DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP BEBER
Jl. Jenderal Sudirman No. 53 Desa Beber KM 13 Cirebon Telp. 0232-8895252
Hotline SMS : 087713313312 E-mail: pkmbeber@yahoo.com Situs Web: www.pkmbeber.cirebonkab.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS DTP BEBER
Nomor : 056/SK/KA-PKM.BBR/I/2015
TENTANG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
KEPALA UPT PUSKESMAS DTP BEBER
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Beber
Pada Tanggal : 02 Januari 2015
Kepala UPT Puskesmas DTP Beber,
HAERIA
Pembina
NIP. : 19641213 198803 1 006
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP BEBER
Jl. Jendral Sudirman Desa Beber Cirebon, Telp : 0232-616028
Email : pkmbeber@yahoo.com, Kode Pos 45172
Ditetapkan di : Beber
Pada Tanggal : 02 Januari 2015
Kepala UPT Puskesmas DTP Beber,
D. MELARUTKAN VAKSIN
1. Pelarutan dilakukan bila ada anak yang datang untuk diimunisasi.
2. Pelarut harus berasal dari produsen yang sama dengan vaksin
3. Satu ADS/spuit 10 ml digunakan untuk melarutkan vaksin hanya boleh untuk satu kali penggunaan.
4. Ambilkan vaksin yang belum kadaluarsa dan VVM Kriteria A dan B.
5. Pastikan 10 ml cairan pelarut vaksin terhisap dalam pelarut kemudian baru melakukan
pencampuran dengan vaksin kering campak secara pelan-pelanagar tidak terbentuk gelembung.
6. Vaksin yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan 6 jam untuk campak dan 3 jam untuk BCG.
E. PENYIMPANAN VAKSIN PADA SAAT PELAYANAN DI LAPANGAN
1. Siapkan Vaksin Carier /termos yang dilengkapi dengan termometer COOL PACK (es cair)
sebanyak 4 buah dan dilengkapi busa untuk menstabilkan suhu vaksin. Khusus untuk Pelaksanaan
CRASH PROGRAM CAMPAK / PIN menggunakan COLD PACK (Es padat)
2. Vaksin yang akan digunakan/dibawa ke lapangan VVMnya menunjukkan A atau B
3. Vaksin dimasukkan ke dalam vaksin carrier/termos yang sudah dilengkapi cool pack/cold pack,
tutup dengan busa kemudian ditutup dengan penutup vaksin carrier/termos.
4. Pada saat pelayanan , vaksin yang sedang digunakan diletakan pada busa yang dilubangi, vaksin
yang belum dibuka diletakan di bawah busa (seperti gambar.
5. Vaksin yang sudah digunakan pada pelayanan di luar gedung, tidak boleh digunakan kembali.
F. PEMBERIAN PENYUNTIKAN VAKSIN CAMPAK
Imunisasi campak pada CRASH PROGRAM CAMPAK diberikan pada balita (usia 6 59 bln) tanpa
melihat status imunisasi dan riwayat terkena penyakit campak.
Cara penyuntikan :
1. Lakukan anamnese terhadap balita yang akan diimunisasi
2. Buka tutup torak dan tutup jarum (ADS 0,5 ml)
3. Tusukan jarum tersebut ke vial vaksin. Pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin
(jauh di bawah permukaan cairan vaksin) sehingga todak ada udara yang masuk ke dalam semprit.
4. Tarik torak perlahan-lahan agar cairan vaksin masuk ke dalam semprit, sampai torak terkunci
secara otomatis, torak tidak dapat ditarik lagi.
5. Cabut jarum dari vials keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan
mendorong torak sampai pada skala 0,5 ml.
6. Bersihkan kulit dengan kapas dan air matang, tunggu hinggga kering kemudian suntiukan secara
sub kutan di lengan kiri atas pertengahan m. Doltoideus, dengan memegang lengan seperti mencubit
dengan menggunakan ibu jari dan jari tengah. Kemudian jarum suntik disuntikan dengan sudut 45
derajat terhadap permukaan kulit dengan kedalama jarum tidak lebih dari inchi (lakukan aspirasi
sebelumnya untuk memastikan jarum tidak menembus pembuluh darah).
7. Setelah vaksin masuk, jarum dikeluarkan , kemudian kapas ditekan pada bekas suntikan
LABEL: HEALTH
No : 441/TU-26/III/2015
Yang bertanda tangan di bawah ini ; dokter jaga UPT Puskesmas DTP Beber dengan ini
menerangkan bahwa :
Umur : 55 Tahun
Alamat : Ciawigajah
INFORMED CONSENT ( IC )
1. Pengertian
Informed consent ( IC ) adalah persetujuan tertulis dari pasien terhadap tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap dirinya setelah itu kepada pasien tersebut diberikan penjelasan yang
lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan.
2. Tujuan
Tujuan informed consent itu sendiri adalah dalam rangka menjaga kemungkinan-
kemungkinan yang akan timbul setelah diberikan pelayanan kesehatan dan sebagai keamanan
aspek hukum bagi petugas pelayanan medis, pasien dan keluarganya.
3. Prosedur
Prosedur informed consent adalah sebagai berikut :
a. Setiap pasien yang mendapat pelayanan medis berhak untuk memperoleh atau menolak
pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka walilah yang mengatas namakan keptusan hak
tersebut pada pasien
b. Keputusan pasien atau wali dapat dikemukakan dengan dua cara, yang lazim dikenal dengan
persetujuan yang meliputi :
Persetujuan langsung, berarti pasien atau wali segera menyetujui usulan pengobatan yang
ditawarkan.
Persetujuan secara tak langsung, tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat
atau ketidak mempuan mengingat ancaman terhadap nyawa pasien.
c. Demi menjaga kemungkinan- kemungkinan yang akan timbul maka Rumah Sakit melakukan
dua kali pengambilan persetujuan ( apabila ternyata kemudian ada tindakan khusus), yaitu :
Disaat pasien akan dirawat : penandatanganan dilakukan setelah pasien mendapatkan
penjelasan dari TPPRJ/RI/GD.penanda tanganan persetujuan disini adalah untuk
pemberian persetujuan persetujuan dalam pelaksanaan diagnostic, pelayanan rutin rumah
sakit dan pengobatan medis umum.
Prosedur khusus : sebelum dilakukan suatu tindakan medis diluar prosedur a diatas
misalnya pembedahan.
d. Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan secara jelas.
Dalam hal ini dokter jangan sekali-kali memberi garansi sembuh kepada pasien tetapi
diskusikan dan jelaskan keuntungan dan kerugian sehingga pasien atau wali dapat berfikir dan
menetapkan keputusannya.keputusan ini ini diambil sebagai upaya hubungan kemanusiaan
dan tidak mutlak untuk mengobati pasien.
Jumlah IC yg kurang
Tgl Jumlah IC Keterangan ( No. RM )
lengkap
1 2 3 4
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP BEBER
Jl. Jendral Sudirman Desa Beber Cirebon, Telp : 0232-616028
Email : pkmbeber@yahoo.com, Kode Pos 45172
I. PENDAHULUAN
Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas,
anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di PUSKESMAS. Sedangkan kegunaan rekam medis
secara umum adalah :
1. sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam
memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
2. sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus diberikan kepada
pasien.
3. sebagai bukti tertulis dan terekam atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit
dan pengobatan
4. sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. melindungi kepentingan hukum.
6. menyediakan data-data untuk keperluan penelitian dan pendidikan.
7. sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran.
8. menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan.
Betapa pentingnya tujuan dan kegunaan rekam medis oleh karena itu perlu diadakan informed
consent. Informed consent itu sendiri adalah persetujuan tertulis daro pasien terhadap tindakan
medis yang dilakukan terhadap dirinya setelah itu kepada pasien tersebut diberikan penjelasan
yang lengkap ttentang tindakan medis yang akan dilakukan. Tujuan informed consent itu sendiri
adalah dalam rangka menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul setelah diberikan
pelayanan kesehatan dan sebagai keamanan aspek hukum bagi petugas pelayanan medis, pasien
dan keluarganya. Dari penjelasan diatas maka perlu diadakan evaluasi terhadap informed consent
( IC )
II. METODE
Metode yang digunakan dalam rangka mengevaluasi informed consent ( IC ).adalah sebagai
berikut :
1. Observasi
yaitu cara pengumpulan data dengan jalan meninjau dan menganalisa langsung isi
informed consent. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
2. Wawancara
yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara langsung kepada
Petugas pemberi pelayanan medis dan pasien yang berobat. Adapun pertanyaannya adalah
sebagai berikut :
III. HASIL
Tindak lanjut yang dihasilkan dari kedua metode tersebut dalam rangka evaluasi informed
consent ( IC ) adalah lebih optimalnya penggunaan dan pengisian informed consent ( IC ). Hal ini
dapat dilihat dari tabel dan grafik dibawah ini :
TABEL
Maret 100 94 6
GRAFIK
Informed Consent ( IC )
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
januari februari maret
Tindak lanjut dari hasil evaluasi informed consent ( IC ) maka mengadakan analisis terhadap
factor apa yang melatar belakangi kurangnya optimalisasi penggunaan dan pengisian informed
consent ( IC ). Factor faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Demikian laporan evaluasi dan tindak lanjut informed consent agar dapat digunakan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam optimalisasi informed consent
Koordinator Perawatan
HARI PELAYANAN