapak/halaman yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan.
b. Efisiensi dalam pengunaan air Efisiensi pemanfaatan air dan konservasi
sumber daya air.
c. Efisiensi dan konservasi energi Efisiensi energi dan penggunaan energi
alternatif serta reduksi emisi karbon.
d. Pengunaan material ramah lingkungan dan sumber daya alam alternatif
Penggunaan material non toksik, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan daur
ulang.
e. Kualitas udara di dalam ruangan Mencegah polusi, meningkatkan kualitas
udara ruang indoor dan kenyamanan penghuni.
f. Pengembangan inovasi Mengembangkan inovasi dan kreativitas kegiatan
yang berbasis green hospital.
Berdasarkan penyabaran diatas Rumah Sakit Umum Kota Kendari dari segi
visual yang diliat secara kasat mata telah menerapkan green building, sesuai
pedoman mengenai Rumah sakit Green Hospitas berdasarkan Pedoman Rumah
Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) oleh Kemenkes RI 2018, tentang
penyehatan lingkungan rumah sakit.
Kota Kendari sendiri sudah mengusahakan penerapan green bulding dan
percontohan dari green bulding sendiri terdapat pada ruang Vip dari RSUD Kota
Kendari, tadi tidak hanya itu terlihat pada taman-taman rumah sakit yang cukup
hijau ini merupakan usaha pemerintah dalam menerapkan lingkungan yang bersih
dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Kasus, S., Green, P., Di, H., Sakit, R., Daerah, U., & Kota, S. H. (2016). Buku
Panduan Penerapan Bangunan Hijau GREENSHIP. 2009–2012.
Kemenkes RI. (2018). Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green
Hospital). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1–48.
Ramadhan, R. S., Rahayu, R. L., & Suryani, N. (2019). Konsep Green Building
Pada Rumah Sakit Kelas C Di Jakarta Selatan Sebagai Kota Berkelanjutan.
Prosiding SEMINAR NASIONAL’Komunitas Dan Kota Keberlanjutan’,
September, 78–83.
http://proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnaskkbarsi/article/view/3911/5
16

Anda mungkin juga menyukai