Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan Syncope

No. Dokumen:
28/SOP.GIMUL/UPT.PKM.TTR/I/2016
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 2 Januari 2016
Halaman : 1/2

UPT drg.Hj.Chaeriah D, M.Kes


PUSKESMAS NIP.
PEKKABATA

1. Pengertian Syncope disebut pula fainting adalah bentuk neurogenic shock dan disebabkan
oleh cerebral ischemia dan timbul sekunder setelah terdapat vasodilatasi atau suatu
kenaikan volume darah pada peripheral vascular bed disertai suatu penurunan
dalam tekanan darah dengan tanda-tanda :

- Sering dijumpai sebagai komplikasi setelah perlakuan anestesi lokal.


- Tidak selalu diikuti dengan hilangnya kesadaran.
- Merasa mau pingsan.
- Merasa mau muntah.
- Merasa pusing dan ringan pada kepala
- Kulit berubah warna menjadi pucat.
- Berkeringat dingin.
- Tekanan pulsus kecil.
- Kalau terlambat ditangani maka tampak pasien sudah tak sadarkan diri,
pupil mata dilatasi lebar dan kaki penderita menunjukkan kejang-kejang.
Penatalaksanaan Syncope adalah tindakan untuk mengatasi syncope
2. Tujuan Sebagai acuan kerja melakukan tindakan pertolongan pertama untuk pasien
dengan syncope di puskesmas.
3. Kebijakan Keputusan Pemimpin UPT Puskesmas Pekkabata Nomor. 07.11/SK/UPT-
.PKM.PKBT/I/2016 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi 1. Standar Pelayanan Profesional Kedokteran Gigi Indonesia, Depkes RI.
Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi tahun 1992.
2. Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Eliastarn M., dkk, 1998, Penuntun Kedaruratan Medis, EGC, Jakarta.
5. Prosedur 1. Alat :
a. Formulir Rujukan
b. Buku Rekam Medik.
c. Buku Register.
d. Formulir Resep
e. Formulir Keterangan sakit
2. Bahan :
a. povidon iodine 10%
b. anestetikum topikal (Chlor Ethyl)
c. kapas kasa
d. obat oral

6. Langkah A. Penanganan tindakan syncope :


langkah 1. Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala dengan
cara :
- merebahkan sandaran punggung kursi gigi ke belakang, dan dalam
keadaan pasien berbaring di kursi gigi, petugas mengangkat kaki pasien
sehingga kepala penderita lebih rendah dari kakinya, atau bila sandaran
kursi gigi tidak bisa direbahkan maka dilakukan dengan cara;
- mendorong kepala pasien ke muka sewaktu masih pada posisi duduk
hingga badan terbungkuk sampai kepala pasien berada pada posisi
antara kedua kakinya yang terbuka lebar, dan dengan berat badan
petugas tindihlah badan pasien beberapa lama pada posisi tertunduk ini.
2. Pakaian penderita yang terlalu ketat dilonggarkan.
3. Petugas memberikan aplikasi air dingin pada muka penderita.
4. Petugas meneteskan alkohol 70% (sebagai pengganti ammonia aromatic)
dengan tiba-tiba pada lubang hidung.
5. Apabila kondisi penderita melanjut menjadi pingsan, petugas memberikan
O2 dengan kecepatan aliran 2-4 liter/menit.dan obat vasopressor (misal
epinephrine).
6. Pertahankan kedudukan penderita dengan posisi terlentang sampai
penderita benar-benar siuman.
7. Perhatikan terus pulsus penderita, pernafasannya dan ukur tekanan darah
secara periodik.
B. Mencatat tindakan perawatan pada buku Rekam Medik dan Register.

7. Unit Terkait 1. Poli Gigi


2. Laboratorium
3. Unit Farmasi

Anda mungkin juga menyukai