Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN 2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
salah satu institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pekerjaan umum bekerja berdasarkan beberapa landasan hukum yang
salah satunya merupakan Peraturan mengenai Bangunan Gedung
(Perda BG).
Peraturan daerah (Perda) tentang Bangunan Gedung (BG)
merupakan instrumen yang sangat penting untuk mengendalikan
penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah-daerah. Perda BG
sangat penting dikarenakan pengaturan yang dimuat mengakomodasi
berbagai hal yang bersifat administratif dan teknis dalam
penyelenggaraan Bangunan Gedung sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di Indonesia serta dilengkapi dengan muatan-
muatan lokal yang spesifik untuk setiap daerah.
Peraturan Bangunan Gedung perlu dibuat sebagai peraturan
yang bersifat operasional di setiap daerah, hal ini dijelaskan pada
penjelasan umum UU-BG paragraf terakhir yakni ... Undang-undang
ini mengatur hal-hal yang bersifat pokok dan normatif, sedangkan
ketentuan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undang lainnya,
termasuk Peraturan Daerah, dengan tetap mempertimbangkan
ketentuan dalam undang-undang lain yang terkait dalam
pelaksanaan undang-undang ini.
Perda BG memiliki arti penting bagi penyelenggaraan Bangunan
Gedung di daerah, manfaat yang diperoleh dari Perda BG bagi Pemda
dan Masyarakat dapat dilihat dari berbagai aspek. Implementasi Perda
BG diharapkan sangat berperan penting dalam penerapan aturan dan
tata kelola bangunan gedung dari sudut pandang perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan bangunan gedung.
Oleh karena itu, daerah yang telah memiliki perda BG agar cepat
memiliki perwal/perbup sebagai landasan operasional
penyelenggaraan implementasi IMB, SLF, TABG, dan Pendataan BG,
melakukan workshop pengkaji teknis, TABG, SIMBG, survei pendataan
BG, monev penyelenggaraan BG diseluruh kabupaten/kota yang telah
memiliki perda BG, serta survei audit energi dan air pada BG.

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN PENDAHULUAN 2016

1.2. Maksud dan Tujuan Pendampingan Implementasi Perda BG


Implementasi Peraturan Daerah Bangunan Gedung dapat dilihat
berdasarkan beberapa aspek, yakni :
a. Aspek Teknis
Untuk menjamin Keandalan Bangunan Gedung di daerah,
dalam hal keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.
Sebagai contoh kegagalan konstruksi bangunan dapat
mempengaruhi aspek keselamatan, kondisi pencahayaan dan
penghawaan dapat mempengaruhi aspek kesehatan dan
kenyamanan pada penghuni bangunan, kondisi aksesibilitas yang
mempengaruhi aspek kemudahan sirkulasi & transportasi pada
bangunan.
b. Aspek Administratif
Untuk menjamin tertib penyelenggaraan bangunan gedung,
melalui peraturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat
Laik Fungsi (SLF). Maka untuk mengetahui tingkat
implementasinya dilapangan, diperlukan sebuah pendampingan
sejauh mana keefektifan perda BG. Sebagai contoh bangunan
gedung dibangun tanpa tertib administratif, maka akan terjadi
pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan dan
penyegelan oleh pihak berwajib bahkan pembongkaran.
c. Aspek Yuridis
Amanah dari UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung dan PP Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksana UU Nomor 28 Tahun 2002, Perda BG merupakan
peraturan pelaksana penyelenggaraan bangunan gedung di
daerah. Oleh karenanya menjadi sangat penting dan menjadi
kewajiban bagi daerah untuk memiliki Peraturan Daerah
mengenai Bangunan Gedung.
d. Aspek Kelembagaan
Wujud nyata dari semangat Otonomi Daerah, dimana menurut
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
Pekerjaan Umum (termasuk penyelenggaraan BG) merupakan
urusan konkuren yang bersifat wajib dan merupakan pelayanan
dasar.
e. Aspek Lokalitas
Peraturan penyelenggaraan bangunan yang mengakomodasi
berbagai muatan spesifik lokal setiap daerah sesuai dengan
karakteristik fisik wilayah dan kebencanaan serta kondisi
tradisional dan kearifan lokal.

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
2
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN PENDAHULUAN 2016

f. Aspek Prasyarat Program Cipta Karya


Salah satu readiness CSriteria alokasi APBN Bidang Cipta
Karya, daerah yang sudah memiliki Perda BG menjadi prioritas
dalam alokasi APBN. Khusus Kab./Kota strategis nasional, apabila
hanya memiliki Perda RTRW dan belum memiliki Perda BG maka
masuk dalam Klaster B, sedangkan apabila sudah memiliki Perda
RTRW dan Perda BG maka masuk dalam Klaster A sebagai
prioritas tertinggi untuk dilakukan pendampingan.

1.3. Sasaran Pendampingan Implementasi Perda BG


Sasaran Pendampingan Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG)
dan pendataan BG ini yakni:
a. Terwujudnya pemahaman tentang business process dari IMB, SLF,
TABG, dan pendataan bangunan gedung oleh KI TABG, pengkaji
teknis, pendataan BG, Monev Perda BG, dan penyusun
perbup/perwal
b. Terwujudnya koordinasi intensif antara Konsultan Koordinator
Pusat dan Konsultan Individu tenaga pengkaji teknis, pendataan
bangunan gedung, dan TABG mengenai penyelenggaraan
implementasi IMB, SLF, TABG, dan pendataan Bangunan Gedung.
c. Terlaksananya kegiatan pelatihan dan pendampingan calon TABG
d. Terlaksananya kegiatan pelatihan dan pendampingan calon
pengkaji teknis
e. Terpilihnya tenaga TABG dan pengkaji teknis untuk
kabupaten/kota

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan Tenaga Ahli Pendampingan


Implementasi Perda BG (IMB, SLF, TABG) dan Pendataan
Bangunan Gedung
Berikut ini merupakan ruang lingkup kegiatan Tenaga Ahli
Pendampingan Implementasi Perda BG :
a. Membantu tim swakelola dalam melakukan koordinasi dengan
pemerintah kabupaten/kota
b. Membantu tim swakelola dalam memberikan pemahaman
kepada KI TABG, pengkaji teknis, pendataan BG, Monev Perda
BG, dan penyusun perbup/perwal tentang bussines process dari
IMB, SLF, TABG, dan pendataan bangunan gedung
c. Membantu Tim Swakelola dalam melakukan kajian substansial
dan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan IMB,
SLF, TABG, dan pendataan BG di daerah

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
3
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN PENDAHULUAN 2016

d. Membantu Tim Swakelola dalam menyusun laporan dan


produk yang akan dikeluarkan.

1.5. Pemahaman Penyelenggaraan Bangunan Gedung


Penyelenggaraan Bangunan gedung di Indonesia dapat dipahami
berdasarkan beberapa penjelasan di bawah ini:
a. Skema Umum Penyelenggaraan BG di Indonesia
Secara umum, penyelenggaraan Bangunan Gedung dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembangunan, terdiri dari :


a) Perencanaan Pembangunan, yang dilengkapi dengan
dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
dilanjutkan dengan Pendataan
b) Pelaksanaan Konstruksi, yang dilengkapi dengan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF).
2) Pemanfaatan,yang didukung dengan kegiatan Kajian Teknis
3) Pelestarian, yang didukung dengan kegiatan Kajian Teknis
4) Pembongkaran, yang didahului dengan dokumen Rencana
Teknis Pembongkaran (RTB).

Gambar 1.1. Skema Umum Penyelenggaraan Bangunan Gedung

b. Alur Penyelenggaraan BG pada Umumnya


Berdasarkan skema umum di atas, maka secara detail siklus
penyelenggaraan Bangunan Gedung berdasarkan peraturan
perundang-undangan di Indonesia dapat dilihat dari gambar
berikut :

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
4
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN PENDAHULUAN 2016

Gambar 1.2. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Umumnya

Pada gambar di atas, terlihat alur yang sangat detil dan lebih
komprehensif. Pada skema ini, dilihat bahwa penyelenggaraan
Bangunan Gedung dilaksanakan dengan mengacu pada UU,
Peraturan, pedoman, Standar Teknis dan Perda BG. Selain itu juga,
dapat dilihat setiap tahapan penyelenggaraan bangunan gedung
dapat dilaksanakan dengan melibatkan penyedia jasa (pihak
ketiga).
Selain itu, hal yang berbeda dapat dilihat pada tahap
perencanaan setiap Bangunan Gedung yang direncanakan harus
mengacu pada RTRW, RDTR dan RTBL serta kelengkapan AMDAL
dan Persetujuan/Rekomendasi Instansi lain untuk fungsi tertentu.

c. Alur Penyelenggaraan BG tertentu


Bangunan Gedung tertentu adalah bangunan gedung yang
digunakan untuk kepentingan umum dan bangunan gedung
dengan fungsi khusus, yang dalam pembangunan dan/atau
pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus dan/atau
memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak
penting terhadap masyarakat dan lingkungannya (PP Nomor 36
Tahun 2005).
Berdasarkan pengertian tersebut, bangunan gedung yang
cenderung memiliki kompleksitas tertentu membutuhkan
pengelolaan secara khusus yang berbeda dengan bangunan
gedung pada umumnya. Oleh karena itu membutuhkan alur

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
5
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN PENDAHULUAN 2016

penyelenggaraan bangunan gedung yang lebih detil yakni sebagai


berikut :

Gambar 1.3. Skema Penyelenggaraan Bangunan Gedung Tertentu

- KONSULTAN INDIVIDU ARSITEKTUR PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
6
BANGUNAN GEDUNG Page
-

Anda mungkin juga menyukai