Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN SYNCOPE

NO.DOKUMEN :
NO. REVISI :
SOP TGL. TERBIT :
HALAMAN :

PEMERINTAH KAB.
KEP. SIAU PUSKESMAS
TAGULANDANG ULU
BIARO
Ditetapkan Oleh: Tanda-tangan
Kepala dr. Malinda A. Damopolii
Puskesmas. NIP.19811114 201403 2 001
Ulu
1. Pengertian Syncope disebut juga faiting adalah bentuk neurogenic shock dan
disebabkan oleh cerebral ischemia dan timbul sekunder setelah
terdapat vasodilatasi atau suatu kenaikan volume darah pada perifer
vascular bed disertai suatu penurunan dalam tekanan darah dengan
tanda-tanda :
 Sering dijumpai sebagai komplikasi setelah perlakuan anestesi
local
 Tidak selalu diikuti dengan hilangnya kesadaran
 Merasa mau pingsan
 Merasa mau muntah
 Merasa pusing dan ringan pada kepala
 Kulit berubah warna menjadi pucat
 Berkeringat dingin
 Tekanan pulsus kecil
 Kalau terlambat ditangani maka tampak pasien sudah tidak
sadarkan diri, pupil mata dilatasi lebar dan kaki penderita
menunjukkan kejang-kejang.
Penatalaksanaan syncope adalah tindakan untuk mengatasi syncope.

2. Tujuan Sebagai acuan kerja melakukan tindakan pertolongan pertama untuk


pasien dengan syncope di poli gigi.
3. Kebijakan SK Kepala puskesmas tentang penyelenggaraan pelayanan di poli gigi.

4. Referensi 1. Standar pelayanan professional kedokteran gigi Indonesia, Depkes


RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan
Gigi Tahun 1992.
2. Standar pelayanan medis kedokteran gigi Indonesia Pengurus Besar
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) tahun 1999.
3. Eliastarn M., dkk, 1998, Penuntun Kedaruratan Medis, EGC,
Jakarta
5. Prosedu 1. Petugas membaringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala
r dengan cara :
 Merebahkan sandaran punggung kursi gigi ke belakang, dan
dalam keadaan pasien berbaring di kursi gigi, petugas
mengangkat kaki pasien sehingga kepala penderita lebih rendah
dari kakinya, atau bila sandaran kursi gigi tidak bias direbahkan
maka dilakukan dengan cara ;
 Mendorong kepala pasien ke muka sewaktu masih pada posisi
duduk hingga badan terbungkuk sampai kepala pasien berada
pada posisi antara kedua kakinya yang terbuka lebar, dan
dengan berat badan petugas tindihlah badan pasien beberapa
lama pada posisi tertunduk ini.
2. Petugas melonggarkan pakaian penderita yang terlalu ketat.
3. Petugas mengaplikasikan air dingin ke wajah penderita.
4. Petugas memberikan kapas alcohol 70% (sebagai pengganti
ammonia aromatic).
5. Petugas memberikan O2 dengan kecepatan aliran 2-4 liter/menit
dan obat vasopressor (missal epinephrine) apabila kondisi
penderita melanjut menjadi pingsan.
6. Petugas mempertahan kedudukan penderita dengan posisi
terlentang sampai penderita benar-benar siuman.
7. Petugas memperhatikan terus pulsus penderita, pernafasannya dan
ukur tekanan darah.
6. Unit Poli gigi
terkait

Rekaman Historis perubahan

Tgl.mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai