PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengalami ulkus, tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui, kejadian ini telah
menurun sebanyak 50% selama 20 tahun terakhir. Ulkus duodenum terjadi 5 sampai 10
Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40
60 tahun dan tetapi relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah dionservasi
pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkena tiga kali lebih banyak dari pada
wanita, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa incident pada wanita meningkat setelah
menopause.
Di Indonesia juga terjadi hal demikian hampir sama dengan bahkan lebih banyak
dari pada Negara luar seperti amerika karena Negara Indonesia merupakan Negara
berkembang.
Dari data di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
ulkus dan mengapa ulkus kerap terjadi di setiap individu serta bagaimana cara
mengatasinya. Maka dari itu penulis mengangkat sebuah makalah dengan judul Asuhan
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
1
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem pencernaan.
Ulkus Peptikum.
b. Tujuan khusus
C. Manfaat
Ulkus Peptikum.
3. Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang konsep penyakit dan askep
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Pada tahun 350 SM, Diocles Of Carystos dipercaya sebagai orang yang
Mantua pada tahun 1586 menjadi orang pertama yang mendeskripsikan Ulkus
Ulkus Duodonal secara autopsi. Pada tahun 1737 , Morgagni juga menyebutkan
kondisi Ulkus pada lambung dan duodenum secara autopsy. (Angel, 2006).
yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun sering kali
dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
Kronik, hal tersebut menggambar tingkat kerusakan pada lapisan mukosa yang
etiologi yang penting, terdapat bukti bahea ini hanya merupakan salah satu dari
3
antara Ulkus Lambung dan Ulkus duodenum, maka pada proses keperawatan ini
Ulkus Peptikum adalah ulkus yang terjadi pada mukosa, sub mukosa dan
Termasuk ini ialah Ulkus (Tukak) yang terdapat pada bagian dari esophagus ,
saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus, lambung,
b. Anatomi Fisiologis
yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus.
4
makanan melewatinya. Fungsi lambung, yaitu sebagai sekresi yang
untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorpsi dan
mengubah makanan yang dicerna, yang pada awalnya dicerna dalam bentuk
mengabsorpsi cairan dan elektrolit (Suddarth & Brunner. 2002. hal. 984).
c. Etiologi
Beberapa teori yang menerangkan tentang tukak peptik, antara lain sebagai
berikut:
Tukak peptik kronia tidak mungkin terjadi lama adanya getah lambung.
2. Golongan darah
belum diketahui dengan benar. Dan hasil penelitian dilaporkan bahwa pada
5
Kerusakan di daerah piepilorus dapat dihubungkan .dengan golongan darah
Berdasarkan pengalaman dari Chusing, erosi akut dan tukak pada esofaghus,
bakterial inflamasi khemis lebih besar dari pada inflamasi bekterial. Tukak
spesifik mikroorganisme.
dengan tukak. Dan sebagai penyebab dari gasthristis sendiri belum jelas.
Tukak yang kronis ialah sebagai dari tukak yang akut .berdasarkan
6
pemeriksaan histology ditemukan perubahan yang nyata dari erosi akut ke
5. Infark
sering ditemukan pada otopsi. Adanya defek pada dinding serta timbulnya
infark, karena asam getah lambung dan dapat pula ditunjukan adanya jaringan
trombosit.
6. Faktor hormonal
8. Herediter
7
9. Berhubungan dengan penyakit lain
a. Hernia diafrakmitika
b. Sirosis hati
terutama pada kaum wanita dengan orang normal. Tukak duodenum pada
c. Penyakit paru-paru
Daya tahan tubuh jaringan dipengaruhi oleh banyaknya suplai darah dan
cepatnya regenerasi.
d. Manifestasi Klinis
Secara umum pasien tukak gaster biasanya mengeluh dispesia. Dispesia adalah
suatu sindroma klinik / kumpulan keluhan, beberapa penyakit saluran cerna seperti,
mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa/terapan, rasa terbakar, rasa penuh
ulu hati dan cepat merasa kenyang. Dispesia secara klinis dibagi atas : 1) Dispesia
akibat gangguan motilitas, 2). Dispesia akibat tukak: 3). Dispesia akibat refluks 4).
8
Pasien tukak peptik memberikan ciri-ciri keluhan seperti nyeri ulu hati, rasa
tidak nyaman/discomfort, disertai muntah. Pada tukak duodeni rasa sakit timbul
waktu pasien merasa lapar, rasa sakit bisa membangunkan pasien tengah malam,
rasa sakit hilang setelah pasien makan dan minu obat antasida. (Hunger pain Food
Relief = HPFR). Rasa sakit tukak gaster yang timbul setelah makan, berbeda dengan
tukak duodeni yang merasa enak setelah makan, rasa sakit gaster sebelah kiri dan
rasa sakit tukak gaster sebelah kanan, garis tengah perut. Rasa sakit bermula pada
satu titik (pointing sign) akhirnya difus bisa menjalar ke punggung. Ini
Walaupun demikian rasa sakit saja tidak dapat menegakkan diagnosis tukak
gaster karena dipepsis nontukak juga gak bisa menimbulkan rasa sakit yang sama,
juga tidak dapat digunakan lokasi sakit sebelah kiri atau kanan tengah perut. Adapun
tukak akibat obat OAINS dan tukak pada usia lanjut/manula biasanya tidak
dan perporasi. Muntah kadang timbul pada tukak peptic disebabkan edema dan
spasme seperti tukak kanal pilorik (obstruksi gastric outlet). Tukak prepilorik dan
tekan abdomen
9
c) Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas dpat menunjukkan adanya
ulkus dan lesi. Melalui endoskopi mukosa dapat secara langsung dilihat dn
e) Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negative
atau antasida dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan
adanya ulkus.
g) Adanya H. Pylori dapat ditemukan dengan biopsy dan histiologi melalui kultur,
meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. Serta tes serologis
e. Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak
dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
10
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1 Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau
rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring
Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong
2 Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan
makanan.
3 Fase usus
menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
11
mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus
dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila
dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan
lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung.
dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi
pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa,
dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa
lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol,
(gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang
tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan
berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel)
12
dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan
duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas.
Kira-kira dari gastrinoma adalah ganas (maligna). Diare dan stiatore(lemak yang
tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat mengalami adenoma
hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah
istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang
terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar,
syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress.
Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada
lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut
ulkus meluas.
Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya.Pola ini khas pada ulserasi stress. Pendapat
lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi mukosa
dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selain itu
jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan
suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus
cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum
terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus,
lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus
stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
13
f. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik, dapat menunjukkan adanya nyeri tekan pada bagian yang
terserang usus
inflamasi, ulkus dan lesi. Melalui endoskopis mukosa dapat secara langsung
g. Penatalaksanaan
2. Penghentian merokok
asam lambung
4. Obat-obatan
5. Intervensi bedah
14
Penatalaksanaan Farmakologis
Dosis terapeutik :
malam hari.
b) ACITRIL (Interbat)
Almunium hidroksida 200 mg, Simetikon 20 mg, Gel 200 mg. Indikasi:
Perhatian: Hati-hati pada kerusakan fungsi ginjal, diet rendah fosfat. Efek
15
absorpasi tetraksilin, Fe, antagonis H2, kuinidin, warfarin. Kemasan: Tablet
dan heartburn pada kehamilan. Dosis: Tukak peptik : 2-4 tablet dapat
makan atau sesuai kebutuhan. Pirosis dan heartburn pada kehamilan : 1-2
tablet sebelum sarapan pagi dan jam setelah makan atau sesuai
h. Komplikasi
a) Intraktibilitas.
16
Komplikasi ulkus peptikum yang paling sering adalah intraktibilitas,
yang berarti bahwa terapi medis telah gagal mengatasi gejala-gejala secaa
adekuat. Pasien dapat tergangu tidurnya oleh nyeri, kehilangan waktu untuk
anjuran pembedahan.
ulkus lambung maupun untuk ulkus duodenum. Ulkus ganas sejak semula
ganas.
b) Perdarahan
(Guyton, 1996).
dan kronik dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Feses dapat positif
dengan darah samara tau mungkin hitam dan seperti ter (melena).
17
menimbulkan syok, dan memerlukan transfuse darah serta pembedahan
darurat.
c) Perporasi
komplikasi ini bertanggung jawab atas sekitar 65% kematian akibat ulkus
duodenum atau lambung karena daerah ini hanya diliputi oleh peritoneum.
bayangan hati dan diafragma. Udara tentu saja masuk rongga peritoneal
d) Obstruksi
peptikum. Obstruksi timbul lebih sering pada pasien ulkus duodenum, tetapi
kadang terjadi pada ulkus lambung terletak dekat dengan sfingter pylorus.
18
Anoreksia mual dan kembung setelah makan merupakan gejala-gejala yang
sering timbul kehilangan berat badan juga sering terjadi. Bila obstruksi
19
BAB III
PEMBAHASAN
a) Pengkajian
1. Identitas klien
Faktor pencetus:
jam setelah makan atau waktu lapar atau saat sedang tidur tengah
20
1) Aktivitas/istirahat
2) Integritas Ego
Depresi, ansietas.
3) Eliminasi
4) Makanan/Cairan
5) Higiene
6) Neurosensori
7) Nyeri/kenyamanan
21
Gejala : Nyeri abdomen, seperti terbakar
8) Keamanan
9) Penyuluhan/Pembelajara
maag, depresi.
b) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : sadar
GCS : E4V5M6
BB : 50 Kg
TB : 165 cm
TD : 120/80 mmHg
ND : 80x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37 oC
c. Kulit
Kelembapan : kering
22
Ada/tidaknya oedema : tidak ada oedema
d. Mata
Trismus :
f. Abdomen
atau tidak
benjolan
23
Pada pemeriksaan abdomen, Nyeri epigastrik.Ini gejala paling
2-3 jam setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Pada
ulkus gastrik, nyeri terjadi dengan segera setelah makan. Nyeri dapat
sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres
24
d) Rencana Asuhan Keperawatan
Keperawatan Hasil
1 1). Nyeri b.d Dalam -secara subjektib -Jelaskan dan bantu -pendekatan dengan
lambung, 24 jam dan nyeri berkurang memberikan pereda relaksasi dan terapi
kerusakan gastrekotom -Skala nyeri 0-1 -lakukan manajemen dalam mengurangi nyeri.
pasca operasi berkurang/h Dapat 1). Istirahatkan pasien akan menurunkan kebutuhan
ilang atau mengidentifikasi pada saat nyeri muncul oksigen yang diperlukan
25
Lingkungan tenang, Panggilan ) dapat
meningkatkan oksigen
perifer.
26
/Ranitidin). meningkatkanpH Lambung
pencegahan lesi.
mempertahankan pH
2 Risiko tinggi Dalam -pasien -Kaji sumber dan Deteksi awal mengenai
hipovolemik 24 jam tidak perbaikan sistem melena dan pemberian intervensi yang
27
normal, dan mempertahankan tekanaan
mengakibatkan menurunnya
hipovolemik.
28
pemberian paket sel dengan banyaknya darah
risiko syok.
sehingga memiliki
kecenderungan menjadi
pada pasien.
melakukan vasokontriksi
29
pembuluh darah lambung dan
diharapkan dapat
menurunkan pendarahan.
intervensi elektrokoagulasi,
30
dilaporkan apabila mendapat asuhan medis.
berkelanjutan.
menghilangkan sumber
duodenum.
3 Resiko Injuri Dalam -TTV dalam -Lakukan perawatan di -menurunkan risiko injuri dan
31
dengan balance cairan dan
elektrolit
(unilateral), ketidakmampuan
intervensi selanjutnya.
32
hemodinamik yang intravena sebagai
pembedahan.
hivopolemia pascabedah.
transudasi cairan ke
33
rehidrasi optimal.
(Shoemarker, 1995).a
mengangkat, mengubah
34
3. Resiko Dalam -jalan napas -Kaji dan monitor jalan Deteksi awal u/ intervensi
ketidakefektifa waktu 2 x bersih dan tidak napas. slnjutnya. Salah- satu cara u/
pascaoperasi. jalan nafas ada bunyi nafas -Beri oksigen 3 Pemenuhan oksigen dapat
tidak efektif.
U/ memperbesar ekspansi
35
contohnya meminta pasien u/
maksimal.
tidak dapat
dikeluarkandengan batuk
efektif.
pagar pengaman.
36
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esophagus, lambung,
diklasifikasikan atas ulkus akut dan ulkus kronik, hal tersebut menggambarkan
tingkat tingkat kerusakan pada lapisan mukosa yang terlibat. (Aziz, 2008).
Penurunan stress dan istirahat, penghentian merokok, modifikasi diet, Air jeruk
yang asam, coca-cola, bir, kopi, tidak mempunyai pengaruh userogenik pada
mukosa lambung tapi dapat menambah sekresi asam lambung, obat-obatan, dan
intervensi bedah.
B. Saran
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa
datang.
37
DAFTAR PUSTAKA
Grace, Pierce & Neil Borley. 2005. At a glance ilmu bedah edisi ketiga.Jakarta
:Erlangga
Mutaqqin, Arif dan Kumala sari. 2011. Gangguan gastrointestinal Aplikasi Asuhan
W. Sutoyo, Aru. 2006. Ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi keempat. Jakarta :Kedokteran
indonesia
https://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum/
38