Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN BULAN APRIL 2016

BAB 2
PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PERDA BG

2.1. Letak Geografis


Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang
mempunyai potensi sumber daya alam yang luar biasa dan menjadi
komoditas daerah yang strategis. Daya dukung untuk kelangsungan
komoditas supaya tetap terpelihara keberlangsungannya, maka
dipandang harus ada kesepakatan bersama membangun dengan
wawasan lingkungan (sustainable development care environmental).
Secara geografis wilayah Provinsi Gorontalo berada diantara 0,19
1,15 Lintang Utara dan 121,23 123,43 Bujur Timur.
Berdasarkan administrasi, letak Provinsi Gorontalo dibatasi oleh
beberapa daerah yaitu :
a. Sebelah Utara : Laut Sulawesi
b. Sebelah Selatan : Teluk Tomini
c. Sebelah Timur : Provinsi Sulawesi Utara
d. Sebelah Barat : Provinsi Sulawesi Tengah

Gambar 2.1. Peta Provinsi Gorontalo

Dengan luas wilayah 12.435,00 km2, secara administrasi


pemerintahannya terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (satu) kota.
Luas masing-masing Kabupaten/Kota adalah :
a. Kabupaten Boalemo seluas 1.736,61 km2 (13,97 %)

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
7
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

b. Kabupaten Gorontalo seluas 2.143,48 km2 (17,24 %)


c. Kabupaten Pohuwato seluas 4.455,60 km2 (35,83 %)
d. Kabupaten Bone bolango seluas 1.891,49 km2 (15,21 %)
e. Kabupaten Gorontalo Utara seluas 2.141,86 km2 (17,22%)
f. Kota Gorontalo seluas 65,95 km2 (0,53 %)

2.2. Penyelesaian Peraturan Daerah Bangunan Gedung


Jumlah daerah yang telah menetapkan Perda BG di Indonesia
hingga bulan Mei 2016 sudah mencapai 375 Kab./Kota, Berikut grafik
2.2 yang menunjukkan perkembangan penyelesaian Perda BG hingga
bulan Juli Tahun 2015 :

Gambar 2.2. Grafik Perkembangan Penyelesaian Perda BG Nasional dalam


kurun waktu dua dasawarsa
(Sumber : http://www.perdabg.com/perda_bg/perkembangan)

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
8
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

Tabel 2.1. Perkembangan Perda BG hingga April 2016

Sumber : http://www.perdabg.com/perda_bg/perkembangan

Pada tahun 2013, Dirjen Cipta Karya telah menetapkan target


penyelesaian Perda BG seluruh Indonesia sebanyak 503 daerah, dapat
diselesaikan pada tahun 2015. Selanjutnya berdasarkan dinamika pemekaran
Kab./Kota yang ada di Indonesia, maka jumlah daerah di Indonesia sudah
berkembang dari 503 menjadi 513. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi
dan memfasilitasi daerah pemekaran baru maka penyelesaian Perda BG
ditargetkan dapat diselesaikan hingga tahun 2017.

2.3. Konsepsi Pemahaman Implementasi Perda BG


Konsepsi pemahaman implementasi peraturan daerah Bangunan Gedung
dapat dilihat dari pemahaman terhadap IMB, SLF, TABG dan Pendataan
Bangunan Gedung. Masing-masing komponen memiliki keterkaitan satu
dengan lainnya. Berikut merupakan penjelasannya :
a. Pemahaman IMB
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah dan oleh Pemerintah Pusat atau pemerintah provinsi

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
9
BANGUNAN GEDUNG Page
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

untuk bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik bangunan gedung


untuk kegiatan yang meliputi :
1) Pembangunan bangunan gedung baru, dan/atau prasarana
bangunan gedung;
2) Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana
bangunan gedung, meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,
perluasan/pengurangan;
3) Pelestarian/pemugaran.
Proses penerbitan IMB, pemerintah daerah, Pemerintah Pusat,
pemerintah provinsi melaksanakan dengan pelayanan prima serta
mengendalikan penerapan persyaratan administratif dan teknis yang
telah ditetapkan dalam rencana teknis. Proses penerbitan IMB dapat
dilihat pada gambar 2.3 berikut :

Gambar 2.3. Skema Proses Penerbitan IMB

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
0
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

Gambar 2.4. Skema Pemeriksanaan Dokumen Rencana Teknis

Proses penerbitan IMB berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1. Pengambilan Keterangan Rencana Kabupaten/Kota oleh pemohon di
kantor pemerintah daerah. Pada saat pengambilan KRK, pemohon
menandatangani Surat Penyataan yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah bahwa akan menggunakan penyedia jasa yang memiliki
sertifikat keahlian dalam pembuatan Dokumen Rencana Teknis
(sesuai ketentuan Jasa Konstruksi).
2. Pengurusan SIPPT atau dokumen sejenisnya oleh pemohon/pemilik,
untuk luas tanah tertentu sesuai ketentuan daerah.
3. Penerbitan SIPPT atau dokumen sejenisnya yang ditandatangani oleh
bupati/walikota atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya.
4. Pengurusan dokumen lain yang disyaratkan seperti Amdal, UKL/UPL,
Andalalin, dan/atau rekomendasi teknis dari instansi teknis sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan terkait.
5. Pembuatan dokumen rencana teknis oleh pemohon/pemilik, dengan
dibantu oleh penyedia jasa yang memiliki sertifikat keahlian
perencanaan (perseorangan atau badan hukum) sesuai ketentuan Jasa
Konstruksi.
6. Pengajuan Surat Permohonan IMB dengan kelengkapan dokumen
administratif, dokumen rencana teknis dan dokumen lain yang
disyaratkan.
7. Pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen administratif dan
dokumen rencana teknis oleh aparatur teknis pemerintah daerah.
- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
1
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

8. Dalam hal dokumen administratif dan/atau dokumen rencana teknis


yang belum memenuhi persyaratan dikembalikan kepada pemohon
untuk dilengkapi/ diperbaiki.
9. Penetapan besarnya retribusi IMB setelah dokumen administratif dan
rencana teknis memenuhi persyaratan.
10. Pembayaran retribusi IMB melalui lembaga keuangan yang sah.
11. Penyerahan bukti pembayaran retribusi kepada pemerintah daerah.
12. Penerbitan IMB sebagai pengesahan dokumen rencana teknis untuk
dapat memulai pelaksanaan konstruksi.
13. Penerimaan dokumen IMB oleh pemohon.

Pengurusan permohonan IMB dapat dilakukan oleh pemohon sendiri


atau dapat menunjuk penanggung jawab perencanaan selaku pelaksana
pengurusan permohonan IMB yang resmi dengan surat kuasa bermaterai
yang cukup. Dalam hal penerbitan IMB, harus memungut retribusi untuk
sebagian atau sama dengan biaya kegiatan operasional proses, besarnya
harus sesuai dengan penghitungan berdasarkan tingkat penggunaan jasa
pelayanan perizinan dan mempertimbangkan tingkat kemampuan
masyarakat setempat. Adapun jenis kegiatan yang dikenakan retribusi
IMB ialah :
1) Pembangunan baru;
2) rehabilitasi/renovasi meliputi perbaikan/perawatan, perubahan,
perluasan/pengurangan;
3) pelestarian/pemugaran.
Objek yang dikenakan retribusi IMB adalah kegiatan pemkerintah
daerah dalam rangka pembinaan melalui pemberian izin untuk biaya
pengendalian penyelenggaraan yang meliputi pengecekan, oengukuran
lokasi, pemetaan, pemeriksaan dan penatausahaan pada bangunan gedung
dan prasarana bangunan gedung.
b. Pemahaman SLF
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah sertifikat yang diberikan oleh
pemerintah daerah, Pemerintah Pusat dan pemerintah provinsi untuk
bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan
gedung apabila kondisi bangunan gedung yang bersangkutan memenuhi
persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi
bangunan gedung yang ditetapkan.
Pemerintah daerah menerbitkan SLF terhadap bangunan gedung yang
telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan kelaikan fungsi
berdasarkan hasil pemeriksanaan kelaikan fungsi bangunan gedung, sebagai

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
2
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

syarat untuk dapat dimanfaatkan. Masa berlaku SLF memiliki ketentuan


sebagai berikut :
1) Untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal sederhana
dan rumah deret sederhana tidak dibatasi (tidak ada ketentuan
untuk perpanjangan SLF)
2) Untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tunggal dan rumah
deret sampai dengan 2 (dua) lantai ditetapkan dalam jangka waktu
20 (dua puluh) tahun
3) Untuk bangunan gedung hunian rumah tinggal tidak sederhana,
bangunan gedung lainnya pada umumnya dan bangunan gedung
tertentu ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Penerbitan SLF Bangunan Gedung dan perpanjangan SLF Bangunan
Gedung diperoleh atas dasar :
1) Permintaan pemilik/pengguna bangunan gedung
2) Adanya perubahan fungsi, perubahan beban atau perubahan bentuk
bangunan gedung
3) Adanya kerusakan bangunan gedung akibat bencana seperti gempa
bumi, tsunami, kebakaran dan/atau bencana lainnya
4) Adanya laporan masyarakat terhadap bangunan gedung yang
diindikasikan membahayakan keselamatan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Dokumen yang ada saat pengurusan SLF Bangunan Gedung antara lain
meliputi :
1) Sertifikat
2) Lampiran-lampiran yang terdiri atas :
a) Lembar Pencatatan Data Tanggal Penerbitan SLF Bangunan
Gedung dan Perpanjangan SLF Bangunan Gedung
b) Lembar gambar Block Plan/Site Plan
c) Lembar Daftar Kelengkapan Dokumen untuk Perpanjangan SLF
Bangunan Gedung
Pemberian SLF bangunan gedung dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip pelayanan prima dan tanpa dipungut biaya, SLF bangunan
gedung diberikan atas dasar permintaan pemilik untuk selurh atau
sebagian bangunan gedung sesuai dengan hasil pemeriksaan kelaikan
fungsi bangunan gedung. Proses penerbitan SLF-1 dapat dilihat pada
gambar berikut :

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
3
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

Gambar 2.5. Skema Proses Tahapan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Gedung

Gambar 2.6. Skema Proses Penerbitan SLF-1

Proses penerbitan IMB berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan


sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah menerbitkan IMB dan diterima oleh
pemohon/pemilik bangunan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi.
2. Pengisian lembaran permohonan pelaksanaan bangunan oleh
pemilik bangunan gedung untuk memulai pembangunan, yang berisi
keterangan mengenai:

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
4
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

a. Nama dan Alamat;


b. Nomor IMB;
c. Lokasi Bangunan;
d. Pelaksana atau penanggung jawab pembangunan.
3. Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung mulai dilakukan oleh
pemilik bangunan gedung menggunakan jasa pelaksana konstruksi
dengan diketahui oleh pemerintah daerah.
4. Pengawasan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung dilakukan
oleh penyedia jasa pengawas pelaksanaan konstruksi atau MK.
Pengawas atau MK bertanggung jawab memeriksa dokumen
pelaksanaan dan keterlaksanaan konstruksi sesuai gambar
pelaksanaan (shop drawings).
5. Pemeriksaan hasil akhir pekerjaaan konstruksi dilakukan oleh
pengawas atau MK yang meliputi pemeriksaan hasil akhir pekerjaaan
konstruksi (termasuk tes kualitas bahan dan struktur), gambar
terbangun (as built drawings), pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan (bangunan, mekanikal dan elektrikal) serta dokumen
penyerahan hasil pekerjaan, termasuk hasil testing & commissioning
dari instansi teknis yang berwenang sesuai peraturan perundang-
undangan.
6. Pembuatan Surat Penyataan Kelaikan Fungsi oleh pengawas atau MK
berdasarkan hasil pemeriksaan akhir pekerjaaan konstruksi.
7. Permohonan penerbitan Sertifikat Laik Fungsi dilakukan oleh
pemilik bangunan gedung kepada pemerintah daerah dengan
dilengkapi Surat Penyataan Kelaikan Fungsi.
8. Aparatur teknis dari instansi teknis dapat melakukan Pemeriksaan
Kelaikan Fungsi pada bangunan gedung yang sudah selesai dibangun
secara visual (walk through).
9. Dalam hal hasil Pemeriksaan Kelaikan Fungsi belum memenuhi
persyaratan kelaikan fungsi, maka pemilik bangunan gedung
melakukan perbaikan sesuai rekomendasi yang diberikan.
Pemenuhan kelaikan fungsi disesuaikan dengan Permen PU No.
16/PRT/M/ 2010 tentang Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung.
10. Penerbitan SLF dilakukan oleh pemerintah daerah setelah bangunan
gedung dinyatakan laik fungsi.
11. Penerimaan dokumen SLF oleh pemilik bangunan gedung.

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
5
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

Gambar 2.7. Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung

Gambar 2.8. Tata Cara Perpanjangan SLF

c.
Pemahaman TABG
Tim Ahli Bangunan Gedung adalah tim yang terdiri dari para ahli yang
terkait dengan penyelenggaraan bangunan gedung untuk memberikan
pertimbangan teknis dalam proses penelitian dokumen rencana teknis
dengan masa penugasan terbatas, dan juga untuk memberikan masukan
dalam penyelesaian masalah penyelenggaraan bangunan gedung tertentu

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
6
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

yang susunan anggotanya ditunjuk secara kasus per-kasus disesuaikan


dengan kompleksitas bangunan gedung tertentu tersebut.
TABG dibentuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah Perda BG dinyatakan berlaku. Susunan
TABG yakni sebagai berikut :
1) Pengarah
2) Ketua
3) Wakil Ketua
4) Sekretaris
5) Anggota
Keanggotaan TABG dapat terdiri dari penggabungan beberapa unsur yang
ada dalam masyarakat, yakni :
1) Asosiasi Profesi
2) Masyarakat ahli di luar disiplin Bangunan Gedung termasuk
Masyarakat Adat
3) Perguruan Tinggi
4) Instansi Pemerintah daerah.
Keanggotaan TABG tidak bersifat tetap, setiap unsur diwakili oleh 1 (satu)
orang sebagai anggota. Nama-nama anggota TABG diusulkan oleh asosiasi
profesi, Perguruan Tinggi dan masyarakat adat yang disimpan dalam basis
data daftar anggota TABG. TABG memiliki TUPOKSI (Tugas Pokok dan
Fungsi) sebagai berikut :
1) Tugas Pokok :
a) Memberikan pertimbangan teknis berupa nasehat, pendapat
dan pertimbangan profesional pada pengesahan rencana teknis
Bangunan Gedung untuk kepentingan umum
b) Memberikan masukan tentang program dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi instansi yang terkait.
2) Fungsi :
a) Pengkajian dokumen rencana teknis yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang
b) Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan tata bangunan
c) Pengkajian dokumen rencana teknis berdasarkan ketentuan
tentang persyaratan Keandalan Bangunan Gedung.

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
7
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

Gambar 2.9. Tata Cara Pengesahan Rencana Teknis Bangunan


Gedung untuk Kepentingan Umum

Dalam melaksanakan tugas untuk terwujudnya bangunan gedung


yang fungsional, andal, dan efisien, serta sesuai dengan kondisi sosial
budaya masyarakat, dengan dituntun hati nurani yang dalam, anggota
tim ahli bangunan gedung berjanji :
1. melaksanakan tugas secara profesional dengan keilmuan yang
didasari ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial, budaya, dan
ekonomi, serta menghargai Kearifan Lokal ;
2. melaksanakan tugas secara independen, objektif, dan tanpa terdapat
konflik kepentingan, dan
3. melayani masyarakat senantiasa terbuka dan mempertanggung
jawabkan hasil kerja.

d. Pemahaman Pendataan Bangunan Gedung


Pendataan Bangunan gedung adalah kegiatan pengumpulan data suatu
Bangunan Gedung oleh pemerintah daerah yang dilakukan secara bersama
- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
8
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

dengan proses IMB, proses SLF dan pembongkaran Bangunan Gedung serta
mendata dan mendaftarkan Bangunan Gedung yang telah ada.
Pemutakhiran data dilakukan secara aktif oleh pemerintah daerah
dengan dilakukannya pendataan secara periodik yaitu :
1) Secara berkala setiap 5 tahun untuk BG non hunian
2) Secara berkala setiap 10 tahun untuk BG hunian (oleh dinas teknis)
3) Pada masa peralihan 1 tahun sejak Permen PU tentang Pedoman
Teknis Pendataan Bangunan Gedung dilaksanakan.
Hasil pendataan Bangunan Gedung dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah Daerah maupun masyarakat melalui suatu sistem informasi
Bangunan Gedung, antara lain :
1) Menemukan fakta kepemilikan, penggunaan, pemanfaatan serta
riwayat Bangunan Gedung dan tanah termasuk kesesuaian antara
penggunaan Bangunan Gedung dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)nya
2) Mengetahui informasi/perkembangan mengenai proses
penyelenggaraan Bangunan Gedung yang sedang berjalan (seperti
IMB, SLF dan/atau perpanjangan SLF)
3) Mengetahui kekayaan aset negara dan pendapatan
Pemerintah/pemerintah daerah
4) Keperluan perencanaan dan pengembangan tata ruang wilayahnya
5) Mengetahui batas waktu masa berlakunya suatu perizinan (IMB dan
SLF).

2.4. Status Perda Bangunan Gedung di Kab./Kota se Provinsi


Gorontalo
Kabupaten/Kota yang ada hingga akhir April 2016 di Provinsi Gorontalo
yang telah memiliki Perda BG sebanyak 4 (dua) kabupaten dan 1 (satu) kota,
yaitu Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo, dan
Kabupaten Bone Bolango, dan Kota Gorontalo. Sedangkan 1 (tiga) kabupaten
lainnya Kabupaten Gorontalo Utara) masih dalam proses pendampingan dan
penyusunan Perda BG.

Tabel 2.2 Status dan Nomor Perda Bangunan Gedung se-Provinsi Gorontalo
No Kabupaten/Kota Nomor Perda Keterangan
BG
1 Kota Gorontalo No. 12/2005 Ada
2 Kabupaten Gorontalo No. 4 /2016 Ada
3 Kabupaten Bone Bolango No. 17/2015 Ada

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
1
BANGUNAN GEDUNG Page
9
-
LAPORAN BULAN APRIL 2016

4 Kabupaten Gorontalo Utara - Sementara


Pembahasan
5 Kabupaten Boalemo No. 8/2014 Ada
6 Kabupaten Pohuwato No. 7/2015 Ada
Sumber : http://www.perdabg.com/perda_bg/perkembangan

2.5. Permasalahan Penyelesaian Perda Bangunan Gedung di


Kab./Kota se Provinsi Gorontalo
Masih terdapatnya satu kabupaten di provinsi Gorontalo yang
belum memiliki/menyelesaikan penyusunan Perda BG disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Draft/naskah ranperda yang telah disusun belum disetujui oleh
DPRD Kabupaten yang bersangkutan
b. Masih alotnya pembahasan di DPRD dan menunggu pengesahan

2.6. Target Penyelesaian Perda Bangunan Gedung di Kab./Kota se


Provinsi Gorontalo
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka
dilakukan sosialisasi ke seluruh kabupaten/kota se-Provinsi
Gorontalo. Hasil pertemuan/sosialisasi tersebut menekankan
beberapa target/solusi dari permasalahan tersebut yakni :
a. Perlunya pendampingan penyusunan Perda BG dimasukkan
dalam APBD-P Kabupaten yang bersangkutan
b. Perlunya kesiapan kabupaten untuk melakukan fasilitasi
pendampingan penyusunan Perda BG
c. Target penyusunan Perda BG Kabupaten Gorontalo Utara tahun
2016.
d. Untuk draft revisi Perda BG Kota Gorontalo ditargetkan selesaikan
pada tahun 2016.

- KONSULTAN INDIVIDU SIPIL PENDAMPINGAN


IMPLEMENTASI IMB, SLF, TABG, DAN PENDATAAN
2
BANGUNAN GEDUNG Page
0
-

Anda mungkin juga menyukai